webnovel

ReBirth48

ReBirth 48 Tang Shin, seorang Saint tingkat tertinggi yang mati dengan tenang dan cukup bahagia karena melihat kedua anaknya sudah menjadi orang besar. Ia tdak memiliki penyesalan apapun lagi di dalam hidupnya karena semuanya sudah selesai. Ia pun berfikir setelah ini ia akan pergi ke surga. Namun, dugaannya salah. Jiwa Tang Shin kembali di lahiran di dalam tubuh seorang mahasiswa kuliahan biasa. Setelah seminggu beradaptasi dengan ingatan dari kedua kehidupannya. Tang Shin pun memutuskan dengan sangatlah yakin. Bahwa di kehidupan ini ia harus hidup aman, tentram, dan yang paling penting adalah kehidupan yang santai. Namun, apakah akan semudah itu untuk mendapatkan kehidupan Tang Shin yang santai? ~Higashi

HigashiSasaki · Fantasy
Not enough ratings
52 Chs

Chapter 9 : Kekuatan di bumi

ReBirth 48

Chapter 9: Kekuatan di Bumi

Krank!!

Langit di atas semua orang sudah terbelah, akibatnya seluruh langit menjadi merah. Semua orang langsung berlarian kesana kemari dengan panik, konser pun langsung kacau.

Seorang idol perempuan yang tadinya sedang bernyanyi, kini dengan ketakutan melangkah mundur. Ia terus menatap langit yang terbelah itu dan mulai mengeluarkan monster-monster terbang seperti gerombolan burung, namun ukurannya seukuran motor.

Kemudian, sebuah monster setinggi hampir 3m loncat keluar dan mendarat di atas panggung, itu menyebabkan panggung runtuh, namun sebelum itu terjadi. Sang idol Perempuan sudah terlebih dahulu loncat ke bawah panggung secara acak. Dan kebetulannya ia loncat ke arah Shin yang sedang memperhatikan sekitar.

"Eh? Apa?" Shin kaget dan saat melihat seseorang loncat ke arahnya dari atas.

"Tolong!!" teriak perempuan itu sambil merentangkan tangannya kedepan, berharap seseorang menangkapnya.

Reflek Shin menangkap gadis itu.

"Te-terima kasih ...." Gadis itu pun memeluk Shin dengan penuh rasa ketakutan.

"Lah ... Situasi apaan ini?" ucap Shin di dalam hati yang masih kebingungan.

Namun, saat ia masih bingung harus melakukan apa, tiba-tiba saja Monster besar itu maju dan menyerang. Shin secara reflek mengangkat tubuh gadis itu dan loncat mundur 3 kali dengan setiap loncatan 3m.

"Ka-kau sangat kuat ya," ucap gadis itu yang memasang mata berbinar.

Shin pun menatap gadis itu sambil mengerutkan dahinya. Ia merasa bahwa Inis Emha akan sangat merepotkan. Ia pun reflek menurunkan perempuan itu.

"Hay, kau larilah bersama orang-orang yang lain," ucap Shin dengan nada gagah berani sambil terus menatap ke arah monster itu.

"Eh? Tapi? Bagaimana denganmu?"

"Apa maksudmu? Tentu saja aku juga akan lari!" Shin reflek lari ke arah kanan uang dimana itu berlawanan arah dengan pintu keluar.

"Eeehhh?" Perempuan kebingungan karena di tinggalkan begitu saja.

Tak lama kemudian, ia mendengar erangan monster-monster burung yang mulai menyambar setiap orang dan di bawa masuk kedalam celah dimensi itu.

Tanpa basa-basi ia langsung lari dan mencoba menghindari setiap monster yang mencoba menyambarnya, namun sialnya ia tersandung. Namun, kesialan itu berubah menjadi keberuntungan saat monster besar itu mengantarkan tangannya ke tanah dan membuat gempa yang cukup untuk mempengaruhi semua orang agar berhenti berlari, kini semua orang di belakangnya langsung di tangkap oleh monster besar lainya. Beruntung, Gadis itu tertumpuk di bawa tubuh-tubuh orang yang sudah pingsan atau mati.

