webnovel

Kantor polisi

Ponsel sammy beberapa kali berdering tanpa ada yang mengangkat, beberapa menit hidup mati sampai empat kali panggilan tak terjawab tertera dilayar handphone. Gemericik air mengalir dari bilik kamar mandi menyenandungkan sebuah lagu bergenre jazz, berteriak-teriak bernyanyi sendirian bak konser tanpa penonton. Aliran shower air menutupi suara deringan ponsel yang tergeletak diatas ranjang. Ketukan pintu terdengar dari luar kamar.

"Aden…, makan malam sudah siap", teriak wanita paruh baya beberapa kali menggedor pintu tak ada respon.

Sammy asyik mandi menikmati kegaduhan suara cemprengnya sampai lupa akan waktu. Bi ina yang tak sabaran lancang membuka pintu kamar, didapati tak ada seorang pun didalam kamar, pintu kamar mandi yang berada diposisi dalam kamar tertutup, suara nyanyian sammy terdengar sampai luar.

Bi ina mencoba mengetuk, "Aden…, makan malam sudah siap"

Beberapa detik pintu kamar mandi terbuka, sammy keluar dengan rambut masih basah menggunakan handuk hanya menutupi bawah tubuhnya.

"Aden butuh sesuatu?", tanya bi ina saat sammy keluar.

Sammy menggelengkan kepala. "Apa kak sem udah pulang bi?", balik Sammy bertanya.

"Ehm…anu den kayak nya aden semmy belum pulang", jawab bi ina agak ragu.

"Benarkah?" Sammy terheran, matanya melirik jam dinding terletak disisinya, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Apa perlu bi ina cek ke kamar den semmy?", tawar bi ina.

"Enggak usah bi biar sammy saja yang kesana", sahut Sammy melarang. "Bi ina bisa istirahat sekarang", suruh Sammy sembari mendorong tubuh wanita paruh baya itu keluar kamar. Asisnten rumah tangganya menyetujuinya tanpa komentar lagi.

Bi ina merupakan asisten rumah tangga yang sudah belasan tahun bekerja dirumah si kembar, tanpa canggung sem dan sam sudah menganggapnya sebagai keluarganya, terlebih sebagai pengganti ibu bagi mereka. Dirumah besar dan super megah si kembar hanya hidup bersama para sisten rumah tangga dan sosok ayah mereka, terkadang semmy atau sammy salah satunya tak berada dirumah berkumpul maka rumah akan terasa sepi, ayahnya super duper gila kerja menjadi pengusaha, harus bolak-balik kedalam dan luar negri untuk mengurusi pekerjaannya. Kemegahan yang tertanam telah menimbun sebuah keheningan dirumah mewah si kembar.

"Kak sem…, apa kau didalam?" Sammy mengetuk pintu kamar kakaknya, tak ada sahutan dari dalam sampai Sammy menerobos masuk kamar.

Kosong! kamar kakaknya hening, tak ada sosok yang sedang dicari Sammy. Berpikir kemana kakaknya pergi sampai malam tak kunjung pulang. Kebiasaannya nongkrong bersama para geng nya sudah biasa dihafal Sammy, setiap hari bila waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam kakaknya sudah stand by dirumah bersamanya.

Sammy balik kekamar melihat ponsel miliknya berada diatas ranjang, meraihnya berniat ingin menelpon semmy. Ditatap layar ponselnya ada empat kali panggilan tak terjawab dari kakaknya. "Kak sem telpon?" tertera panggilannya lebih dari satu kali, dirasa Sammy sudah mengabaikan panggilan sang kakak, mencoba menghubungi semmy kembali, dari suara ponsel semmy mengeluarkan nada sibuk tak dapat dihubungi. Kecemasan Sammy mulai datang.

Semmy dan reisa duduk dikursi panas, berbagai macam pertanyaan diajukan polisi mengenai bapalan liar yang sering terjadi, keduanya telah diperiksa urin untuk mengetahui hasil lab konsumsi narkoba, semmy menjawab santai semua pertanyaan sedangkan reisa hanya membisu tegang tak mengatakan sepatah kata pun, gadis itu sok akibat semua yang disaksikan sepanjang siang, memergoki adiknya barengan sama seorang pemuda tak dikenal sampai dirinya terjerat razia polisi hingga tak bisa pulang, menimang-nimang apa yang akan ditanyakan ayahnya bila reisa sampai rumah, ardiansyah pasti sangat marah mendapati putrinya pulang terlambat karena jadi tahanan dikantor polisi.

"Jadi kapan kita bisa bebas pak?", tanya semmy pada polisi yang bertugas.

"Semua prosedur sudah kalian jalankan tapi masih harus dapat jaminan dari keluarga", salah satu polisi mempersilahkan semmy menelpon keluarga nya untuk bisa menjadi jaminan kebebasan dirinya, sammy beberapa kali dihubungi tapi tak ada respon sampai diputuskan semmy menghubungi orang lain untuk menolongnya.

