webnovel

(10)

Bon-Hwa mengepalkan tangannya.Ia dan teman-temannya kini sedang berada di tempat biasa ia kumpul dan tempat biasa ia menindas anak-anak yang lebih lemah darinya.

Anak berseragam sekolah yang sedikit berantakan itu dengan kencang menendang kotak yang ada di hadapannya untuk menumpahkan emosinya yang ingin meledak.

Teman-temannya juga sama dengannya, tengah menahan emosi mereka karna mereka baru saja di hukum sebab tidak mengerjakan tugas-tugas yang sudah di berikan 1 minggu yang lalu.

"Sial! si Mark Lee itu tak masuk bahkan tugas kita tak di kerjakan olehnya!-

-jika dia masuk sekolah nanti, habisi dia lagi!"serunya pada teman-temannya yang langsung mengangguk mengiyakan.

Mereka semua jadi harus di hukum karna Mark yang kemarin mereka suruh mengerjakan tugas mereka semua tak masuk sekolah, padahal hari ini tugas itu sudah harus di kumpulkan.Mereka rasa Mark ingin kembali mencari gara-gara dengan mereka, padahal kemarin mereka semua sudah menghabisinya.

Bon Hwa pikir, Mark ingin merasakan pukulan dan tendangannya lagi.Dia bahkan berpikir, Mark ingin lebih dari itu bahkan dirinya pun sebenarnya belum puas menghabisi si anak anti sosial itu.

Tanpa di ketahui Bon-Hwa dan teman-temannya, seseorang mengepalkan tangannya kesal.Dia tanpa banyak ba-bi-bu lagi, langsung menghampiri Bon-Hwa dan teman-temannya yang sekarang tengah menertawakan saudaranya yang sekarang tengah dia jauhi"Jadi kalian yang memukuli Mark Lee?".

Jeno menatap sengit Bon-Hwa dan teman-temannya.Entah kenapa emosinya langsung terpancing saat mendengar nama sang kakak di rundung dan di ejek oleh orang asing.

Jadi mereka yang menyebabkan kakaknya pulang dengan sangat berantakan juga luka-luka yang menghiasi wajahnya sampai-sampai baju seragam yang di gunakannya pun sobek dan kotor dan karna mereka juga lah yang membuat hari ini sang kakak tak masuk sekolah.Pantas saja, hari ini Jeno tak mendapatkan kakaknya menuruni anak tangga pagi tadi.

Kalian bertanya-tanya kenapa Jeno bisa bertemu dengan Bon Hwa kan?

Tadi Jeno bilang pada Haechan yang ingin mengintilinya lagi jika dia ingin ke lantai atas untuk menemui kakak kelasnya dan Haechan kali ini tak boleh ikut karna ini masalah ekskul yang Jeno ikuti, padahal itu hanya bualan Jeno saja.

Sebenarnya Jeno ingin melihat kakaknya sekolah atau tidak, karna di pagi hari tadi kakaknya yang biasanya sudah rapi tak ada.Ternyata Jeno tak telat bangun atau kakaknya tak pergi lebih awal karna memang sang kakak tak pergi sekolah hari ini.

Jeno bahkan harus bertanya-tanya pada kakak-kakak kelas yang menyukainya yang sekelas dengan Mark.Menanyakan jika Mark Lee sekolah atau tidak, dan mereka menjawab dengan kompak, 'tidak!'.Bahkan Jeno juga harus membohongi mereka semua karna kakak-kakak kelas yang di tanyainya menanyakan mengapa Jeno bisa mencari si antisosial itu?Fakta yang membuat hati Jeno tiba-tiba kesal dan sedih sendiri mengetahuinya.

Kakaknya bukan anti sosial, dan Jeno tidak suka saat teman-teman sang kakak malah merundung kakaknya yang tak masuk sekolah.

Dan saat Jeno hendak kembali ke kelasnya, dia tak sengaja mendengar percakapan beberapa orang yang akan kembali memukuli kakaknya.Itu membuatnya langsung menghampiri, untuk tahu siapa yang telah membuat kakaknya terluka semalam dan ternyata mereka teman-teman sekelas kakaknya sendiri.

Tentu saja mereka tak berhak memukul seseorang, terlebih kakaknya.

Mereka tak tahu saja jika Mark Lee yang sekarang mereka rundung itu bisa membuat mereka di keluarkan dari sekolah bahkan bisa membuat mereka sengsara nantinya.

"Kau! anak pemilik sekolah bukan?"tanya Bon-Hwa sambil melipat kedua tangannya lalu maju kehadapan Jeno yang ia ketahui bahwa adik kelas yang ada di hadapannya ini adalah anak dari pemilik sekolahnya yang hampir di ketahui oleh seluruh murid-murid disini.

"Kenapa memang?"tanya Jeno balik bahkan Jeno sudah menatapnya datar.Dia paling malas berbasa-basi dengan orang-orang seperti Bon-Hwa ini.

"Ada urusan apa kau dengan si miskin itu?"tanya Bon-Hwa meledek membuat kedua tangan Jeno yang berada di samping tubuhnya semakin mengepal kuat bahkan sampai urat-uratnya pun terlihat jelas.

"Yakk! seenaknya kau mengatakan dia si miskin!"marah Jeno.Walau Jeno masih marah dan kecewa pada sang kakak, tapi jika ada orang yang mengatai sang kakak yang tidak-tidak, Jeno tetap akan maju paling depan.

Mark tetap kakaknya yang paling ia sayang walau memang, Jeno tak lagi menunjukkan rasa sayangnya secara langsung pada sang kakak.Malahan bisa di katakan hampir tidak kelihatan jika Jeno menunjukkannya.