***

Disisi lain, Shin sudah berada di lantai tiga bangunan sekolah, ia memperhatikan semua tempat dan belum menemukan tanda-tanda bahwa pasukan pertahanan bumi disini.

Tak lama kemudian, di belakangnya muncul orang-orang yang memakai pakaian serba gelap menunduk di belakangnya. Mereka bejumlah kurang lebih belasan.

"Kami menunggu perintahmu master," ucap seseorang hang berada di paling depan, dia adalah Lena.

"Jangan lakukan apapun, terus awasi," balas Shin tanpa melihat ke arah mereka.

"Baik!!"

Semua orang langsung berpencar ke seluruh seluk beluk sekolah. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba saja sebuah barier yang sabyat tinggi muncul dan mengelilingi sekolahan. Barier itu cukup menutup agar monster yang keluar dari pecahan dimensi tidak akan mengganggu warga sipil. Disaat yang sama, muncul orang-orang dari pintu gerbang yang masuk kedalam akademi.

Shin kemudian melirik orang-orang itu yang dengan sangat santai berjalan masuk dengan pakaian mereka yang beragam, serta itu adalah pakaian sehari-hari. Ada seorang laki-laki SMA, seorang laki-laki berwibawa, wania pekerja kantoran. Seseorang yang terlihat baru saja di putuskan pacarnya. Dan sebagainya, mereka berjumlah 9 orang.

"Kalian harus hati-hati, portal kali ini lebih lebar dari biasanya," ucap seseorang yang menggunakan kacamata sambil memakai sarung tangannya. Ia terlihat seperti pemimpinnya.

"Ya, ya, ya. Mari kita akhiri ini semua dengan cepat! Aku memiliki acara malam ini," balas Seorang perempuan di belakang laki-laki itu dengan nada kesal.

"Cih, modal seorang wanita yang populer rupanya sangat buruk," balas laki-laki yang ada di sebelah wanita itu. Tanpa oikir panjang laki-laki itu berjalan maju melewati pemimpin, dan seketika seluruh tubuhnya terbakar. Ia telah menjadi manusia Api dan kini terbang ke atas untuk membantai para monster terbang itu.

"Hadeeh, si pembuat masalah itu ... Mari kita bergerak semuanya!" perintah langsung dari sang pemimpin. Semua orang langsung lari maju. Begitu juga pemimpinnya yang memiliki kekuatan telekinesis. Ia mengangkat tanah-tanah di sekitar lalu melemparkannya ke arah para monster.

Para bawahannya langsung bergerak. Semuanya mengeluarkan kekuatan dan teknik masing-masing yang sangat berbeda. Ada yang menggunakan sihir, martial arts. Kekuatan super, teknologi dll. Ini seperti semua jenis kekuatan yabg ada di alam komik-komik dapat ditemukan di dalam dimensi bumi ini.

"Tunggu! Kenapa semua orang memiliki kekuatan yang berbeda, apakah semua jenis kekuatan ads di bumi? Apa yang sebenarnya terjadi," ucap Shin di dalam hati dengan kebingungan namun masih terus memperhatikan semua orang.

Pertarungan sengit terjadi antara monster-monster itu dan mereka. para monster terilihat tak ada habisnya. karena itu, sang penyihir harus fokus menutup celah dimensi dengan cast yang di butuhkan adalah 15 menit hingga 30 menit untuk Portal tingkat bawah. Sayangnya ini bukan portal tingkat bawah.

Bunyi pertempuran terus-menerus menggelegar di lapangan itu. Semua murid sudah di evakuasi m. Saat castnya telah selesai, bersamaan dengan itu sang boss pun loncat keluar sebelumnya portal sepenuhnya tertutup.