"Hallo…, bapak bisa datang ke kantor polisi sekarang, saya ada sedikit masalah jadi butuh bantuan bapak", semmy menelpon salah satu pekerja papa nya, tanpa bertanya panjang lebar mengiyakan perintah semmy tanpa berbelit. "Oke…saya tunggu" diakhiri panggilannya, semmy melihat reisa sangat menyedihkan. Perkara yang dialaminya tak jauh karena kesalahan semmy mengajaknya. Berpikir bagaimana cara agar bisa menebus semua kesalahan pada reisa.

"Cepat telpon keluargamu", suruh polwan yang bertugas pada reisa, tak bergeming reisa masih mematung tak mendengarkan perintah.

Menelpon ardiansyah termasuk tindakan bunuh diri untuk reisa, sang ayah pasti akan marah besar mendapati kelakuan tidak masul akal reisa, adiknya kira bisa saja memberitahukan semua perilakunya diluar. Bingung! Apa yang harus kulakukan? Disaat aku tak menemukan jalan keluar, disana ia bersikap tenang menenangkanku seperti sebelumnya.

Tangan Semmy menarik kursi reisa lalu berjongkok tepat dibawah reisa duduk. Reisa dikejutkan tindakan semmy. Termasuk semua polisi yang sedang bertugas diruangan menyaksikan hal itu tersenyum malu pada kelakuan semmy.

"Maaf…", ucap semmy sambil merapatkan kedua tangannya didepan reisa.

"Sem… apa yang kau lakukan?!" kedua tangan reisa langsung membantu mengangkat tubuh semmy berdiri, menengok sekeliling wajah reisa nampak merona malu, semua polisi merespon tertawa geli melihat moment kedua anak muda itu. "…jadi loe maafin gue kan?", tanya semmy lagi. Reisa mengangguk sedikit senyum tipis memaksa. "Enggak…ini bukan semua salahmu sem, karena aku mengejar kira jadi kita…, reisa tak meneruskan ucapannya. Para polisi menjadi penonton layaknya melihat adegan sinetron ditelevisi. Dua kekasih saling berdebat menyalahkan dirinya sendiri.

"Tenang…loe gak perlu telpon keluarga loe, ini semua sudah jadi tanggung jawab gue"

Reisa tertegun mendengar penuturan semmy, dari awal pemuda itu sudah berkata bahwa reisa adalah tanggung jawabnya karena sudah dipaksa mengikutinya, sekarang perkataan itu coba dibuktikan oleh semmy. Dia mendapatkan nilai plus lagi dalam hatiku. Definisi cowok baik adalah yang bisa dipegang ucapannya bukan janji palsunya. Reisa terkesima.

"Terima kasih sem" kelegaan terpancar dari muka reisa. Hatinya sedikit lega dan percaya akan perkataan semmy meskipun dirinya belum lama saling mengenal.

Pria setengah baya berlari menyusuri kantor polisi mencari keberadaan semmy, berpenampilan rapi memakai jas berwarna hitam tanpa dasi dan bersepatu, bertubuh agak tinggi, kurus, berjalan terburu-buru menuju tempat semmy diintrogasi.

Kekhawatiran tak bisa disembunyikan dari ekspresinya.

"Tuan muda…, apa anda baik-baik saja?"

Semmy menyambutnya senang. "Syukurlah anda sudah datang"

"Apa tuan muda Sammy tau anda disini?", tanya pria setengah baya itu memancing ingin tau apakah si kembar keduanya berada dikantor polisi.

"Sammy tak tau saya ada disini, tadi sudah berusaha menghubunginya tapi tak diangkat", jawab semmy sopan. Mata si pria melirik pada sosok reisa sedang duduk disisi semmy.

Semmy menyadari rasa penasarannya.

"Pak bahtiyar, kenalkan ini reisa", sambar semmy "Dia…tak sengaja terjebak bareng saya, bisakah bapak juga mengurus kebebasannya?", tambah semmy. Reisa penuh harap permintaan semmy bisa dikabulkan bahtiyar.

"Tentu tuan muda", jawabnya tanpa bertele-tele. Reisa melempar senyum lega pada semmy.

"Oke…jadi gak ada masalah lagikan, bisakah saya balik duluan"

Semmy mengangkat tubuhnya berdiri dari kursi, diiringi oleh reisa.

Pelayan nya hanya menganggukkan kepala setuju. "Ooh ya hampir lupa, bisa minta tolong satu lagi"

"Silahkan…"

Semmy berbisik ditelinga pak bahtiyah "Tolong rahasiakan ini dari papa"

Jari semmy mengode untuk menutup mulutnya. Si pengacara menyetujui tanpa penolakan. Semmy dan reisa keluar dari ruangan meninggalkan pak bahtiyar menghadap polisi yang bertugas menyelesaikan permasalahan.

Bahtiyar orang yang ditunjuk ayah si kembar sebagai pengacara untuk mengawasi semua kegiatan yang dilakukan semmy dan sammy selama papanya sibuk, kata lain beliau juga bodyguard semmy dan Sammy, segala hal yang terjadi pada si kembar akan dilaporkan kepada tuannya sugeng panca wangsah ayah dari si kembar. Mengetahui semmy berada dikantor polisi pasti akan membuat papa nya naik pitam, selama ini meskipun semmy terkesan badung dan suka nongkrong dijalanan tapi tak pernah sekalipun berurusan dengan hukum dan polisi.