webnovel

(11)

"Apa benar ini rumahnya?tapi alamat di datanya sih benar...tapi rumahnya besar sekali.Apa sebenarnya Mark anak orang kaya hanya saja, dia tak mau mengakuinya?kenapa memang?"tutur Yoona saat melihat rumah yang sangat besar sekarang yang ada di hadapannya.Mungkin lebih bisa di katakan mansion sebenarnya daripada rumah.

Yoona memang berniat setelah pulang mengajar, dia akan menjenguk Mark karna entah kenapa perasaannya tak enak.

Yoona tadi sempat harus kembali lagi ke sekolah untuk mencari alamat rumah Mark yang benar karna sebelumnya, dia sempat masuk ke gang kecil yang Mark tunjukkan semalam yang kata Mark rumahnya berada di gang tersebut.Namun yang di dapati Yoona hanya jalan buntu.

Yoona sekarang tahu kalo Mark membohonginya semalam.Entah kenapa mungkin Mark masih belum ingin terbuka dengannya.Yoona pun tak marah dengan Mark.Mungkin Mark memang tak ingin di ketahui dirinya yang sebenarnya oleh orang lain.Namun Yoona jadi harus kembali ke sekolah dan mencari data yang terdapat alamat rumah Mark yang asli agar bisa datang ke rumah aslinya.Dia bahkan sempat tak percaya jika harus masuk ke dalam kompleks elit Seoul.Dimana semua pemilik rumahnya orang-orang yang sangat kaya atau orang-orang penting negara.

Yah, sekarang ia tengah berada di kompleks perumahan elit seoul.Yoona sebenarnya masih tak percaya jika rumah besar dengan halaman yang sangat luas ini adalah rumah Mark.

Yoona masuk ke dalam halaman rumah mewah yang halamannya luas.Anehnya di gerbang utamanya tak di jaga oleh siapapun jadi Yoona bisa masuk ke halaman luas rumah tanpa di berondongi banyak pertanyaan yang biasanya akan di tunjukkan jika berkunjung ke rumah mewah.Mungkin karna rumah ini terletak di perumahan elit yang sudah di beri fasilitas keamanan yang baik jadi penjaga tak di butuhkan lagi oleh pemilik rumah.

Yoona memencet bel yang berada di samping pintu besar, berharap ada orang di dalam karna Yoona rasa rumah besar ini sangat sepi sampai-sampai Yoona harus mengeluarkan suaranya, berharap ada sautan di dalam atau Mark sendiri yang membukakan pintu untuknya.

Sebenarnya pun Yoona takut salah rumah tapi di data sekolah tak akan bisa di bohongi jadi Yoona yakin jika ini rumah Mark yang asli.

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang sekarang ada di hadapan Yoona.Yoona sudah was-was saja jika ia memang benar salah rumah, tapi dia tetap berusaha tenang dan terus meyakinkan dirinya jika ini memang rumah Mark.Lagipun wanita paruh baya yang ada di hadapannya berpakaian seperti pelayan rumah.Yoona yakin, wanita ini pembantu rumah besar Mark.

"Mohon maaf, anda siapa?"tanya wanita paruh baya itu pada Yoona yang malah terdiam saja.

"Ah sebelumnya maaf...Apa ini rumah Mark Lee?"tanya Yoona memastikan.

Wanita paruh baya itu mengangguk"iya, memang ada apa anda mencari tuan muda Mark?"tanyanya balik.

"Ah, Aku guru di sekolah Mark.Hari ini dia tak masuk sekolah jadi aku ingin menjenguknya karna kemarin dia sangat tidak baik.Aku khawatir sekali padanya.Apa dia ada di rumahnya?"jelas Yoona sambil tersenyum ramah.Ia bisa bernapas lega akhirnya karna ternyata ia tak salah rumah.Jujur saja jika Yoona salah rumah di perumahan elit ini, Yoona sedikit malu karna ia juga sebenarnya tak enak sudah main masuk saja walau sebenarnya bukan salah dia karna kan tidak ada penjaga yang menjaga gerbang utamanya jadi Yoona langsung masuk saja.

