webnovel

THREE

komen❤vote

______________________________________________

- 매일 매일 같은 하루 끝에

이렇다 할 변함없는 일상 탓에 -

_Maeil maeil gateun haru kkeute

Ireota hal byeonhameomneun ilsang tase_

'Seperti akhir disetiap hari

Seperti alasan hidup ini tidak ingin berubah'

[EXO-CBX - vroom vroom]

".. sayang, liburan yuk!" suara itu seperti kaca pecah pagi ini membuat orang disekitar mereka menoleh kearahnya. dengan cekatan jemari lentik itu menarik dasi diujung kerah laki-laki membuat longgar dibagian sana dan membuka satu kancing bajunya ditempat yang sama. berbeda dengan perlakuan gadisnya yang terus saja mengacak-acak tampilan pria didepannya yang masih stay dengan map merah ditangannya yang entah berisi apa, matanya terlihat sangat serius membaca dokumen itu. disebuah koridor dengan lalu lalang karyawan lain yang sangat-sangat memberhatikan tingkah mereka hanya saja tak berani melihat intens, hanya sesekali curi pandang pada pasangan kelas atas, antara pemilik perusahaan dan seorang model yang tengah naik pamor

gadis itu memeluk manja laki-laki yang masih serius dengan bacaannya ditemani seorang sekretaris diantara mereka. jari-jarinya mulai menggambar abstrak diarea dada prianya tanpa penolakan membuat laki-lakinya sedikit kehilangan konsentrasinya

"hash. apa yang kau lakukan"

"kau tak lihat aku sedang sibuk!" suara beratnya mulai keluar dari bibir tebalnya matanya memandang kearah gadis dipelukannya saat ini, mata bulatnya memandang raut wajah dibawah dagunya menatap serius wajah cantik tak bercela menempel didadanya

"tidak! aku tidak melihatnya-"

"kau tak sedang sibuk sayang kau hanya membaca kertas tak penting ini dan mengabaikanku!" suara manis dari gadis yang tengah mengusik manja dipendengaran sang pria, membuat mata lebarnya sedikit menyipit menampilkan sekilas senyuman disana. tangan besarnya mengelus rambut dipelukannya lembut, membenarkan setiap helai rambut yang tak sesuai pada posisinya setelah dia memberikan map pada sekretarisnya dan tak lama membungkuk meninggalkan atasannya yang tengah sibuk dengan kekasihnya sekarang.

"aah! kertas tak penting?-"

"oke tunjukan sepenting apakah kau untukku dibanding kertas itu!" laki-laki itu mengangkat dagu runcing milik gadis dipelukannya lalu menempelkan dahi mereka masing-masing membuat gadisnya tersenyum bahagia

"baiklah akan kubuat seorang Park Chanyeol ini sibuk sekarang!" gadisnya melepaskan tangan Chanyeol lalu segera menarik tangan lebar prianya menuju ruangannya diujung koridor megah tempat mereka berada sekarang, sekilas Chanyeol menunjukan senyum nakalnya pada kekasihnya sebelum melangkah mengikuti arah wanita itu menariknya

Krystal Jung, seorang model yang tengah memuncaki daun ketenarannya dengan segala kecantikan alami yang dia miliki bisa dengan mudahnya menaklukan kerasnya hati seorang CEO muda dari perusahaan yang berkembang dalam bidang teknologi itu kedalam pelukannya, pertemuan mereka di Vienna, dalam sebuah event besar dengan Krystal sebagai bintang yang turut serta menghadiri event tersebut, menjadi awal perkenalan mereka. hanya dengan melihatnya dalam jarak sekitar 100 meter saja membuat seorang Park Chanyeol tak bisa menahan dirinya untuk tidak mengalihkan pandangannya, entah apa yang dipikirannya saat itu hingga dia bisa begitu saja jatuh hati pada pesona model berambut panjang yang sekarang sedang bersamanya

jika manusia menyebut dunia ini tidak adil, maka lihatlah mereka dan mungkin manusia akan mengubah persepsi kaluan tentang cara kerja dunia bahwa hidup ini memang adil, mungkin memang seperti itu adanya. dibalik kesuksesan yang besar wajah yang tampan serta menawan CEO satu ini tidak sebaik parasnya dia merupakan pewaris tahta yang angkuh, sombong dan tak kenal kasih. baginya hidup hanyalah permainan uang semata, dimana ada pangkat dengan lembaran kertas bernominal disana dia akan mendapatkan segalanya. tidak pernah memperdulikan siapapun dengan alasan apapun karna dunia baginya tak akan pernah peduli terhadapnya, siapapun akan mengakui dan menghormatinya hanya karna uang dan pangkat bukan karna dia seorang manusia bernama Park Chanyeol.

