webnovel

salah paham

Namanya Naluna Amora.Gadis dengan sejuta rahasia yang ia pendam sendiri. Kesalahpahaman selalu menerpa hidupnya setelah ia dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Memiliki kecantikan memang dambaan semua wanita.Tetapi,tidak untuk Naluna.Karena kecantikannya itulah ia terkucilkan,di hianati,dan dibenci. Hingga suatu hari Nicholas Putra Abraham lelaki dengan sejuta kepribadiannya datang menjadi warna untuk hidup Naluna. Hidup Naluna berwarna karena adanya Nicholas dan begitu Nicholas,hidupnya merasa tenang jika ia selalu menjaga Naluna.Nicholas menjadi pelindung disetiap sisi jika Naluna merasakan sakit. Hingga suatu hari terjadilah kesalahpahaman diantara mereka.Membuat hubungan mereka hancur. Hingga terjadilah penyesalan untuk Nicholas. Apakah mereka akan tetap bersama? Apakah Naluna bisa bahagia tanpa Nicholas?

indrii_rhma · Teen
Not enough ratings
5 Chs

Part-01

Hidup baruku dimulai ketika keluargaku memutuskan untuk kembali ke Jakarta.Setelah hampir 5 tahun keluargaku menetap di Bandung.Cacian hingga makian aku dapatkan.Aku di hianati,di benci,hingga di asingkan.

Seolah olah sang penulis skenario tak mengizinkan aku untuk mengenal arti dari kebahagiaan.

Di list permintaan ku,aku meminta semoga tuhan memberikanku lelaki yang mencintaiku apa adanya.Memberiku kebahagiaan yang sepantasnya aku dapatkan.

Dan, ketika aku mendapatkan cinta.Yang ku dapatkan hanyalah kesedihan dan penghianatan.Hidupku hancur,hingga sisa sisa terakhir aku hidup.

Naluna Amora

Seorang gadis berjalan menyusuri pinggir jalan.Hari ini cuaca sangat dingin, benar benar dingin hujan turun tadi malam membuat pagi ini dihadiri kabut.Rintik rintik hujan tetap terjatuh dijalanan Jakarta.Berbekal payung dan jaket tebalnya gadis itu memasuki sebuah super market.

"Selamat datang."Ungkap seorang karyawati sembari membungkukkan badannya.

Gadis itu membalas dengan senyuman, senyuman yang menyiratkan bahwa ia benar benar menikmati pagi ini meksipun sangat dingin.

Menyusuri rak snack, gadis itu mengambil Snack kesukaanya dan menyimpannya di ranjang belanjaan.Ia memang sangat menyukai jajanan snack apalagi jika snack itu berbau Vanilla.

Selesai dengan apa yang ia lakukan di rak snack tadi,gadis itu pergi menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya.

Ia letakkan semua belanjaannya itu di atas meja kasir bermaksud supaya lebih cepat tak harus menunggu karyawati itu mengambilnya satu persatu dari ranjang belanjaannya.

"Total semuanya 135.000 ya mba."Ucap karyawati itu sembari memasukan belanjaa gadis itu kedalam kantung kresek.

Gadis itu mengambil uang dari saku jaket tebalnya."Ini mba." Menyodorkan uang dengan nilai 135.000.

"Terima kasih."Ucap karyawati dengan senyum manisnya dan memberikan kantung kresek itu.

Keluar dari supermarket,gadis itu melangkah kakinya dipinggir trotoar menuju rumahnya.Huntung saja rumahnya tidak terlalu jauh dari supermarket hanya butuh 10 menit dari rumah menuju supermarket.

"Duh,aku belanjanya kebanyakan.Kalo dimarahin Bunda gimana?."Gadis itu membuka kantung kreseknya yang terdapat banyak sekali snack.

"Ngga papa deh."menutup kembali kantung kresek itu mendongkakkan kepalanya menatap ke depan.

Gadis itu memutuskan untuk kembali berjalan, ia melihat anak kecil terduduk dihalte sembari memegang perutnya.Baju anak kecil begitu lusuh berbeda dengan baju yang ia pakai begitu bagus dan bisa terbilang mahal.

Takdir seseorang itu berbeda beda,hanya perlu bersyukur dengan apa yang kita punya selagi kita masih bisa makan dan tidur ditempat yang layak itu lebih dari cukup.Diluaran sana masih banyak yang lebih terpuruk dari kita.Contohnya anak kecil itu.

Gadis itu memutuskan untuk menghampiri anak kecil itu, melihat ada seseorang yang menghampirinya buru buru anak kecil itu melepaskan tangannya dari perut dan tersenyum menampakkan bahwa dia tidak apa apa.

"Kamu kenapa?"Tanya gadis itu.

"Aku ngga papa kak."Menggeser kan bongkongnya bermaksud memberi gadis itu untuk duduk disampingnya.

Tau apa yang dimaksud anak kecil itu,gadis itu duduk disebelah anak kecil itu."Makasih." Menjeda ucapanya gadis itu kembali bertanya."Kamu kenapa sendiri disini?Rumah kamu dimana?"

Mata anak kecil itu,tiba tiba berkaca kaca."Aku tinggal dirumah Tante kak."

"Terus kenapa duduk disini sendirian?"

Gadis itu merasa iba dengan anak kecil itu.Bagaimana tidak,pagi ini kan sangat dingin.Ia saja sangat tidak kuat berlama lama diluar,sedangkan anak ini? Seperti dingin adalah temannya.Seolah olah dia merasa baik baik saja.