"sepertinya tuan muda Mark ada di kamarnya.Anda bisa langsung naik ke lantai dua saja untuk memastikan...Karna biasanya tuan muda Mark tak ada"jawab wanita paruh baya itu karna Mark itu memang jarang sekali di rumah dan ia sebagai pembantu yang hanya bertugas di siang hari tak pernah melihat putra sulung keluarga Lee ini, hanya saat hari libur, itupun terkadang juga ia tak melihatnya.Hanya putra kedua keluarga Lee saja lah yang selalu ia lihat dengan sahabat-sahabatnya yang datang berkunjung kerumahnya.

Mark memang jarang sekali di rumah semenjak kematian putri bungsu Lee.

"baiklah saya akan memastikannya dulu.Terimakasih sebelumnya"tutur Yoona sambil membungkukkan badannya tanda 'terimakasih'.

Wanita paruh baya yang bernama Kim ajhuma itu tersenyum membalasnya dan menyuruh guru cantik itu untuk masuk ke dalam rumah keluarga Lee yang sangat besar ini lalu menyuruhnya untuk melihat Mark yang entah ada di kamarnya atau tidak karna Kim ajhuma pun tak melihat tuan muda itu sedari pagi, hanya Jeno yang sekarang tengah pergi dengan sang ayah tadi.

"Apa hanya ada Mark dan bibi saja di rumah?"tanya Yoona yang berjalan beriringan dengan Kim ajhuma, memasuki rumah besar Mark.

Kim ajhuma mengangguk"Iya, tapi bibi hanya sampai sore, setelahnya bibi akan kembali ke rumah.Ayah dan adiknya sedang pergi keluar tadi"jelasnya.Tadi Jeno dan sang ayah pergi entah kemana.

"Jadi Mark punya adik?"batin Yoona.Dia baru tahu lagi fakta Mark yang sebenarnya.Mark benar-benar pintar menutupi siapa dirinya yang sebenarnya,pikirnya.

"Kamarnya di paling kiri pojok kanan ya bu Yoona.Saya harus bersiap-siap untuk pulang.Saya titip tuan muda Mark ya jika ia ada dan saya ada di dapur jika anda membutuhkan sesuatu"jelas Kim ajhuma.

"Iya bi, terimakasih sebelumnya"ucap Yoona.

"Sama-sama"Balas bibi kim.

Yoona mengangguk mengiyakan dan kembali membungkukkan badannya pada bibi Kim yang di balas kembali oleh wanita paruh baya itu.

Kim ajhuma pergi ke dapur sedangkan Yoona menaiki tangga untuk menuju lantai atas dimana kamar Mark berada.Ia harap Mark ada di kamarnya sekarang.Yoona sangat ingin melihat Mark dan memastikannya baik-baik saja.

Yoona melihat ada 3 ruangan di lantai atas yang ia yakini salah satunya adalah kamar Mark.Ia menuju ke ruangan yang paling pojok sebelah kiri seperti apa yang tadi di bilang bibi Kim lalu mengetuk pintunya untuk memastikan pemiliknya ada di dalam kamar.

"Mark, ini ibu Yoona Mark?Kau di dalam?"panggil Yoona.

Berkali-kali ia mengetuk pintu bercat coklat yang di atas pintu tersebut terdapat nama 'Markeu' jadi Yoona yakin ini kamar Mark.

Yoona memengang knop pintu yang membuat pintu tersebut terbuka.Tak di kunci ternyata kamar Mark, ini membuat Yoona langsung masuk saja karna Mark tak menyahutinya.Ia pikir Mark tak ada atau tak mendengarnya tapi Yoona ingin memastikan jika di dalam ada orang atau tidaknya di dalam.

"Ibu masuk yah Mark"tutur Yoona sambil masuk ke dalam kamar Mark yang sangat gelap.

"Mark, kau ada di kamarmu?"Yoona mencari saklar lampu kamar Mark.Kamarnya sangat gelap membuatnya tak bisa melihat keadaan kamar yang menurutnya sangat luas.

Clek

Yoona menyalahkan saklar lampu yang membuat ia bisa melihat kamar yang sedikit berantakan.Yoona berjalan ke tempat tidur besar satu-satunya yang ada di ruangan ini lalu segera duduk di pinggiran ranjang untuk memastikan bahwa yang berada di dalam gundukan selimut tebal itu, murid yang di carinya.

