webnovel

Chapter 2 : Awal Dari Sebuah Tekad - Part 5

Kini yang tersisa hanya ada tiga mayat, satu yang sekarat dan satu cocobear yang terperangkap oleh jaring.

Aku merasa kasihan pada pria yang sekarat itu, dia dikhianati oleh kelompoknya sendiri jadi aku menghampiri pria itu untuk mengakhiri hidupnya.

"Eh? Apa itu? apa ini punya mu?"

Aku hanya ingin memastikannya saja, apa itu kantung yang dipenuhi dinna? Atau sesuatu yang lain? Aku mengambilnya kemudian membuka ikatan kantung itu.

I-ini Kristal mana yang sama seperti pada kelinci bintang yang dibawakan Belric. Hanya saja yang ini ukurannya agak besar dari yang tadi. Baiklah akan aku pastikan.

Kantung itu berisi empat kristal mana. Tapi yang satu ini lebih besar dari ketiga yang lainnya.

Aku mengambil yang besar terlebih dulu, lalu menghancurkannya. Seperti sebelumnya, Kristal yang membungkus mana itu hancur. Serpihan-serpihan Kristal itu menguap keatas kemudian menghilang diudara.

Hey… Aku punya ide!!!

Entah kenapa ide ini muncul begitu saja. Tapi ide ini cukup keren jika aku mempraktekannya.

Aku mengambil lagi Kristal mana yang tersisa, kini aku tidak menghancurkannya dengan tanganku melainkan aku memakan Kristal mana yang kupegang. Sudah kuduga, bagaimanapun cara memecahkannya mana didalam Kristal itu akan terserap secara otomatis.

Dua Kristal sudah aku gunakan, aku akan menyimpan sisanya, tapi mau ku apakan Cocobear ini? jika aku membunuh monster ini aku tidak punya waktu untuk melepaskan jaring-jaring ini. tapi akan sayang jadinya kalau dibiarkan begitu saja.

Aku melirik sesaat orang yang sedang sekarat itu.

Orang itu mungkin bisa aku jadikan eksperimen, aku menghampirinya.

"Kau akan mendapatkan kesempatan kedua" aku berbisik padanya kemudian aku membenarkan posisinya, aku tidak mau darahku terbuang percuma karena posisi dia tidak benar jadi aku membaringkankannya lalu menyayat kulitku lalu dia meminumnya.

Sebelumnya ditempat asalku cara seperti ini pasti akan berhasil, aku tidak tahu apakah disini sama atau tidak, meski begitu aku jarang sekali membuat seseorang menjadi "Vassal" karena kekuatannya yang tidak bisa berkembang.

Seseorang yang sudah menjadi "Vassal" kekuatannya akan bertambah tiga kali lipat dari kekuatan sebelumnya. Sesaat memang itu terlihat sangat kuat tapi setelah seseorang menjadi Vassal dia tidak akan bisa menambah kekuatannya.

Setelah beberapa saat orang itu terbangun, matanya memerah. Ini adalah fase dimana seorang vassal membuat kontrak dengan tuannya.

"Tambahkan Vassal pada namamu dan kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan" aku memulai ini dengan cepat karena aku khawatir pada Belric.

"Caillou Vassal"

Dengan begitu sebuah kontrak telah terbuat. Matanya kembali normal, dengan begitu aku akan memberi misi pertamanya.

"Baiklah, aku akan memberimu sebuah misi. Setelah aku pergi dari sini sembuhkan luka mu dulu dengan menghisap darah monster disana lalu ambil Kristal mana didalamnya. Setelah misimu selesai kau harus segera menyusulku kau bisa menggila disana" misi ini tidak terlalu sulit harusnya dia akan bisa menyelesaikannya.

Matahari sudah berganti shift ini akan jadi merepotkan jika aku tidak mengaktifkan night vision, setidaknya sekarang aku mempunyai cadangan mana, aku bisa menggunakan mana yang sedikit ini agar night vision aktif untuk beberapa saat kedepan.

Aku segera meninggalkan tempat itu.

***

"Caillou Vassal" Eh? Apa yang terjadi? Aku yakin tadi aku sedang sekarat. Siapa anak itu? rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat.

Ahh… benar, dia orang yang memberiku kesempatan kedua.

Tadinya aku pikir hanya sebuah lelucon pengantar kematianku.