Jeno sedikit tersadar saat semalam ia melihat sang kakak yang begitu menderita bahkan tanpa sepengetahuan sang kakak semalam, Jeno mendengar sang kakak yang tengah menumpahkan kesedihannya di balkon kamarnya.

malam itu Jeno belum tidur karna Jeno masih memikirkan adik perempuannya yang tiba-tiba saja terpikirkan olehnya.Jeno Rasa itu sinyal dari adik perempuannya untuk tak tidur dulu agar bisa mendengar kakaknya yang tengah bercerita sendiri di malam hari.

Jeno mendengar semuanya tapi Jeno hanya diam.Jeno terus berusaha menekan rasa perduli nya pada kakaknya karna kakaknya tak mau berterus terang padanya, ini membuat sakit hati Jeno semakin membesar padanya dan susah untuk ia lupakan sendiri bahkan Jeno merasa kakaknya sedang menyembunyikan sesuatu yang sangat besar padanya dan juga sang ayah.

"Bukannya kenyataan yah....hahahah"ledek salah satu teman Bon-Hwa yang berambut pirang.

"Apa kau juga mau turut membulynya? jika iya...bergabunglah dengan kami.Kau bisa melihat penderitaan si miskin itu dan orang-orang yang pantas di berlakukan seperti itu"tawar Bon-Hwa karna Ia tahu jika Jeno itu lebih kaya darinya bahkan teman-temannya.Jika Jeno masuk ke dalam kelompoknya maka kelompoknya akan semakin di takuti dan Bon-Hwa akan semakin merasa berkuasa dan berani lagi menindas orang-orang tanpa takut kena hukuman oleh pihak sekolah karna Jeno ada di pihaknya.

"Yakk!Jangan mengatai kakakku seperti itu!"batin Jeno.

"Bodoh! aku tidak mau masuk ke kelompok kalian yang menjijikkan!"tolak Jeno dengan nada yang sangat meremehkan membuat Bon-Hwa menatapnya marah begitupun teman-temannya yang lain.

"Yakk! bicara apa kau!"salah satu teman Bon-Hwa hampir saja memukul Jeno jika saja teman-temannya yang lain tak menghalanginya.

"kuperingat kan sekali lagi pada kalian semua untuk tidak menyentuh nya!"peringat Jeno.

"Jika kita tidak mau bagaimana?"tanya Bon-Hwa dengan wajah yang meledek.

"Yakkk!"Jeno maju untuk memberi pelajaran pada Bon-Hwa dan teman-temannya.Untungnya Jeno pemilik sabuk hitam dalam bela dirinya jadi memudahkannya untuk menghajar habis-habisan kakak kelasnya walau hanya seorang diri.

Jeno tak perduli jika nanti ayahnya marah.Ia akan bilang jika mereka lah yang sebenarnya mencari gara-gara duluan padanya dan pastinya, ayahnya akan lebih mempercayainya dari pada Bon-Hwa dan teman-temannya jika nantinya ia mengadu sekalipun.

"kau siapanya dia hah?"tanya Bon-Hwa yang sekarang sudah terduduk di lantai pada Jeno yang berdiri di hadapannya dengan wajah yang memerah.

Wajahnya dan teman-temannya sudah babak belur karna Jeno dengan bruntal menghabisinya.Padahal ia dan teman-temannya sudah sekuat tenaga untuk melawan Jeno tapi Jeno benar-benar bisa menghabisinya dan teman temannya hanya dengan tangan kosong juga seorang diri.

Jeno memang tak bisa di remehkan kekuatannya.

"Intinya! aku tidak mau jika kalian menyentuhnya! atau aku akan gunakan kekuasaanku untuk membuat kalian tak bisa bersekolah di sekolah ini lagi!"ancam Jeno lalu setelahnya, pergi meninggalkan Bon-Hwa dan temannya yang tengah menahan sakit di sekujur tubuh mereka akibat perbuatan Jeno.

"Sial! ini semua gara-gara si miskin Lee itu!"seru Bon-Hwa sambil memperhatikan punggung Jeno yang menjauh dari tempatnya juga teman-temannya.

"Selamat pagi anak-anak"sapa Yoona ramah.

"Pagi bu"balas murid-murid kelas yang dimana, ia yang menjadi wali kelasnya.

Yoona mengedarkan pandangannya dan berakhir di bangku kosong paling pojok dekat jendela.

Itu bangku milik murid yang selalu Yoona perhatikan lebih dari murid-muridnya yang lain. "Mark tak sekolah yah?"batin Yoona lalu duduk di bangku guru untuk mulai mengabsen murid-murid yang masuk lalu setelahnya memulai mengajar kelasnya.

Ia sebenarnya masih sangat khawatir dengan Mark karna kemarin, anak lelaki itu kondisinya benar-benar mengkhawatirkannya jadi tak salah jika Mark memilih tidak masuk.Pastinya sekarang Mark sedang beristirahat, pikirnya.

Yoona juga sebenarnya masih mencari pelaku yang memukuli Mark walau sebenarnya sedikit susah karna jika Mark benar-benar dari kalangan tidak mampu maka pelaku itu akan segera lolos dari hukuman tapi Yoona sudah bertekad akan tetap menghukumnya nanti.Tak perduli jika sesuatu akan terjadi padanya.

Keadilan tetap harus di tegakkan baginya.Sekalipun jika ia tengah di kelilingi anak-anak dari orang-orang yang penting di negaranya ini.