Yoona sedikit menyibakkan selimut tebal dan ia bisa melihat Mark yang wajahnya sangat pucat bahkan ia bisa melihat darah kering di kedua hidung Mark dan juga noda darah di tempat tidurnya.Yoona yakin Mark mimisan."Mark!astaga...badanmu panas.kita ke dokter yah"tutur Yoona saat Yoona meraba kening Mark yang panas.Badan Mark sangat panas ini membuatnya semakin khawatir.

Mark membuka matanya perlahan saat merasakan pergerakan di samping tempat tidurnya

"Bu...Yoo..na,ada..apa?"tanya Mark dengan suara yang serak.Ia tak menyadari jika ada orang yang masuk ke kamarnya tapi untungnya ia sangat mengenali suara yang sekarang berada di samping tempat tidurnya.Bahkan Mark menutup matanya kembali karna rasa pusing dan panas pada tubuhnya membuatnya memilih menutup matanya.Badannya pun benar-benar sangat lemas.

"Badanmu panas, kita kedokter yah?"tawar Yoona lagi.Ia sangat khawatir melihat Mark.Kondisi Mark ternyata lebih buruk dari kemarin.Pantas saja perasaannya tak enak pada Mark bahkan Yoona nekat mencari rumah Mark sampai harus kembali ke sekolah untuk mencari data alamat rumah Mark yang asli.

"Ti...dak u...sah bu, nan...ti juga sem...buh"tolak Mark dengan suara yang sangat pelan.Ia kembali membuka matanya dan menatap sang wali kelas dengan sayu.Ia tidak mau merepotkan guru cantiknya lagi.Sang wali kelas terlalu baik padanya, Mark tak enak.

"Tapi Mark, badanmu sangat panas.Kau bisa step nanti"tutur Yoona sambil membelai rambut coklat Mark yang sedikit berkeringat panas.Dia benar-benar tak tega melihatnya.

"Ti....dak u...sah bu.Bi....ar ayah saja nan....ti"tolak Mark lagi.Tadi dia tak sengaja mendengar suara ayahnya memanggil Jeno untuk turun ke bawah.Ia yakin ayahnya ada di rumah atau sekarang tengah pergi dengan Jeno karena jika ada Yoona, seharusnya ayahnya juga datang ke kamarnya bersama sang wali kelas bukan?

"Yasudah, kita tunggu ayahmu pulang.Sekarang Mark minum obat dulu yah.Mark sudah makan?"tutur Yoona sambil bertanya pada akhirnya.Mungkin nanti saja Mark di bawa periksa oleh ayah atau ibunya saja.Takutnya jika Yoona tetap membawa Mark ke dokter orang tuanya akan mencarinya.

Tapi Yoona bingung, sepertinya kedua orangtua Mark tak mengetahui jika Mark sakit.Sebenarnya apa yang terjadi dengan Mark?

Mark mengeleng pelan sambil kembali menutup matanya.Ia belum makan sedari pagi bahkan malam karna rasa sakit di tubuhnya membuatnya tak bisa bangun dari tidurnya bahkan ia yang semalam kehausan saja harus menahannya sampai sekarang karna tak memungkinkan Mark untuk turun ke lantai bawah dengan keadannya yang seperti ini.Bisa-bisa Mark terjatuh dari tangga karna tak bisa menyeimbangkan tubuhnya yang pusing serta sedang tak enak ini.

"Sebentar yah"Yoona kembali menaikkan selimut tebal Mark agar Mark tak kedinginan walau sebenarnya Mark sedang panas.

Wanita cantik itu turun kembali ke lantai bawah dan menuju ke dapur untuk menemui Kim ajhuma, pelayan rumah Mark.

"Bi, apa ada obat penurun panas?"tanya Yoona pada bibi Kim yang sedang membersihkan dapur.

Bibi Kim menoleh pada Yoona dan segera menghampirinya."Ada...Apa tuan muda Mark sakit?"tanyanya balik dengan wajah yang khawatirnya.Ia merasa bersalah karna sama sekali tak mengetahui jika tuan mudanya sedang sakit karna ia tak boleh ke kamar anak-anak tuannya.Itu sudah peraturannya karna tuan besarnya ingin anak-anaknya membereskan kamarnya sendiri atau tuan besarnya sendiri lah yang membereskan kamar anak-anaknya bahkan kamar putri keluarga Lee yang sudah tak di tempati. lagipun tetap tak di perbolehkan untuk di masuki sekedar membereskannya pun tak boleh jadi kim ajhuma hanya ada di lantai dasar.

