webnovel

Senjaksara

"Aku suka kamu nja" Ucap Aksara dengan Wajah serius. "Tapi, kamu tau aku belum siap aksa" Posisi duduknya tak tenang kini, bibir nya kelu, dada nya berdegub kencang. Ia tak menyangka secepat ini Aksara akan menjatuhkan hati nya. "Aku akan berjuang. Sampai kata Iya itu keluar dari mulut kamu" Dan kini, aku benar-benar jatuh hati padamu. Rasa yang selama ini ku fikir hanya sebuah empati sebatas sahabat ternyata empati melebihi ekspetasi di luar nalar ku sendiri. Dengan sabar kau mengajariku arti bahagia lagi. Setelah lama tertatih mati karena di hujam semesta berkali-kali. Kini, aku merasa waktu tidak akan indah nikah tak ku habiskan bersama mu Ini untuk kamu, Aksara terindah di planet Bumi.

QueenAyy · Teen
Not enough ratings
27 Chs

Duapuluh tiga

Aira hanya merebahkan diri di kasur empuk milik Senja, kasur yang berukuran 180×180 tersebut terlalu besar jika di pakai untuk Senja seorang diri namun akan terlalu sempit jika di muat oleh dua orang seperti Senja dengan Aira.

Aira hanya menatap langit-langit kamar, suasana kost juga sepi hanya ada suara beberapa orang yang sedang mengobrol lirih mungkin yang lain pergi bekerja.

Ia merasakan punggungnya yang begitu sakit, akibat jatuh tadi pagi sesekali memijat pelan punggungnya. Aira lalu meraih ponsel yang tergeletak di meja samping kanan kasur, meja itu terdapat buku-buku milik Senja dan beberapa foto yang terpajang disana.

Aira melirik perlahan meja tersebut, lalu membuka laci nya perlahan, Senja sedang tak ada kini ini kesempatan Aira untuk melihat koleksi buku Senja, siapa tau ada yg bisa di baca.

Aira memegang gagang laci yang kecil dan ternyata tak dikunci oleh Senja, mungkin Senja lupa biasanya jika Aira menginap pasti semua laci di meja akan di kunci, bukan karena tak percaya tapi Aira adalah anak yang jail dan terkadang tak memakai tata krama menjadi tamu yang baik, itu lah salah satu sebab mengapa mereka tak tinggal bersama saja.

Aira menarik laci tersebut, dan terlihat beberapa tumpukan buku serta berkas-berkas penting, ia tak minat melihatnya. Lalu ia beranjak menuju laci satu nya, yang membuat nya harus duduk jongkok untuk mencari sesuatu disana.

Tiba-tiba handphone nya berdering, satu pesan masuk dari Senja yang bertuliskan "Jangan Buka rak buku gue" tulis Senja dalam pesan.

"Shitt.. Kenapa dia tau gue lagi buka laci dia sih" ucapnya kesal namun tak menghiraukan pesan dari Senja dan ia terus melihat isi laci atau rak buku milik Senja.

Pandangan nya tertuju pada Buku bergambarkan unicorn berwarna pink dan putih. Aira pun segera mengambil buku tersebut lalu duduk di kursi kerja milik Senja. Ia merasakan menjadi Senja kini.

Ia membuka buku tersebut pada halaman pertama yang bertuliskan SELAMAT DATANG DI SAJAK SENJA mata Aira langsung terbelalak, yang ia pegang kini adalah Buku Sajak milik Senja teman nya.

"Wah pasti isinya wah semua sih ini" ucap nya dengan girang. Menurut Aira, Senja adalah gadis yang pandai merangkai kata puitis dan elok. Bahkan ketika Aira sedang merasakan galau Senja akan menghibur dengan kata-kata yang mampu menyemangati nya.

Namun Aira tak akan membaca semua tulisan di lembar buku tersebut, ia memilih untuk membaca secara acak sesuai tanggal, bulan dan tahun. Ia mengingat tahun ini adalah tahun 2020 berarti dia akan membaca tulisan di lembar ke 20.

Ia bersiap diri dan membuka lembar ke 20 pada buku tersebut.

_Suatu saat kamu akan bosan,

Suatu saat aku akan egois karena takut kehilangan,

Suatu saat kamu akan lupa akan janjimu.

Suatu saat kita akan bertemu dengan orang baru dan mulai merasa ada kesempatan untuk memulai hubungan yang lebih baik.

Tapi, bukankah hubungan yang paling baik adalah hubungan yang diperbaiki?.

Karena pasangan paling bahagia di dunia ini tidak pernah memiliki sifat yang sama. Mereka hanya SALING MEMAHAMI dengan baik tentang PERBEDAAN yang mereka miliki_

Senja, 2020

Begitulah sepenggal sajak yang ditulis kan oleh Senja pada lembar ke 20, Aira membaca nya dengan sangat menghayati tulisan tersebut. Aira berpikir bahwa tulisan ini mewakili rasa kecewa Senja terhadap Noval. Ia paham betul akan situasi hati Senja pada waktu itu.