tak jauh berbeda dengan prianya, kekasihnya pun demikian jauh dari kata cantik seperti wajahnya. model itu tidak lebih dari seekor lintah yang hanya menyedot uang para korbannya, dia lebih seperti ular berbisa yang juga tak kenal ampun, hidupnya hanya haus akan sanjungan, gila pengakuan dan glamour adalah prioritasnya. memiliki wajah cantik tak membuatnya berhati baik, dia telah menyalahkan gunakan kecantikannya yang dia sebut sebagaI 'pemanfaatan maksimal' akan paras cantiknya. mungkin bisa dibilang seperti itu?

tapi diluar itu, siapapun yang melihat mereka pasti akan berkata bahwa mereka adalah pasangan sempurna yang pernah ada.

seorang sekretaris mewurungkan niatnya untuk menaruh file diruangan milik tuannya karna tak sengaja melihat adegan panas tengah berlangsung diatas meja kerja pemiliknya, yang telah berhasil menjatuhkan beberapa dokumen lain diatas meja tersebut berserakan kelantai

mpfhh-

"chanaahh, sudahlah- "

chup~

serangan itu memotong ucapan dibibir gadis yang sudah terlihat tak berbentuk lagi lipstiknya melebar kemana-mana berkat perlakuan prianya

"kau- sudah menggodaku sayang!" ucap laki-laki itu mulai menurun keleher kekasihnya, dan bersiap membuat bekas disana sebelum Krystal berhasil mendorong mundur tubuh Chanyeol menjauhinya. dia tak akan membiarkan hal itu terjadi, ingat tubuhnya adalah aset terbesar dan paling berharga. dia tak akan membiarkan siapapun memberinya mark dikulitnya bahkan jika itu Chanyeol, kekasihnya sendiri. atau dia akan kehilangan jobnya sebagai seorang model karna hal itu

"sudahlah! kau akan membuatku dalam masalah Chan-" wanita itu mengancingkan kembali 3 kancing bajunya yang sudah terbuka

dan mulai turun dari atas meja

"selalu saja!" kata Chanyeol kasar dengan muka kesal yang tak bisa dia sembunyikan lagi, rambut hitamnya sudah tak berbentuk lagi karna ulah nakal Krystal

"aku ada pemotretan untuk iklan nanti sore dan aku tidak ingin ada bekas apapun ditubuhku-" balasnya dengan segera mengeluarkan tissue basah dan mengelap bekas lipstiknya yang tak karuan

"kau sudah membuatku horny sayang-" Chanyeol memeluknya dari belakang mencium daun telinga wanita itu sedikit berbisik disana, membuat sipemilik telinga memutarkan bola matanya didepan kaca besar dihadapannya

"selesaikan saja nafsumu dengan jalang-jalangmu-"

"aku seorang model terkenal- sekalipun ingin aku tak bisa untuk melakukan hal bodoh seperti itu"

"atau aku akan menurunkan harga diriku sendiri sebagai model profesional!" tungkasnya membuat pelukan itu terlepas dari lingkar perut kecilnya.

sudah biasa seperti ini, bahkan kata-kata itu sudah banyak kali didengar telinga lebarnya, seperti kaset rusak kekasihnya selalu mengatakan hal yang serupa setiap kali Chanyeol sedang menaiki hasrat seksualnya karna pancingan Krystal sendiri. mungkin hal ini yang membuatnya seperti seorang pria yang maniak seks, selalu mencari pelampiasan diluar sana hanya untuk menyalurkan nafsunya karna kekasihnya tak bisa memuaskannya

Chanyeol menghembuskan nafas panjang dan mengacak sendiri rambutnya yang memang sudah berantakan, sesaat setelah model itu keluar dari ruangannya

tangannya segera menekan dial sekretarisnya yang berbeda ruangan dengannya

"iya tuan-"

"bereskan ruangan saya"

tut

seperti biasanya, menjadi seorang sekretaris CEO seperti Park Chanyeol sama saja menjadi saksi bisu perbuatan panas atasannya sendiri selain selalu repot oleh pekerjaan yang kadang tak segan-segan diberikan oleh Chanyeol yang sudah seperti sampah map yang menggunung diatas mejanya, menjadi sekretaris juga merangkap sebagai pembantunya. belum lagi disuruh ini dan itu yang kadang diluar pekerjaannya seperti mengantarkan makanan dan minuman kedalam ruanganya karna hanya sekretarislah yang diperbolehkan masuk kedalam ruanganya. itu salah satu tata tertibnya. dan ingat bahwa orang seperti Park Chanyeol tak akan pernah mempercayai siapapun.