Boss itu adalah Jear, monster berkaki kuda dan berkepala banteng yang memiliki tinggi 15m. Kakak besar yang ia bawa adalah ciri khas nya

"Akhirnya, dia muncul juga," ucap sang pemimpin, dia adalah Ars. Seorang lelaki yang memiliki sikap penuh wibawa dan perhitungan. Di atas Ars, ada seorang pria api yang sedang melayang.

"Yah, baru hampir 1 jam. Tak kusangka akan secepat ini." Laki-laki yang memiliki tubuh api itu langsung menyerang maju. Dia adalah Yid, lelaki arogan namun berusaha peka dengan sekitarnya.

Jear yang merasakan ada serangan datang. Ia langsung menghantamkan kapaknya ke tanah dan membuat gempa serta ledakan angin yang cukup kuat. Itu membuat Yid terdorong mundur.

Saat gumpalan-gumpalan bebatuan masih melayang di udara. Jear berputar dan memukul semua pecahan batu itu ke arah kelompoknya Ars.

"Jangan ceroboh!!", Seseorang berteriak sambil memasang sebuah sihir pelindung, lelaki itu adalah Ranji, seorang Mage Tier 5 yang cukup berpengalaman.

Duarr!! Duarr!!

Bebatuan hancur saat menyentuh pelindung Ranji. Di sampingnya, tampak seorang

Lelaki yang masih memakai seragam SMA merasa sangat bersemangat. Ia kemudian memukul dan menghancurkan semua bebatuan yang terbang ke arahnya, dia adalah Ado.

Tanpa jeda, seseorang menembakkan leser yang cukup kuat dari dalam pelindung Ranji. Terlihat orang itu tadinya melemparkan sebuah kotak kecil seukuran rubik 4x4 yang langsung berubah menjadi senjata penembak leser. Seorang perempuan yang memakai kacamata bernama Sela.

Jear yang tanpa persiapan tak bisa menangkis leser itu, alhasil ia terdorong mundur beberapa meter. Kemudian secara tiba-tiba di belakangnya muncul seorang perempuan yang membawa sebuah pedang besar dan diselimuti dengan api, menebas lurus ke seluruh bagian belakang Jear.

Dengan tatapan dingin, Sara Loncat mundur dan menghindari serangan Jear yang berputar karena merasakan kesakitan.

Di belakang mereka semua, seseorang menembakkan puluhan panah yang terlihat berapi, seorang perempuan yang bertugas menyerang dari jarak jauh.

Lalu, yang terakhir, seorang wanita yang membawa tongkat, mengheal(mengobati) seluruh temannya dan membuff(menguatkan) seluruh kelompok.

"Semuanya!! Serang!!" Teriak Ars kepada seluruh teamnya. Kedelapan orang itu bergerak maju.

Terjadi pertempuran yang benar-benar sengit saat itu, dan pertempurannya bertahan selama 3 jam. Di saat semua orang sudah kelelahan dan cukup terluka, akhirnya mereka berhasil mengalahkan near tersebut. Supporter tadi menancapkan tongkatnya ke tanah dan sedang menyembuhkan seluruh team.

***

"Haaahh ... Benar-benar kerja sama tim yang baik, tak kusangka mereka akan berhasil mengalahkannya,", gumam Shin sambil menaikan salah satu ujung bibirnya, ia melirik seluruh anggota team itu dengan tatapan sinis.

Shin yang saat itu sedang duduk di atap sekolah sambil mengangkat lutut kirinya sebagai tumpuan tangan. Menyadari bahwa para bawahannya sudah kembali berkumpul di belakangnya, Shin tetap diam tak bergerak.

"Master, kamu sudah memahami formasi pergerakan mereka, apa perintahmu selanjutnya?" tanya Lena lalu berjalan mendekati Shin.

"Cukup simpan semua di ingatan kalian, dan gunakan hal-hal yang berguna saja," ucap Shin tanpa menatap mereka.

