webnovel

SAUDADE

"Hai, lama nggak ketemu." Kalimat singkat yang meluncur dari bibir gadis itu membuat tubuh Akala seketika membeku. Sudah lama, bahkan teramat lama. Rasanya suara itu tidak menyapanya lagi. Lalu apa yang membuatnya kembali ke sini? Ke tempat di mana awal mula kisah mereka dimulai. Akala yang terlihat seperti orang yang berbeda. Ya, orang yang berbeda. Karena apa yang dilihatnya 10 tahun lalu dari diri Akala tidak ada sama sekali pada saat ini

Getkeysx · Fantasy
Not enough ratings
17 Chs

Bab 12 : Ulang tahun Akala

"Hmm," Binta bingung.

"Gimana dateng kan?" tanya Akala lagi.

"Gue belum tau Akala, kan lo tau gue juga masih belum bisa pergi-pergi, tapi gue usahain kok. Tenang aja ja," Binta menenangkan Akala "Emang sepenting itu gue buat datang ke ulang tahun lo?" lanjut Binta.

"Kan lo sahabat kecil gue, ya lo dateng aja."

"Kan udah ada Bella, Akala. Yang tau kita sahabatan cuman segelintir orang."

"Lagian gini deh, pacar lo kan Bella. Yang lo harus kenalin ke semua orang ya Bella, gue cukup jadi support system lo doang kok."

Akala tersenyum simpul, sedikit menyesak dalam hati mendengar kata-kata Binta. Ia tidak tau hatinya kali ini untuk siapa.

Sedangkan Binta, ia hanya berpura-pura bisa tanpa Akala, namun kenyataannya sulit baginya.

"Gue udah kelar makannya," Binta menyudahi makan.

"Yaudah kita kemana sekarang?" tanya Akala lagi kepada Binta.

"Lo kalau mau ke sekolah pergi aja gak papa kok, gue bisa sendiri disini."

"Lo masih mau disini? Ta, ayolah lo pulang ya biar gue anter," bujuk Akala.

"Gak usah Akala, hari ini lo ada acara kan? Lebih baik lo siap-siap gitu atau apa, atau lo istirahat," Binta mengelak supaya ia tidak diantar oleh Akala.

"Serius? Gue pergi nih," Akala memastikan Binta.

"Iya, makasih untuk tumpangan lo tadi," Binta tersenyum simpul.

"Oh iya, minta nomor hp lo Ta, siapa tau ada yang penting." pinta Akala.

Binta memeberi ponselnya kepada Akala, "ini lo simpen aja nomor lo di ponsel gue, gue tau kok pasti gue yang minta bantuan sama lo nantinya," akunya.

Akala akhirnya meninggalkan Binta dan nomor teleponnya di warteg tersebut.

Tak ada yang tau kejadian apa yang akan terjadi kepada kita, besok kita akan bertemu dengan siapa? Akan mencintai siapa? Atau akan bertemu untuk kesekian kalinya dengan orang yang kita harapkan.

Jika hal yang kita tidak inginkan mulai hadir di kehidupan kita, kita harus siap dengan rencana Tuhan. Sama dengan apa yang dirasakan Binta saat ini.

Binta masih memikirkan kejadian tadi, dengan kejadian-kejadian beberapa hari lalu yang membuatnya sakit di dada melihat orangtuanya begitu.

"Emang jalan hidup lo senyesek ini ya Ta? Sampai-sampai orangtua lo bener-bener udah berubah ke lo," Binta berargumen.

***

"Vin, Binta mana?" tanya Fathur yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas Gavina.

"Bin,? Gue gak tau. Tadi gue chat dia gak bales sama sekali tuh. Mungkin dia sakit atau apa gue gak tau, emang buat apa?" tanya Gavina balik.

"Gue mau ngajak dia ke ulang tahun Akala, dia diundang kan?" tanya Fathur.

"Gak boleh, gue udah ada janjian ke dia buat pergi berdua ke ultahnya Akala"

Fathur tak mau berdebat dengan Gavina lama-lama, ia pergi meninggalkan Gavina di kelasnya.