webnovel

SAUDADE

"Hai, lama nggak ketemu." Kalimat singkat yang meluncur dari bibir gadis itu membuat tubuh Akala seketika membeku. Sudah lama, bahkan teramat lama. Rasanya suara itu tidak menyapanya lagi. Lalu apa yang membuatnya kembali ke sini? Ke tempat di mana awal mula kisah mereka dimulai. Akala yang terlihat seperti orang yang berbeda. Ya, orang yang berbeda. Karena apa yang dilihatnya 10 tahun lalu dari diri Akala tidak ada sama sekali pada saat ini

Getkeysx · Fantasy
Not enough ratings
17 Chs

Bab 11 Akala

Tiba-tiba….

Suara motor menderum dipinggir jalan, Binta melihatnya dan ternyata, Akala. Motor Akala yang sedang berada disitu dan Akala sedang melihatnya dengan mata yang merah.

"Naik!" perintah Akala.

"Gue gak butuh bantuan dari lo,"tolak Binta.

"Emang lo berani disini sendiri? Banyak preman disinu."lontar Akala.

Binta takut mendengarnya, ia bergegas naik ke motor Akala.

Akala mulai menaikkan gas motornya, ia mengendarai motor dengan sangat cepat.

"Akala,… bisa pelan gak?" teriak Binta sedikit keras karena angin yang sangat kuat.

"Ini udah jam berapa? Dan lo masih mau santai. Ntar kita telat,"sarkasnya

"Gue gak mau kesekolah!" tegasnya, dan Akala memberhentikan motornya secara tiba-tiba.

"Terus lo mau kemana?"tanyanya dengan motor yang sudah meminggir.

"Gue gak mau kesekolah, kalau lo mau kesekolah gue bisa disini aja turun"pasrah Binta.

Akala tidak tega melihat Binta yang kelihattan lusuh kali ini, seperti manusia tidak berdaya. Bagaimanapun Binta teman Akala dari kecil tidak mungkin ia meninggalkan Binta sendirian disini.

Disisi lain, ia harus kesekolah karna ia harus menjemput Bella dahulu dan jika dilihat dari waktu, tidak sanggup lagi jika ia harus pergi ke rumah Bella lagi. Bella juga tidak ada sama sekali meneleponnya.

"Yaudah gue temenin lo disini, lo udah sarapan Ta?" tanya Akala.

"Menurut lo?."

"Yaudah gue cari makan dulu ya di sekitaran sini,"jawab Akala, mencoba sabar dengan keras kepala dari Binta.

"Lo tega ninggalin gue disini sendiri?"

Huft, Akala menghembuskan nafasnya gusar. Ia tidam paham dengan apa maksud Binta kali ini. Sepertinya dia sedang tidak baik saja.

"Yaudah, kita carik makanan sekitar sini yuk,"Akala merendahkan nada ucapannya.

Binta akhirnya menaiki motor Akala, dan segera pergi melihat tempat makan di sekitar.

"Kita makan disini gak papa kan?," tanya Akala yang menunjuk kesebuah warteg dipinggir jalan.

"Iya, gak papa kok,"

"Yakin?,"

"Iya… ayuk, gue udah laper" Binta menarik tangan Akala.

Akala senyum dengan perlakuan Binta, Binta yang manja dulu sudah kembali.

***

Mereka duduk di kursi yang ada di dalam warteg itu.

"Lo gak papa kan makan disini?," tanya Akala meyakinkan Binta. Karena sepengetahuan Akala, Binta bukan anak yang suka makan di tempat selerti ini."iya gak papa kok, gue gak papa."

***

Ketika makan, Binta meneteskan aur matanya. Tidak tau mengapa, tentu Akala memperhatikan itu.

"Lo kenapa?"

"Gue kangen makan bertiga sama mama, sama papa juga,"

Akala mengangkat dagu Binta."Angkat kepala lo, nanti mahkota lo jatuh. Lo harua bersyukur dengan apa yang lo punya saat ini."

"Benar kata orang Akala, dunia ini gak hanya berputar ke gue doang. Gue terlalu naif dengan keras kepalanya gue. Mungkin Tuhan hukum gue karna ke-egoisan gue selama ini,"

"Ta, lo harus belajar sekarang. Diri lo yang tau ya cuman lo, mau sedekat apa gue ke lo, tetap aja lo udah lebih tau tentang diri sendiri."

Bella is calling…

"Bentar ya Ta, gue angkat dulu," Akala permisi kepada Akala yang diangguki Binta.

"Halo Bel, kenapa?"

"Akala kamu gak sekolah? Kok gak bilang-bilang sih? Kan aku jadi gak punya teman disini,"

"Maaf Bel, kan aku harus persiapin acara nanti malem," Akala berbohong.

"Yaudah see you nanti ya."

"Iya."

"I love you,"

"Iya," Akala tidak membalas karena ia menjaga perasaan Binta saat itu.

"Siapa Akala? Bella ya?"

"iya Ta,"

"Maaf ya gue udah buat lo harus gak sekolah, maaf banget deh bukannya gue sengaja,"ucap Binta.

"Gak papa kok Ta, santai aja," Akala tersenyum simpul.

"Tapi btw happy birthday Akala, semoga tahun ini jadi tahun terbaik buat lo."

"Makasih Ya Ta, gue kira lo lupa,"

Binta tersenyum sambil makan.

"Eh, tapi lo nanti dateng kan Ta? Gue harap lo dateng."

"Hmm,"