webnovel

RIANTI : Dendam Terindah

Rianti Hendarmoko, mungkin sebagian besar penduduk Ngargoyoso tidak akan pernah bisa untuk sekadar tidak mengetahui nama itu. Sosok yang lahir dari rahim seorang Ndoro yang paling dicintai oleh seluruh pelosok penduduk kampung. Lahir oleh benih sosok Juragan yang sangat bijaksana dan kepemimpinannya begitu luar biasa. Keturunan darah biru, katanya. Atau kadang-kadang bisa juga disebut dengan seorang Ndoro Putri yang akan mewarisi segala sesuatu yang disebut dengan harta, tahta, dan segalanya. Bersama dengan seorang Kangmas yang tidak kalah bedanya dengan dua sosok yang telah melahirkannya. Namun, tidak semua kejayaan itu sempurna. Tidak semua kejayaan itu indah dan bisa untuk memiliki semuanya. Faktanya, Rianti tidak bisa menggapai apa yang dia ingin miliki. Tidak bisa menggenggam apa yang telah lama menjadi angan-angan. Karena pemuda yang dia cintai memilih untuk mundur, dari pada berjuang hanya karena status sosial mereka yang terlampau berbeda. Tidak hanya sampai di situ, nestapa Rianti harus berlanjut pada sebuah kenyataan pahit lainnya. Ketika seorang pemuda lain datang, dengan menawarkan kebencian. Bukan cinta atau pun kasih sayang. Namun kebencian, dan juga hujatan. Hingga pada akhirnya, keduanya terjebak pada sebuah situasi yang membuat keduanya tidak bisa mengendalikan diri. Pantangan itu dilanggar, pagar ayu pun sudah tidak lagi terjaga. Kehormatan hilang dengan sekejab mata, dan berganti dengan sebuah torehan luka yang menjijikan tiada tara. Dan ikatan pernikahan pun harus terlaksana tanpa adanya kata cinta. Akankah keduanya bisa bertahan? Pada situasi saling benci yang sangat mengerikan akan terus berjalan untuk selamanya? Ataukah kejadian dari orangtuanya dulu akan terulang kembali kepadanya?

PrincesAuntum · Urban
Not enough ratings
101 Chs

BAB 16

"Namun, Biung, aku ... aku ...."

"Rianti, apa yang hendak kamu katakan kepada Romo? Katakanlah," kata Romo yang berhasil membuatku memandangnya dengan sempurna. Tidak pernah terpikirkan bahkan sampai kapan pun juga, jika sekarang Romo akan mengatakan hal seperti ini kepadaku di saat yang tidak tepat, tidak ... bukan tidak tepat, hanya saja waktu percakapan kami sudah ada Biung di sini, dan hal yang paling menyesakkan di dunia adalah, ketika Biung melakukan hal yang di luar rencanaku. Biung benar-benar melakukan hal yang berada di luar bayanganku sekali. Aku tidak pernah menyangka jika Biung akan melakukan hal ini dengan cara yang begitu menyakitkan hati, bahkan dengan cara apa pun itu. Lantas, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku kerjakan agar semuanya menjadi lebih baik lagi? Agar aku berhenti untuk berpolah tingkah seperti orang yang kebingungan ketika berada di depan Biung. Kenapa aku selalu merasa tidak pernah bebas ketika bersama-sama dengan Biung. Apakah aku salah, ataukah aku keliru? Ataukah aku telah melakukan hal yang salah? Aku rasa bukan, hubunganku dengan Biung pun baik-baik saja, aku dengan Biung pun baik-baik saja, tapi kenapa aku tetap saja tidak bisa seperti Romo sama sekali? Ketika dengan Romo aku begitu bebas berpendapat, aku begitu bahagia bahkan aku tidak merasakan hal yang tidak kuinginkan sama sekali. Aku benar-benar rindu dengan semua ini tentu saja. bahkan entah sejak kapan hubunganku dengan Biung menjadi seperti ini, padahal jelas aku dan Biung tidak ada masalah apa-apa sama sekali. Kadang aku merasa iri dengan Kangmas, sebab dia mampu bisa menjadi baik di depan Biung. Bukan sepertiku yang selalu bertingkah jika kami adalah dua asing yang saling berjauhan.

"Ndhak, Romo. Aku ndhak ingin bicara apa-apa," kubilang pada akhirnya.