webnovel

SAUDADE

"Hai, lama nggak ketemu." Kalimat singkat yang meluncur dari bibir gadis itu membuat tubuh Akala seketika membeku. Sudah lama, bahkan teramat lama. Rasanya suara itu tidak menyapanya lagi. Lalu apa yang membuatnya kembali ke sini? Ke tempat di mana awal mula kisah mereka dimulai. Akala yang terlihat seperti orang yang berbeda. Ya, orang yang berbeda. Karena apa yang dilihatnya 10 tahun lalu dari diri Akala tidak ada sama sekali pada saat ini

Getkeysx · Fantasy
Not enough ratings
17 Chs

Bab 13 : Dumb

Binta tidak tau harus kemana arah ia akan pergi, ingin pulang tapi Binta belum mau bertemu dengan orangtuanya karena akan menimbulkan sakit hati lagu untuknya.

Ia sudah tidak sanggup berjalan lagi, kepalanya sudah sedikit pusing. Efek karena penyakitnya yang membuat dia lemah saat ini.

Ia berhenti di tempat pemberhentian untuk orang-orang yang menunggu bus alternatif. Binta membuka ponselnya dan menemukan puluhan pesan dan panggilan tak terjawab di ponselnya.

Saat ini yang terlihat di room chatnya paling atas ada nama Fathur, dan ia tidak berniat membuka pesan itu karena akan membuat masalahnya semakin runyam.

Fathur is callingg….

Ia tidak tau, apakah ia mengangkatnya atau tidak. Ia memutuskan untuk mendiamkan ponselnya sejenak.

***

"Akala, kok kamu kesekolah?" tanya Bella sedikit jutek ke Akala.

Akala baru saja sampai di sekolah dan menemui Bella. Sudah ia duga Bella pasti akan marah kepadanya.

"Tadi ban motor aku kempes Bel, jadinya telat deh," Akala mengeles.

"Akala, kamu lupa buat hari ini? Tadi kamu bilang buat persiapin Ultah kamu dan sekarang apa? Kamu bilang ban kamu kempes, kamu pasti bohongin aku kan?," tanya Bella sedikit mendekatkan wajahnya kepada Akala.

"Enggak Bel, tadi aku pikir-pikir kamu pasti gak ada temen di sekolah jadi aku ngebut kesini,"

"Akala, kamu tau kan? Kalau aku gak suka sama orang yang udah bohongin aku. Jadi kalau kamu bohongin aku anggap aja aku udah gak ada buat kamu. Denger itu !!" Bella pergi. Tidak pernah Bella seperti ini. Tapi ini salah Akala juga ia sudah berbohong jadi dia yang harus menanggung bebannya sendiri.

Akala hanya tidak ingin Bella tau dan ia akan menyakiti Binta, sebenarnya Belka bukan tipikal seperti itu. Tapi ia hanya waspada saja.

***

Davina is calling…

"Halo, dav"

"Binta, akhirnya lo angkat juga. Lo kemana sih? Gue nyariin lo. Gue gak punya temen disini. What happens?. I hope you good today. I worry to you. Are you okay?,"

"I'm okay dav, don't worry okay."

"lo kenapa? Kenapa gak bales? Orangtua lo juga nanyain ke gue lo kemana. Apa lo ada masalah? Send me your location. Gue bakal jemput lo,"

"Gak usah dav, gue bisa sendiri."

"Ta, gue gak bakal kasih tau ke bokap atau nyokap lo. Tenang lo bisa nginep dirumah gue. Trust me" Gavina meyakinkannya. "kirim gue alamat lo sekarang, gue langsung kesana,"

Binta pasrah saja akan apa yang Gavina akan lakukan kepadanya.

***

Gavina turun dari mobil yang membawanya ke tempat dimana Binta berada.

Ia tersenyum karena melihat sahabatnya itu duduk di halte.

"Ta," teriak Gavina menyeberangi jalan.

Binta berdiri dan menghampiri Gavina. Ia tersenyum, Gavina bagaikan es krim yang menjadi moodboosternya.

"Yuk lo naik ke mobil dulu,"

"Itu mobil siapa?," tanyanya.

"Papa, kan gue dijemput terus Ta," Gavina tersenyum.

"Masa sih? Kok gue gak tau,"

"Kan lo pulang duluan mulu Ta," Gavina tertawa.

Di mobil Gavina begitu akrab dengan Ayahnya. Membuat Binta sangat merindukan sosok Ayah yang selama ini bisa bersamanya, merindukan sosok ibu yang sudah berubah kepadanya.

Ia iri sekali kepada Gavina yang bisa bersenda gurau dengan papanya.

"Ta, kok diem aja sih? Yuk gabung dong obrolan sama papa," Gavina mengajak Binta.

"hmm, iya Vin. Gak mungkin gue asal nimbrung aja, hahah"

"Enggak dong Ta," ucap Gavina.

Sepersekian detik terjadi keheningan

"Eh, Binta kamu gimana kabarnya? Sama orangtua kamu," Ayah Gavina memecah keheningan diantara mereka.

"Mmm," Binta ragu ia ingin jawab kabarnya baik, tapi ia sedang tidak baik-baik saja. "Ahk, sudahlah Bersikap baik-baik saja di depan orang juga perlu. Tidak semua apa yang gue rasain gue kasih tau ke orang-orang,"Batin Binta.

"Baik om," Binta tersenyum.

"Kalau Binta, kamu lebih dekat ke siapa? Ke mama kamu atau ke papa kamu? Kalau Gavina pasti ke papa kan? Kan mama Gavina udah lama pergi,".

"Ke papa om, hehe" Binta sudah banyak sekali berbohong hari ini. Rasanya ia sudah banyak dosa hari ini.

"Papa Binta sekarang dimana? Kok gak jemput Binta?"

"Hmm,…."