webnovel

Tertangkap 2

Setelah Afnan melihat selebaran itu dia segera menghubungi para sahabatnya.

Para pangeran bersama dengan Azra dan Dhyan, kini berkumpul di ruang latihan beastie king.

"Aku tidak menyangkah dia bisa melakukan hal seperti ini!" Jhon berkata dengan tidak percaya.

Dia sekarang memegang selebaran di tangannya, di selebaran itu terlihat Azra dan Afnan saling berpelukan, dan tertulis dengan jelas di bagian atas "PEREMPUAN PENGGODA BELUM CUKUP PUAS MENCARI PERHATIAN DARI PANGERAN RHYAN, DIA BAHKAN MENGGODA PANGERAN AFNAN"

Jhon kini meremas selebaran itu, awalnya ketiga sahabat Afnan betanya-tanya mengapa dirinya bisa berpelukan dengan Azra di depan umum, yang membuat Afnan dan Azra sedikit tersipu malu. Dengan cepat Afnan menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Azra apakah kamu perna membuat masalah dengan Audi? mengapa dia melakukan hal seperti ini padamu?" tanya Jhon kepada Azra.

Azra hanya menggelengkan kepalanya tanda dia tak memiliki masalah apapun dengan siswi yang bernama Audi itu, Azra bahkan tidak terlalu mengenalnya. Audi adalah siswi kelas tiga, jadi bagaimana mungkin dia memiliki masalah dengan anak kelas tiga.

"Sepertinya malam ini dia akan kembali ke sekolah untuk menyebarkan selebaran ini!" kata afnan.

"Aku setuju denganmu!" Marchel pun melihat jam tangannya, sekarang baru pukul lima sore dan mereka memutuskan untuk berkumpul kembali di ruangan ini pada pukul tujuh malam.

Mereka semua membubarkan diri kecuali Azra, dia memutuskan untuk tetap berada di sekolah sampai mereka berkumpul kembali. Rhyan sebenarnya ingin tetap berada di sekolah bersama dengan Azra namun Marchel menyeretnya untuk pulang bersamanya. Marchel tidak ingin adik sepupunya itu membuat masalah yang baru.

Sekarang sudah jam setengah tujuh, dan Azra menunggu di ruang latihan. Dia mulai merasa bosan, dia pun melirik ke arah gitar yang berada tidak jauh darinya. Azra bangkit dari duduknya dan meraih gitar itu, diapun mencari posisi ternyaman dan mulai menyetel gitar itu.

Azra mulai memetik senar gitar dan menyanyikan sebuah lagu, suaranya menggema di seluruh ruang latihan, sekarang dia menyanyikan genre poprock dari band beastie king yang terbaru, suaranya terdengar menantang namun bersamaan terdengar lembut dibaliknya.

Bait demi bait dia nyanyikan sampai dia terbawa suasana dari lagu tersebut, dan akhirnya dia selesai menyanyikan lagu itu. Suara tepuk tangan tiba-tiba terdengar dari balik pintu, membuat wajah Azra memerah karena malu, dia tidak perna bernyanyi di depan orang lain bahkan di hadapan Dhyan sahabatnya sendiri.

Afnan berjalan menuju ke arah Azra.

"Benar-benar indah! mendengar suaramu secara langsung seperti membawaku kedalam tiap bait yang kau nyanyikan!" Puji Afnan kepada Azra.

Azra hanya tertunduk malu dia tidak tau harus berkata apa, Afnan semakin dekat dan lebih dekat, saat Azra memalingkan wajahnya ke arah Afnan dia bisa melihat dengan jelas wajah Afnan yang bak seorang pangeran, sangat tampan namun sangat misterius.

tiba-tiba Azra teringat kembali kejadian dimana Afnan menindih tubuhnya, yang dalam keadaan hanya mengenakan pakaian dalam saja, rasa marah sedikit muncul dari dalam hatinya, namun dia segera menepisnya dan ingin menjauh dari Afnan.

Setelah Azra meletakkan kembali gitar yang ada di tangannya dia segera berdiri dan melangkah menjauh dari afnan tanpa memperdulikan Afnan sedikitpun.

Melihat sikap Azra yang seperti itu alis Afnan berkerut dan dengan cepat menarik lengan Azra, menyadari lengannya di cengkram dari belakang Azra segera menepis pegangan tangan Afnan di lengannya.

"Apa maumu?" Azra berbalik ke arah Afnan.

"Kamu masih marah padaku?" tanya Afnan. "Aku benar-benar minta maaf padamu! kejadian waktu itu adalah hal yang tidak di sengaja!" jelas Afnan.

"Cih... Kamu adalah laki-laki brengsek! kamu tidak usah menjelaskan apapun padaku, aku sudah berusaha melupakannya jadi jangan mengungkit masalah itu lagi!" Ucap Azra geram

"Kumohon dengar dulu penjelasanku! aku tak.."

"Cukup! sudah kubilang aku tidak ingin mendengar penjelasanmu, berhentilah berbicara padaku!"

"Tapi Ra, aku nggak maksud lakuin itu sama kamu!" Ucap Afnan frustasi.

"Diam..aku bilang diam kamu!"

Azra mengambil sebuah vas yang dipajang tidak jauh darinya dan melemparkannya kearah Afnan. Mata Afnan membulat kaget melihat Azra melemparkan sebuah vas ke arahnya dengan keras. Sebelum vas itu mengenai tubuh Afnan, vas itu terhenti di udara. Afnan mendesah putus asa sebelum berucap.

"Baiklah aku tidak akan mengatakan apa pun lagi!" Dia pun mengambil vas yang melayang di udara dan meletakkannya.

beberapa menit kemudian Dhyan dan yang lain telah datang, mereka kini menyusun strategi untuk menjebak Audi. Mereka menukar isi kardus yang semula berisi ribuan selebaran dengan beberapa buku cetak.

Mereka telah membakar habis selebaran itu dan memasang camera tersembunyi di setiap sudut kelas XII Ipa 2. sudah sekitar dua jam mereka menunggu namun Audi tak kunjung datang.

Sampai akhirnya mereka mendengar langkah kaki menuju ke ruang kelas XII Ipa 2, mereka dengan tergesa-gesa mengambil posisi masing-masing, mereka dapat melihat Audi mengambil kardus itu, wajahnya mulai panik karena apa yang di carinya tak kunjung dia temukan.

merasa sudah cukup mengawasi Audi, para pangeran saling memberi kode agar menyergapnya sekarang. Dengan gerakan lambat tapi pasti, Marchel menyalakan lampu dan seketika ruangan yang gelap berubah menjadi terang.

"Tertangkap kamu!" ucap Marchel dengan suara penuh penekanan.