"Iya bi, badannya panas.Aku ajak dia ke dokter tapi dia menolak.Katanya menunggu ayahnya pulang saja"jelas Yoona yang membuat Bibi kim terdiam.

Tentu saja dia tahu jika hubungan Mark dengan ayahnya bahkan adiknya sedang tak membaik semenjak nyonya muda meninggal.

Penyebab itulah yang membuat Mark jarang sekali di rumah bahkan jika Mark ada di rumah pun ayah dan adiknya seperti hanya tinggal berdua saja, padahal jelas-jelas Mark ada di lantai atas dengan hanya memperhatikan keduanya yang tengah asik bercanda di depan TV itu membuat bibi Kim ingin sekali memeluk tuan muda Mark yang hanya terdiam di lantai atas.Menatap ayah dan adiknya dengan sendu walau terkadang dia akan tersenyum.Namun senyum kesedihan.

Bibi Kim berharap kebahagian segera menghampiri putra sulung keluarga Lee kembali dan rumah ini akan ramai kembali oleh semua pemiliknya, sama seperti dulu saat masih ada putri bungsu Lee.

"Ah, kalo begitu...iya, biar ayahnya saja yang membawanya.Anda bisa merawatnya dulu selagi tuan besar belum pulang"tutur bibi Kim ajhuma.Tak mungkin kan dia bilang yang sebenarnya pada Yoona padahal tuan mudanya sepertinya juga tak memberi tahu gurunya sama sekali tentang keluarganya jadi ia merasa sama sekali tak berhak membeberkannya pada wanita yang mengaku guru tuan mudanya.

"Tentu saja bi.Ah...aku ingin membuatkan Mark bubur.Dia belum makan"jelas Yoona, ia ingat jika Mark tadi saat di tanya sudah makan apa belum, dia menjawab dengan gelengan pelan.Yoona ingin membuatkan bubur untuknya lagipun Mark sepertinya sangat lemas, itu tak baik pada kondisinya yang tengah sakit.

"Silahkan bu...saya akan mengambilkan kompresan dan obatnya"

Yoona kembali membuka pintu kamar Mark dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat semangkuk bubur, segelas air dan obat-obatan yang akan di minum Mark.Untung saja, bibi Kim tahu tempat penyimpanan obat-obatan keluarga Lee bahkan Yoona juga membawa termometer untuk mengetahui suhu panas Mark karna tadi saja suhu tubuhnya sangat panas.

Wanita cantik itu duduk di pinggiran ranjang tempat tidur Mark.Menaruh nampan yang dia bawa sebelumnya lalu kembali membangunkan Mark yang tertidur"Mark, bangun nak.Ibu sudah membuatkan mu bubur...nanti Mark juga minum obat yah"tutur Yoona, untungnya kali ini Mark dengan mudah bangun, tak seperti tadi.

Mark mengangguk pelan dan mencoba menekan rasa pusingnya.

"Kita check suhu Mark dulu yah, berapa.Mark panas sekali soalnya"Yoona menaruh termometer yang ia bawa di bawah ketiak kanan Mark untuk memastikan suhu tubuhnya.

Mark hanya menuruti saja.Ia rasa memang suhu tubuhnya sangat panas bahkan tadi pagi-pagi saja, Mark kembali mimisan tapi untungnya perutnya tak sesakit semalam walau ia belum meminum obat nya.Lebih tepatnya, belum di belinya.

Mark harus ke dokter kembali untuk memeriksa dirinya lagi yang sepertinya kesehatannya semakin menurun.

Tit

Yoona kembali mengambil termometer yang berada di ketiak kanan Mark.Ia terkejut melihat angkanya.Panas Mark ternyata 40° ini bisa saja membuat Mark kejang jika di biarkan.

"Mark makan dulu yah, biar cepat minum obatnya.Ibu takut Mark kejang nantinya"jelas Yoona sedangkan Mark hanya menatapnya sayu.