tapi entah dengan kekasihnya itu mungkin pendiriannya akan sedikit melunak.

menjalani hari biasanya, lelah seperti biasanya setelah menyelesaikan sisa laundrynya ditempatnya bekerja, gadis dengan kaos V-neck orange cerah itu berlari menuju tempat selanjutnya untuk bekerja, dia tak ingin berada dalam masalah hari ini hanya karna terlambat sepersekian detik saja, seharusnya dia bisa membeli sepeda dengan uang yang ada ditabungannya tapi mengingat besarnya biaya perawatan So hyun, Somi mewurungkannya. dia tak akan menyentuh uang itu hanya untuk sekedar membeli sepeda bekas, masih sibuk menilik jam dipergelangan tangannya..

brukk

seseorang menabraknya atau lebih tepatnya Somi yang tidak sengaja menabraknya, sebuah cup kopi terlempar begitu saja kepermukaan jalan menumpahkan isinya disana, juga mendorong tubuh kecilnya kebelakang hampir saja terjengkang

"hishhh!!" suara kasar itu keluar saja dari mulut pria tinggi dihadapannya, menatap kopi yang terlepas dari genggamannya. hal itu membuat Somi tak merasa baik-baik saja sekarang, untuk menghindarinya dari masalah yang akan dihadapinya kini dia malah harus berhadapan dengan masalah lain yang sepertinya akan malah menambah daftar panjang caci-makian yang telah diterimanya selama seminggu ini

tak menunggu waktu lama untuk membuat Somi membungkukan badan berkali-kali memohon maaf atas ketidaksengajaannya

"maaf-"

"maafkan saya! saya tidak sengaja!" rentetnya sambil memegangi selempang tasnya didepan laki-laki yang masih menatapnya penuh emosi, emosi yang bukan saja dia dapat dari kopinya yang terpental jatuh sebelum dia sempat meminumnya. tapi karna mood sebelumnya yang memang sudah buruk, sampai sore ini sudah cukup membuat dirinya merasa tidak nyaman apalagi ditambah kecelakaan kecil yang baru saja menimpanya

matanya hanya menatap nanar cup kopi yang sudah mengering diatas permukaan jalan, semburat amarah terpancar saat dia kemudian menegangkan rahangnya, ditambah rentetan kata 'maaf' yang semakin membuat gendang telinganya memanas

dengan cepat dia meraih lengan gadis didepannya yang masih sibuk meminta maaf membungkukan diri disampingnya. hingga mata mereka saling bertatap

"cukup sudah!" katanya pelan penuh penekanan dengan tatapan maut yang hampir saja menyalurkan energi listrik kemata gadis berambut hitam panjang yang tengah terkejut sekarang, tak hanya itu cengkeraman tangan pria dihadapannya juga semakin sakit dirasakannya, seperti teremas sangat keras

"m.ma-af" kata somi mulai terbata. tatapan itu seperti membuka lagi mimpi buruknya beberapa bulan lalu, masih sama kasar dan menakutkan

dia, pria ini? benar saja dia adalah seseorang yang telah mengambil keperawanannya. laki-laki sama yang beberapa minggu terakhir dia temui ditempat kerjanya yang dengan kurang ajar mengatakan hal-hal yang menyinggung harga dirinya, pelacur, ya kata itu masih terngiang jelas ditelinganya

matanya membola saat mendapati dirinya memang sedang berada dalam masalah sekarang, mata mereka masih saling bertaut. hingga wajah sengit dari pria itu kemudian berubah menjadi tatapan nakal disertai seringai senyum miringnya, seketika membuat somi langsung mengalihkan pandanganya dan mencoba menarik diri dari cengkraman tangan menjijikannya. sayang tangan lebarnya telah lebih gesit untuk menariknya lebih dekat ketubuhnya dengan sedikit mengangkat tubuh Somi agar wajah mereka saling mendekat hingga membuat Somi sedikit berjinjit untuk mengimbangi tinggi badan pria dihadapannya

bukan tak mau berontak tapi sistem otaknya tiba-tiba berhenti bekerja untuk mengalirkan rangsangan agar tubuhnya melakukan sebuah tindakan atas apa yang dialaminya, seperti melemahkan ototnya, akibat terlalu takut. bagaimanapun Somi tetaplah seorang gadis 20 tahun yang baru mengalami masa pubertas menuju tingkat dewasa dan belum pernah sekalipun diperlakukan seperti ini oleh orang lain, walau memang kesuciannya memang sudah tidak ada lagi padanya

mencoba mengalihkan pandangan matanya dari laki-laki dihadapannya yang nafasnya sudah bisa dia rasakan menyapu wajahnya

