webnovel

Shea adalah rindu.

Karena hobby dan imajinasi ku dimasa lalu, aku kembali bertemu dengan kenangan yang membuat ragu, didunia baru.

windaresta13 · Urban
Not enough ratings
5 Chs

Lima.

"Anak kak Gallen? " El merutuki kebodohan nya sendiri.

" Hm. " Gumam Shea singkat.

El tersenyum penuh arti, melihat gadis nya telah kembali. Delapan tahun bukan lah perjuangan yang singkat untuk menunggu kedatangan Shea, yang tak jelas ada dimana, tanpa pernah ada kabar sedikit pun.

Elzico Gafvino Akalanka,

seorang laki-laki yang sering dipanggil plai boy hanya karena gadis yang bernama Shea.

" Ounty, Acha capek." Perkataan polos Alesha berhasil membuyarkan lamunan kedua insan yang tengah berperang dalam fikiran nya masing-masing. Sampai mereka melupakan kehadiran bocah kecil itu.

" Eh, capek ya? Ya udah, kita duduk disana aja." Saran El, sambil menunjuk bangku tempat duduk mereka tadi. Tanpa babibu El langsung menggendong Alesha yang sedang berdiri didepan Shea.

" Lah dokter El, ternyata udah punya keluarga toh."

" Istri sama anak dokter El cantik juga ya. "

" Keluarga yang harmonis. "

" Itu istri dokter El ya? Kok nggak pernah keliatan? "

" Yah, gagal dong rencana punya mantu dokter. "

Shea hanya tersenyum geli, mendengar para pengunjung rumah sakit yang melihat mereka seperti sebuah keluarga lengkap. Tanpa Shea sadari El memperhatikan senyuman manis yang sudah delapan tahun kabur dari pandangan nya. Seperti terkena hipnotis El juga ikut tersenyum sambil mencuri pandang Shea.

" Kenapa senyum-senyum? " Tanya El bermaksud sedikit menggoda Shea. Shea hanya menggelengkan kepala nya pelan.

" Udah sampai. " Kata El sambil menurun Alesha dibangku taman yang lumayan panjang. Alesha duduk di tengah-tengah mereka, layak nya seperti seorang anak yang sedang bersama ayah dan ibu nya.

" Makasih om doktel, om doktel baik deh. " Puji Alesha, El hanya tersenyum tulus.

" Shea gue minta maaf ya sama lo. " Tutur El lembut, tapi malah mendapat kan lototan tajam dari Alesha. Shea hanya mengerut kan kening nya heran.

" Om doktel, kata mama Acha, ndak oleh pake lo_gue. Acha ndak setuju. " Bukan nya horor, malahan tatapan Alesha membuat Shea dan El gemas.

" Iya deh om ganti. " Pasrah El tambah gemas.

" Shea aku minta maaf ya sama kamu. " Ulang nya lagi. Alesha tersenyum puas mendengar ucapan El barusan.

" Buat ? " Shea hanya memasang wajah datar nya. Jujur Shea sangat merindukan tatapan itu, namun semuanya sudah terlampau usang. Shea sangat kenal siapa laki-laki yang sedang berada di hadapan nya sekarang. Bukan hal mudah untuk melupakan siapa El dimasa lalu nya.

" Buat semuanya Shea. Kamu perlu tau, aku seperti ini karena kamu. " Karena Shea? Bagaimna bisa El menyalahkan gadis tak berdosa itu tentang masa lampau nya.

" Nggak usah berbelit-belit El. Gue hanya korban masa lalu lo, bukan penyebab keburukan lo waktu itu." Shea menarik nafas nya gusar. Apa maksud El berkata seperti itu?

" Ounty, jan pake lo_gue." Intruksi Alesha yang tak tau keadaan. Shea tak mengubris perkataan Alesha barusan.

" Alesha, diam dulu ya sayang. Om mau ngomong sama Ounty Shea. " Jelas El kepada bocah kecil itu.