"Baiklah, aku akan memberimu sebuah misi. Setelah aku pergi dari sini sembuhkan luka mu dulu dengan menghisap darah monster disana lalu ambil Kristal mana didalamnya. Setelah misimu selesai kau harus segera menyusulku kau bisa menggila disana" Setelah dia memberiku sebuah misi, dia pergi begitu saja.

"Cih, Anak itu membuatku bingung"

Terlepas dari semua kebingungan yang ada tiba-tiba sesuatu semacam dorongan untuk melakukan sesuatu yang tidak aku ketahui sebelum aku melakukannya muncul begitu saja.

"A-apa-apaan ini? apa yang sudah kau lakukan pada tubuhku— Bocah—hhrrgghh…hhrrgghh"

Rasa sakit yang tak tertahankan menyebar keseluruh tubuhku, sekeras apapun aku menahannya aku tidak bisa melakukan itu.

Tulang-tulang yang patah dipaksakan untuk bergerak ke suatu tempat. Sebelumnya aku tak pernah merasakan rasa sakit seperti ini. yang bisa aku lakukan sekarang adalah menahannya rasa sakitnya.

Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Tubuhku berhenti bergerak setelah berada didekat Cocobear yang terjerat.

Aku menjulurkan kedua tanganku pada leher Cocobear itu kemudian kepalaku mengikutinya.

"Hei. Tidak, Tunggu! Apa yang akan aku lakukan?"

Aku kaget dengan apa yang aku lakukan sekarang ini. tapi aroma lezat membanjiri mulutku. Aku belum pernah merasakan sensasi ini, bahkan ketika aku memakan daging terlezat kala terakhirku. Rasa ini adalah puncak kelezatan dari segalanya.

Aku tak percaya, darah Cocobear ini bisa memuaskan dorongan yang ada di dalam diriku. Dan yang lebih penting lagi tubuhku terasa nyaman setelah meminum darahnya. Rasa sakit dari tulang-tulang yang sebelumnya patah menghilang seketika.

"Hei bagaimana bisa aku?"

Eh? Dorongan yang sama seperti sebelumnya kembali lagi, kali ini tanganku merobek tiga lapis jaring yang menjerat Cocobear itu sampai menembus kedalam daging Cocobear. Tanganku meraih sesuatu didalam dada Cocobear itu kemudian mengeleuarkannya.

Ini tampak berbeda dari bentuk biasanya, biasanya core berbentuk hexagonal tapi core ini bentuknya tidak beraturan.

Jika aku ingat-ingat, apa yang aku lakukan ini percis seperti yang dikatakan bocah itu padaku.

Tubuhku sekarang benar-benar pulih, aku mengamati sekeliling tempat ini, yang ada disini adalah sekumpulan mayat pengkhianat dan monster yang membuatku sekarat. Tapi bagaimanapun juga aku bersyukur karena aku mempunyai kesempatan kedua untuk hidup lebih lama dari mereka.

Kalau tidak salah senjata yang tertancap di leher senior—maksudku pengkhianat itu adalah milik bocah yang menyelamatkanku.

"Setelah aku mengambil core monster itu sepertinya tubuhku akan bergerak menuju bocah itu, sebelum itu aku akan membawakan senjatanya"

***

Lima belas menit berlalu

"ini terlalu jauh, tidak mungkin bagi Belric berlari sejauh itu. Apa mungkin aku melewatinya?"

Aku menghentikan langkahku, kemudian menonggak keatas mengamati langit mulai gelap menandakan senja segera berakhir.

Sial!!!

Dimana Belric?aku harus segera menemukannya sebelum para berandalan itu menangkapnya.

Aku memutar balik kembali ke titik tengah.

"Hei! Boc—Tuan. Eh? Apa yang terjadi? Lidahku keseleo. Apa yang telah ka—anda lakukan padaku B—tuan"

"Ahh… kau orang yang sekarat tadi? Ini sedikit lama dari perkiraanku, sepertinya misi yang aku berikan sedikit menyusahkanmu ya?"

"Tidak, aku hanya memperlambatnya sedikit untuk membawa senjata m—tuan, aku yakin senjata ini berharga bagi m—anda"

"Ahh… Detta! Terimakasih sudah membawanya untukku."

"Tak apa, kupikir setidaknya aku bisa membalas kebaikan m—anda walau itu hanya sedikit. Jadi apa yang membuat m—anda berakhir disini t-tuan?"

