webnovel

Tertangkap

bip...bip...bip...

suara mesin foto copy terdengar, seorang siswi menunggu sedari tadi di tempat foto copy di samping sekolahnya.

Dia menunggu cukup lama karena jumlah selebaran yang dia copy tidak sedikit, mungkin sekitar ratusan atau bahkan seribu lembar banyaknya. Dia menunggu sambil berdiri dengan tidak sabaran, dan sekali-kali memperhatikan daerah sekitarnya.

"Pak! masih lama nggak sih?" tanya siswi itu.

"Bentar lagi non, sisa satu lembar lagi!"

akhirnya selesai sudah selebaran itu di copy dan dimasukkan kedalam sebuah kardus. Dengan terburu-buru siswi itu membayar dan mengambil kardus itu, lalu pergi dengan segera.

"Ini pak uangnya! Ambil saja kembaliannya" dia pun berlalu.

"Non... ini selebaran aslinya nggak di ambil?" teriak pemilik foto copy kepada siswi itu, tapi sepertinya sang siswi tidak mendengar teriakannya dan terus berjalan menjauh.

"En.. simpan aja deh, entar balik lagi kesini kalau masih butuh selebaran ini!" saat dia ingin meletakkannya di atas meja, seorang siswa datang menghampirinya.

"Pak tono!"

"Iya den, ada yang bisa saya bantu?"

"Barusan tadi ada cewek yang lagi foto copy selebaran disini, Pak Tono tau itu selebaran apa?"

"Ooo... Cewek yang tadi? yang foto copyannya banyak banget? "

"Iya pak, gimana bapak tau?"

"Ini aden liat saja sendiri, selebaran aslinya ketinggalan.!" Pak Tono lalu memberikan selebaran yang tertinggal tadi kepadanya.

Saat Pak Tono menyerahkan selebaran itu, alisnya berkerut sempurna, dia memperhatikan foto di selebaran dengan siswa yang ada di hadapannya.

Belum sempat Afnan menyentuh selebaran itu, Pak tono bertanya padanya. "Bukankah orang ini adalah aden?" telunjuk Pak tono tertuju pada wajah laki-laki yang terpampang di selebaran.

Afnan lalu mengambil selebaran itu, wajahnya yang semula biasa kini menegang. Bagaimana mungkin, perempuan itu memiliki foto dirinya bersama Azra sedang berpelukan di tempat umum, pikir Afnan dalam hati.

Afnan memperhatikan dengan seksama foto itu dan menyadari, bahwa foto itu diambil sewaktu dia berusaha menyelamatkan Morgan dan Azra di taman hiburan.

*

Siswi itu kini membawa kardus yang berisi selebaran ke dalam kelasnya, sekarang keadaan sekolah sudah agak sepi sejak jam pelajaran berakhir. Hanya ada beberapa murid yang tersisa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Dia berjalan masuk kedalam ruang kelas tiga, dan meletakkan kardus ditangannya di bawah meja paling sudut, lalu menutupinya dengan sebuah kain. Setelah selesai dia pun keluar dari kelas itu.

sekitar pukul sembilan malam siswi itu kembali ke sekolah, dia segera mengambil kardus yang dia simpan tadi sepulang dari sekolah. Dia pun mengangkatnya dan meletakkan kardus itu di atas meja, dengan bantuan cahaya lampu dari ponselnya, dia membuka kardus itu.

Saat dia membuka kardus itu betapa terkejutnya dirinya.

"I..ini bagaimana bisa?" dia kembali mencari dibawah meja mungkin dia mengambil kardus yang salah. Tapi sayang tidak ada apa-apa lagi di bawah meja itu.

Sekarang dia kembali beralih ke kardus yang dia ambil tadi, di dalamnya hanya terdapat beberapa buku cetak. Dia pun mulai mengeluarkan seluruh isi kardus itu di atas meja, mungkin selebarannya berada di bagian bawah pikirnya dalam hati, meskipun dia tau itu adalah hal yang mustahil.

Semua buku kini tergeletak tidak karuan di atas meja, dan tak ada selembarpun selebaran yang terlihat.

Saat dia sedang panik mencari selebaran itu, tiba-tiba lampu kelas menyala dengan sangat terang, membuat siswi itu terkaget dan diam membisu, perasaan was-was pun mulai tumbuh di benaknya.

"Tertangkap kamu!"

Sebuah suara terdengar dan membuat siswi itu semakin ketakutan, tanpa sadar dia menjatuhkan ponselnya ke lantai.