webnovel

salah paham

Namanya Naluna Amora.Gadis dengan sejuta rahasia yang ia pendam sendiri. Kesalahpahaman selalu menerpa hidupnya setelah ia dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Memiliki kecantikan memang dambaan semua wanita.Tetapi,tidak untuk Naluna.Karena kecantikannya itulah ia terkucilkan,di hianati,dan dibenci. Hingga suatu hari Nicholas Putra Abraham lelaki dengan sejuta kepribadiannya datang menjadi warna untuk hidup Naluna. Hidup Naluna berwarna karena adanya Nicholas dan begitu Nicholas,hidupnya merasa tenang jika ia selalu menjaga Naluna.Nicholas menjadi pelindung disetiap sisi jika Naluna merasakan sakit. Hingga suatu hari terjadilah kesalahpahaman diantara mereka.Membuat hubungan mereka hancur. Hingga terjadilah penyesalan untuk Nicholas. Apakah mereka akan tetap bersama? Apakah Naluna bisa bahagia tanpa Nicholas?

indrii_rhma · Teen
Not enough ratings
5 Chs

Part-02

Jam diatas nakas menunjukan pukul 22.00 malam.Langit dipenuhi bintang malam ini.Setelah makan malam bersama kedua orang tuanya.Nalu memutuskan kembali ke kamar dengan alasan ingin mengerjakan tugas.

Setelah hampir 30 menit terduduk di emperan balkon dengan dilapisi jaket Nalu berdiri dari duduknya dan menuju ke meja belajarnya.Ditariknya kursi belajar itu dan ia duduki.

Setelah ia duduk,ia mengambil buku note yang berukuran sedang, berwarna biru.Karena biru adalah kesukaannya.

Dihalaman awal buku itu terdapat tulisan yang bertulis"Buku harian Nalu."Buku itu ia gunakan ketika masih duduk dibangku kelas 4 SD.Banyak kisah yang ia tulis didalam buku itu,senang maupun sedih.

Kata kata yang terdapat dibuku itu sedikit alay.Bahkan belum bisa dikatakan rapi.Bagaimana tidak,ia menulis itu dari kelas 4 SD.Bundanya berpesan supaya tidak membebankan orang karena harus selalu mendengarkan keluh kesah Nalu,ia disuruh untuk membuat note buku harian.Dan mencurahkannya disana.

Karena,menurut bundanya tidak semua orang bisa mendengar dan memahami apa yang Nalu rasakan suatu saat nanti.Tetapi,bukan karena sebuah note Nalu merasa tidak ada yang peduli kepadanya.Bahkan tanpa disuruh pun semua keluarga Nalu sangat menyayangi Nalu.Mereka sampai menganggap bahwa Nalu adalah harta yang paling berharga ketimbang dari harta yang mereka punya.

Membuka halaman note itu hingga halaman yang masih kosong.Ia ingin menulis suatu disana.Cerita hidupnya ia tuliskan dinote berukuran sedang itu.

List keinginan

___________

_______

_____

"Apa yah?" Ia berniat untuk membuat sebuah list keinginan.Bukan berarti ia tidak bisa mewujudkan semua keinginannya.Hanya dengan sekali tunjuk pasti keinginannya akan tercapai.Ia ingin menulis suatu hal yang berarti bagi dirinya.

Dengan hasil sendiri bukan karena bantuan kedua orang tuanya.

List keinginan

•membuat panti asuhan

•bahagain ayah bunda

•pacar yang menerima apa adanya.

"Tiga aja deh."Membaca ulang list permintaan itu dan tersenyum.

"Semoga semuanya bisa aku wujudin."Nalu tersenyum.

Kemudian ia menutup kembali buku note yang itu,dan menyimpannya didalam laci.

Setelah menyimpannya.Nalu berjalan menuju balkon kamarnya.Mungkin dari hari ini balkon adalah tempat kesukaanya.Ia bisa melihat bintang dimalam hari.Ia juga bisa melihat langit yang berwarna biru terang di siang hari.

Membuka pintu penghubung antara balkom dan kamar.Terpampang lah langit yang terdapat banyak sekali bintang.Angin malam menerbangkan helaian rambut yang tak terikat.Nalu mendongkak keatas melihat langit.Tak terasa buliran bening jatuh diatas pipinya.

"Aku bisa ngga ya bahagain bunda sama ayah?"Sembari mengepalkan tanganya dan menyimpannya didada.

"Semua anak bisa kok bahagiain orang tuanya.Selagi mereka ngga melakukan hal yang membuat kedua orang tuanya kecewa.Dan aku yakin,aku bisa bikin mereka bahagia.Toh membuat orang bahagia ngga perlu pake uang."

"Semua orang bisa bahagia dengan cara mereka sendiri.Buktinya ayah bunda Bahagia liat aku ketawa.Malahan mereka sedih kalo aku nangis.Jadi,kalau aku baik baik aja,ayah sama bunda bahagia.Tapi masa gitu sih.Seharusnya aku bikin hal yang membuat mereka terkesan dong.Dengan cara bikin Panti asuhan itu."

"Aku bakalan bikin panti itu dengan uang aku sendiri,bukan karena minta dari ayah.Aku juga pengen jadi orang yang berguna bagi semua orang.Aku juga pengen orang orang tau dan paham melakukan kebaikan ngga bakalan bikin kita rugi.Dan dengan itu bunda sama ayah pasti bahagia.Yakan bintang?"

