webnovel

salah paham

Namanya Naluna Amora.Gadis dengan sejuta rahasia yang ia pendam sendiri. Kesalahpahaman selalu menerpa hidupnya setelah ia dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Memiliki kecantikan memang dambaan semua wanita.Tetapi,tidak untuk Naluna.Karena kecantikannya itulah ia terkucilkan,di hianati,dan dibenci. Hingga suatu hari Nicholas Putra Abraham lelaki dengan sejuta kepribadiannya datang menjadi warna untuk hidup Naluna. Hidup Naluna berwarna karena adanya Nicholas dan begitu Nicholas,hidupnya merasa tenang jika ia selalu menjaga Naluna.Nicholas menjadi pelindung disetiap sisi jika Naluna merasakan sakit. Hingga suatu hari terjadilah kesalahpahaman diantara mereka.Membuat hubungan mereka hancur. Hingga terjadilah penyesalan untuk Nicholas. Apakah mereka akan tetap bersama? Apakah Naluna bisa bahagia tanpa Nicholas?

indrii_rhma · Teen
Not enough ratings
5 Chs

Part-03

Nalu terbangun dari tidurnya.Ia masuk kedalam kamar mandi yang berada didalam kamarnya.Tak lupa juga memunaikan shalat shubuh.Sesudah shalat Nalu melipat mukenanya dan menyimpanya dirak khusus untuk tempat mukena.

Ia juga membereskan tempat tidurnya.Semua wanita pasti tak pernah lupa untuk membereskkanya.Nalu memang tipikal perempuan pemalas.Ia juga bisa pergi kesekolah tanpa membereskan tempat tidurnya dengan alasan terlambat pergi sekolah.Padahal ia selalu bangun jam 05.00 bagaimana bisa ia kesiangan.

Selesai dengan pekerjaan yang ia lakukan.Nalu bergegas menuju kamar mandi.Hari ini hari senin,hari dimana ia harus kepanasan diterik matahari.Ia juga harus mendengar pidato yang cukup panjang dari kepala sekolahnyah.Nalu sangat malas akan hal itu.

10 menit sudah ia menghabiskan waktunya dikamar mandi,ia memang tidak selalu mandi lama,ia akan mandi begitu lama bahkan sampai 30 menit di waktu waktu tertentu saja.

Menatap cermin meja riasnya,ia menyisir rambut panjangnya dan memberikan sedikit bedak di wajahnya.Ia tak memakai liptin ataupun lipstik.Bibirnya sudah merah alami,maka dari itu tak perlu lagi ia memakai lipstik.

Semuanya sudah rapi.Dasi terikat dengan benar.Rambut yang sudah disisir dengan jepit dirambut sisi kanan juga sudah tertempel dengan baik.Ia pun tersenyum menampakkan gigi rapihnya.

"Selesai."

Nalu pun membuka pintu kamarnya dan berjalan keluar menuju tangga.Satu persatu tangga ia lewati.Dari tangga terlihat kedua orang tuanya telah menunggu Nalu dimeja makan.Ia melihat ayahnya ada disana.Setelah hampir 3 hari Nalu tak melihat ayahnya sekarang ia bisa melihat ke kembali ayahnya.Ayahnya memang jarang dirumah.Bukan berarti jarang dirumah dalam artian ia bermain dibelakang.Ayah Nalu sangatlah sibuk terlebih lagi cabang perusahaannya dimana mana.Maka dari itu ia selalu pergi kesana sini untuk mengecek perkembangan perusahaannya.

Meskipun begitu,ayah Nalu tipikal laki laki yang setia terhadap pasangannya.Banyak diluaran sana yang bermain dibelakang karena memiliki uang.Tapi tidak untuk Aditama ayah Nalu.Ana dan Aditama sudah lama bersama bahkan semenjak mereka duduk di bangku kelas 8 SMP mereka sudah berpacaran.Ana awalnya tidak berharap mereka akan menikah dan mempunyai anak.Mereka masih anak ABG bisa dibilang juga cinta mereka cinta monyet.Tetapi mereka menegakkan prinsip untuk saling percaya satu sama lain,dan saling menghargai.Hingga akhirnya mereka berjodoh dan menikah.Terlahirlah putri cantik bernama Naluna Amora.

