webnovel

Silsilah Keluarga Besar

Awalnya dulu hanya tiga induk lembu saja, yaitu: Khonjang, Induk dan Getuk. Ada pun Sunggi, Mbulan, Gula, Cimun, mereka masih dakhe/dara. Usul punya usul, tak sebulan menggembala, Piyah tahu siapa induk mereka sebenarnya meskipun sudah tidak menyusui pada induknya sendiri.

Kata Piyah: Cimun itu induknya Khonjang, karena rupa Cimun mirip sekali dengan Khonjang. Hanya saja Cimun lebih langsing karena sering makan garam dan rumput yang kena semprot dengan resep anti hama di dekat tanaman jagung milik orang lain.

Selain mirip, kalau ada terjadi apa-apa, misalnya Cimun diganggu antar teman para remaja di kelompoknya, Cimun sering mengadu kepada Khonjang. Beda dengan dakhe yang lain, seperti Sunggi, ia juga mengadu pada induknya Getuk. Cimun warna bulunya sama seperti Khonjang, yaitu warna kuning.

Tanduk di kepalanya hanya pendek, satu inci saja yang tumbuh, sama seperti Khonjang. Selain itu Cimun kalau ia menangis, air matanya hanya membasahi di sekitar lingkaran bola matanya, kalaupun mengalir hanyalah sedikit saja turun kebawah, tidak sampai pada pipinya, Khonjang pun demikian.

Bahkan kata Piyah dia sudah tanyakan pada Tokeh bahwa benar Cimun adalah anak dari Khonjang.

Sekarang Cimun juga sudah punya anak dan anaknya sudah jadi dakhe atau ABG. Anak Cimun juga betina. Cucu pertama Cimun adalah lembu Bogoh atau jantan yang sekarang sudah jadi milik kami setelah adanya pembagian dengan Tokeh. Karena bila ada dua induk lembu kami yang melahirkan dalam satu tahun, saat tokeh menjenguk, ayah akan memberitahu dan langsung digelar pembagian hak milik. Dan yang menggembala, dialah yang pertama memilih, bukan tokeh.

Jadilah cucu Cimun yang dipilih abangku Piyah. Adapun Sunggi, ia adalah anak dari Induk. Bagaimana bisa? Ya karena di kelompok lembu kami hanya ada dua lembu yang berbulu hitam, yaitu Sunggi dan Induk.

Kenapa Induk tidak kami panggil Sunggi? Karena ia sudah punya nama ketetapan umum antara para pengangon, sebab Induk adalah lembu yang paling tua.

Dari Sunggi lahirlah anaknya yang juga betina. Anak Sunggi ini milik kami karena Piyah tidak mau milih anak Cimun dulunya, sebab ia tidak mau punya lembu nakal seperti Cimun. Lalu kenapa Piyah mau memilih cucu Cimun? Pertama karena kami belum punya lembu jantan, kedua cucu Cimun sangatlah ganteng dan imut. Good looking.

Terlihat dari wajahnya, dia tampaklah sangat baik, tidak mengikuti jejak neneknya. Lagipula badannya gemuk dan kuat seperti buyutnya Khonjang. Waktu dia lahir kedunia ini, cucu Cimun itu tidaklah menangis, dan tidak langsung mencari susu induknya.

Bahkan sebelum badannya dibersihkan induknya dengan rata dengan cara menjilati sekujur tubuhnya, dia sudah bisa berdiri. Berbeda sekali dengan anak lembu yang lain yang kalau saat lahir tidak akan bisa berdiri sebelum badannya dijilati induknya hingga kering, bersih dan rambutya rapi disisir dengan lidah induknya.

Itu menandakan bahwa cucu dari Cimun adalah lembu jantan yang kuat! Benar saja, pada umur dua tahun, cucu Cimun sudah mulai sok-sok-an cari lawan untuk bertarung.

Ada yang seumuran dengannya ia ajak bercanda dan bahkan ada yang lebih tua dan lebih besar darinya ia ajak berantam. Sehehabt, sekuat, setampan dan sejago apa pun cucunya Cimun, tetap akan kami panggil Boguh, yang artinya jantan. Sepertinya cucunya Cimun mengikuti jejak buyutnya Khonjang yang sangat kuat dan kepala betina di antara kelompok lembu para penggembala. Entah lembu Bogoh siapa yang mengawini anaknya Cimun sehingga cucunya bisa sehebat itu. Nanti ketika ia besar, ia mengalahkan semua lembu Boguh para penggembala!

Sunggi juga punya cucu betina, yang akan jadi dakhe dan sekarang pacaran dengan cucunya Cimun. Cucu Sunggi tidaklah hitam seperti neneknya. Karena dia adalah hasil perkawinan dari lembu jantannya Ninik Wok Pian yang berbulu putih. Maka lahirlah cucu Sunggi yang juga berbulu putih.

Adapun lembu Gula kami, dia adalah anak dari lembu kami Mbulan. Mbulan adalah lembu yang paling aku sayangi. Khonjang adalah lembu kebanggaanku, dia raja pada rumput. Induk adalah lembu harapanku untuk menasihati lembu lainnya. Cara Induk menasihati lembu lainnya ialah Induk tidak pernah mengajak lembu lain makan tanaman orang, tidak pernah. Induk akan ikutan makan jika semua lembu telah makan di tanaman orang. Tapi jika kami masih mengawasi, Induk sungkan dan segan.

