webnovel

RIANTI : Dendam Terindah

Rianti Hendarmoko, mungkin sebagian besar penduduk Ngargoyoso tidak akan pernah bisa untuk sekadar tidak mengetahui nama itu. Sosok yang lahir dari rahim seorang Ndoro yang paling dicintai oleh seluruh pelosok penduduk kampung. Lahir oleh benih sosok Juragan yang sangat bijaksana dan kepemimpinannya begitu luar biasa. Keturunan darah biru, katanya. Atau kadang-kadang bisa juga disebut dengan seorang Ndoro Putri yang akan mewarisi segala sesuatu yang disebut dengan harta, tahta, dan segalanya. Bersama dengan seorang Kangmas yang tidak kalah bedanya dengan dua sosok yang telah melahirkannya. Namun, tidak semua kejayaan itu sempurna. Tidak semua kejayaan itu indah dan bisa untuk memiliki semuanya. Faktanya, Rianti tidak bisa menggapai apa yang dia ingin miliki. Tidak bisa menggenggam apa yang telah lama menjadi angan-angan. Karena pemuda yang dia cintai memilih untuk mundur, dari pada berjuang hanya karena status sosial mereka yang terlampau berbeda. Tidak hanya sampai di situ, nestapa Rianti harus berlanjut pada sebuah kenyataan pahit lainnya. Ketika seorang pemuda lain datang, dengan menawarkan kebencian. Bukan cinta atau pun kasih sayang. Namun kebencian, dan juga hujatan. Hingga pada akhirnya, keduanya terjebak pada sebuah situasi yang membuat keduanya tidak bisa mengendalikan diri. Pantangan itu dilanggar, pagar ayu pun sudah tidak lagi terjaga. Kehormatan hilang dengan sekejab mata, dan berganti dengan sebuah torehan luka yang menjijikan tiada tara. Dan ikatan pernikahan pun harus terlaksana tanpa adanya kata cinta. Akankah keduanya bisa bertahan? Pada situasi saling benci yang sangat mengerikan akan terus berjalan untuk selamanya? Ataukah kejadian dari orangtuanya dulu akan terulang kembali kepadanya?

PrincesAuntum · Urban
Not enough ratings
101 Chs

BAB 18

"Baiklah, kalau begitu aku pamit ke kamar dulu," kubilang pada akhirnya. Biung diam, pun dengan Romo. Seperti yang aku ketahui sepertinya keduanya memang dalam keadaan yang mungkin merasa aku adalah sosok yang aneh di sini. Namun aku tidak peduli, anehku memang adalah sosok yang aneh, anehku memang berhasil membuat mereka agaknya cukup penasaran karenanya. Namun mau bagaimana lagi, aku adalah aku, dan aku sama sekali tidak bisa untuk sekadar bersikap jika semuanya akan baik-baik saja dalam keadaan apa pun. Hanya saja, aku memang bukanlah Kangmas, di mana Kangmas begitu pandai dalam masalah menyimpan masalahnya sendiri. Seberat apa pun masalah itu, Kangmas pasti selalu bisa tersenyum dengan begitu manis. Sementara aku? Jangankan bisa tersenyum manis, bahkan rasanya aku sama sekali tidak bisa untuk sekadar memahami diriku sendiri yang tidak bisa menipu dan membohongi juga tidak bisa menutupi apa pun dengan baik dan benar sama sekali dengan cara apa pun itu.

Aku tahu ini salah, aku tahu ini keliru, tapi dari semua kesalahan dan kekeliruanku itu, aku seperti air yang jernih, kata Romo. karena aku tidak bisa menyembunyikan dan tidak mampu menipu semua orang tentang semua hal yang telah aku rasakan. Bahkan sepertinya semua hidupku akan jauh dan jauh lebih suntuk dari pada siapa pun, dan aku sendiri tidak bisa untuk sekadar menahan diri untuk tidak memikirkan apa pun dengan cara yang paling mengerikan itu.

"Asih, bagaimana kabar Zainal? Apakah dia baik-baik saja? Maksudku, dia di sini pasti baik-baik saja. Iya kan?" kutanya kepada Asih tentang Zainal, entah kenapa satu kali bertemu dengan Zainal membuatku menjadi rindu. Rindu? Pantaskah aku merindukan sosok yang bahkan belum menjadi hakku sama sekali? Dan harus sampai kapan aku akan tetap bertahan atas apa yang aku yakini benar padahal kenyataannya tidak ada yang benar sama sekali tentang Zainal? Gusti, aku mencintai Zainal, tentu saja. Namun sepertinya hubunganku tidak pernah yang namanya bergerak maju. Hanya saja jalan di tempat tanpa ada sesuatu yang baik sama sekali.