Baju yang dipakai anak ini terdapat sobekan yang tidak terlalu banyak.Bisa di bilang baju yang anak itu pakai tidak layak dipakai.

Kryukkkkk

Terdengar suara,suara perut yang menandakan ada yang lapar,gadis itu tidak lapar bagaimana bisa.Tadi pagi sebelum pergi ke supermarket ia sarapan bersama orang tuanya.Terus bunyi siapa itu.Ia pun menengok kesamping dimana ada anak kecil.Anak kecil itu tersenyum.

"Kamu laper?"Tanya gadis itu.

"I..iya kak.Aku belum makan dari semalam."

Mana mungkin bisa lupa.Makan kan kebutuhan pasti akan terasa sakit jika perut tidak diisi.Gadis itu membuka kantung kresek yang berisi belanjaannya dari super market tadi.

Mengambil satu roti dan susu dan memberikan kepada anak kecil itu."Ini buat kamu.Makan yah."

"Ngga perlu kak,ngga papa."

"Jangan nolak rezeki pamali.Nih buat kamu semua.Jangan lupa dimakan yah.Jangan dibuang buang mubazir."Menyodorkan kantung kreseknya.

Anak itu mengerjapkan matany."Hah?be..beneran kak?"

Gadis itu tersenyum."Iya,beneran buat kamu."

Anak kecil itu menerima kresek yang gadis itu berikan."Makasih kak."

"Sama sama.Nama kamu siapa?"Gadis itu Mengulurkan tangannya.

"Nama aku,Niya."Menerima uluran tangan gadis itu.

Gadis itu mengangguk ngangguk kepalanya."Niya.Nama aku Naluna."

"Kak Nalu.Makasih kak Nalu makannya."

"Sama sama,yaudah aku pergi dulu ya.Jangan lupa dimakan,dah."Melambaikan tangannya.

"Dah,kak Nalu."Melambaikan tanganya.

Gadis bernama Nalu itu pergi meninggalkan anak kecil yang bernama Niya.Inisial mereka sama dari N hanya saja takdir mereka yang berbeda.Nalu berasal dari keluarga yang berkecukupan dan Niya ntahlah Nalu tidak ingin menilai seseorang dari segi busana yang orang itu pakai.

Hingga waktu 10 menit Nalu sampai didepan gerbang rumahnya.Rumah yang menjulang tinggi bak istana.Halaman yang luas dengan berbagai macam tanaman milik orang tuanya.

Dengan susah payah,Nalu membuka gerbang rumahnya yang menjulang tinggi.Ia memang memiliki satpam untuk ia suruh membukakan gerbang.Hanya saja hatinya yang terlalu baik membuat ia tak ingin merepotkan orang lain meksipun itu suruhan orang tuanya.

Seorang laki laki paruh baya berlari tergesa gesa menghampiri gadis itu."Ya ampun.Non Nalu,maaf bapak habis dari belakang.Jadi,ngga bisa bukain gerbang buat non."Membantu majikannya membuka gerbang.

Gadis yang dipanggil Nalu itu hanya tersenyum mendengar ucapan supirnya."Ngga papa."

Satpam itu menundukkan kepalanya didepan gadis itu."Maafin bapak non."

Nalu memegang pundak supirnya dan enggelengkan kepalanya."Ngga papa.Pak Nalu masuk dulu yah."

Gadis itu pergi meninggalkan satpamnya dan berjalan menuju pintu utama yang menjulang tinggi.

"Assalamualaikum." Ucap Nalu sembari membuka pintu utama rumahnya.

Seorang wanita paruh baya berlari menghampiri gadis itu."Walaikumsalam!Kamu ngga papa?Habis dari mana aja?Kok pulangnya lama?Kamu baik baik aja kan?Bunda khawatir."Sembari membulak balikan badan anaknya.

"Bunda,nanyanya satu satu.Nalu ngga papa liat,Nalu baik baik aja kan?"

"Bunda khawatir."Menarik dan mendekap tubuh anaknya.

Gadis itu bernama Naluna Amora.Gadis yang sangat riang dan baik hati.Ketulusan hatinya itu yang membuat dirinya sangat berharga Dimata keluarganya.

Meksipun ia terlahir dari keluarga berada,bisa dikatakan keluarga konglomerat tetapi ia tetap rendah hati.Ia akan melakukan sesuatu hal jauh dari keadaan yang sebenarnya ia punya.

Nalu melepaskan pelukan Bundanya,dan menggenggam kedua tangan yang sedikit keriput karena termakan usia.Meksipun sudah berumur.Kecantikan bunda Ana selaku bunda Nalu tidak bisa diragukan.

Ia sangat cantik,bahkan kecantikannya itu menurun kepada anak perempuan satu satunya Nalu.Nalu memiliki paras Yang begitu cantik bahkan bisa dikatakan sempurna.Bagaimana tidak,ia memiliki rambut panjang sepunggung yang berwarna sedikit kecoklatan bukan karena ia memakai perwarna rambut,Nalu memiliki warna rambut berwarna kecoklatan semenjak ia lahir dari rahim bundanya Ana.

Bahkan iris mata yang ia punya berwarna abu, hidungnya sangat mancung.Memiliki tinggi badan yang cukup tinggi dibanding teman temannya.Bahkan semua orang ingin menjadi Nalu.Memiliki kecantikan yang didambakan semua kaum hawa dan kekayaan yang melimpah.Dan karena alasan semua itulah Nalu merasakan sakit.