"Hei! Sudah cukup hentikan ini. aku tidak nyaman dengan tubuhku yang tidak dalam kendali penuhku, apa yang sudah ka—anda lakukan padaku? cepat hentikan semua ini"

Orang ini tampaknya belum mengerti. Aku akan memberitahunya nanti jika aku memberitahunya sekarang pasti akan banyak pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

"Kita bahas itu nanti. Sekarang ini kita harus segera menemukan temanku yang sedang melarikan diri dari kelompokmu dulu"

"Hei, jangan mengalihkan topik sesuka m—anda! Aku muak dengan tubuhku yang sekarang"

"Diamlah! Tunjukkan padaku apa yang kau bisa untuk menemukan temanku!"

Aku memerintahnya untuk diam.

"M-maafkan aku tuan aku tidak bermaksud seperti itu, setiap anggota kelompok ekspedisi diberi sebuah item yang bernama "Shara" item ini bisa memandu kita pada kelompok inti dari ekspedisi."

"Terserahlah. Aku mengandalkanmu"

Orang itu kemudian berlari didepanku sebagai penunjuk arah.

----

Seakan bulan tak mau memberkati hutan ini, cahayanya yang redup tak bisa menembus lebatnya dedauanan. Hutan ini begitu gelap.

"Yang benar saja, ini terlalu awal tapi aku tidak punya pilihan lain selain mengaktifkannya" Jarak pandang mataku mulai terganggu, hutan ini begitu gelap.

"[[Night Vision : On]]" Dalam sekejap hutan ini menjadi terang dan jarak pandangku kembali normal bahkan lebih baik lagi.

Beberapa saat telah berlalu.

Dalam pencarian Belric aku sudah menghabiskan semua kristal mana yang kubawa. Dengan begitu aku hanya punya satu cadangan kristal mana.

!!!

Dia menghentikan langkahnya, kalau tidak salah namanya adalah Caillou kan? Sepertinya dia sudah menemukan kelompok yang memburu Belric.

"Tuan, didepan sana. Sepertinya teman anda sudah tertangkap, mereka sedang bergerak menuju Delusia."

"Delusia? Apa itu sebuah desa seperti Sannia?" aku pikir aku pernah mendengarnya. Tapi untuk sekarang itu tidaklah penting.

"Ya, markas kelompok itu ada di Delusia"

"Hei, Caillou! Aku punya rencana. Kau membawa Kristal mananya kan? Berikan padaku, setelah itu aku akan memberi tahu rencana selanjutnya"

"Baik tuan, ini disebut core tapi core dari Cocobear terlihat berbeda, bentuknya sangat berbeda dari core monster biasanya."

Caillou memberikan core itu padaku, yah memang ini terlihat berbeda tapi aku tak memperdulikannya, aku hanya membutuhkan mana didalamnya.

"Baiklah, dengar baik-baik Caillou, apapun yang terjadi ketika kau bertemu dengan kelompok itu kau harus berpura-pura sedang melarikan diri dari kelompok doval. Kau harus mengatakan pada mereka, kelompok Doval telah mengkhianatimu kemudian kau kabur menuju kelompok inti. Kau mengerti Caillou?"

Caillou mengangguk untuk memberi isyarat dirinya telah mengerti pada rencananya.

"Jika kau sudah mengerti, kembali awasi lagi pergerakan mereka,"

"Apa hanya itu saja tuan?"

"Ya. Untuk sekarang itu saja, sisanya nanti aku pikirkan lagi. Berjuanglah"

"Dimengerti"

Caillou kembali mengawasi pergerakan mereka, perlahan dia mendekati kelompok yang sedang bergerak itu.

Ini mungkin sudah cukup dekat. Kita diuntungkan dengan gelapnya hutan sementara kelompok itu hanya mampu melihat sampai sejauh cahaya obor.

Caillou mengawasi kelompok inti dari jarak lima meter, sejauh ini kelompok itu belum menyadari keberadaan kita.

Sudah saatnya bagiku untuk beraksi. Aku mendekati Caillou kemudian menendangnya cukup keras. Caillou terperosok, kakinya mencoba menyeimbangkan tubuhnya yang tidak stabil karena tendanganku.

Aku sudah memperhitungkannya, tendanganku tadi membuat Caillou terjatuh tepat didepan kelompok itu.

"Siapa kau!" Kelompok itu kelihatannya dikejutkan dengan kehadiran Caillou secara tiba-tiba.

Mereka bersiaga dengan menghunuskan senjata mereka pada Caillou.

Sebenarnya dengan Caillou menjadi pengalih perhatian mereka sudah cukup. Tapi aku akan membiarkannya sebentar lagi. Aku ingin melihat bagaimana dia berakting sesuai dengan arahanku. Ekspresi apa yang akan dikeluarkan mereka kalau tahu bahwa Caillou adalah sebuah umpan?

