webnovel

Senjaksara

"Aku suka kamu nja" Ucap Aksara dengan Wajah serius. "Tapi, kamu tau aku belum siap aksa" Posisi duduknya tak tenang kini, bibir nya kelu, dada nya berdegub kencang. Ia tak menyangka secepat ini Aksara akan menjatuhkan hati nya. "Aku akan berjuang. Sampai kata Iya itu keluar dari mulut kamu" Dan kini, aku benar-benar jatuh hati padamu. Rasa yang selama ini ku fikir hanya sebuah empati sebatas sahabat ternyata empati melebihi ekspetasi di luar nalar ku sendiri. Dengan sabar kau mengajariku arti bahagia lagi. Setelah lama tertatih mati karena di hujam semesta berkali-kali. Kini, aku merasa waktu tidak akan indah nikah tak ku habiskan bersama mu Ini untuk kamu, Aksara terindah di planet Bumi.

QueenAyy · Teen
Not enough ratings
27 Chs

Duapuluh dua

Noval pun masuk dan mulai duduk di kursi yang telah di sediakan, ia tau bahwa Nadhira sedang mabuk karena bau alkohol tercium kuat disini. Nadhira yang sedikit tak percaya pun kini mencoba tenang, meskipun kepalanya pusing karena banyak minum alkohol.

Nadhira mencoba bersikap biasa, lalu menyapa Noval yang sudah duduk, sebelum nya ia sudah menghubungi OB untuk membuatkan minuman untuk Noval sebagai tamunya siang ini.

"Lo kesini gak bilang gue sih" ucap Nadhira.

"Ngapain? emang harus ya? kan lo bossnya disini". ujar Noval sambil melirik ke sekeliling ruang kerja milik Nadhira yang cukup luas.

"Bokap lo mana?". Lanjut Noval yang kini sudah berdiri menatap ke arah jendela luar yang begitu besar, menampakan pemandangan kota Jakarta yang begitu padat penduduk dan sangat panas.

"Ada, dia di Belanda sekarang". ucap Nadhira.

Noval mengangguk faham, tak selang waktu lama OB pun masuk dan memberikan minum dan sedikit makanan untuk Noval.

Nadhira mempersilahkan Noval untuk meminum dan menanyakan apa tujuan nya mendatangi kantor milik Nadhira. Noval pun menjelaskan bahwa, ia ingin perusahaan miliknya dan Nadhira bekerja sama. Membangun sebuah PT yang besar dan hasilnya akan di bagi dua nantinya.

Nadhira pun terdiam, bagaimanapun juga ia baru saja mengenal Noval.

" Gue baru aja kenal lo, gimana kalo gue main dulu ke kantor lo buat survei" tawarnya dan langsung di iyakan oleh Noval. Mereka pun bersiap untuk pergi ke kantor milik Noval.

Mereka berjalan bersama, menuruni lantai dengan menggunakan lift pribadi milik Nadhira, Lift itu hanya khusus dipakai oleh Nadhira dan tamu saja. Setiap bertemu dengan karyawan mereka pasti selalu di sapa dengan senyuman yang ramah.

Dengan membawa tas kerja miliknya Nadhira berjalan dengan anggun selayaknya putri kerajaan di kantor nya, begitu juga dengan Noval yang berjalan dengan gagah nya kacamata hitam tak luput dari matanya.

***

Aksara pun akhirnya sampai di Toko Buku, ia turun dan memandangi tokoh tersebut, ia berjanji pada dirinya sendiri ia akan bekerja dengan baik dan semaksimal mungkin, bekerja dengan jujur seperti yang selalu di sampaikan oleh mendiang kakek nya.

Meskipun hidup dengan kasih sayang orangtua yang utuh, peran kakek tak luput hilang dari ingatan Aksara, sewaktu kecil kakeknya sangat menyayangi dirinya, dengan hal sederhana selalu membuat Aksara bahagia. Membuat kan mainan dari bahan sederhana seperti plastik, pelepah pisang, kayu dan mainan jaman dulu yang asik di mainkan anak seusia Aksara dulu.

Tiba-tiba ada rasa rindu kepada kakeknya tersebut, ingin sekali pulang dan ziarah ke makam kakeknya, namun ia ingin fokus bekerja untuk cita-cita nya dulu, dan rencananya akhir bulan ini ia akan pulang untuk ziarah dan menengok orangtua nya di Kota seberang.

Ia meletakan helm di spion motor miliknya, sambil merapihkan rambut nya yg tebal ia mengaca di spion motor, merapihkan baju dan tas yang sudah ia bawa tadi.

Perlahan ia melangkah pasti menuju toko, lalu memegang pintu dengan perlahan dan membukanya, terlihat Mas Ardi sudah menunggu nya di sana, Mas Ardi pun tersenyum ke Aksara dan menyapa nya siang ini.

