webnovel

Rivandy Lex : Classical Academy.

Title : Rivandy Lex : Classical Academy Update setiap Hari Minggu Jam 8 Pagi. Rating : 13+ Genre : Classical Fantasy, Drama, Action. Genre Secondary : Comedy, Romance, Psychological, School, Slice of Life. Mystery. Style Writing : Japanese Light Novel. Sinopsis Di sebuah gang, terdapat seorang remaja yang diguyur hujan. Seorang pria yang memungutnya mengajaknya untuk tinggal bersamanya. Karena keberadaan pria itu, remaja itu mendapatkan kehidupan yang baru setelah melalui mimpi buruk di kehidupan lamanya. Semenjaik kepergian pria itu, remaja itu memutuskan untuk menjalani kehidupan baru dengan menempuh pendidikan Akademi Spyxtria. Remaja itu, Rivandy Lex, menjalani kehidupan baru di akademi klasik tersebut. #WF

Ephixna_19 · Fantasy
Not enough ratings
41 Chs

Gadis Violet : Monolog

6 Ucheryc 1464, Roshan Capital berada dalam masa liburan mereka. Para pekerja beristirahat di rumah dan melakukan kegiatan yang ingin mereka lakukan.

Sebuah apartemen tua dengan bangunan yang rapuh. Susunan kayu yang tidak beraturan akibat dimakan rayap. Fondasi kayu masih bertahan meski tidak diurus.

Di dalam ruangan yang gelap, sebuah keheningan. Gorden jendela menghalangi matahari masuk.

Seorang gadis yang tertidur di ranjang. Rambut violet berantakan tanpa ikat rambut. Wajah yang mungil dan polos setra badannya yang diselimuti.

Beberapa saat kemudian, ia membuka matanya, beranjak dari kasur dan menerangi apartemen yang gelap.

Tak lama kemudian, suara bising yang terdengar dari luar menyebabkan kesadarannya semakin jelas dan menghilangkan kantuknya.

Ia bergegas ke pintu dengan kaos tidur dan celana pendeknya. Mata violet yang menyempit melirik sebuah lubang di sebuah pintu.

"...."

"Sheeran. Ayo bangun! Bantu aku dulu!" Tampak seorang wanita di depan pintu apartemen.

"Iya, Bu! Tunggu sebentar!"

Gadis itu membuka pintu tanpa pikir panjang. Matanya mengetahui sosok di depan matanya.

"Ada apa, Bu?"

"Tolong bersihkan teras dulu! Aku mau pergi ke toko bunga sekarang juga." Wanita itu menitipkan sapu dan kain pel kepada Sheeran.

Sheeran menaikkan alisnya. Wanita itu bergegas pergi dari apartemen dengan jaket hitam dan rok selutut.

Ia menerimanya tanpa pikir panjang. Belum mandi dan sarapan, ia sudah disuruh mengepel dulu. Ini sudah menjadi rutinitas setiap minggu.

"Tidak ada pilihan lain. Aku harus membersihkan semuanya."

Sheeran memutuskan untuk menguras tenaga untuk menyingkirkan debu di teras apartemen kayu itu. Ia menyapu lantai lalu mengepel lantai dengan air yang dicampur sabun.

Setelah membersihkan lantai dan kaca apartemen, Sheeran menyimpan alat kebersihan di depan apartemen dan bergegas untuk mandi.

"Melelahkan juga. Lebih baik aku mandi dan sarapan dulu. Setelah itu, aku bisa santai."

Ia mengambil handuk di jemuran dan bergegas ke kamar mandi. Di sana, ia dapat menggunakan air panas di apartemen itu.

Setelah mandi, ia menelusuri ke kamar dengan handuk di tubuhnya dan mencari pakaian yang biasa dikenakannya.

Ia sudah mengenakan pakaian kemeja ringan dengan rok pendeknya. Aura gadis manis terpancarkan di cermin sambil tersenyum. "Aku memang manis dari awal."