Aira lalu mengingat bulan ini, yaitu bulan Juni yang berarti bulan ke 6. Dengan sigap Aira mencari halaman 6 dan mulai membaca sajak tersebut.

*TUJUH BELAS*

_Setelah berhari-hari pikiranku dibuat kalut oleh kehidupan yang kian pelik. Malam ini aku ingin meredakan gelisah dengan, menulis sesuatu tentang kamu. Sebab kutahu, dirimu dan kisah kita adalah, dua hal yang mampu membuatku tetap dapat melepas senyum, di antara penatnya hati.

Apa kabar? Entah ini kehendak perasaan, atau aku memang sedang membutuhkan teman curhat. Sejauh jarak membentang pisah, kamu masih sedekat Bulan pada Bintang. Terasa masih seperti dulu. Senantiasa hadir mengiring langkah, seberat apa pun prahara hidupku.

Aku rindu untuk sekadar berbagi cerita. Tak ada yang dapat menyediakan hati, sebaik kamu yang begitu sabar duduk menemani dengan tabah. Pun setia berlama-lama menerima segala keluh kesah ku_

Senja, 2020.

"Hah?? ini gak salah?? yang dia maksud siapa coba?" ucap Aira yang kaget setelah membaca sajak milik Senja baru saja. Bulan Juni Aira tak merasa Senja pernah bercerita menyukai seseorang atau kagum. Senja hanya bersikap biasa saja seakan tak terjadi apa-apa.

"Gue yakin pasti dia lagi suka sama orang" ungkap Aira yakin. Aira pun menutup buku tersebut dan hendak mengembalikan nya, namun tiba-tiba buku itu terjatuh, dan membuka halaman ke 8. Aira pun mengambil buku tersebut lalu membacanya kembali.

*AKSARA KU*

Rasa yang ku hantarkan dalam cerita.

Bentuk istimewa yang telah dinantinya.

Engkau datang membawa bahagia.

Seribu ucap terbungkus tertata.

Ku persilahkan kau jadi objek nyata.

Sekiranya aku telah mengagumimu.

Bolehkah kau menjadi objek utama bagiku.

Sekiranya telah sulit namun aku tak berhenti tuk bangkit.

Jika aku gagal bolehkah mencoba tanpa sesal

Aku tak lagi salah menduga tak lagi tuk berpura-pura.

Hanya saja mungkin kita butuh waktu tetapi tak lagi bercanda.

Waktu remaja telah usai,

Waktunya mendewasa agar tak terbuai.

Sekiranya aku meminta akankah kau memberinya

Laksana perintah aku bersumpah.

Izinkan aku berikrar dengan janji yang tak pudar.

Senja, 2020

"Fixxs... Senja suka sama Aksara, OMG kok bisa sih emang mereka udah sejauh apa? sejauh mana? kenapa Senja gak cerita ke gue soal ini" ucap Aira bersungut-sungut.

Aira pun mengembalikan buku tersebut namun tak menata ke tempat semula, ia meraih ponsel dan melihat tanggal pertama Senja dan Aksara kencan, Aira meng scroll chat Senja pada saat Senja meminta Aira untuk ke kost an nya malam itu.

Tepat tanggal 8 sesuai dengan halaman sajak yang baru saja Aira baca. Dugaan nya semakin kuat kini pasti ada hal yang Senja sembunyi kan? atau memang mereka sudah jadian? atau mereka friendzone? Senja di ghosting? Mereka Backstreet?

"Ahh kepala gue meledak" ungkap Aira yang otaknya kini penuh dengan berbagai pertanyaan, jiwa keponya mulai muncul dan ia harus mengetahui hal yang sebenernya.

Saat sedang asik berargumen dengan otak nya handphone nya tiba-tiba berdering tanpa melihat nama ia langsung mengangkat telfon tersebut.

"Halo, ada apa? gue libur sekarang" ucapnya asal.

"Aira, kenapa gak kerja? mau saya SP kamu? mau SP berapa lagi?" ternyata yang menelfon adalah bos Aira.

Aira pun kaget dan sedikit menjauhkan handphone tersebut dari telinga nya. Dan mencoba sedikit tenang.

"Aa.. anu pak saya abis jatuh, pinggang saya rasanya mau copot, bapak mau tanggung jawab kalo pinggang saya copot? enggak kan makanya pak saya mau libur dulu aja" ucap nya menerangkan.

"ya sudah ya sudah, kalo saya gak butuh kamu juga mana mau saya ngasih kesempatan kamu kerja" ungkap Bos Aira.

"Yaa yaa gimana pak? bapak butuh kan?" ucapnya.

"Yaaa"

Tuttt.. tuttt..

Telfon pun di matikan, Aira hanya tersenyum pasti wajah Bos nya kini sedang memerah seperti udang rebus jika marah