" Kamu nggak tau aja Shea, aku Plai boy seperti ini, karena aku merasa gagal mendapatkan kamu, dulu aku beranggapan cinta ku bertepuk sebelah tangan. Aku memang egois karena melampiaskan nya kepada semua perempuan, membuat mereka patah hati, seperti apa yang aku rasakan. " El menjeda ucapan nya sambil menatap gadis itu lekat. Raut wajah yang tak pernah terbaca oleh El dari dulu.

" Awal nya aku mendekati mereka hanya untuk menguji perasaan kamu Shea. Aku fikir kamu bakal cemburu, tapi nyata nya kamu malah bodo amat dengan semuanya. Dan dari sana pula aku mencoba mempermainkan perasaan wanita." El menjelaskan nya secara perlahan-lahan sambil tersenyum miris kearah Shea.

" Aku memang bodoh, membiarkan semuanya berakhir begitu saja. Dan kamu tau? Apa alasan aku mendekati Alfa? itu semua karena aku cemburu melihat kamu yang bisa tertawa bahagia bersama dia." Shea berfikir sejenak, Alfa dia memang sahabat laki-laki Shea diwaktu SMP, tidak sedikit yang beranggapan bahwa mereka memiliki hubungan khusus yang lebih dari sahabat.

" Tapi ternyata aku salah, justru Alfa malah mencintai Kanayya sahabat kamu. " El tak berhenti-henti nya menceritakan kembali lembaran lama nya.

" Aku minta maaf Shea. Aku sangat mencintai kamu dari duu sampai detik ini. " Ungkapan itu yang dulu sangat ditunggu -tunggu Shea.

" A_aku udah maafin kamu El." Balas Shea liruh, bahkan hampir tak terdengar oleh El. El menatap Shea tak percaya. Semudah itulah gadis itu memaafkan.

"Papaaaaa." Pekik Alesha yang untuk kesekian kali nya mengacaukan suasana. Shea dan El mengikuti arah pandang bocah kecil itu, terlihat Gallen dan Allena yang sedang berjalan menuju arah mereka.

" Lho Alesha, kok kamu ada disini? Wah, Ounty kamu nggak benar nih jagain anak papa. " Canda Gallen yang langsung mendapat kan pelukan hangat dari putri semata wayangnya.

" Eh,,, papa doang nih yang dipeluk? mama nggak? " Tanya Allena yang membuat Shea dan El tersenyum geli.

Tanpa fikir panjang Alesha langsung menghambur kepelukan Allena.

" Lho? kok disini ada dokter? Temen kamu dek? " Tanya Gallen heran seketika menyadari kehadiran dokter muda itu disamoing Shea.

" Kak Gallen, lupa ya sama gue? " Tanya El akrab.

" Lah, dokter siapa? " Gallen berusaha lebih sopan, mengingat pakaian laki-laki itu adalah kemeja biru langit yang dibaluti jas putih, yang menambah kegantengan nya berlipat-lipat.

" Santai aja kak, gue El. Elzico Gafvino Akalanka. " Intro El mengingat kan.

" Lo El? Ya ampun gue hampir lupa. Udah jadi dokter aja lo sekarang.Gimana kabar lo? "

" Papa,,, ndak oleh pake lo____" Belum sempat Alesha ngomong Allena malah membawa putri nya menjauhi Shea, Gallen, dan El. Bocah kecil itu, hanya akan menjadi pengganggu. Mereka bertiga tersenyum gemas melihat tingkah Alesha.

" Ya gitu deh kak, seperti yang kakak liat. " El tetap menjawab pertanyaan Gallen meski diantarai oleh ucapan polos Alesha.

" Owh, syukur lah. Tapi sorry nih gue nggak bisa lama-lama nih El, takut nya dua princess gue pada mewek. " Balas El sambil terkekeh geli. Shea hanya memutar bola mata nya jengah.