"Sebaiknya, aku harus pergi. Restoran untuk rakyat jelata akan dibuka sebentar lagi."

Sheeran meningkatkan apartemennya dengan kunci apartemen di genggamannya dan bergegas untuk ke sebuah tempat yang biasa ia kunjungi.

Daerah Capa, daerah yang penuh dengan pasar dan restoran untuk rakyat jelata.

[***]

Di Daerah Capa, Restoran Vyrena, sebuah restoran yang ramai dengan antrian rakyat jelata yang merepotkan pegawai restoran itu.

"Ayo! Bawa pesanan 2 sekarang juga!" Sebuah seruan dari seorang kasir ke karyawannya.

"Pesanan ketiga dan keempat segera tiba. Jadi, tunggu sebentar lagi!" Dia memberitahu pada pelanggan untuk menunggu.

Tak lama kemudian, Sheeran tiba di restoran itu dan mengantri ke kasir. Seiring berjalannya waktu, Sheeran bertemu dengan pegawai kasir itu.

*Sheeran. Kau datang ke sini rupanya. Ada yang bisa dibantu?"

"Um. Aku pesan yang biasa. Jangan terlalu pedas. Aku tidak bisa bertahan lagi."

Dia tertawa kecil. Tubuh gemuk dan sekumpulan uang Aegis di tangannya. Ia memandang santai seorang gadis seperti malaikat dan bergurau,"Jangan seperti itu! Aku tidak memasukkan banyak cabai kali ini."

"Eh, begitu yah. Kurasa aku pilih yang lain saja."

"Sudahlah! Karena kamu pelanggan tetap, aku memberimu potongan harga. Bagaimana?"

Pegawai kasir itu merayu Sheeran agar mengambil potongan harga di restoran itu. Berhasil, Sheeran menyerah kali ini.

"Boleh saja. Aku tunggu di meja." Sheeran meninggalkan kasir dengan meninggalkan 4,2 Aegis dekat alat penghitung uang.

Kasir itu dengan cepat menerima pesanan dari pelanggan tetap. Ia menuliskan beberapa kata dengan tulisan sambung dan berseru lalu memberikan kertas pada pegawai dapur.

"Sayur Kacang Merah dengan porsi sedang!"

"Pelanggan selanjutnya!"

Sheeran mengambil tempat duduk di luar ruangan. Butuh beberapa lama untuk membuat pesanan. Ia hanya duduk sendirian di tengah meja dua sampai empat orang.

Setelah menunggu pesanan dengan menatap daerah Capa, seorang pelayan membawa sejumlah pesanan. Ia mendekati Sheeran dan memberikan pesanan di atas meja.

"Sayur Kacang Merah dengan Teh Herbal?"

"Iya."

"Silahkan dinikmati pesanannya! Aku harus bergegas ke meja berikutnya."

Ia pun meninggalkan Sheeran dan membawa pesanan yang lain. Sheeran mengambil sendok dan melahap sarapannya.

Setelah selesai, Sheeran memutuskan untuk membeli beberapa barang sebelum pulang ke rumah. Barang yang bisa dibeli adalah alat mandi dan lainnya.

"Selesai. Lebih baik, aku pergi dari sini."

Ia meninggalkan restoran sambil memberikan salam perpisahan pada pegawai kasir itu. Ia mendapatkan balasan berupa sebuah lambaian tangan.

Ia membeli alat mandi lalu pulang di tengah kerumunan rakyat jelata.

[***]

Setelah tiba di rumah dengan barang belanjaan, Sheeran bertemu dengan seorang yang merupakan pengurus apartemennya.

Ia menyapa,"Sheeran! Kamu sudah membersihkan teras rupanya. Aku terkesan padamu."

"Ee ... itu tidak ada apa-apanya, Bi." Sheeran memaksa senyumannya.

"Tolong bersihkan tanaman di sana! Aku capek berjalan dari toko bunga ke sini."

