webnovel

RIANTI : Dendam Terindah

Rianti Hendarmoko, mungkin sebagian besar penduduk Ngargoyoso tidak akan pernah bisa untuk sekadar tidak mengetahui nama itu. Sosok yang lahir dari rahim seorang Ndoro yang paling dicintai oleh seluruh pelosok penduduk kampung. Lahir oleh benih sosok Juragan yang sangat bijaksana dan kepemimpinannya begitu luar biasa. Keturunan darah biru, katanya. Atau kadang-kadang bisa juga disebut dengan seorang Ndoro Putri yang akan mewarisi segala sesuatu yang disebut dengan harta, tahta, dan segalanya. Bersama dengan seorang Kangmas yang tidak kalah bedanya dengan dua sosok yang telah melahirkannya. Namun, tidak semua kejayaan itu sempurna. Tidak semua kejayaan itu indah dan bisa untuk memiliki semuanya. Faktanya, Rianti tidak bisa menggapai apa yang dia ingin miliki. Tidak bisa menggenggam apa yang telah lama menjadi angan-angan. Karena pemuda yang dia cintai memilih untuk mundur, dari pada berjuang hanya karena status sosial mereka yang terlampau berbeda. Tidak hanya sampai di situ, nestapa Rianti harus berlanjut pada sebuah kenyataan pahit lainnya. Ketika seorang pemuda lain datang, dengan menawarkan kebencian. Bukan cinta atau pun kasih sayang. Namun kebencian, dan juga hujatan. Hingga pada akhirnya, keduanya terjebak pada sebuah situasi yang membuat keduanya tidak bisa mengendalikan diri. Pantangan itu dilanggar, pagar ayu pun sudah tidak lagi terjaga. Kehormatan hilang dengan sekejab mata, dan berganti dengan sebuah torehan luka yang menjijikan tiada tara. Dan ikatan pernikahan pun harus terlaksana tanpa adanya kata cinta. Akankah keduanya bisa bertahan? Pada situasi saling benci yang sangat mengerikan akan terus berjalan untuk selamanya? Ataukah kejadian dari orangtuanya dulu akan terulang kembali kepadanya?

PrincesAuntum · Urban
Not enough ratings
101 Chs

BAB 17

"Rianti, kenapa ekspresimu seperti itu? Apakah kamu tidak senang dengan ide yang telah Biung berikan kepadamu?"

Aku terkesiap, melihat ekspresi kaget Biung. Aku tahu betul kalau Biung merasa ada yang sesuatu yang menjanggal, aku yakin kalau Biung berpikir jika aku tidak ikhlas dengan semuanya. Tidak, ini bukan perkara ikhlas atau tidak, ini bukan perkara apakah aku suka atau tidak. Bisa sekolah bersama dengan Manis tentu saja adalah hal yang sangat menyenangkan. Manis adalah kawan baikku dan aku juga bersama dengan Manis adalah pasangan yang tidak pernah terbayangkan sampai kapan pun juga. Namun masalahnya bukanlah tentang manis, tapi ini tentang Bima dan aku merasa jika aku sudah sangat lelah. Aku menyerah untuk menghadapi masalah Bima ini, aku dirundung dengan cara yang sangat mengerikan, kelakuannya benar-benar tidak pantas sama sekali. Jadi, bagaimana bisa aku akan bertahan dalam keadaan yang sangat mengerikan seperti ini, aku tidak bisa berpikir bahkan seperti apa pun. Aku mau hidup dalam setiap benak kehidupanku dengan tentram, aman dan juga bahagia. Aku tidak mau tertekan, aku tidak mau ditekan dengan cara apa pun juga. Jadi, bagaimana bisa aku bertahan dengan cara yang paling mengerikan seperti ini, bahkan rasanya tidak ada hal yang jauh lebih mengerikan dari pada yang lainnya? Bagaimana bisa aku hidup dengan sangat bahagia lebih dari siapa pun itu.

"Tidak, Biung. Aku tidak merasa keberatan sama sekali. Hanya saja memang ada beberapa hal yang sedang aku pikirkan. Banyak sekali tugas yang harus diselesaikan, banyak sekali presentasi yang harus aku lakukan, lebih dari itu adalah aku ada beberapa hal yang harus aku lakukan, praktik di jurusanku benar-benar hal yang cukup melelahkan, dan aku harus menyiapkan semuanya, aku benar-benar tidak konsentrasi untuk sekadar pulang ini, Biung. Terlalu banyak izin bukanlah hal yang baik sama sekali, dan hal itu adalah hal yang cukup memekakan hati sekali. Kalau sampai nilaiku jelek, maka aku harus mengulang dan mengulang lagi, maka aku tidak akan lulus-lulus sama sekali."