webnovel

Ruang Rahasia

Sebelum makan siang, Gwen menelepon Tae dengan suara yang sangat tegang. Membuat Tae emosi.

“Apalagi Gwen?!” Gwen menelepon Tae dengan nada panik

“Maaf kami kehilangan nona Emma...” jawab Gwen lemas

“Kau ini tidak becus bekerja! Masa menjaga seorang gadis saja tak bisa! Mengapa dengan adanya Emma hariku semakin repot dan terasa hingar bingar ya?"

"Maafkan kami sekali lagi Tuan. Tapi kami yakin nona Emma masih ada dalam manssion. Karena cctv tidak merekam siapa pun keluar dari pagar. Setelah kejadian kemarin penjagaan ditambah dan cctv juga dipasang di beberapa titik baru."

"G kamu membuat saya tak bisa berpikir di kantor! Tunggu saya di rumah saya akan segera pulang. Teruskan pencarian!"

Sudah 3 jam Emma menghilang misterius, ia melewati makan siangnya. Tae segera menyelesaikan urusan kantor dan membatalkan beberapa meeting lalu bergegas pulang. Sesampai di rumah G lah yang ia cari pertama kali.

“Bagaimana ini bisa terjadi ceritakan dari awal,” seru Tae yang baru saja sampai dan tak sempat mengganti bajunya. Kelelahan dari kantor sirna begitu saja.

“Karena tuan Tae memerintahkan untuk tidak keluar rumah bahkan hanya ke taman sekali pun, maka kami mengunci semua akses keluar juga jendela. Lalu nona Emma keluar kamar dan meminta cemilan, lalu ia berkeliling ruangan sambil membawa cemilan. Hanya berselang 2 menit ia lepas dari pandangan saya dan paman Wong lalu nona Emma hilang begitu saja.” G menjelaskan dengan gugup dan ketakutan.

“Sudah periksa cctv?” tanya Tae sekali lagi

“Sudah tuan tidak ada tanda nona Emma keluar dan hari ini tidak ada mobil atau pengantar barang masuk dalam manssion. Itu bisa kami pastikan dari penjaga pintu dan pegawai lainnya.”

“Hmmm... cari di luar, dan di sekitar danau, aku tak mau ia tercebur danau."

“Baik tuan..”

Tae berjalan menelusuri ruangan yang ia curigai. Benar saja ia menemukan remahan snack tercecer dari snack yang dibawa Emma.

“Dasar anak nakal, ia meninggalkan jejak dengan jelas seperti ini. Aku menduga ia ke ruang kerja Appa dan perpustakaannya." Lalu Tae berjalan ke sana sendirian.

"Di ruangan itu tempat aku dulu bersembunyi dari pelayan. Dan dari pemeriksaan dokter. Di sini ada pintu rahasia menuju ruang rahasia appa. Tapi di mana ya pintu itu. Kenapa aku lupa sekali? Seharusnya di sini... sudah lama sekali pintu ini tak terbuka. Apa ya yang harus ditarik untuk membuka pintu rahasia itu ya?” Tae berbicara sendiri mengingat kenangannya dimasa kecil.

Karena setelah lulus SMP Tae sekolah di Amerika dan Inggris. Ia lama meninggalkan rumahnya hingga perguruan tinggi.

"Kalau tak salah buku itu adalah buku yang memiliki logo yang sama dengan logo keluarga Kim."

Dalam perpustakaan turun temurun ini, dibalik rak buku yang tersusun rapi ini ada ruangan tersebut. Hanya Tae dan ayahnya yang tahu tempat rahasia itu.

“Apa mungkin gadis konyol itu menemukan ruangan itu, aku saja sulit menemukan jalan masuknya!” dumel Tae

Tae berkutat sekitar 1 jam untuk menemukan cara masuk ke ruang rahasia itu. Ia sama sekali lupa.

“Ini dia!” Tae menemukan buku yang harus ditarik ke depan dari beberapa buku yang ada di sana. Bentuk buku itu sebenarnya mencurigakan dan berbeda dengan buku lainnya. Buku itu juga terdapat tulisan yang unik.

Akhirnya ruangan itu bisa dibuka.

Benar saja Tae melihat Emma yang sedang tertidur tertelungkup masih memegang snack dan sebuah buku dongeng.