"Pagi."Nalu mengecup pipi kedua orang tuanya.

"Pagi juga."Balasan mereka.

"Hari ini kamu berangkat bareng ayah.Hari ini hampir satu minggu kamu sekolah ditempat yang baru.Apakah kamu senang?"Tanya Aditama sembari mengoleskan selai kerotinya.

Dengan ragu ragu Nalu menjawab."Se...seneng yah.Seneng banget."

"Kenapa kaya ragu gitu?"Tanya Aditama.Ia sedikit ragu dengan nada bicara anaknya.Sedikit gugup ia merasa ada hal yang Nalu sembunyikan dari dirinya.

"Ngga kok,Nalu ngga ragu.Malahan Nalu seneng banget sekolah disana.Nalu punya temen baru.Guru baru juga."Ucap Nalu dengan riang.

Aditama menghela nafas kasar."Baguslah kalau kamu seneng."

Nalu tidak menjawab perkataan ayahnya,ia hanya tersenyum masam.

****

Setelah hampir 10 menit kaluarga Tama selesai dengan sarapan mereka.Ana pergi ke dapur untuk membereskan bekas piring yang dipakai anak dan suaminya.

Nalu terduduk di tangga menuju lantai atas sembari menggunakan sepatu.

Sedangkan Aditama,ia sedang berada diluar sembari memanaskan mobilnya.

Rasa semua urusan sudah selesai, Nalu memanggil bundanya."Bunda, Nalu berangkat."

Merasa terpanggil Ana datang menghampiri anaknya itu."Bunda anterin kedepan.Sekalian ke ayah."

Akhirnya mereka berdua beriringan berjalan menuju teras rumah.Aditama sudah berpamitan dengan Ana begitu juga Nalu.

Mereka berdua masuk kedalam mobil.Diperjalanan Nalu tidak berbicara apapun.Biasanya ia akan banyak bercerita terhadap kedua orang tuanya.Tetapi ini, Nalu tidak seperti biasanya.Ia lebih banyak diam setelah ditanya bagaimana ia disekolah barunya.Senang atau sedih?Ntahlah hanya Nalu yang tau.

Mobil milik Aditama berhenti disebuah sekolah menengah atas.Sekolah ini memilik fasilitas yang lumayan bagus.Dilengkapi satu lapang basket dan satu lapang untuk futsal.Dan satu lapang lagi untuk diadakannya upacara.Disana juga memilik kolam renang untuk dipakai jika ada olahraga berenang. Tak lupa juga Gedung serba guna.

Merasa jika mobil ayahnya berhenti Nalu melepaskan silbet nya dan menatap sang ayah."Nalu masuk dulu yah."Mengulurkan tanganya bermaksud meminta salam.

Aditama menerima uluran anaknya."Semangat belajarnya.Kalau ada apa apa telepon bunda atau ayah."

Nalu menjawab dengan menganggukkan kepalanya.Mobil Aditama melaju jauh dari hadapan Nalu.Nalu membalikkan badannya dan terpampanglah sekolah barunya.Sekolah yang baru ia duduki selama satu minggu ini.Sekolah yang bertuliskan SMA Bakti Jaya.

Nafas Nalu tak beraturan jika melihat sekolah itu.Apakah dia boleh pulang?Nalu ingin sekali pulang.Ia ingin diam diri di kamarnya.Ia tidak ingin sekolah ditempat ini.Bukan karena fasilitas yang tidak membuat Nalu nyaman hanya ada hal yang membuat Nalu tak nyaman.Dan itu,kalian akan tau sendiri nanti.