Mereka berbincang ringan perihal liburan dan seragam yang harus Aksara pakai, Mas Ardi mengeluarkan beberapa seragam toko yang harus Aksara pakai di hari-hari tertentu. Baju batik bertuliskan nama Toko harus di pakai pada hari senin-selasa, kaos pendek di pakai pada hari sabtu-minggu, hari rabu-kamis memakai baju bebas dan hari jumat adalah hari libur tokoh.

Mas Ardi pun menjelaskan letak buku supaya Aksara paham jika ditanya oleh customer nantinya, seperti letak buku dongeng anak, buku geografis, pengetahuan, novel dan masih banyak macam nya. Mas Ardi mengajak Aksara berkeliling sambil membawa buku, buku itu adalah panduan dan kode-kode rak yang harus Aksara hafal nantinya.

Karena kadang-kadang rak setiap bulan akan di pindahkan, ini dilakukan agar pelanggan tak begitu hafal dengan letak buku yang biasa mereka beli atau baca dan membuat mereka berkeliling lalu menemukan banyak buku lain yang mungkin menarik minat mereka.

Hari ini Mas Ardi akan menemani Aksara bekerja sampai seminggu kedepan, karena tak mungkin langsung meninggalkan Aksara sendirian di toko yang besar seperti ini, mau bagaimanapun Mas Ardi harus membantu Aksara untuk belajar anggap saja ini masa Training kerja seperti orang-orang kantor.

Setelah serasa cukup paham, mereka pun kembali duduk terlihat beberapa orang sedang membaca buku yang sudah mereka beli dan juga ada yang masih sibuk mencari buku yang pas.

Aksara melihat nuansa toko yang tak begitu norak padahal Mas Ardi pernah bilang toko ini sudah berpuluh-puluh tahun berdiri namun dekorasi nya selalu diubah mengikuti trend dari jaman ke jaman.

Tiba-tiba mata Aksara tertuju pada buku yang terletak di meja, buku itu berwarna hijau polkadot, ia ingin menanyakan buku apakah itu kepada Mas Ardi namun terlihat Mas Ardi sedang sibuk menelfon dengan calon istrinya.

Aksara pun perlahan membuka buku tersebut, pada halaman pertama buku bertuliskan, DAFTAR PEMBELI BUKU, Aksara paham kini ini adalah buku yang mencatat orang-orang yang membeli buku juga ada nama mereka disini.

Ia membalikkan lembar pertama dan kini berasa di lembar kedua, ia membaca dalam hati buku tulisan tersebut, dan matanya terpaku pada satu nama yaitu Senja. Lalu ia membalikkan buku itu secara cepat hanya untuk melihat apakah Senja kesini setiap hari Minggu seperti yang ditulis kan di buku tersebut.

Benar dugaan nya toko ini adalah toko buku langganan Senja dan setiap minggu pasti Senja kesini, semangat kerjanya mulai bertambah kini, ia bisa bertemu Senja setiap minggu ditempat kerjanya. Ia membaca buku sambil tersenyum tipis.

"Woi kenapa lu ketawa-ketawa" ucap Mas Ardi yang datang secara tiba-tiba mengagetkan Aksara yang sedang halusinasi, segera Aksara menutup buku tersebut.

"Eh Mas.. ngagetin aja.. nnggg.. ngga kok ini baca daftar pelanggan yang berkunjung aja" ucap Aksara terbata-bata.

Mas Ardi pun melirik buku yang Aksara bawa dan mengangguk paham. Suasana menjadi hening, dalam hati Aksara ingin sekali menanyakan perihal kedatangan Senja setiap minggu, namun ia malu dan tak enak hati jika bertanya.

Namun rasa penasaran nya kian muncul, ia menggerakan kaki nya cepat tanda cemas. Ia terus melirik Mas Ardi yang sedang sibuk dengan handphone, seperti nya calon istri Mas Ardi sedang rewel ya biasalah wanita.

"Mas... ". Panggil Aksara memberanikan diri.

" Apaan?" ucap Mas Ardi yang masih fokus pada handphone nya.

"Lihat gue dong". ujar Aksara lagi.

Mas Ardi pun melirik ke Aksara yang hanya diam mematung.

" Apaan sih lu, gue suruh liatin lu yang diem aja, gila dasar". maki Mas Ardi kesal.

"Ckk.. Calon Manten jadi galak gini ya". pekik Aksara dalam hati.

" Mas.. gue mau nanya". ujar Aksara.

"Yaudah sih tinggal tanya aelahhh ribet lu kaya calon bini gue". ucap Mas Ardi.

" Anjir.. curhat.. " batin Aksara.

" Senja sering kesini emang?". Serasa ada lega dalam hati Aksara setelah menanyakan pertanyaan tersebut.

Mas Ardi pun melirik Aksara, lalu mengangguk pelan, tanda mengiyakan pertanyaan Aksara baru saja.