"m.maaf- ak aku tidak se.sengaja" ucapnya terbata. masih tanpa perlawanan, membuat pria itu semakin menatapnya nakal menjelajah setiap inci wajah cantik dihadapannya, sampai berhenti lagi pada matanya yang sudah mulai terlihat genangan bening, smirk yang sama muncul lagi dibibirnya

"ternyata ini kau, gadis manis!" Park Chanyeol menyeringai, mood-nya yang buruk tiba-tiba hilang entah kemana saat melihat wajah ketakutan dihadapannya. tak menghiraukan setiap lalu lalang orang yang mungkin menatap mereka atau malah tidak memeperdulikannya yang pada intinya Chanyeol memang tidak pernah peduli dengan orang lain

"le.lepaskan aku tuan Park!" kata Somi memberanikan diri menarik lengannya dari cengkeraman yang menyakitkan itu. senyum Chanyeol melebar saat mendengar celoteh gadis kecil dihadapannya tapi bukan berarti dia membiarkan Somi lepas dari genggamannya

"kau mengingatku?-"

"haha, menarik!"

"jelas kau akan mengingatku gadis manis, mengingat akulah yang mengambil keperawananmu!" katanya tanpa tedeng aling-aling langsung pada intinya yang juga diselingi tawanya, semakin membuat Somi menelan ludah menahan emosinya yang mulai membuat telinganya memanas, dengan sekuat tenaga Somi mendorong laki-laki itu untuk melepaskan cengkeramannya yang juga membuat tubuh kecilnya hampir terlempar, dengan memegangi sebelah lengannya bekas genggaman tangan itu.

Somi memberanikan diri mengangkat wajahnya menatap wajah sempurna itu dengan seringai iblisnya yang masih menetap

"kita sudah berjanji tidak akan bertemu lagi bukan, tuan Park!" katanya sedikit tegas menatap pria berlesung pipi itu yang sudah kembali menghilangkan seringainya diganti oleh senyuman nakal, saat mendengar Somi berkata seperti itu

"bumi ini sempit nona manis. janji? aku tak pernah menjanjikan apapun padamu-"

"bukankah ini terlalu mengejutkan jika kita tidak sengaja bertemu lagi!" senyuman dewa dengan iblis didalamnya, Somi sangat membenci, tidak, lebih dari itu bahkan sangat menjijikan rasanya untuk sekedar melihat seringai itu diwajahnya

drtt, drrt

ponsel Somi bergetar, mengabaikan ocehan laki-laki dihadapannya Somi segera menilik layar lebarnya untuk membaca siapa penelfonnya, matanya membulat. sial, harusnya dia tau siapa yang akan menelfonnya sekarang mengingat dia sudah membuang banyak waktu untuk bertemu dengan manusia yang juga sama hina seperti dirinya

tn. Kang

sedikit ragu untuk mengangkatnya. tapi malah akan bermasalah jika dia tak mengangkatnya, dengan sedikit menggeser tubuhnya menjauh dari pria yang masih mengamatinya, Somi menyeret bulatan hijau dan segera memasangkan ditelinganya

"ha-"

"kau akan membuat tokoku tutup hanya karna orang sepertimu eohh!!-" suara lantang dari pemilik toko pizza itu berhasil membuat Somi menjauhkan ponselnya jauh-jauh dari telinganya. harusnya dia sadar hal semacam itu akan terjadi. bahkan suara teriakan seseorang diujung sana bisa terdengar jelas ditelinga laki-laki itu yang berdiri tak jauh dari Somi, masih dengan memicingkan ujung matanya seperti hiburan untuknya melihat gadis itu termaki oleh seseorang disana

"amh, maaf! aku akan segera sampai-" kata Somi dengan mantap. sambil membungkukan badan seolah-olah orang itu benar ada didepannya saat ini.

"ah begitu! awas saja jika 5 menit lagi aku tak melihat batang hidungmu, kau harus mencari pekerjaan lain!" lagi kata-kata wajib itu keluar dari atasannya. bukan rasa takut lagi yang dirasakan Somi sekarang karna dia sudah kebal dengan kata-kata seperti itu yang hampir tiap hari dia dengar dari atasan, manager, bos atau bahkan rekan kerjanya sendiri setiap kali dia terlambat datang. rasa takutnya itu sudah menghilang, yang sekarang harus dilakukan adalah memutar otak mencari alasan lain yang tepat untuk mencuri belas kasihan atasannya

