webnovel

SAUDADE

"Hai, lama nggak ketemu." Kalimat singkat yang meluncur dari bibir gadis itu membuat tubuh Akala seketika membeku. Sudah lama, bahkan teramat lama. Rasanya suara itu tidak menyapanya lagi. Lalu apa yang membuatnya kembali ke sini? Ke tempat di mana awal mula kisah mereka dimulai. Akala yang terlihat seperti orang yang berbeda. Ya, orang yang berbeda. Karena apa yang dilihatnya 10 tahun lalu dari diri Akala tidak ada sama sekali pada saat ini

Getkeysx · Fantasy
Not enough ratings
17 Chs

Bab 7 : Kata Penyejuk

"Pulang yok Ta," seru Gavina yang dari tadi sudah menemani Binta.

"Bisa gak kalau kita disini aja?" ragu Binta "gue masih butuh waktu Vin" lanjutnya.

"Tapi Ta … lo harus ngertiin orangtua lo, mereka pasti udah nyariin lo" ucap Gavina.

"Tapi Vin, gue masih butuh waktu sendiri disini" rintih Binta.

"Ta, bokap lo pasti nyariin lo," pinta Gavina.

"Vin, lo gak tau berada diposisi gue gimana." tegas Binta.

Gavina mencoba bersabar dengan kelakuan Binta"Ta, karna gue paham berada diposisi lo, makanha gue ajak lo pulang. Lo bersih-bersih dan coba berterimakasih sama diri lo yang udah mau bertahan walapun posisi masalah lo kayak gini"

Binta akhirnya menuruti permintaan Gavina untuk pulang, ia akhirnya pulang ditemani oleh Gavina.

***

Binta sudah sampai dirumah, ia menemukan orangtuanya yang sedang mengobrol dengan Fathur. Rasanya ia muak melihat wajah lelaki itu. "Untuk aoa dia kesini? Hanya untuk minta maaf?" Batin Binta.

Binta tidak menyapa siapapun, ia memegang erat tangan Gavina untuk menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Binta, kamu dari mana aja? Papa tadi jemput ke sekolah kamu gak ada, kamu kemana aja?" tanya papa Binta.

"Kalau Binta pergi kemana pun itu bukan urusan papa, toh papa gak akan tau apa yang Binta rasakan," ujar Binta.

Gavina mencoba menenangkan Binta yang tersulut emosi.

Papa Binta berusaha bersabar dengan sifat anak satu-satunya itu. " Binta, kamu ini bicara apa? Selama ini papa selalu kasih yang terbaik sama kamu, kurang apa lagi?" tanya papa Binta.

"Papa kasih apa? Papa kasih fasilitas yang mewah? Hanya itu? Bagi Binta itu semua gak cukup pa, Binta hanya Butuh pengertian dari papa sama mama. Binta hanya butuh papa sama mama tau apa yang Binta rasakan. Mungkin papa sama mama hanya tau Binta kayak gini lemah fisik doang. Penyakitan. Tapi papa gak tau Binta sakit dipikiran. Papa sama mama gak tau apa yang Binga rasain. Jadi Binta mau papa sama mama tolong kasih Binta pengertian. Kasih Binta waktu" jelas Binta yang sudah menangis, rasanya semua masalah yang dihadapinya selama ini cukup berat baginya.

Kepala Binta mulai pusing. Ia akhirnya pergi kekamar ditemani Gavina untuk istirahat.

"Ta, lo bersih-bersih dulu baru lo istirahat. Lo harus jaga kesehatan Ta, lo tau kan akibat kalau lo banyak pikiran kayak gini" saran Gavina.

Binta memeluk Gavina " Makasih ya Vin, udah mau sabar sama gue"

"Gue bangga punya sahabat kayak lo, yang mau bertahan dengan keadaan yang serumit ini. Lo harus bangga dengan diri lo sendiri yang masih bertahan sampai saat ini Ta" Gavina mencoba memberikan kekuatan untuk Binta.

***

"Lo kenal sama Akala?" tanya Bella yang duduk disebelah Binta.

"Iya" singkatnya.

"Lo ada hubungan apa sama Akala?" tanyanya lagi.

"Gue sahabatan sama Akala, kayaknya setelah gue sekolah disini pertanyaan itu udah berapa kali ya ditanyain sama anak sekolah sini. Kayaknya anak disekolah ini gak ada gitu yang percaya sama gue," jelas Binta.

"Gue percaya kok," ucap Bella

Binta memperhatikan wajah Bella, sepertinya ia pernah melihat wajah wanita itu.

"Lo Bella kan? Yang waktu itu bareng sama Akala?" tanya Binta.

"Iya, gue sahabat Akala juga kok," ungkap Bella.

"Udah berapa lama lo sahabatan sama Akala?" tanya Binta.

"Gue sama Akala udah sahabatan dari SMP, Akala dulu sering cerita sama gue. Eh, sekarang malah jafi deket gini," jelas Bella.

"Lo pacaran sama Akala?" tanya Binta lagi.

"Ha … kenapa sih orang-orang selalu nanyain itu? Gue pikir itu bukan hal yang perlu dibahas deh," kekeh Bella.

"Ya, bagus dong semua orang nanyain itu. Bukannya itu pertanyaan yang bagus? Kan kalau orang nanyain itu, mereka pasti selalu merhatiin lo sama Akala" tambah Binta.

"Termasuk lo gitu?" tanya Bella. "ya gue, gak pacaran sama Akala. Kita hanya sahabatan doang kok" lanjutnya.

"Tapi, kalau lo bener-bener suka sama Akala, gue harap lo bisa perjuangin cinta lo" ucap Bella yang langsung pergi meninggalkannya duduk di kantin sendiri.

Binta kini sendiri, ia memikirkan kata-kata Bella yang mengungkapkan jika ia dan Akala tidak pacaran. Ia tersenyum simpul dengan kata-kata itu. Untuk apa ia tersenyum? Bukannya ia sudah membenci Akala semenjak pertemuannya kembali ditaman waktu itu? Ntah apapun itu, yang penting hati Binta kali ini sedikit terasa ringan setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Bella.