webnovel

Rumah Sakit Mawar

Seharian Tae membujuk Emma yang gak mau makan dan masuk ke dalam rumah. Ia terus menangisi mawar yang ia tancapkan kembali ke atas tanah. Disiram dan dipupuk.

“Emma... ayolah masuk.. G bilang kau sudah berjam-jam di sini jongkok dan menangisi mawar itu. Maafin tukang kebun yang punya ide bodoh!” Tae menyalahkan tukang kebun, padahal itu semua atas perintahnya.

“Huhuhu.. .huhuh. .aku akan menunggu mereka segera memiliki akar!” secara berkala Emma mencabut salah satu batang mawar itu untuk mengecek apakah sudah tumbuh akar lagi. Sudah pasti tidak akan terjadi dalam waktu singkat.

“Bagaimana jika semua mawar ini akan aku kirim ke rumah sakit mawar di kota lain, di sana mereka akan dipupuk dan disinar dengan cahaya khusus juga disiram dengan air yang mempunyai banyak vitamin. Agar cepat mengeluarkan akar. Lalu setelah itu kita ambil lagi dan diletakan di rumah kaca yang akan aku bangun untukmu. Bagaimana?” tawar Tae yang sudah kehabisan akal untuk membujuk Emma. Karna sebentar lagi hari mau hujan, langit sudah gelap diujung sana.

“Memangnya ada rumah sakit seperti itu?”

“Ada.. mereka meneliti mawar agar berbunga indah. Bahkan ada mawar berwarna biru dan hitam!”

“Benarkah?” mata Emma membulat tertarik.

“Jadi biarkan tukang kebun mencabut bunga ini dan meletakannya di sebuah pot berisi tanah kemudian dikirim langsung ke sana. Dalam 2 atau 1 minggu nanti mereka akan mengirimkannya kembali dengan tangkai mawar yang sudah tumbuh akan. Nanti akan aku mintakan mawar berwarna hitam dan biru!”

“Baiklah aku mau, asalkan mereka tidak mati... Sebentar aku pamit pada mereka dulu.. ‘Mawarku, sabar ya besok kalian akan ke dokter, jangan takut dokternya baik dan tidak akan menyuntik. Kalian jangan menangis, cukup tumbuhkan akar yang banyak agar kalian tak mati, berjanjilah. Emma masuk dulu yaa... dadaaahhh... byeee..”

“Kaya yang berani ajah sama dokter..hihi... Ayo kita masuk.. sudah mau gelap.”

“Aaahhh...brugh!” karena terlalu lama berjongkok di depan mawar-mawar kaki Emma keram dan kesemutaan...” Aaakkh.. sakiit...ahh..aaaahh..aku gak bisa jalan!” teriak Emma ketakutan

“Ini karena terlalu lama jongkok tadi! Nakal sih kalo di bilangin begini jadinya. Tak bisa jalan. Aku harap tak selamanya!” Tae membopong Emma dengan sekali angkat. Sudah jelas ia menakut-nakuti Emma.

Pandangan Tae salah fokus pada paha mulus Emma yang hanya dibalut setengah dengan celana pendek kebahagiaannya itu yang diributin dari pagi.

“Gadis ini makin membuatku berpikiran liar! Harus aku buang jauh-jauh!”

“Uhuukk..huhuukk... aku bisa berjalan lagikan?”

“Ya asal kau menurut dengan yang aku bilang! Nanti akan aku berikan obat khusus kaki!”

“Tuan Tae punya?”

“Apa sih yang aku tak punya?”

“Baiklah akan aku turuti apa pun. Asal aku bisa jalan.”

“Kenapa gak dari dulu aku kerjain anak nakal ini sih, begitu mudahnya.. hehehhe..” pikir Tae jahil

*****

“Dicoba dulu nona Emma... sedikit saja.”

“Gak mauuu!”

“Kalau ini. Brokoli rebus dengan keju dan dikasih mayo? Bukan kejunya sajaa..” Emma memakan kejunya saja menyisakan brokolinya.

“Sekali lagi bayam dengan saus creamy.. rasanya sangat lezat!”

“No.. bruk..” makanan nya tumpah ke lantai

Sebelum makan malam bersama Tae, G menawarkan sejumlah sayuran yang bisa Emma makan karena sudah beberapa lama di rumah ini Emma tak mau makan sayur. G takut Tae mengetahuinya dan bisa marah besar.

Yang mereka tak ketahui, Tae sudah datang dari tadi dan hanya memandang dari jauh. Lalu ia kembali keruangan kerja dan menelepon Hoesokie sebagai terapi kejiwaan Emma.

“Hallo..Hoseokie..ini aku Tae..”

“Tae ada apa tumben sekali...”

“Aku mau bertanya, apa yang harus aku lakukan jika Emma tak mau makan sayur yang sudah disediakan. Sudah beberapa lama ia tak menyentuh sayur. Aku takut ia sakit dan sembelit.”

“Oh gampang.. kau ada kemoceng di sana? Punya?”

“Kemoceng untuk membersihkan debu?”

“Iya itu. Letakan di atas meja makan kalau ia tak mau makan sayur!”