Ppfftt pastinya akan begitu menyenangkan kurasa.

"T-tunggu! Ketua, ini aku. Caillou!"

Dia mengulurkan tangannya untuk menghentikan kelompok itu menyerang dirinya.

"Oh, ternyata kau si anak baru! Ada apa? Kenapa kau terburu-buru seperti itu?"

"Doval! M—maksudku senior Doval! Setelah kita mengalahkan monster itu dia dan dua rekan lainnya menyerangku, jadi aku sebisa mungkin berlari kesini untuk meminta perlindunganmu ketua. Senior Doval telah berkhianat! Saat ini kelompok Doval sedang menuju kesini. Sepertinya mereka akan tiba sebentar lagi. Kumohon berikan perlindunganmu ketua"

Caillou mungkin sudah menyadari ekspresi para seniornya dikelompok itu ketika dia mengatakan Doval berkhianat.

Fufufu akting Caillou lumayan bagus untuk seorang vassal.

"Kuhahaha… kau naif sekali anak baru! Sejak awal aku yang menyuruhnya untuk membunuhmu, dan sekarang kau lari meminta pertolonganku. Kuhahaha…"

"K-kenapa –"

"Karena aku benci dengan bawahan yang cerewet sepertimu!"

Ketua kelompok itu memotong kalimat Caillou.

"Kenapa kau mudah kubohongi ketua dungu!"

Fufufuhahahaha akting yang bagus Caillou! Aku sudah memutuskannya. Kau akan aku pungut menjadi vassal ku. Itu hadiahmu karena telah menghiburku.

Aku akan mengakhiri drama diantara kalian. Aku khawatir jika Belric dibiarkan lama dia akan merasa pegal-pegal.

"Apa yang kau bicarakan anak baru! Semuanya, cepat serang anak bodoh itu"

Tiga dari bawahan ketua kelompok itu maju menyerang Caillou tampaknya ketua kelompok itu belum menyadari apa yang sudah terjadi pada bawahannya. Pppfffttt naif sekali.

"Ada apa? Apa kalian takut dengan anak ingusan itu? Cepat serang dia atau aku yang akan membunuh kalian!"

"Tak usah repot-repot aku sudah membunuh mereka untukmu"

Sepertinya aku mengejutkan ketua kelompok itu. dia terlihat kaget, itu bisa dilihat dari cara ia berbalik ke arah ku.

"Kuhahaha… siapa kau bocah!? Tidak sopan sekali kau membunuh kerikil yang akan aku buang"

"Caillou! Akan aku berikan ketiga mainan disana untukmu sebagai rasa maafku karena menendang mu tadi"

"Hah, terimakasih untuk ini tuan"

Caillou menyeringai, kupikir dia cukup senang setelah diberi tiga mainan tak berguna itu, mereka bertiga akan menjadi objek percobaan kekuatan barunya.

"Jangan kau kira si anak baru itu bisa mengalahkan mereka bocah! Mereka bertiga adalah Rank C mustahil bagi Rank D mengalahkan Rank C sendirian"

Ketua kelompok itu tampak percaya diri sekali tidak seperti sebelumnya yang kaget saat pertama kali melihatku.

"Bocah, kau cukup kuat untuk seusiamu. Kau dari ras apa? Jika kau mau bergabung dengan Een Zwaard aku akan memaafkanmu karena telah membunuh bawahanku"

Sikapnya percaya diri sekali, memangnya siapa dia?

"Apa maksudmu?"

"Ya, jika kau mau bergabung dengan Een Zwaard kau bisa mendapat posisi sebagai kapten pasukan"

"Jadi kau bermaksud untuk menjadikanku bawahanmu? Yang benar saja! Aku hanya melayani Origin : Renẽ St Clair! Ulat bulu sepertimu pantasnya aku injak sampai meresap ke tanah!"

"Apa maksudmu? Kau akan menyesal karena sudah menolak tawaran dari orang sepertiku! Asal kau tahu aku ini tiga kali lebih kuat dari mereka bertiga!"

Hanya karena dia tiga kali lebih kuat dari mainan yang kuberikan pada Caillou bukan berarti dia pantas menyombongkan dirinya. Dasar manusia tak berarti.

"Cih, Sialan!" Ada apa ini? core yang tadi aku simpan menghilang? Padahal barusaja aku masih merasakannya dalam kantongku.