Namun, yang sebenarnya adalah ....

"Buset, aku harus ngerespon apa!? Aku hanya ingin menikmati tontonan yang menarik saja tadi," ucap Shin di dalam hati sambil kebingungan.

"Baik master!"

"Bagaimana ini, bagaimana ini, lebih baik ubah topik saja ... Oiya ..."

"Lalu, siapa mereka?" tanya Shin dengan nada datar.

"Mereka adalah orang-orang dari organisasi pelindung terkuat di bumi, Enders. Menurut informasi, ke delapan orang itu termasuk top 30 di cabang Enders negara ini," jelas Lena dengan tenang.

"Lalu, kenapa aku sama sekali tidak tau tentang mereka?" Shin bertanya masih dengan nada datar.

Namun, semua bawahannya saat itu langsung menunduk ketakutan, mereka merasa pertanyaan itu di tujukan dengan niat yang tidak baik. Namun sebenarnya Shin hanya basa-basi saja.

Secara reflek, Lena menunduk karena cukup menggigil.

"Orang-orang awan tak akan tau tentang mereka hanya l

Para petinggi dan orang-orang yang memiliki kekuatan saja yang tau. Dan untuk masalah master ... A-anda tidak bertanya," jawab Lena secara spontan karena panik.

Shin seketika kaget, "iya juga ya.", Shin pun menghela nafas lega.

"Lupakan, aku hanya menguji kalian."

"La-lalu, apa yang akan kita lakukan pada mereka master?" tanya Lena mencoba menutupi kesalahannya.

"Aaahh! Jika mengambil tindakan di sini maka akan merepotkan, apalagi jika kita sampai di anggap ancaman dan di buru di mana-mana," gumam Shin di dalam hatinya..

"Untuk sekarang perintahkan semua orang untuk mundur," balas Shin.

Lena kaget, namun ia tetap menuruti perintah tak terduga itu.

"Baik!"

Semua orang seketika menghilang dan berpencar ke setiap arah. Menyisakan Shin dan Lena di atas atap.

Saat Shin ingin bangun, secara sial kakinya tiba-tiba saja tergelincir dan membuatnya jatuh kebawah.

"Eh? LAAAHH??" teriak Shin dengan panik.

"Sial! Aku terlalu panik sampai-sampai tanpa sadar mengeluarkan hawa keberadaanku. Mereka pasti sebentar lagi akan menyadarinya. Jika aku terbang dan lari mereka hanya akan mengejarku dan membuat semuanya menjadi semakin merepotkan, aaahhh!! Sangat merepotkan! Aku benci keberuntunganku," teriak Shin dengan sangat kesal di dalma hatinya.

"Jika sudah begini, maka trabas ajalah!!"

Shin Kemudian menggunakan angin di sekitarnya untuk menyelimuti tubuhnya, lalu menguarkan tubuhnya dengan senjata tombak untuk membuat pendaratan Shin semakin luar biasa dan terasa seperti boss rahasia telah muncul.

"APA YANG SEDANG DI LAKUKAN MASTER? BUKANKAH DIA MENYURUH KAMI MUNDUR!!" teriak Lena di dalam hatinya yang sama sekali tidak memahami masternya.

Bam!!

Ledakan angin yang cukup kuat dapat dirasakan seluruh lapangan tersebut, termasuk ke 8 orang itu. Mereka yang sedang kelelahan dan menyembuhkan diri langsung menatap seseorang yang tiba-tiba saja muncul. Orang berjubah hitam dan memasang hawa yang sangat buruk, terlihat senyuman menakutkan di wajahnya membuat mereka seperti melihat monster di belakang orang itu.

Ke 8 orang itu langsung panik dan kembali ke Formasi.

Sedangkan Shin terus berjalan maju sambil memasang senyum yang di anggapnya "Senyum pertemanan."

>>Bersambung<<

~Higashi