“Huh? Lalu apa lagi?’

“Hanya itu! Setiap kau perintahkan untuk memakan semangkuk sayur katakan agar segera menghabiskannya dalam 5 menit. Jika tidak kemoceng itu akan mendarat di bootynya!”

“Aku harus memukulnya karena tak makan sayur?”

“Ya.. harus kau tentukan siapa bossnya di rumah itu. Dan Emma harus menuruti apa yang kamu perintahkan! Makan sayur harus dipaksa, tidak bisa tidak!”

“Okey baiklah aku coba! Terima kasih Hoseokie. Lanjutkan terapi Emma sampai kau rasa cukup ya. Dan mobil barumu lusa sudah ada ditanganmu. Terima kasih.”

“Terima kasih Tae, kau sangat mengerti aku..hihi..bye.”

Tae berjalan masuk ke dalam ruang makan.

“G tolong ambilkan kemoceng.” G kebingungan. Rotan yang biasa dipakai Tae untuk menghukum Emma hllang entah kemana. G meletakan kemoceng di atas meja.

“Ayo kita mulai makan. Emma habiskan semangkok sayur itu dalam waktu 5 menit segera.”

“Emma mendelik dan hanya menatap semangkuk sayur itu seperti musuhnya.”

“5 menit habis, berdiri!!” Emma kaget terlebih ketika Tae menendang kursi Emma. Dan..

“Plak! Plak!” Tae mendaratkan kemoceng bergagang rotan itu ke atas booty Emma

“Aww..syakit..ahh..”

“Duduk! Dan habiskan sayur itu dalam 3 menit!” G menarik kursi Emma mendekat.

Emma masih bingung dengan sikap Tae ia hanya menunduk sambi mengelus bootynya...

“2 menit habis! Berdiri!!” teriak Tae.. Dan..

“Plak! Plak! Plak!” 3 sabetan mendarat di booty Emma

“Aww..hukks..hukss..”

“Habiskan semangkok sayurmu dalam 2 menit!”

Tanpa menunggu lagi Emma menghabiskannya dengan penuh air mata. Ia sudah tau maksud Tae dan ia tak ingin mendapatkan hukuman lagi dari Tae.

G menatap dengan sedih, tapi cara ini cukup berhasil membuat nona kecilnya mau makan sayur.

“Nanti noona obatin memarnya baby Emma...” kata G dalam hati melihat nona kecilnya menangis kesakitan

*****

“Jangan kemana-mana ya di rumah saja. Tidak juga ke taman! Karena taman sedang dibuat rumah kaca untuk menyambut mawarmu! Aku tak mau kamu celaka dan mengganggu pekerjaan tukang tukang di sana!”

“Kapan mawarku kembali ke rumah?”

“Nanti mereka akan beritahu!”

“Bolehkan aku sekedar menjenguk?” tanya Emma polos

“Tidak boleh mereka harus banyak istirahat!”

“Baiklah boleh aku hanya mengirimkan sesuatu agar mereka cepat sembuh? Noona G apa yang biasa dibawa menjenguk Mawar sakit?”

“A..apa yaa..eh..mmm...” G tak bisa menjawab. Tae tersenyum geli melihat reaksi G. Lagian mana pernah ada rumah sakit mawar dan membesuknya. G terjerumus oleh kebohongan Tae.

“Apa boleh aku menitipkan sebuah radio untuk dipasang di sekitar mereka, katanya music bisa membuat tumbuhan cepat besar.”

“Oh boleh nanti aku kirim radio ke sana..”

“Ya sudah aku akan berangkat. Mana tasku gadis nakal!”

“Iya ini sedang aku bawa. Ughh.. padahal ringan kenapa harus dibawain!” dumel Emma

Tae tertawa melihat Emma yang sedari tadi ngedumel dengan bibir kecilnya yang maju-maju bikin gemes.

“Park, perintahkan tukang bunga untuk mencari mawar –mawar yang sudah berakar untuk mengganti setiap batang mawar yang ia potong. Dan setelah rumah kaca selesi susun dalam mobil dan bawa ke depan rumah buat seakan –akan mawar itu habis dari rumah sakit. Lalu biarkan Emma melihat dan meletakan mawar itu di dalam rumah kaca.”

“Baik Tuan Tae, Anda selalu punya akan genius untuk menghadapi masalah.”

“Ya jelas aku ini pintar masa menangani gadis nakal seorang aja aku gak bisa. Dan ingat kalau sampai rahasia ini ketahuan tahu sendiri akibatnya, kau, G dan tukang bunga juga semua pegawai rumah akan mendapatkan hukuman. Jadi simpan rahasia ini rapat-rapat!”

*****

"Maafkan saya tuan Tae..nona Emma menghilang lagi dari ruah dan tak ada cctv yang memperlihatkan nona Emma keluar rumah."

"Apalagi ulah gadis nakal ini sih! Kau tak becus G! Aku akan pulang cepat!

*****

Apalagi ulang Emma selanjutnya? Menghilang lagi dari pengawasan Noona G? Lihat bab berikutnya ya...