webnovel

ReBirth48

ReBirth 48 Tang Shin, seorang Saint tingkat tertinggi yang mati dengan tenang dan cukup bahagia karena melihat kedua anaknya sudah menjadi orang besar. Ia tdak memiliki penyesalan apapun lagi di dalam hidupnya karena semuanya sudah selesai. Ia pun berfikir setelah ini ia akan pergi ke surga. Namun, dugaannya salah. Jiwa Tang Shin kembali di lahiran di dalam tubuh seorang mahasiswa kuliahan biasa. Setelah seminggu beradaptasi dengan ingatan dari kedua kehidupannya. Tang Shin pun memutuskan dengan sangatlah yakin. Bahwa di kehidupan ini ia harus hidup aman, tentram, dan yang paling penting adalah kehidupan yang santai. Namun, apakah akan semudah itu untuk mendapatkan kehidupan Tang Shin yang santai? ~Higashi

HigashiSasaki · Fantasy
Not enough ratings
52 Chs

Chapter 10 : Portal lainnya?

ReBirth 48

Chapter 10: Portal lainya?

Shin terus berjalan lurus dengan senyumannya yang mengerikan.

"Siapa kau! Apa yang kau inginkan!!" teriak Ars dengan panik dan berdiri di depan semuanya.

"Siapa? Aku?" Shin dengan polosnya menunjuk diri sendiri.

"A-ah, siapa aku itu tidak penting, yang lebih penting apakah kalian baik-baik saja?" tambah Shin lagi yang melanjutkan langkah kakinya.

Reflek, kedelapan orang itu loncat mundur, mereka benar-benar panik karena ancaman yang sangat besar ada di depannya.

"Mundur!!" secara panik Ranji mencipta beberapa tombak es seukuran mobil dan menembakannya pada Shin.

Duarr!!

Tercipta sebuah ledakan saat tombak- tombak es itu mengenai Shin. Akibatnya debu-debu bertebaran dan menutupi pandangan. Kelompok yang di pimpin Ars itu langsung berniat lari mundur. Namun, tiba-tiba saja di saat yang bersamaan Guntur menggelegar sangat kuat. Saking kagetnya semua orang berhenti dan melihat ke langit.

Tanpa diketahui, tiba-tiba saja langit kembali retak,namun posisinya sedikit berbeda, Ars yakin bahwa retakan dimensi itu bukan yang ia tutup sebelumnya, namun ia retakan dimensi yang berbeda, mereka menggunakan strategi melemahkan musuh terlebih dahulu dengan curut-curut yang lemah namun sangat banyak. Hingga akhirnya musuh utama harus keluar.

"Lah?? Apaan? Ini tidak ada di laporan Lena sebelumnya," seru Shin dengan kaget sambil melirik ke atas langit, ia masih berdiri di tempat yang sama dengan semua tombak es yang di lancarkan Ranji menancap di tanah sekitarnya. Shin menggunakan angin untuk mengubah arah tombak itu daripada menggunakan kekuatan tombak yang menggunakan lebih banyak energi.

Semua orang di kelompok Ars kaget saat kabut debu itu sudah menghilang dan menyadari Shin masih berdiri di tempat yang sama tanpa bergerak dan tergores sedikitpun.

"Sudah jatuh, di timpa tangga," decit Yid dengan sangat kebingungan.

Shin berjalan menuju kelompk Ars dengan santai sambil menatap langit-langit yang masih terus menerus membelah secara perlahan.

"Hey, kalian tau apa yang sedang terjadi di sini," tanya Shin dengan nada sangat datar dan entah kenapa terasa seperti memiliki hawa menekan ke sekitar.

Kelompk Ars yang kaget tiba-tiba saja orang itu ada di dekatnya mencoba menyerangnya, namun Shin menghentikan semuanya dengan hawa membunuh.

"A-aku tak bisa bergerak ...." Sara bergetar ketakutan, karena ia tau jika melawan orang itu tidak akan bisa menang.

"A-ada apa dengan orang-orang disini? Kenapa mereka begitu kasar?" tanya Shin di dalam hatinya dengan canggung.

"Hey, tidak ada yang mau menjawab pertanyaanku?" tambah Shin lagi.

Semua orang semakin merinding saat Shin sekali lagi melirik mereka.

"Ka-kami juga sama sekali tidak tau apa yang terjadi, tidak ada pemberitahuan kalau akan ada retakan dimensi kedua," jawab Ars yang menguatkan dirinya karena dia adalah pemimpin.

