webnovel

Chapter 2 : Awal Dari Sebuah Tekad - Part 4

Jika memilih antara punya satu tangan atau mana yang sedikit tentunya lebih baik menumbuhkan tangan satunya lagi dengan mana yang sedikit

Kini, tubuhku sudah benar-benar pulih, dan tanganku kembali seperti semula.

Aku tidak sabar melihat wajah Belric saat dia tahu kalau tanganku sudah tumbuh kembali.

Ekspresi macam apa yang akan dia keluarkan

Ppfftt

Aku akan menunggunya kembali sambil berpura-pura tak sadarkan diri.

Ppfftt

ternyata manusia itu menyenangkan.

Setelah beberapa saat aku menunggu Belric.

Ini sudah sore, matahari sebentar lagi akan berganti shiftnya.

Belric belum kembali, apa terjadi sesuatu dengannya?

"Uwaa!!!"

Aku mendengar teriakan seseorang dari kejauhan.

Teriakan itu membuat perhatianku teralihkan.

Apa itu Belric?

Aku segera menuju ke sumber suara untuk memastikan apa yang terjadi.

Aku tetap waspada. Karena bisa saja di sumber suara yang aku dekati ada seseorang yang lebih kuat dariku.

Mana yang kuperoleh tadi sudah aku gunakan untuk menumbuhkan tangan dan menyembuhkan luka-luka ringan, jadi saat ini aku benar-benar tidak mempunyai mana.

Aku berhenti agak jauh dari sumber suara kemudian bersembunyi dibalik dedaunan sambil melihat sekeliling untuk memastikan musuh yang harus aku lawan.

Eh?

Makhluk apa itu?!

Hybrid kah?

Aku melihat dia bisa merangkak dan berjalan seperti manusia.

Kelihatannya dia sedang memojokkan buruannya.

T-tungu dulu!

Belric?!!

Sedang apa dia disana?!

Aku melihat kearah Hybrid itu dan mencocokkanya dengan tempat Belric terjatuh.

Dia dalam bahaya!

Padahal belum lama ini aku terlibat dengan pertangungan yang akhirnya aku kalah karena untuk melindungi Belric.

Dan sekarang terulang kembali?

!!!

Ada yang datang!

Sepertinya mereka berkelompok… Tapi… Ada apa dengan Belric? Kenapa dia malah lari? Bukankah biasanya dia selalu terpaku pada permasalahan yang merepotkan?

Lupakan dulu tentang Belric. Aku bisa langsung mengejarnya nanti.

Sekarang…

Aku harus bisa memastikan sekelompok orang itu kawan atau lawan.

"Whoa… lihat apa yang kita temukan disini… Cocobear?"

Mungkin yang dimaksud Cocobear oleh mereka adalah makhluk Hybrid tadi.

"Hey, biarkan dulu Cocobear itu! harga budak manusia dua kali lebih mahal dari core Cocobear"

Orang yang memberi perintah disana mungkin pemimpin dari kelompok itu.

Eh? Tunggu dulu, apa tadi dia mengatakan budak manusia? Mungkinkah kelompok tak dikenal itu adalah kelompok penjual budak?

"Ayolah ketua, jarang sekali kita dapat kesempatan seperti ini, kita bagi dua kelompok saja, satu kelompok untuk menaklukkan Cocobear dan kelompok lainnya mengejar orang tadi"

"Tidak, kekuatan kita akan terpecah jika harus membagi kelompok. Kita tidak tahu dia bersama siapa, bisa jadi ini adalah jebakan"

Pemimpin kelompok itu menolak mentah-mentah saran dari salah seorang anggotanya. Harus ku akui itu memang keputusan terbaik saat kau tidak mengetahui apapun.

"Memang kita tidak mengetahui siapa dia, tapi dia bukan seorang warrior atau prajurit kerajaan. Mungkin dia hanya seorang pelarian. Lagipula kita sudah tahu banyak soal medan disini"

"Kau!!! Jaga bicaramu!!! kau hanya seorang anggota baru"

Hoo… sepertinya mereka punya masalah internal yang sedang dihadapi. Satu orang lagi dari kelompok itu ikut angkat bicara. Ini akan sangat menguntungkan Belric, semakin lama mereka bertengkar itu akan membantu Belric dalam pelariannya.

Jadi apa yang akan dilakukan ketua kelompok itu?

"Diam kalian!!!"