"Tunggu sebentar! Aku mau membereskan uang alat ini terlebih dahulu, lalu aku akan membantumu."

"Iya. Jangan lama-lama!"

Sheeran memasuki apartemennya dan bergegas untuk meletakkan alat mandinya di kamar mandi. Lalu, ia membereskan kamarnya sejenak sebelum menyiram tanaman.

Ia memeriksa kondisi tanaman di depan halaman apartemen. Menyiram dengan air, memeriksa tanaman, dan mencegah hama merusak tanaman. Itu yang bisa dia lakukan.

"Heh! Capeknya! Aku sudah menyelesaikan semuanya. Waktunya istirahat dulu!"

Sheeran melipatkan tangannya karena sudah mengurus tanaman dengan sekuat tenaga. Ia tidak melihat kerusakan pada tanaman itu.

Ia pun kembali ke apartemen dan melupakan penat yang dirasakan.

[***]

Langit sedang dikuasai awan hitam dan langit cerah. Sheeran meninggalkan apartemen untuk melakukan sesuatu yang penting.

"Tidak ada Bibi Anita. Sekarang, aku sudah bisa pergi dari sini."

Sheeran pergi diam-diam. Rok berwarna violet dan baju berlengan panjang. Langkah kakinya sedikit terburu-buru, sehingga menimbulkan sedikit kesalahpahaman.

"Semoga hari ini cerah sampai sore."

Di Taman Gorcyed, Sheeran mencari tempat yang bagus untuk dirinya. Ia membutuhkan waktu untuk menghilangkan kecemasannya.

Ia mendengar beberapa obrolan yang biasa di taman. Dua gadis itu membahas dongeng Pangeran Tampan yang populer di kalangan para gadis.

".... ? Benarkan? Aku tidak bisa mempercayainya."

"Jika bertemu dengan Pangeran Tampan di dongeng, kamu akan mendapatkan hubungan yang spesial dan tak alam kemudian dia melamarmu dan ...."

"Kau pasti bercanda! Pangeran di kerajaan ni tidak memperhatikan kita."

"Dia selalu hidup enak di Krasnaya Line."

"Aku selalu berkhayal mendapatkan kekasih yang bisa menemaniku."

"Tapi, gadis yang mendapatkan Pangeran Tampan di kerajaan ini adalah gadis yang paling cantik yang pernah ada."

"Semoga saja aku mendapatkan lamaran itu."

Mereka tertawa kecil dengan pembahasan itu. Buku berisi sampul Pangeran Tampan (Krasiva Prince) bisa dibeli di toko buku.

Sheeran hanya mendengar tanpa menoleh ke gadis itu. Ia menyembunyikan dirinya di balik pohon di taman.

Tapi, di tengah obrolan itu, sebuah rintik hujan lolos dari kumpulan awan dan mengusir penghuni taman dari taman.

"Wah! Sudah mau hujan! Lebih baik, kita ke rumahku. Di sana, ada biskuit dan teh yang hangat."

"Iya. Ayo!"

Sementara itu, Sheeran tidak bisa kemana pun. Hujan yg cukup deras memaksanya untuk menunggu di bawah pohon.

"Yah, hujan. Aku lupa bawa payung. Terpaksa aku harus menunggu hujan ini selesai."

Ketika hujan sedang berlangsung, ia melihat seseorang yang berada di tengah suasana hujan itu.

Tubuh yang tinggi, wajah tampan layaknya pangeran, dan pakaian basah yang dikenakannya.

"Eh?"

"Sedang apa dia disitu? Kenapa dia tidak berteduh."

"Selain itu, tampannya! Dia ... setampan Pangeran!"

Hati Sheeran tertembak oleh seorang pangeran yang kehujanan. Secara tidak sadar, ia terjatuh dalam jurang cinta.

"Tidak boleh dibiarkan! Aku harus menemuinya dan menjadikannya kekasihku sebelum terlambat!"

"Pangeranku! Aku datang untukmu!"