Dengan ragu Nalu melangkahkan kakinya.Banyak pasang mata yang memperhatikannya.Ia merasa terintimidasi jika begini.Buru buru ia melangkahkan kakinya.Banyak pasang mata yang menatapnya kajum dan menatapnya benci.

Tetapi,lebih banyak yang menatapnya dengan penuh kebencian.Seolah olah ia seperti akan diterkam.

Nalu tak tau salah apa dirinya.Baru satu minggu sekolah disini bagaikan 3 tahun sekolah disini.Rasanya pagi hingga pulang sekolah itu begitu lama.Sangat lama,Nalu menundukkan kepalanya sembari berjalan.

Tiba tiba ada seseorang yang memanggilnya"Hey Nalu!"

Merasa terpanggil, Nalu membalikkan badannya.Orang itu kembali berbicara."Lo Nalu kan?Si murid baru itu? Sumpah lo cantik banget.Boleh gue minta nomor telepon lo."

Dia adalah Joni kakak kelas Nalu, Nalu sekarang kelas 11 dan Joni kelas 12.Beginilah setiap dia disekolah selalu saja ada yang menyapanya hingga meminta nomor teleponnya.Nalu merasa risih jika begini.Di sekolahnya dulu di Bandung,mereka tidak seperti ini.Bahkan Nalu memiliki banyak teman disana sedangkan disini,ia sendirian benar benar sendirian.

"Boleh?"Tanya Joni sekali lagi.

"Ma--maaf kak ngga bisa."Nalu benar benar takut.

"Kenapa ngga bisa?"

"Ng--ngga papa."Nalu membalikkan badannya dan berniat untuk pergi dari hadapan kakak kelasnya itu.

Tiba tiba langkahnya berhenti.Tanganya dicekal oleh kakak kelasnya.Nafas Nalu tak beraturan ia benar benar takut sekarang.Nalu berharap ada seseorang yang bisa membantunya.

"Tolong."Batin Nalu

Mata Nalu mulai berkaca kaca.Ia ingin sekali menangis."Lepasin kak."

Joni menghempaskan Nalu hingga punggung Nalu terhempas ketembok yang membuat Nalu mgeringis kesakitan.

Koridor ini sangat sepi,tidak ada satu orang pun yang melewati koridor ini.

Untuk lari pun Nalu tak bisa.

"Jangan mentang-mentang lo cantik.Lo jadi ngga ngasih nomor lo ke gue.Lo siapa?Lo cuma murid baru disini."Ucap Joni sembari mencengkram bahu Nalu.

"Kakak juga siapa.Ini hak aku,aku juga punya privasi kan."Nalu terpaksa harus mengatakan itu.

"Oh,berani ke gue hah?"Joni melayangkan tanganya kedepan wajah Nalu.

Nalu menutup matanya,tiba tiba..

Bughh

Nalu mendengar suara pukulan.Ia pun membuka matanya.Ia melihat Joni kakak kelasnya itu sedang dipukuli seseorang.Nalu tidak tau itu siapa yang lebih jelas Nalu ingin mengucapkan banyak banyak terima kasih karena telah membantu dirinya dari kungkungan kakak kelasnya itu.

"Berani sama cewek banci!"Teriak laki laki itu sembari terus melayangkan pukulan kewajah Joni.

"Ini urusan gue."Ucap Joni sembari membalas pukul itu.

Pukulan demi pukul dilayangkan oleh lelaki itu.Sampai Joni tak kuasa menahan rasa sakit akibat pukulan lawannya itu.Ia pun tergeletak mengenaskan dilantai.Dengan luka dimana mana.

"Kalau sampai gue liat lo nyakitin cewe.Lo mati ditangan gue."

Laki laki itu pergi dari hadapan Joni yang terkapar lemah dilantai dan menarik tangan Nalu.

"Ikut gue."