Ketua dari kelompok itu berteriak kemudian larut dalam keheningan.

Seperti sedang mencari jalan tengah yang terbaik.

"Ketua, semakin kau banyak berfikir semakin jauh buruan kita"

Jadi apa yang akan kamu lakukan sebagai ketua kelompok menghadapi situasi ini? Jujur saja aku tidak suka situasi semacam itu. jika aku diposisi ketua kelompok itu hal pertama yang akan aku lakukan adalah menyingkirkan bawahan yang banyak bicara itu lalu mengejar Belric.

Bawahan itu bidak. Bidak yang banyak protes pada atasannya tidak diperlukan. Maka harus segera disingkirkan. Jadi… langkah apa yang akan kamu ambil… Ketua?

"Kita akan tetap mengejar orang itu dan membagi orang-orang kita menjadi dua kelompok. Empat orang akan melawan Cocobear disini dan sisanya akan ikut mengejar orang itu bersamaku. Tetaplah waspada! Setelah kalian selesai dengan Cocobear itu, kalian harus segera menyusul kelompokku. Mengerti?!!"

Aku kecewa dengan keputusan akhir mu ketua. Yaa… mau bagaimana lagi semua keputusan yang kau ambil adalah sebuah keuntungan untukku. Aku hanya kecewa dengan ketidakkonsistenanmu dalam mengambil keputusan. Hanya itu saja. Dan lagi keputusan yang kau ambil sekarang ini hanya akan membuatku lebih mudah untuk segera menghabisi kalian.

"Aye"

Mereka menjawabnya dengan serempak.

"Doval, kau akan memimpin kelompok untuk melawan Cocobear"

"Aye!"

Beberapa saat kemudian kelompok itu berpencar ke dua arah yang berlawanan.

Ini akan membuatnya semakin mudah. Kelompok itu terbagi menjadi dua yang mana empat orang melawan Cocobear dan enam orang sisanya mengejar Belric.

Tentu saja aku akan melawan yang terlemah diantara mereka kemudian menyusul Belric. Tapi sebelum itu, aku ingin tahu bagaimana cara mereka menaklukkan Cocobear disana.

Kelompok penaklukkan Cocobear memulai pergerakannya.

Mereka membentuk formasi, itu terlihat seperti sebuah kotak dengan Cocobear ditengahnya.

"Kemarilah, rasakan ini!"

Seseorang dari mereka yang memakai sebuah perisai kecil ditangan kirinya memulai serangan.

Tidak…

Itu bukan sebuah serangan, melainkan hanya pengalih perhatian. Ini seperti sebuah dejavu bagiku.

Sial… aku jadi teringat Blackwing sialan itu.

Seperti perkiraanku, setelah pria yang memakai perisai itu berteriak dan menghampiri Cocobear yang lainnya bersiap untuk menyerang.

Cocobear itu berdiri lalu berbalik arah ke si pengalih perhatian kemudian membenturkan kepalanya pada perisai milik pria itu. Pada kening Cocobear itu terlihat sebuah benjolan, mungkin itu adalah senjatanya.

Ketika berdiri, cocobear itu benar-benar seperti monster, tingginya mungkin sekitar empat meter. Meskipun kenyataannya dia itu memang monster tapi percayalah aku lebih baik melihat dirinya sedang merangkak daripada berdiri.

Serangan itu sangat kuat sampai orang yang diserangnya terpental jauh kebelakang dan berakhir pada sebuah batu besar.

Seakan tak kenal ampun Cocobear itu melanjutkan serangannya.

Kali ini dia mengambil ancang-ancang untuk menyeruduk. Dia memanfaatkan berat badannya dengan kecepatan dan benjolan yang kelihatannya sangat keras.

Aku yakin serangannya akan berdampak fatal bagi si pengalih perhatian.

Tapi…

Ada yang aneh dengan semua ini… bukankah dia pengalih perhatian? Setelah dia mengalihkan perhatian cocobear itu kenapa yang lainnya tidak segera menyerangnya? Apa mungkin teriakan barusan itu hanya teriakan biasa saja? Tidak, tidak... itu jelas hanya untuk mengalihkan perhatian cocobear. apa jangan-jangan dia dijebak?

"Hei kenapa kalian diam saja?! Tubuhku… tubuhku tidak bisa bergerak… aku tidak bergerak!!!"

"Jangan bercanda!!!"