Dia tak ada tenaga untuk menjawab lagi ucapan Yoona.

"Mark tiduran saja yah makannnya"Yoona mulai menyuapi Mark dengan Mark yang berbaring di tempat tidurnya.Sepertinya Mark sangat pusing sekali karna dia saja makan sangat pelan sembari menutup matanya, tapi Yoona sama sekali tak mempersalahkannya selagi Mark mau makan.

Mark menggelengkan kepalanya, menolak suapan ke-4 buburnya"ini baru 3 suapan loh Mark"tutur Yoona.Mark baru saja makan sedikit tapi dia sudah menolaknya.

"Mu...Al"ucap Mark yang bersusah payah berbicara agar tak kembali mengeluarkan bubur yang baru saja di makannya.Mark tak mau merepotkan Yoona karna dia muntah nantinya.

Yoona mengalah.Ia menaruh mangkuk bubur di nampan kembali.Ia membantu Mark untuk duduk di sandaran ranjangnya.Yoona rasa panas Mark semakin naik karna baju yang di gunakannya semakin basah oleh keringatnya.

Yoona baru menyadari jika Mark tak menganti seragam baju sekolahnya.Mark masih memakai seragam sekolahnya, padahal seragam sekolahnya ini kotor bahkan sedikit robek. Ingin menganti pakaiannya tapi melihat Mark yang sangat lemas membuatnya mengurungkan niatannya jadi Yoona hanya membuka sebagian kancing baju seragam Mark agar bisa mengelap keringatnya.

"Minum pelan-pelan Mark"titah Yoona sambil membantu Mark minum obatnya agar panasnya bisa turun.

Yoona kembali membaringkan Mark perlahan setelah dia meminum obatnya.Ia kembali mengelap tubuh Mark yang kembali di penuhi keringat lalu kembali menaikkan selimut tebal Mark hingga sebatas dagunya.

"Mark tidur lagi yah"perintah Yoona yang di angguki pelan oleh Mark yang sudah memejamkan matanya.

Yoona keluar dari kamar Mark sambil kembali membawa nampan.Ia kembali lagi ke dalam kamar Mark yang kini membawa baskom berisikan air hangat dan handuk kecil untuk mengompres Mark juga beberapa salep obat, kain kasa dan kapas untuk mengobati luka-luka Mark yang kemarin anak lelaki itu dapatkan.

Dengan perlahan, ia duduk di pinggiran ranjang Mark, takut membangunkan Mark yang sudah tertidur pulas kembali.Mark benar-benar tak terganggu tidurnya.Mungkin dia sangat lelah,pikir Yoona.

Yoona mengantikan kapas yang menempel di dahi Mark.Kemarin dahinya juga mengeluarkan darah.

Dengan perlahan, ia membersihkan kembali lukanya yang masih basah, takut Mark bangun dari tidurnya karna merasakan sakit akibat ia yang tengah mengobati lukanya.

Ia juga memberi obat salep pada bagian tubuhnya yang biru bahkan Yoona kembali menyibakkan selimut tebal Mark, membuka semua kancing seragam Mark untuk melihat luka biru yang berada di perutnya.

Benar, ternyata perut Mark masih membiru, ia segera memberi salep pada perutnya Mark juga beberapa bagian tubuhnya yang terluka.Yoona yakin itu sangat sakit untuk Mark.

Yoona kembali mengancingkan sebagian baju Mark.Menyelimuti tubuh kecil muridnya dengan selimut tebalnya agar Mark tidur nyaman.

Ia memeras handuk kecil yang di bawanya lalu menaruhnya di kening Mark, berharap panas Mark cepat turun.

"Cepat sembuh Mark.Kau murid ibu yang kuat.Entah kenapa aku sangat ingin memperhatikan dan ingin dekat denganmu.Kau anak yang baik, tak seharusnya di perlukan seperti kemarin.Kau tak pantas menerimanya.Ibu janji akan mencari pelaku yang membuatmu seperti ini Mark, cepat sembuh"tutur Yoona tulus dengan ia yang mengusap rambut Mark yang basah akibat keringat.

Ia ingin menemani Mark sampai orangtuanya kembali pulang kerumah sambil memastikan panasnya turun.