"Ada apa? Apa kau kaget setelah aku mengatakan aku lebih kuat dari mereka bertiga? Kuhahaha memang sudah seharusnya bocah sialan sepertimu tunduk dari tadi. Maaf saja meski aku awalnya tertarik padamu kini aku sudah terlanjur kesal"

Orang ini berisik sekali!! Sepertinya dia yang terburuk dari manusia. Merepotkan saja.

"Apa kau sudah selesai mengocehnya?"

"Kau bilang apa bocah sialan? Jangan menyesal kalau akhirnya aku membunuhmu dengan perlahan. Rasakan ini!"

Orang itu bergerak maju kearahku dengan kuda-kudanya. Yah manusia ini mungkin setara dengan Caillou setelah menjadi vassal tapi sikapnya jauh lebih buruk daripada Belric. Orang semacam ini akan mati dengan cepat.

Aku malah melamunkan hal yang tidak-tidak. Aku harus memutuskan untuk bertahan atau sama-sama menyerang. Cih ini merepotkan, fisikku masih lemah dengan sebilah pedang yang dipegang orang itu akan dengan mudah memotong tubuhku.

Saat sebelum meraih detta tangan kiriku secara tak sengaja merasakan menyentuh sesuatu yang tidak asing. Bagaimana bisa? Pedang kayu yang patah tumbuh kembali ke bentuk utuhnya. Apa mungkin ada hubungannya dengan coreku yang tiba-tiba menghilang? Sial tak ada waktu untuk memikirkan itu sekarang.

Karena pedang kayu ini sudah kembali utuh aku langsung menggunakannya untuk menahan serangan dari orang itu.

Aku berhasil menahannya. Itu cukup berat, sudah kuduga pedang kayu ini memang bisa menahan segala macam serangan fisik. Tapi anehnya aku tidak bisa menggunakannya untuk menyerang, apa pedang ini memang diciptakan untuk pertahanan diri? Aahh sudahlah agar core milikku tak terbuang sia-sia aku tidak akan menggunakannya lagi untuk menyerang.

Aku terus menahan serangan orang itu dia cukup pandai menggunakan pedang dia mungkin seorang swordsman yang handal tapi itu tidak cukup untuk mengalahkanku.

Whooaahh!! Meskipun pedang kayu ini berbenturan dengan pedang besi miliknya tak terdapat goresan sedikitpun pada bilahnya. Sampai sejauh mana pedang ini akan bertahan? Aku perlu mengujinya lebih dari ini jadi aku mengambil langkah mundur.

"Keahlian berpedangmu bagus juga untuk seukuran bocah sepertimu, dan lagi kenapa kau tidak pernah menyerangku? Apa kau sudah sadar kalau aku ini lebih hebat darimu? Hah!! Cepatlah menyerah, aku berjanji akan memberikan kematian yang cepat untukmu!"

"Hey, hey bukankah kau yang terlalu lemah? Dari semua serangan yang kau berikan tak ada satupun serangan yang mengenaiku. Semuanya aku tahan hanya dengan pedang kayu ini"

Aku mencoba memprovokasinya agar dia memberikan serangan yang lebih berat, atau mengeluarkan skill yang kuat.

"Cih, lihat saja bocah! Aku akan mulai serius. Jangan menyesal karena membangkitkan amarahku!"

"Kemarilah!!"

"[[Sword Tempest]]"

Serangan yang diberikannya sangat kuat, begitu aku menahannya dengan pedang kayu ini seketika angin besar bertiup ke arahku seakan ingin menerbangkan ku jauh kebelakang.

Sudah sewajarnya untuk Rank B bisa memberikan serangan seperti itu kurasa. Tapi jika dia Rank B maka aku yang sekarang ini mungkin hanyalah Rank A. Cihh terlihat sekali aku yang sekarang ini sangat lemah.

"Jangan meremehkanku! Ini belum berakhir!" Dia menarik pedangnya yang sedang beradu dengan pedangku dengan cepat kemudian tubuhnya memutar sambil mengayunkan pedang. Gerakan itu terjadi secara spontan sampai aku tidak bisa menebaknya.

Serangan pedang yang memanfaatkan ayunan dari memutar tubuhnya dan berat pedang akan menambah daya serang. Tapi jika dilakukan dengan cara seperti itu biasanya akurasinya akan berkurang. Tapi dijarak sedekat ini, akurasi bukan hal yang penting.

Cihh… Sialan! Check Mate?