"Cepat tolong aku!"

semua perkataan si pengalih perhatian diabaikan begitu saja oleh ketiga orang dalam kelompok itu.

Sementara ketiga temannya sengaja membiarkan si pengalih perhatian, Cocobear itu semakin mendekat.

"Kumohon senior Doval, selamatkan aku! aku masih ingin hidup!"

"Kumohon!...kumohon!!! kumohon!!!"

Si pengalih perhatian itu terus memohon untuk diselamatkan.

Tetap saja ketiga orang temannya tidak merespon permintaannya.

"Sialan!! dasar sialan!! cepat selamatkan aku bodoh!! terkutuklah kalian dineraka!!!"

[[Shield : Water Prison]]

[[Cancel!]]

Benar-benar kejam, itu sesuatu yang keji. Mereka memberi harapan pada si pengalih perhatian lalu menghancurkannya begitu saja. Itu memang keji.

Sfx : benturan

...

...

Magic shield yang dibatalkan tadi sepertinya mengurangi kerusakan dari serangan cocobear.

Meski begitu…

Tetap saja si pengalih perhatian itu sekarat. serudukan Cocobear tepat mengenai dadanya. tulang-tulangnya pasti remuk, dia akan segera mati.

Ahahahahaha! ini tontonan yang menarik. aku ingin tertawa ketika yang lemah salung menjatuhkan.

Seharusnya manusia-manusia ini sadar jauh di dunia yang penuh misteri ini masih banyak entitas kuat yang melebihi akal sehat mereka.

Sekarang aku tahu, manusia itu makhluk yang bodoh! hahaha! penilaianku pada mereka terlalu tinggi. Aku mengira semua manusia sama seperti Belric dan paman Goldraund. tapi setelah melihat kejadian ini, manusia mempunyai sifat khasnya sendiri-sendiri.

Kupikir manusia itu unik, mereka lemah tapi kelicikannya mungkin sama seperti para Demon.

Pppffttt

Benar-benar makhluk yang tak tau diri.

...

"Semuanya bersiap!"

Hoo... kalau tidak salah yang berteriak memberi komando itu... Doval, kan?

Setelah Doval memberi perintah, kedua temannya melompat mundur kali ini mereka membentuk segitiga dan mengelilingi Cocobear itu, tapi jarak ini lebih renggang dari formasi sebelumnya.

Masing-masing dari mereka menancapkan sesuatu kedalam tanah. Aku tidak tahu apa yang mereka tancapkan. Kemudian mereka melanjutkan aksinya dengan menggunakan sesuatu seperti senapan para dwarf.

Apa mereka akan menembak cocobear itu? lalu untuk apa benda yang mereka tancapkan ke tanah?

"Tembak!!"

Doval memberi perintah pada dua temannya. Lalu dari senapan yang mereka gunakan mengeluarkan jaring. Setiap ujungnya menyebar ke dua arah yang berlawanan. Ini membuatku sedikit kagum, masing-masing orang dari kelompok Doval mengaitkan ujung jaring pada sesuatu yang tertancap.

Cocobear itu telah terperangkap oleh jaring mereka. Tampaknya jaring itu cukup kuat.

Untuk melakukan sesuatu yang cukup menakjubkan seperti itu butuh banyak latihan. Buktinya tiga jaring yang ditembakkan hanya saling melewati tanpa mengenai jaring lainnya.

Setelah mengunci pergerakkan dari cocobear Doval menghampiri si pengalih perhatian. Kelihatannya si pengalih perhatian itu sekarat. Doval membisikkan sesuatu padanya. Mata si pengalih perhatian kemudian meneteskan air mata. Entah apa yang dibisikkan Doval, aku yakin itu adalah sesuatu yang buruk.

Kupikir sudah cukup. Mereka juga sudah tidak mempunyai senjata apapun kecuali orang yang disebut Doval itu. dia masih punya war axe dipunggungnya. Dia belum menggunakan war axenya sama sekali. Itu bukanlah masalah, sebentar lagi war axe itu menjadi milikku.

"Cepat selesaikan ini, kita harus merapat ke kelompok inti sebelum gelap"

Kelihatannya Doval akan segera mengakhiri ini.

Aku harus segera membunuh mereka bertiga. Hari mulai gelap, aku akan kesusahan jika itu terjadi. Tanpa night vision dimalam hari akan membuatku kesusahan.

Aku melompat keluar dari semak belukar yang menjadi tempat persembunyianku. Kemudian melesat pergi kearah Doval.

