webnovel

Trypanophobia

Setelah kejadian menghilang dan menemukan ruang rahasia itu, Tae mulai melembut menghadapi Emma. Ia juga mulai mengerti dan sedikit sabar menghadapi Emma. Banyak trauma yang Emma lalui di masa lalunya.

Dan Tae menambah sesi terapi untuk Emma bertemu Hoseok, ia mau Emma cepat pulih mental dan jiwanya.

“Hoseokie... ada yang aku mau tanyakan.” Tae mencegat Hoseok yang baru saja keluar dari kamar terapi Emma.

“Hey, tumben kau ada di rumah... Ada apa?”

“Mengapa Emma seperti anak kecil? Sepertinya ia sudah 19 tahun. Aku dibuat kewalahan dengan kelakuannya.”

“Ya karena ada bagian yang hilang dari dirinya pada masa lalunya. Perlakuan yang kasar dari Appanya yang membuat dia juga disorientasi. Tidak banyak panutan dalam dirinya. Masa menyenangkan yang dia ingat ketika iya masih kecil jadi ia memilih untuk tak ingin dewasa secara tak sadar. Karena orang dewasa memperlakukan ia dengan buruk.”

“Apa yang bisa aku lakukan?” tanya Tae cemas

“Terapi sangat dibutuhkan. Dan berlakulah tegas, baik dan penuh kasih sayang. Kalau kau tak bisa menyayanginya segera lepaskan anak itu. Titipkan pada panti asuhan saja. Kalau kau hanya mau menyiksanya tak usah kau lakukan apa pun aku rasa ia akan mati cepat.”

“Aku tak sekejam yang kau pikirkan Hoseokie! Aku akan merawat gadis itu.”

“Apa kau mulai menyukainya?” senyum Hoseok jahil

“Ah.. kau gila.. dia muda sekali untukku!”

“Makin muda makin asyikkan.. hehheh..”

“Dasar kau! Wajahnya memang manis...”

“Hahhaha... kau sudah menyukainyaa.. hahha... Kau sudah menjadikannya sugar babymu! Akui saja!”

“Jangan gila kau!”

“Mengapa wajahmu merah? Hahahha... Kau sudah terlalu lama jomblo, aku pikir kau menyukai batangan selama ini... hahaha”

“Enak saja aku normal! Siapa pun bisa kudapat! Kau meragukan pesonaku?”

“Aku tau, tapi kau tak selera dengan wanita yang mengejarmukan?”

“Ah sial kau, jangan membaca sifatku!”

“Hahahha... kau lupa aku psikiater Tae. Janganlah berbohong! Belum terlambat kok. Sudah sore, aku mau pulang. Wanitaku menunggu di rumahnya.”

“Dasar maniak!”

Tae berpikir setelah kepergian Hoseok di terapi pagi itu. Apa aku sekarang menjadikannya sugar baby?

“Paman Wong!”

“Ya tuan.”

“Panggil Emma kemari.”

“Baik tuan.”

Emma berlarian sambil berteriak teriak.. masuk ke dalam ruang makan di teras samping

“Mawarku sudah kembali yaaaa... yaaa... asiik...yaa? Mawarkuuuuwww.. aku rinduuuuwww... Tuan Tae apa mawarku sudah kembali?” teriak Emma girang dan menatap Tae dekat sekali. Mencari jawaban dimata Tae.

“Eh..ugh..bukan.. Mereka belum datang. Ru..rumah kacanya kan belum selesai.” Tae gugup ketika Emma menatapnya dekat sekali.

“Hmmm.. lalu apa!” seketika mood Emma berubah.

“Ma..mana noona G?” Tae gugup berduaan saja dengan Emma diruang makan itu

“Sedang mengambilkan aku minuman kesukaanku..”

“Aku hanya mau bertanya apa yang kau rasakan tadi di saat terapi. Apa menyenangkan?”

“Hmmm... mmm yaa..”

“Katakan kalau kau takut atau tidak nyaman yaa?’

“Aku suka Hoseokie hyung...” jawab Emma polos

“Hah? APA? Su...suka kenapa? Suka apa??” Tae panik dan gugup

“Karena setiap hari Hoseokie membiarkan aku menggambar dan menghitung coklat. Lalu boleh dimakan! Nyaaammm..” Emma membuat muka lucu

“Oh karena itu.... Kenapa aku berpikir yang enggak- enggak? Apa yang ada diotakku sih!” pikir Tae. "Aku sudah gila, Kenapa gugup memandangnya? Dia bukan tipe aku selama ini.."