"ah-" belum juga Somi mulai menjawab seseorang telah merebut ponselnya

"silahkan saja pecat dia!" seseorang yang dengan seijinnya mengambil alih ponselnya dan dengan gampangnya mengucapkan tanggal kematiannya karna pekerjaan itu. Somi membulatkan matanya penuh karna ucapan Chanyeol yang seolah berwenang akan hidupnya telah menyerahkan dirinya untuk diadili sekarang

"apa yang kau lakukan tuan Park- kembalikan ponselku!" lirih Somi dengan amarahanya yang sama sekali tak dihiraukan Chanyeol.

seringai iblis kembali terlukis disana. memegang lengan Somi yang berusaha mengambil lagi ponsel yang sekarang menempel ditelinga lebarnya

"ak, siapa? ini siapa-" suara tuan Kang terdengar kembali sesaat setelah ucapan Chanyeol, Somi menggeleng memberi isyarat pada Chanyeol agar tidak lagi mengatakan hal yang akan membuatnya harus dipecat kali ini, mencari pekerjaan seperti ini sangatlah susah dan setidaknya dia harus bertahan tapi kali ini Somi tak bisa berbuat apa-apa. pria itu benar-benar membuatnya dalam masalah

"silahkan saja pecat wanita ini-" kata Chanyeol lagi masih dengan seringai iblisnya. kali ini membuat Somi menelan ludah dan pasrah melihat dirinya memang benar-benar akan kehilangan pekerjaannya hanya karna ucapan bodoh Chanyeol yang bahkan tak mengenal dirinya, Somi menarik tangannya dari genggaman Chanyeol, mencoba untuk menahan amarahnya. dengan berkacak pinggang Somi memutar tubuhnya memunggungi Chanyeol dan mulai merasakan air matanya merembes keluar. sialnya harinya benar-benar berantakan, jauh lebih sial dari biasanya!

"siapa anda? kenapa anda berkata seperti itu!?" suara itu membuat seringai iblisnya memudar entah karna mendapati laki-laki diseberang sana tak menuruti perkataanya malah balik bertanya tentang dirinya, atau karna melihat gadis didepannya mulai menyeka air matanya dibalik punggungnya

"tidak perlu tau siapa saya! pecat saja dia!"

"hanya saja jika kau memecatnya, itu berarti anda sudah memecat seorang penyelamat anak kecil yang hampir saja tertabrak mobil sore ini!" kata-kata itu meluncur bebas dari mulut iblis itu, entah apa yang ada didalam otaknya sekarang hingga membuat karangan cerita itu begitu saja terlepas dari bibir tebalnya

"maksut anda-"

tut

sambungan itu diputus begitu saja oleh Chanyeol lalu mendekati bahu yang tingginya tak seberapa itu masih sibuk dengan sisa air matanya, dengan menempelkan ponselnya kebahu Somi, membuat Somi menoleh dan menerima kembali ponsel yang telah dirampasnya. masih dengan emosinya

mendapati sambungan telfonnya sudah berakhir. apakah nasib pekerjaannya sekarang juga berakhir pula

"bosmu sangat mudah dibodohi!" ucapnya dingin tak terlihat lagi seringai iblis disana hanya tatapan datar dan dingin. tapi seringai iblis itu telah berpindah kepada Somi sekarang. bagaimanapun berkat bertemu dengannya yang kemudian menahannya dan dengan perkataan bodoh laki-laki itu berhasil membuat Somi menemui takdirnya dengan kehilangan pekerjaan sekarang. pria gila, batinnya

"apa kau puas tuan Park!" ucapannya tak tertahan lagi sebenarnya ingin mencacinya, tapi berlari untuk memohon agar tuan Kang tidak memecatnya dan memberikan kesempatan kedua, bukan, bukan yang kedua atau lebih tepatnya yang terakhir bagi Somi, mungkin akan lebih berguna dari pada harus membuang waktu lebih lama lagi untuk berdebat bersama wajah pangeran berhati iblis itu hanya membuat kesialannya akan terus berlanjut

masih tak ada jawaban dari pria tinggi dihadapannya dengan setelan jas rapi yang berdiri mematung dihadapannya sekarang, Somi membuang muka dan berdecak, menyunggingkan senyum miringnya diantara matanya yang memerah

"aku tidak ada waktu untuk sekedar mengeluarkan kata umpatan pada anda tuan Park-"

"saya tidak akan mengganti kopi anda-"

"saya harus pergi" ucapan itu kembali terdengar dari mulut Somi. sebelum akhirnya pergi dan menginggalkan tubuh jangkung pria itu begitu saja, sedikit berlari Somi mempercepat langkahnya

"kau harus menggantinya nona manis!" katanya pelan, mengekor kemana gadis itu berlari kecil meninggalkannya