webnovel

Jurang yang curam

"Azuraaaaa..." Teriakan memilukan terdengar memecah langit.

Sosok laki-laki yang terbaring lemah mencoba bangkit, namun sekeras apa pun usahanya tubuhnya telah di ambang batas. Sebagai salah satu kaisar langit terkuat, dia harus melindungi sang dewi yang berada dalam bahaya.

"Kumohon lepaskan dia! Bukankah kau mencintainya?"

"Hahaha..." Suara tawa jahat terdengar dari kaisar yang lainnya.

"Cinta? aku memang mencintainya namun jika aku tidak bisa memilikinya, maka siapa pun tak akan bisa!" Sekarang kaisar jahat itu menahan sosok cantik dalam portal, yang menutupi seluruh tubuh sosok cantik itu. Sosok itu semakin lama semakin lemah, energi kehidupannya telah diserap begitu banyak.

"Muchen! kupikir kau adalah sosok kaisar yang tangguh, namun ternyata kau lemah hanya karena cinta!"

Sang Kaisar Muchen penguasa langit selatan, telah jatuh cinta pada seorang Dewi langit, rela mengorbankan hidupnya demi melindungi Dewi Azura. Dengan kondisi Dewi Azura yang akan melalui fase reinkarnasi, mengalami penurunan kondisi fisik dan kekuatannya lambat laun mulai menghilang. Kaisar jahat Thianfeng penguasa langit utara yang juga jatuh hati pada Dewi Azura, mengambil kesempatan baik itu untuk memiliki Dewi Azura hanya untuk dirinya sendiri.

Jika saja kondisi Azura tidak seburuk sekarang, maka dengan mudah Azura dapat mengalahkan Thianfeng walau hanya menggunakan salah satu jarinya.

Muchen yang melihat kondisi Azura yang semakin lemah membuatnya mencoba untuk bangkit kembali.

"Aarrgg... Tak akan kubiarkan kau menyakitinya lebih jauh lagi!" Dia pun bangkit perlahan namun pasti, sebuah aura berwarna jingga menyelimuti tubuhnya, membuat energi positif dan negatif dari tubuhnya menyatu secara perlahan.

Azura yang melihat hal itu dari balik portal yang memenjarakannya, mulai terkejut dan dengan sisa kekuatan yang dimilikinya berusaha menembus portal itu.

"Tidak Muchen, jangan lakukan itu!" suara teriakannya lemah terdengar jelas sampai ketelingan Muchen. "Jika kau tak berhenti sekarang maka kau akan mati!" Air matapun jatuh membasahi pipi Azura.

"Aku akan mengorbankan nyawaku untukmu, maka dari itu teruslah hidup dan lindungi negeri langit!" Setelah mengucapkan kata itu, energi positif dan negatifpun bersatu dengan sempurna, sampai akhirnya menimbulkan sebuah ledakan yang dahsyat.

"Tidaaaaaaakkkkk...."

Azra terbangun dari tidurnya, barusan dia bermimpi aneh. Laki-laki yang berusaha melindunginya dalam mimpi, terasa sangat familiar tapi siapa?

"Muchen." Dia mengingat nama sosok pelindungnya itu.

Ditempat lain Afnan duduk di atas kasur, sekarang dia berada di ruang kesehatan sekolah, Setelah tertidur selama sejam dia terbangun dari mimpi buruknya. Seragamnya basah akibat keringat dingin dari tubuhnya, mimpinya terasa nyata. Perempuan bermata biru itu muncul kembali dalam mimpinya, tapi sekarang berbeda dia dalam bahaya.

Afnan tidak tau mengapa hatinya terasa sakit melihat perempuan itu dalam kondisi terperangkap pada suatu gelombang kekuatan yang membuatnya semakin lemah.

"Mirip... benar-benar mirip!" bibirnya bergumam saat dia memikirkan seseorang yang serupa dengan perempuan itu.

*

Di depan Jendelah yang terbuka, menampilkan sosok laki-laki yang terlihat suram. Rhyan telah berdiri di sana selama kurang lebih setengah jam tanpa melakukan sesuatu, hanya memandang keluar dengan tatapan kosong.

Saat Rhyan bergegas masuk kedalam sekolah tepat sepuluh menit sebelum pukul tujuh. Berharap dapat berduaan dengan Azra dalam waktu sepuluh menit itu, namun langkahnya terhenti di depan pintu. Dia dapat mendengar percakapan antara laki-laki dan perempuan dari luar.

"Kumohon dengar dulu penjelasanku! aku tak."

Ucapan laki-laki itu terhenti saat perempuan itu menyelanya. Rhyan mengenal suara itu adalah milik Afnan dan Azra, dari luar dia memperhatikan pergerakan kedua orang itu.

Rhyan merasa tidak percaya dengan apa yang dia dengar, Afnan berusaha memohon maaf dari Azra namun Azra tidak memperdulikannya dan dengan kejam melemparkan sebuah vas ke arah Afnan. Ada hubungan apa antara Azra dan Afnan pikir Rhyan.

semula benih-brnih cemburu tumbuh di hatinya meskipun hanya berukuran sangat kecil, karena melihat foto Azra yang berpelukan dengan Afnan di depan umum. Dan sekarang benih itu mulai tumbuh dengan cepat ketika melihat dan mendengar percakapan antara afnan dan Azra. Rhyan mengepalkan kedua tangannya, membuat buku-buku tangannya seakan retak karena tekanan yang sangat kuat.

Tidak lama kemudian Jhon datang dari arah belakang dan memegang pundaknya, membuat kesadarannya kembali.

"Ngapain kamu diam saja di depan pintu?"

"En.. a..aku baru mau masuk!" Jawab Rhyan canggungu

Perhatian Rhyan tidak teralihkan dari Azra dan Afnan dari sejak mereka mengatur siasat untuk menjebak Audi, sampai akhirnya Audi tertangkap basah dan dengan dingin semua pangeran memberikan peringatan yang mengerikan kepada Audi. Dan yang paling membuat Audi bergetar ketakutan adalah Ancaman Dhyan yang diluar nalar manusia.

Dhyan mengatakan pada Audi bahwa dia tidak akan segan-segan mencungkil kedua matanya, dan memberikannya pada kucing kesanyangannya untuk dijadikan pengganti buah z*k*r kucingnya yang telah dikebiri, karena tidak berhenti menghamili istrinya dan istri tetangganya.

Sekarang sudah tiga hari sejak kejadian itu, tak melihat Azra selama beberapa hari membuatnya frustasi, namun untuk menghubungi Azra juga terasa sulit. Berpegangan pada pikiran tentang hubungam khusus antara Azra dan Afna membuatnya jatuh kedalam jurang yang sangat curam.

happy reading..

jangan lupa memilih dengan batu kuasa agar author semakin semangat membuat novelnya.

amhychancreators' thoughts