"Kapan mawarku datang? Apakah ada mawar tanpa duri? Bagaimana mawar bisa harum? Bagaimana mewarnai mawar hingga bisa ada mawar berbintik?" Emma memberondong Tae dengan pertanyaan yang Tae tak bisa jawab. Ya dia mana mengerti soal tanaman bunga, tanya soal bisnis baru ia mengerti.

"Eh...emm... nanti aku cari dulu jawaban semua pertanyaanmu. Karena aku bukan ahli tanaman. Simpan dulu pertanyaanmu ya."

"Baiklah kalu tak tahu. Apa boleh aku menanam bunga yang lain?"

"Boleh minta saja pada tukang kebun ya."

"Ouukeey..." wajah Emma sudah kembali ceria.

“Tuan Tae, ini laporan dr.Stacey?” lapor Park masuk ke dalam ruangan.

“Apa? Apa dr.Stacey datang sendiri kesini?”

“Iya dengan 2 petugas. Mereka sudah di ruang kerja, mempersiapkan suntikan vitamin dan vaksin. Nanti dr.Stacey sendiri yang menyuntikkan pada tuan dan nona Emma. Ini jumlah dan daftar obatnya. Tuan bisa tanda tangan di sini. Sebagai tanda terima. Dan bersiap 5 menit lagi sudah bisa dimulai.

“Oh okey. Oh shit! Emma!?” Tae baru menyadari keberadaan Emma yang bisa saja mendengar semua pembicaraannya. “Park mengapa bicara ini didepan Emma!? Mana gadis nakal itu? Bagaimana kau Park, ia menghilang! Pasti ia mendengar pembicaraan ini. Emma takut disuntik dan takut dokter!”

“Maaf saya tak sadar akan itu, Akan saya cari. Mungkin kembali ke kamarnya, akan saya cari dan koordinasikan dengan penjaga.” Park segera pergi mencari Emma yang tiba-tiba menghilang dari hadapan mereka dalam waktu beberapa detik sama tanpa mereka sadari.

Sesaat kemudian G berlari mendatangi Tae...

“Tuan apa nona Emma menghilang lagi? Maaf saya sedang mengambil susu strawberry dingin untuk nona Emma. Saya tak tau tuan memanggilnya kesini.”

“Ya kali ini karena ia mendengar kalau hari ini ada dr.Stacey untuk memberi suntikan padanya. Lalu ia menghilang dari pandanganku dengan cepat dan sekarang tak tau di mana.”

“Akan saya cari segera tuan.” G meletakan susu itu di atas meja dan bergegas ke ruang cctv

“Apa ia ada di ruang rahasia itu?” Lalu Tae bergegas mengeceknya. Dan ternyata Emma tak ada di sana. Dicarinya di setiap sudut perpustakaan hingga kamar tamu. Lalu Tae kembali ke ruang makan teras samping, tempat di mana Emma hilang.

Dari dalam ruang cctv tak tampak Emma keluar dari rumah. Juga tak ada di lorong rumah. Tak terlihat di mana pun. G segera melaporkannya.

“Maaf tuan Nona Emma tak keluar rumah. Kami akan cari ulang ke seluruh ruangan.”

“G... mana susu strawberry milik Emma tadi yang kau bawa?”

“Saya taro di meja tuan.. di siniiii... loh..kok gak ada?” G kaget susu itu hilang.

“Ssssttt...” Tae memberi kode untuk tak bersuara. Lalu ia membuka taplak meja. “Tertangkap kau gadis nakal!” tebakan Tae luput. Emma tak ada di kolong meja.

Lalu Tae memberi kode agar G membuka gorden besar yang menumpuk di ujung jendela.

“Gotcha!” tapi nihil Emma tak ada di situ.

“Sudah jangan dicari... Emma masih di sini, susu itu hilang ketika aku memeriksa perpustakaan, gadis itu masih di sini..” bisik Tae pada G.

“Tapi ada di mana tuan?” Tae memberi kode lagi agar G mengikuti caranya.

“G sepertinya dr.Stacey tak sabar menunggu Emma, suruh pulang saja.. Kapan-kapan saja ke sini lagi. Mungkin 6 bulan lagi. Perintahkan untuk pulang saja.”

“Baik Tuan... saya perintahkan pulang.”

Tae mematikan lampu diruang makan . Hari sudah menjelang sore, matahari juga sudah mulai memancarkan cahaya jingga. Ruang cukup gelap. Tae duduk disudut ruangan menunggu Emma. Kalau tebakannya kali benar, Emma pasti akan keluar dari persembunyiannya tanpa ia cari. Ia cukup menunggu, Emma pasti kembali karena ia takut gelap

*****

Apa taktik yang dilakukan Tae berhasil? Ngumpet di mana Emma? Apa berhasil Tae temukan? Hukuman apa lagi yang bakal diterima Emma? Lanjut terus yaaa...