" Pergi, ya pergi aja, nggak usah banyak bacot." Sindir Shea acuh.

" Dih, adek gue. Ya udah gue duluan ya. Kayak nya yang lagi melepas rindu takut Keganggu. " Cengir Gallen yang mendapat tatapan tajam dari Shea. Sebelum singa mengamuk Gallen terlebih dahulu menghilang dihadapan Shea.

Hufttt, untung kakak. Bathin Shea.

____________________

" Lo kok jadi dokter? " Tanya Shea penasaran. Pasal nya dari dulu El paling tidak suka berurusan dengan angka dan IPA.

" Nggak ada pengen aja. " sedikit tersenyum dengan jawaban ambigu yang diberikan nya, mana mungkin dia menyatakan alasan sebenarnya.

" Nggak, gue lebih suka suami dokter, pasti keren. "

" Dih, nggak takut lo tiap hari liat jarum? "

" Biasa aja tuh. "

" Emang lo mau punya suami dokter yang udah tua-tua gitu? "

" Ya, nggak dokter jaman sekarang juga kali, mana tau ada angkatan kita yang kelak jadi dokter. "

" Mana ada? tuh sama si Elzico aja yang cita-cita nya jadi pedagang asongan. "

" Dih, apaan sih. "

El masih mengingat apa alasan nya menjadi seorang dokter, apalagi kalau bukan kerana keinginan Shea. El sudah hampir gila kerena gadis itu.

Bukan hanya El, Shea juga mengingat keinginan konyol nya dulu, waktu bercerita bersama Kanayya.

"Itu bukan alasan El. " Kesal Shea yang tau El sengaja menjahili nya.

" Lah, terus kamu mau nya aku jawab apa? " Goda El lagi. El memang senang menjahili Shea dari dulu.

" Ya, jawab yang lain gitu. "

" Seperti? " Sudah cukup, seperti nya El yang dulu sudah benar-benar kembali. Shea angkat tangan jika harus berhadapan dengan seorang Elzico Gafvino Akalanka.

" Au ah. " Kesal Shea sambil melipat tangan didadanya. El gemas sendiri melihat muka kesal Shea yang semakin bertambah cantik menurut nya.

" Yee, gitu aja ngambek. Makin cantik lho. " El terlihat sangat antusias menggoda gadis yang duduk di samping nya itu.

" Apaan sih. Nggak lucu. " Sungut Shea lagi.

" Iya Shea, El jadi dokter karena keinginan Shea. " Shea tersenyum puas mendengar jawaban yang ditunggu-tunggunya akhirnya keluar juga.

" Senyuman nya aja udah bikin meleleh. " Gombal El yang malah membuat Shea geram.

"Udah nggak mempan. " Balas Shea.

Untuk yang kesekian kali nya El tersenyum senang. Hari ini, El benar-benar merasakan kebahagian lengkap dalam hidup nya. Penungguan nya panjang nya selama ini ternyata tak sia-sia.

Seperti itu juga dengan Shea, dia bahagia bahkan sangat bahagia. Tapi dia tidak sepikun itu melupakan janji nya bersama daddy nya. Waktu nya cuma satu tahun, tidak boleh lebih sedetik pun. Dan perlu juga digaris bawahi Shea sudah punya tunangan meskipun dia sendiri tidak bisa menerima kenyataan nya.

Dherrel Ngyan Syam. Tolong buat Shea lupa akan nama laki-laki itu. Bukan dia tidak membenci nya, bahkan Shea sangat menyanyangi nya, tapi sebagai seorang kakak, bukan tunangan.

Ya, dia adalah anak tunggal Dhena, kakak tiri Shea sendiri. Miris memang ayah nya menjodohkan nya hanya kerena supaya harta kekayaan nya tidak jatuh kepada orang lain.

Itulah dia Dave Zyan, yang sudah buta kerena harta.

Shea bingung...

***