Ia mendongkakkan kepalanya menatap bintang,seolah olah bintang bisa menjawab semua pertanyaan nya.Jika saja bintang bisa menjawab pasti bintang akan berkata."Aku bangga dengan dirimu."Pasti bintang akan berucap seperti itu.Hanya saja mana mungkin bintang bisa berbicara.Itu hanya dicerita fiksi tidak untuk cerita nyata.

Nalu menghapus air mata yang terjatuh di pipinya dengan kasar.Ia belum bisa membuat kedua orang tuanya bahagia.Ia hanya selalu membuat kedua orang tuanya khawatir apalagi setelah kejadian itu.

"Ada ngga yah cowok yang mau menerima aku?" Nalu memegang pagar pembatas balkon.

"Kalau mereka...."

Ana berniat untuk melihat kamar anaknya.Setiap malam ia selalu pergi menuju kamar Nalu sebelum ia memutuskan untuk tidur di kamarnya.

Kamarnya berada dilantai bawah.Ia akan mematikan lampu tidur anaknya.Nalu memiliki sikap pelupa maka dari itu Ana akan selalu mematikan lampu tidurnya setiap malam.

Ia juga akan menyelimuti Nalu dan mencium keningnya.Bisa dibilang Nalu sangat dimanja oleh kedua orang tuanya.

Namun Nalu tetaplah Nalu.Meksipun ia dimanja.Hal apapun yang ia mau pasti akan terpenuhi ia akan tetap rendah hati.

Ana memegang knop pintu kamar anaknya.Samar samar ia mendengar suara.Berbicara dengan siapa Nalu malam malam begini.Ana menurunkan knop pintu kamar anaknya.Dan membuat kamar anaknya itu terbuka sedikit.

Ana mendengar Nalu berbicara,ia memilih untuk mendengarkan terlebih dahulu.Apa yang Nalu pikirkan,sampai belum tidur seperti ini.Padahal jam menunjukkan pukul 23.00 sesudah mengerjakan tugas Nalu pasti akan langsung tidur.

Ana mendengar ucapan Nalu"kalau mereka ngga tulus sayang sama aku gimana?Kalau mereka cuma sayangnya sama harta ayah gimana?Kalau mereka buang aku karena tau yang sebenarnya gimana?"

Ana tersenyum mendengar ucapan anaknya itu.Ia mendekati Nalu dan memegang bahunya.Nalu benar benar kaget,ia kira yang memegangnya adalah hantu.Dan ketika ia berbalik untuk melihat siapa yang memegangnya Nalu kaget bagaimana hantu bisa secantik ini.Ia mengerjapkan matanya.

"Bunda?"

"Iya,ini bunda.Kenapa belum tidur?"

"Belum ngantuk bun."Nalu berjalan kearah kasurnya dan duduk dipinggir kasur.

Ana mengikuti langkah kaki anaknya.Ia pun ikut terduduk di pinggir kasur bersama anaknya.Ana mengenggam kedua tangan anaknya."Nalu,ngga semua laki laki seperti itu.Jangan overthink dulu sebelum kamu tau kebenarannya sayang.Ngga semua laki laki itu sayang kamu cuma karena harta.Kalau dia beneran sayang kamu.Dia bakalan jaga kamu,bukan malah nyakitin kamu terus ninggalin kamu."Ana mengelus Surai coklat milik anaknya.

"Seseorang yang bener bener tulus sayang sama kamu,ngga bakal pergi ninggalin gitu aja karena kamu lemah.Malahan dia bakalan jadi benteng buat lindungin kamu dari badai.Ngga salahnya juga kita mencoba untuk percaya.Jika,orang itu runtuhin kepercayaan kamu,jadiin itu pembelajaran supaya kamu hati hati nyari pasangan.Ngga perlu yang ganteng kalau hatinya ngga tulus sama kamu.Nyari itu yang bisa ngehargain keberadaan ayah sama bunda,dan terutama ngehargain keberadaan kamu sayang.Ngga perlu nyari materi supaya kamu ngerasa bahagia.Carilah seseorang yang mencintai kamu dengan tulus."Ana tersenyum hangat menatap anaknya.

Air mata Nalu jatuh mendengar ucapan bundanya."Nalu janji bakalan lebih hati hati."Memeluk tubuh bundanya.

"Jaga diri baik baik yah,selagi kamu ngga bareng bunda ataupun ayah.Ngga selamanya kita bisa jagain kamu terus.Bakalan ada masa dimana kamu harus berjuang sendirian."

"Iyaa bunda."

"Udah udah jangan nangis."Menghapus iar mata anaknya dengan jari jempolnya."Waktunya kamu tidur,udah malem nanti kesiangan sekolah nyah."

"Iya bunda.Bunda juga harus tidur."Nalu membaringkan tubuhnya diatas kasur dan menarik selimutnya.

"Good night."Ana mengecup kening anaknya dan mematikan lampu.Ia pun pergi menuju kamat miliknya.

Setelah dirasa bundanya Nalu terbangun dari tidurnya."Too bunda.Nalu sayang bunda."

Nalu pun menutup kembali matanya dan tertidur.