Bogoh cucunya Cimun adalah lembuku yang saat kelompok lembuku diganggu kelompok lain, maka ia yang membela di barisan terdepan, jika tidak berhasil maka ia akan di-cover oleh Khonjang. Kalau Khonjang telah bergabung, maka pertarungan tidaklah lama, sebentar saja lalu bubar semua.

Kenapa Mbulan bisa jadi lembu yang aku sayangi? Karena Mbulan lembu yang baik, setiap pergi dan pulang dari tempat menggembala, Mbulan tidakklah nakal seperti induk lembu yang lain, Mbulan tidak mau mencuri tanaman di pinggir jalan.

Mbulan tidak akan makan kecuali di tempat menggembala. Kalau pun mencuri, ia terpaksa karena diajak kelompoknya. Sebelas dua belas dengan Induk. Dan Mbulan tidaklah masuk ke tengah-tengah tanaman orang, Mbulan hanya di tepi-tepinya saja. Mbulan punya anak, namanya Gula. Namun Mbulan dan Keturunannya adalah yang paling dikucilkan oleh lembu yang lain. Yang terkuat lah yang punya kuasa di kelompok. Urutannya: Khonjang, Induk dan Mbulan. Jumlah keturunannya juga demikian. Keturunan Khonjang lebih banyak dibanding Induk, dan Mbulan paling sedikit, anaknya cuma satu yaitu Gula, dan cucunya ada tiga.

Hanya Mbulan lah lembu kami yang berbulu putih seperti awan. Kenapa aku lebih sayang pada Mbulan daripada yang lain? Ya itu tadi, Mbulan adalah keluarga lembu yang dikucilkan daripada induk lembu yang lain, aku sayang dan juga kasihan.

Kadang aku sedih saat Mbulan sering diajak berkelahi oleh Khonjang dan Induk. Tetapi Mbulan tidak berani melawan. Jika kami sedang memberikan garam di atas tumpukan rumput, Mbulan tidak akan berani ikut makan kecuali sesudah Khonjang dan Induk makan duluan atau dipersilakan makan bersama.

Mbulan termasuk lembu yang lama berkembang biak. Jarak lima tahun, dari Mbulan lahirlah Gula. Dulu Gula masihlah ABG saat awal abang-abangku menggembala.

Tiga tahun kemudian Gula pun sudah pacaran dengan Lembu jantannya Pak Haji, lalu Gula punya anak betina yang kami namai Manis. Karena ia mirip sekali dengan ibunya Gula, manis nian rupanya!

Walaupun Gula sudah punya cucu, tetap saja keluarga besarnya masih dikucilkan kompok keluarga lain yang lebih bannyak dari kelompoknya. Kenapa? Karena kelaurga Mbulan semuanya betina, belum ada jantan yang berpihak dengannya.

Beberapa tahun kemudian, Manis pun sudah remaja dan pacaran dengan cucunya Cimun, tak berapa lama Manis pun hamil tua dan lahirlah lembu jantan yang elok, tampan rupawan, tampak manis saat ia tersenyum dan juga kuat!

Tidak lama Boguh dari anak Manis, atau cicit dari Mbulan sudah tumbuh dewasa, sekarang ia lebih kuat daripada cucunya Cimun, dan sejak saat itulah Mbulan tidak lagi dipandang sebelah mata oleh keluarga yang lain, sejak itu pula keluarga besar Mbulan adalah keluarga yang terkuat dan ditakuti di kelompok lembu kami!

Bahkan Khonjang saja pun tidak berani, padahal ia tidak tahu bahwa kekuatan itu jugalah warisan darinya yang disalurkan oleh cicitnya lewat perkawinan yang sah di keluarga besar lembu kami. Namun tidak lama cicitnya Mbulan itu sama kami, begitu ia tumbuh dewasa, tokeh lembuh kami menjualnya. Aku sedih meskipun bukan punyaku. Tidak bisa kami pilih sebab kesepakatannya kami tidak boleh memilih dua lembu Boguh. Jadilah ia milik tokeh. Namun, meskipun ia telah dijual, ia dapat mengangkat derajat keluarganya selama kami menggembala. Keluarganya tidak lagi dikucilkan, meskipun ia telah dijadikan daging kurban.

Tidak ada satu foto pun aku dan lembu-lembuku, sebab kala itu tidak punya gadget apalagi kamera. Hanya dengan tulisan inilah satu-satunya caraku mengingat wajah-wajah lembuku dan kenangan-kenanganku bersama mereka.

Aku pribadi begitu sayang pada lembu-lembuku, jika Allah mengizinkan, aku harap nanti bisa bertemu lagi dengan lembu-lembuku di Surga. Karena di Surga segala permintaan bisa dikabulkan, "Ya Allah, bolehkah aku melihat wajah-wajah mereka? Kalau boleh sediakanlah padang rumput muda yang hijau di tepi sungai, asap yang tak henti, rumput yang selalu tumbuh setelah dipotong, mereka yang selalu kenyang, tidak pernah kelaparan, sungai yang mengalir terus-menerus, tak henti, agar mereka bisa meminum darinya, tidak ada lalat dan nyamuk yang mengganggu mereka baik ketika makan atau sewaktu rebahan. Aku mohon pada-Mu Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, berilah kesempatan mereka bersamaku di Surga, mereka bisa aku jaga di taman Surga. Sungguh aku merindukan mereka semua."