"Cih, begitu ya ...."

Bersamaan Shin menjawab, retakan dimensi itu telah terbuka sepenuhnya, tak butuh waktu lama tiba-tiba saja loncat keluar 3 orang yang memiliki tubuh manusia tapi mereka punya tanduk dan sayap kelelawar.

"Aghhh, akhirnya aku bisa keluar, sekarang ...."

Mahkluk itu yang berada di paling depan tiba dengan meregangkan lehernya, ia kemudian melirik ke arah kami.

"Apa? Apakah belum rata semuanya? Tapi lumayanlah, kalian sudah terlihat sangat kelelahan dan cukup terluka, kini saatnya melakukan pembersihan!!" teriak nya sambil lari maju dan mengeluarkan tombak bayangan di tangannya...

"Sepertinya, sudah tidak ada harapan lagi ...." Ars bergumam dengan putus asa.

Namun, tiba-tiba saja ....

Duaarrr!!

Tercipta sebuah ledakan angin yang sangat kuat. Tampak Shin saat itu sedang memegang sebuah panah api, peluru panah api itu masuk kedalam retakan dimensi.

"Hummmm, gagal ya ...." Shin melihat retakan dimensi dengan datar.

"Woy sialan! Apa yang kau lakukan!?"

"Apa? Aku hanya mencoba sedikit berexperimen."

"Kau orangnya sangat menyebalkan ya! Akan ku mulai dari kau terlebih dahulu!" teriaknya dengan sangat kesal.

Mahkluk itu kemudian menghilang lalu tiba-tiba saja muncul di samping Shin. Ia kemudian melempar tombak bayangan yang bisa terus menerus ia ciptakan tanpa batas, namun tombak itu hanya bertahan selama 3 menit sebelum menghilang.

Shin yang saat itu sedang memegang panahnya menunduk serendah mungkin untuk menghindari serangan itu.

"Gawaat banget kalau kena itu!" sorak Shin di dalam hatinya.

Tiba-tiba saja dua mahkluk lainya muncul di dua arah lainya dari Shin sambil mencoba menusuk Shin dengan tombaknya.

Reflek Shin saat itu mengganti panahnya menjadi pedang lalu pedang bayangan miliknya itu ia tancapkan di tanah. Terjadi sebuah ledakan bayangan yang bahkan membuat kelompok Atas terdorong mundur. Secara perlahan-perlahan dari dalam tanah muncul bayangan-bayangan yang membentuk Minotaur.

Minotaur itu langsung memukul mereka bertiga terbang mundur, dan lari menghajar mereka.

Namun, tiba-tiba saja langit bergetar lagi, rupanya akan tercipta retakan dimensi yang lainya, dan jika di lihat-lihat jumlahnya lebih dari 5.

Shin benar-benar kaget. Matanya benar-benar membesar saat melihatnya, begitu juga dengan Ars.

"Apakah, ini akhir dari Pulau ini?" gumam Ars dengan putus asa.

Tak butuh waktu lama seperti yang kedua, dimensi yang ketiga terbuka sangat cepat, kemudian muncul dari dalam dimensi itu 3 mahkluk yang benar-benar mirip seperti yang menyerangnya loncat turun, mereka langsung mencoba menyerang Shin.

Shin reflek menangkis semua serangan mereka dibantu dengan bayangan yang ia Summon ada 6 mahkluk dari mereka dan itu sudah membuat Shin merasa harus mengeluarkan kekuatan aslinya, namun lagi-lagi portal ke 4 terbuka. Dan loncat keluar lagi 3 mahkluk yang sama. Kini ada 9 dari mereka, Shin sampai pada sebuah kesimpulan.

Mahkluk menyusahkan yang ia lawan hanyalah curut kecil lainya, dan mahkluk-mahkluk yang lebih kuat lainya hanya menunggu waktu untuk muncul. Shin mulai berfikir apakah ia akan bisa mengalahkan banyak monster yang sama kuatnya.

Ditengah-tengah Shin berfikir, dari depanya ada 2 mahkluk itu yang mencoba menusuk Shin dengan tombak bayangan mereka.

Namun, dari atas atap ada sesuatu yang melesat sangat cepat dan menghantam kedua mahkluk itu, kedua makhluk itu pun terdorong mundur.

Saat kepulan debu mulai menghilang, tampak ada Ella Dan Lena di depan Shin.