Jika saja aku mempunyai sedikit mana, aku tidak ingin membunuh mereka dengan cara seperti ini. aku akan memilih membantai mereka terang-terangan.

Hanya untuk berjaga-jaga saja, mana yang sedikit itu akan aku gunakan untuk mengaktifkan night vision, yang akan membuatku leluasa memburu mereka dimalam hari.

"Aye!!"

Mereka masih teralihkan dengan perintah Doval

Oh tidak…

Mereka akan segera menyadari gerakanku setelah selesai menjawab perintah yang diberikan Doval sialan itu. Aku tidak akan sempat menyerang Doval jika aku ketahuan.

Kalau begitu, aku akan melemparkan Detta. Kunci dari serangan ini adalah aku bisa membunuh Doval dan meraih war axenya.

Baiklah…

Aku meraih Detta dan melemparkannya.

Yeap…

Itu tepat sasaran. Detta menancapkan dirinya tepat dikepala Doval, walaupun tidak sampai menembus kepalanya, tapi itu sudah cukup untuk menusuk otak didalam kepalanya.

Sial…

Tanpa mana, aku kesulitan untuk menngontrol energi dan kekuatanku. Efek dari melemparkan Detta lariku sempat melambat sepersekian detik dari waktu yang aku perkirakan sebelumnya. ini menjadi terasa begitu lama.

Setelah beberapa detik berlalu akhirnya aku bisa meraih Doval, tangan kiriku menahan tubuh Doval yang hendak jatuh kedepan kemudian tangan yang satunya mengambil war axe miliknya.

Kedua bawahan Doval belum menyadari pergerakkanku, atau mungkin otak mereka sudah menyadari pergerakkanku tapi tubuh mereka tidak bisa meresponnya dengan segera. Ini terlihat daari cara mereka berdiri. Mereka tidak bergerak sama sekali.

Aku ingin tahu apa yang ada dipikirannya mungkin mereka akan berpikir "apa yang terjadi?!" atau "Ini terjadi begitu cepat!"

Andai saja aku bisa melihat ekspresi mereka yang keheranan setengah mati dengan apa yang terjadi didepannya.

Mungkin itu akan terlihat lucu.

Tapi…

Aku tidak bisa membiarkannya seperti itu. Jika mereka menyadari pergerakkanku bisa-bisa mereka lari, itu hanya akan membuatku kerepotan saja.

Jadi aku akan langsung mengakhiri keduanya. Tanganku yang sudah menggenggam war axe milik Doval segera melemparkannya ke bawahan Doval yang berada disebelah kanan.

Kemudian aku melepaskan tangan kiriku, sementara mayat Doval terjatuh kedepan aku menarik Detta yang tertancap di kepalanya untuk dilemparkan lagi kearah bawahan Doval disebelah kiri.

Tapi…

Dari sudut ini yang terlihat hanya bagian bahu kanannya saja. Sial… aku tidak berani bertaruh kali ini. aku ingin memastikan dia mati dalam sekali serang.

Hanya ada dua pilihan sebelum bawahan Doval yang masih hidup itu melakukan pergerakan. Menyerangnya lewat atas atau memutar arah lalu melemparkan Detta.

Sebenarnya akan lebih cepat jika menyerangnya lewat atas, tapi aku tidak mau mengambil resiko, ketika aku melompat keatas kakiku malah tersangkut oleh jaring yang dipakai untuk menjebak cocobear. Tapi aku lebih memilih memutar arah walaupun akan sedikit lama. Jadi aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk satu pijakan kali ini.

Dash!!!

Itu adalah suara yang berasal dari kakiku.

"[[Shield : Water Prison]]"

Sudah kuduga, meskipun aku mengerahkan seluruh tenagaku, aku akan sedikit terlambat.

Orang itu cukup cekatan, kurasa. Dia memanfaatkan waktunya yang sedikit itu untuk bertahan. Penilaianku pada manusia sedikit naik setelah melihat dia.

Hanya sedikit, bukan berarti dia itu kuat, dia hanya pandai membaca situasi tapi yang dilakukannya itu percuma.

Sebelum dia selesai merapalkan magic shieldnya Detta sudah lebih dulu tertancap dilehernyanya. Magic shield yang sudah terbentuk tidak lama kemudian pecah diikuti dengan tubuh yang roboh ke tanah.

Dengan begitu kedua bawahan Doval sudah aku bereskan.

***