“Gadis nakal ini bagaimana ia bisa menemukannya ruangan ini? Jadi ia patuh, tak pergi keluar rumah sekali pun. Silly girl! Tidurnya nyenyak sekali, manis juga gadis ini, polos dan lugu. Bikin gemas saja!” Tae dengan pikiran ala pria dewasa

“Uhuuuk.. uhuuukk.. uuwwwwwuuuwwwuu..” Emma menangis dalam tidurnya Tae seketika panik dan memeluk untuk menenangkannya. Dieluslah rambut keemasan Emma yang tampak kasar.

“Eommaaa..... Emma kangen.. uhuuk... Emma sendirian.. takuuut.. uhuukkk uhhu..” tangis pilu Emma.

Emma menangis dalam tidurnya, mengalir air mata bening menembus matanya yang terpejam, semenit kemudian ia kembali tertidur.

Tae pun membopong Emma keluar perpustakaan menuju kamarnya.

G dan Park yang melihat tuan mereka membawa Emma panik akan keadaan Emma. Sekaligus merasa gagal menjaga dan menemukan Emma.

"Biar Park yang menggantikan tuan membawa Emma ke kamar tuan."

"Tak usah, biar saya saja. Nanti ia bisa saja terbangun. Tidurnya nyenyak sekali. Siapkan kasurnya saja." Gwen berlari menyiapkan kasur Emma dan menyalakan selimut berpenghangat. Lalu menyalakan pengharum ruangan lavender untuk membuat tidur semakin nyenyak.

Tae bersenandung sambil mengayunkan Emma seperti bayi sebelum diletakan di atas kasur. Untuk menenangkan Emma yang tidur dengan gelisah. Emma memeluk erat leher Tae, hingga Tae terjatuh bersama di atas kasur. Emma tetap terlelap sambil menjatuhkan cemilannya dan memasukan ibu jarinya untuk dihisap.

"Ouh... gadis nakal besok kita akan buat kesepakatan untuk kebiasaan burukmu ini. Sekarang masih aku beri keringanan," Tae bukan tak mau menghentikan kebiasaan Emma tapi ia butuh kesepakatan yang adil.

Apa yang ia hadapi dimasa lalunya, aku jadi penasaran. Apakah terlalu menyakitkan. Aku terjebak dengan gadis polos ini. Haruskan aku memperlakukannya sebagai sugar babyku? Silly sugar baby.

Silly baby Emma, kamu sangat polos, untung saja kau jatuh ke tanganku kalau kau jatuh ditangan yang tak bertanggung jawab pasti kau akan mati dalam kesedihan. Mengapa ada mahluk sepolos dirimu. Dan ada orang biadab yang tega menjualmu sembarangan. Emma kamu penuh kejutan, apalagi kehebohan yang kau akan ciptakan di rumah ini. Kedatanganmu membuat rumah ini hidup dan bernyawa. Rumah ini hangat kembali setelah sekian lama seperti kutub utara. Apa ini takdirku untuk memberikan kehidupan yang layak untukmu. Apakah ini jalan Tuhan untukmu? My silly sugar baby... aku mulai menyayangimu.. terasa getar di hatiku kala memandangmu. Jangan nakal lagi.....

*****

"Morniing..."

"Wajah Tae yang ia lihat pertama kali ia membuka mata."

"Aku di mana? Aku kan lagi..."

"Kau lagi tidur di ruang rahasia dalam perpustakaan Dan dengan berat aku gendong kesini setelah aku menemukanmu.

Bagaimana kau menemukan ruangan itu Emma? Hanya aku dan ayahku yang tau. Dari mana kau tau?"

"Aku hanya ke perpustakaan, Lalu aku seperti menemukan sebuah rak yang aneh dan sebuah buku menjadi tengah dari semua buku berwarna merah. Lalu aku menariknya dan seketika pintu rahasia dibalik rak buku itu tampak, lalu aku masuk. Di sana nyaman dan banyak mainan." seru Emma bahagia tanpa merasa bersalah.

"Apa Emma tahu, Emma menghilang dan semua mencari Emma di setiap penjuru rumah. Apa Emma tau berapa lama Emma menghilang? Hampir 4 jam!"

"Emma gak kemana-mana kok.. hukss.. maaaffshhh.. hukss..huuwwwaaa...." Emma menangis ketakutan ia gak mau berurusan dengan rotan legendaris itu.

"Loh kok nangis.. sudah berhenti baby, Emma gak salah.. cup.. cup.. Nanti kita makan Ice cream... Tapi berjanji jangan ke sana lagi. Dan selalu bilang jika ingin bermain di bagian mana pun dirumah ini ya?"

"Yaaa..."

"Dan jangan lupa bawa ponselmu ya.."