"Maaf, terjadi sedikit perdebatan tadi di atas master," ucap Ella yang langsung menunduk di depan Shin.

"Benar, maafkan kami karena tak sanggup memahami langkah master yang sangat luar biasa, hingga akhirnya kami memiliki reflek yang pelan," tambah Ella sambil masih menunduk.

"Woy lu pada ngapain!? Itu musuh masih ngumpul disana!!" teriak Shin di dalam hatinya dengan panik.

"Sial! Aku harus memaksakan diriku lagi!" tambah Shin di dalam hatinya dengan kesal

"Kalian berdua, kuberi kalian perintah untuk membunuh monster-monster yang sudah turun," seru Shin dengan keras.

"Baik!"

Disaat yang bersamaan, Ella dan Lena bangun lalu menatap para makhluk itu yang sedang bertarung dengan bayangan Minotaur milik Shin.

Shin saat itu juga memasukkan semua senjata jiwanya kembali kedalam. Disaat yang bersamaan, kedua tangan miliknya berkumpul cahaya hitam yang melingkari seluruh telapak tangannya.

Shin kemudian mengangkat tangannya ke atas, secara perlahan terbang sebuah bola hitam kecil, yang semakin lama semakin membesar dan besar. Hingga posisinya sejajar dengan 8 retakan dimensi yang bersebelahan itu.

Semuanya terdiam menyaksikan pemandangan itu. Shin berteriak memaksakan dirinya sendiri, bola hitam itu semakin lama semakin membesar, dan kemudian terjadi sebuah ledakan. Kini terasa sebuah hisapan yang sangat kuat, benar-benar kuat sampai-sampai seluruh kelompok Ars harus menggunakan teknik untuk tetap berdiri di tanah.

Namun, Ella dan Lena memasang mata yang berbinar-binar melihat pemandangan itu. Secara perlahan-perlahan semua barang-barang yang ada di tanah terbang tertarik masuk kedalam lubang hitam itu. Begitu juga dengan kedelapan retakan yang terbuka. Bahkan retakan dimensi itu ikut tertelan kedalam lubang hitam itu, lubang hitam itu terus menerus membesar dan menjangkau semua retakan dimensi, kini semua retakan dimensi sudah tertelan.

Disaat itu juga, Shin berhenti mengalirkan energinya, dan secara perlahan-lahan energi hisapannya memelan dan lubang hitam itu terus mengecil.

Hingga akhirnya sudah sangat kecil, lubang hitam itu meledak dan membuat sebuah ledakan yang menciptakan hujan cahaya-cahaya kecil berwarna hitam, cahaya itu mengisi ulang tenaga semua orang yang ada disitu.

"Ke-kekuatan yang benar-benar di luar akal pikiran!" Ella benar-benar tidak bisa bereaksi apa-apa selain kagum.

"Hah, baguslah, kini hal yang merepotkan sudah tertangani. Kini...."

Tiba-tiba saja Shin merasakan tekanan di dalam tubuhnya, ia langsung batuk darah.

"A-apa? Sial! Walau seluruh kekuatanku di dunia peri terbawa kedalam jiwaku, namun tampaknya tubuh ini belum bisa menanggung efeknya. Terlebih lagi, aku mentransfer setengah kekuatan senjata jiwa sabit pada Kevi, jadi aku harus menggunakan energi tambahan."

"Ma-master!" teriak Ella dan Lena yang terlihat sangat panik.

"Eh? Sebenarnya sih aku hanya sedikit terluka, tapi ... Aku tidak ingin menjelaskan hal-hal merepotkan jadi ...."

Shin kemudian dengan sengaja menjatuhkan tubuhnya kebelakang. Reflek Ella langsung menangkap tubuh Shin dan berlari menuju bayangan.

Disaat efek ledakan dan cahaya itu mulai mereda, kini Ars dan kelompoknya melihat-lihat sekitar untuk mencari tahu siapa sebenarnya laki-laki yang memiliki kekuatan di luar akal pikiran itu.

Namun, kini yang ia lihat banyak sekali orang-orang yang memakai pakaian serba gelap dan memiliki corak warna masing-masing. Mereka tampak sedang bertarung dengan 9 makhluk itu yang sudah berhasil turun tadi. Kelompk. Ars benar-benar sedang kebingungan.

"Sebenarnya, mereka teman atau musuh?"

>>Bersambung<<

~Higashi