Aku sebisa mungkin menarik pedang kayuku untuk menahan serangan yang datang dari arah samping. Tapi serangan itu terlalu cepat, aku tidak punya cukup tenaga untuk menahan serangannya, ada kemungkinan pedang kayu ini akan patah lagi dan core yang aku pakai secara tidak sengaja untuk menumbuhkan kembali pedang ini akan terbuang sia-sia.

UUUHHHKKK!!!!

Ehh? Apa aku berhasil menahannya?. Atau tubuhku sudah terbelah?

Perasaan bingung mengguyur akal sehatku. Apa yang sebenarnya terjadi?

Hahh? Apa?! Serangan itu berhasil ditahan? Padahal serangan yang tadi harusnya bisa membelah tubuhku saat ini.

"Boleh juga kau bocah tengik! Trik macam apapun yang kau gunakan tetap tidak akan mengubah arus pertandingan ini. karena aku jauh lebihkuat darimu kuhahaha!"

Cih! Dia ada benarnya. Jika aku terus seperti ini aku akan kehabisan tenaga dan itu akan membawaku ke posisi yang tidak diuntungkan. Detta kali ini giliranmu untuk beraksi!

"Terimakasih sudah mengkhawatirkanku. Kau ada benarnya, jika aku terlalu mengandalkan pedang ini aku tidak akan pernah bisa menyerangmu"

Kali ini aku akan mengkombinasikan pedang kayu aneh ini dengan Detta.

"Omonganmu besar juga, beraninya kau!"

"Haa!!!"

Orang itu! sialan! Dia langsung menyerang setelah selesai mengejekku.

"[[Sword Tempest]]"

Aku mencoba mengelak sebisa mungkin.

Dia tidak mengincarku! Yang dia incar adalah pedang kayuku, dia menggunakan skill yang sama pada pedang kayu itu. kupikir pengalamannya dalam pertarungan lumayan baik. Lemahkan kekuatan musuh, hancurkan pertahanannya lalu eksekusi.

Jika aku seorang pemula itu artinya pertarungan ini akan dia menangkan. Tapi bagiku meski pertahananku hancur tak akan berarti apapun. Melawan semut seperti dirinya tidak perlu pertahanan yang bagus. Aku hanya tidak ingin menyianyiakan core yang secara tidak disengaja terpakai untuk memulihkan kembali pedang kayu itu.

Daya hancur serangannya sama seperti sebelumnya, kali ini aku terpental jauh kebelakang oleh serangannya. Itu wajar karena aku tidak sedang dalam posisi yang siap.

"T-tidak mungkin! Tidak! Pedang apa itu? Apa yang sudah kau lakukan pada pedangnya? T-tidak! Kau dapat darimana pedang itu?! mustahil untuk senjata Low-End bisa menahan serangan dari senjata High-End milikku!"

Hei ada apa dengannya? Setelah reaksi kagetnya itu dia malah balik tertawa.

Aku melihat sejenak kearah vassalku yang sedang bertarung, nampaknya ia sudah berhasil mengalahkan dua lawannya. Yosh! Aku yang sekarang mustahil bisa menang melawan orang ini, aku akan mengulur waktu sedikit lagi agar keadaan sedikit membaik.

"Oi pak tua! Menyerahlah!"

"Apa maksudmu mengatakan aku harus menyerah? Bocah sialan!"

"Kau tidak mengerti situasinya ya? Dari awal kau sudah kalah jumlah!"

"Aku tidak tahu apa maksudmu! Aku dengar saat seseorang akan mati mereka akan mengucapkan sumpah serapah kemudian ngelantur, aku tidak pernah menemui hal semacam itu karena setiap lawanku akan mati dengan cepat."

"Tidak, tidak… kau tidak akan menemukan hal semacam itu dalam hidupmu—"

*Bruuaakkk

"Kau akan mengalaminya sendiri!"

"khhuueee! Kuhahahaha!"

Bisa-bisanya dia bilang seperti itu! Vassalku memang yang terbaik kuhahaha!

"Lama sekali! apa kau sengaja membuatku terpojok lebih dulu? Vassal sialan!"

Haa… tapi mau bagaimanapun dia cukup membantu. Ahh aku lupa dengan Belric.

"Paman! Ehh? Sejak kapan kau?? Ah sudahlahh sekarang aku mengerti"

Sepertinya Caillou menyelematkan Belric dulu kemudian dengan pengecutnya dia menerkam pak tua itu. Yahh lagipula masalahnya sudah beres.

*****