webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

41. Masalah

"Baba baba, mama kata baba di suruh beli daging di supermarket" Yuan yuan datang dari dalam

"Bukannya ibumu sudah belanja tadi?" Tanya ku

"Sudah, tapi lupa katanya"

"Oh ya sudah akan baba belikan"

"Mama bilang aku boleh ikut"

"Oke oke, kenakan jaket mu dulu, kita pergi naik motor saja, hemat bensin"

"Tunggu sebentar"

.

Pergi ke supermarket.

Itu dekat dari rumah, jalan sebenarnya bisa namun aku sedang malas jalan kaki.

2 menit sampai jika pakai motor.

.

Ku gandeng tangan Yuan Yuan.

Masuk supermarket, bawa keranjang belanjaan, walaupun cuma di suruh beli daging, tapi ku yakin ketika bayar nanti tak hanya daging saja, maksud ku aku sedang bawa anak kecil dan dia pasti minta jajanan.

"Beli daging beli daging" Yuan Yuan bergumam sendiri ketika jalan.

"Kamu mau beli jajanan tidak?" Aku tanya

"Mau!" Yuan Yuan tujuannya ikut memang pingin jajan

"Kalau begitu jajan saja dulu, beli ayamnya di akhir"

"Oke!"

.

.

Ke bagian snack.

Yuan Yuan langsung mengambil Koko Krunch kemasan paling besar.

"Mau ini Baba" (Yuan Yuan tertarik dengan iklan singa di TV sepertinya)

"Emmm, tunggu sebentar Yuan Yuan, ini bukan jajanan tapi makanan pokok jika kamu beli yang besar, cukup beli yang kemasan lebih kecil saja, ibumu bisa marah jika beli yang seperti ini"

"Tidak boleh?"

"Beli saja yang kecil, yang sekali makan beserta ada bubuk susunya"

Ku ambilkan kemasan toples kecil.

"Ini sama seperti yang di tv, lihat ada gambar singanya"

"Ohh, Baba benar, kalau begitu beli yang ini saja" Yuan Yuan

"Oke"

.

.

Lanjut beli wafer untuk camilan adik adik ketika belajar.

"Baba beli Ice cream juga"

"Di rumah kan masih ada, stoples besar juga"

"Beli yang rasanya berbeda"

"Hmm, oke tapi satu saja ya"

"Oke"

.

.

Yuan Yuan membeli yang tipe cone.

Terakhir beli daging ayam 1 kg.

.

Selanjutnya ke kasir dan bayar.

"Oh tambahkan satu coklat ini juga" Ku ambil coklat di dekat kasir

"Baik" Kasir ramah.

.

Pulang dan berikan belanjaan pada Wanqiu.

Snack wafer ku taruh toples.

Yuan Yuan menyuruh Wanqiu untuk menyeduh susu dan koko Krunchnya.

Wanqiu tak mempermasalahkan jajanan yang di beli, dia tak terlalu pemilah untuk makanan anaknya, asal itu tak berbahaya tak masalah, cara mengeceknya Wanqui yang merasakan dulu.

.

Yuan Yuan stand by di depan tv sambil makan Koko Krunch.

"Kak, boleh pinjam uang?" Qinqin

"Untuk apa? Bukannya amplop merahnya baru di beri kemarin"

"Aku mau beli Stetoskop dan pisau bedah, harganya 400 yuan, uang ku hanya sisa 340 yuan bulan ini, jadi aku mau pinjam 60 Yuan, akan ku kembalikan awal bulan depan"

"Itu alat kedokteran hanya untuk praktek kan? Beli yang murah saja"

"Itu yang paling murah kakak ku tersayang"

"Mahal juga ya ternyata, ya sudah awal bulan kembalikan loh ya"

Ku beri 60 yuan dari dompet.

"Siap laksanakan komandan, tanggal 1 akan ku bayar"

.

"Baba, jika baba kehabisan uang, aku masih punya, pakai saja uang ku dulu" Yuan Yuan

"Uang yang di pegang ibumu itu?"

"Iya mama yang pegang itu"

"Tak perlu, baba masih banyak uang, tak perlu terlalu baik"

.

.

"Baba yakin?"

Aku terkadang tertawa dengan kedewasaan yang terlalu cepat pada anak ini.

Kepeduliannya pada orang lain itu lucu, dia bisa bicara namun tak memikirkan bagaimana kedepannya.

"Baba punya uang, bahkan lebih banyak daripada punya mu,

"Benarkah? Aku punya banyak amplop dari rumah nenek kemarin, isinya pasti banyak juga"

"Lebih banyak punya Baba tentunya" Balas ku

"Kalian jangan berdebat soal uang dari amplop tahun baru, suami, besok kamu mulai kerja kan dan jarang pulang lagi kan? Itu mobilnya lebih baik di servis dulu, takutnya kamu lupa"

"Oh benar juga, sudah waktunya servis, baiklah akan ku servis sekarang"

"Mau ikut" Yuan Yuan senang jika di ajak jalan jalan pakai kendaraan

"Tak usah ikut, di bengkel servis tak ada mainan dan kamu hanya akan Baba suruh duduk terus seperti di pesawat, kamu mau memangnya?"

"Gak masalah, ikut pokoknya" Yuan Yuan

"Habiskan dulu makanan mu, setelah habis baru boleh ikut" Wanqiu

"Baik mama"

.

Di bengkel.

Masih sepi karena sejujurnya yang punya mobil di tahun sekarang masih sedikit, bahkan di kota sekalipun, kendaraan paling umum di sini masih di dominasi oleh sepeda.

"Servis dan keluhannya, terakhir kali ku gunakan gigi satu ke dua agak macet, tolong di cek" Ucap ku

"Baik pak, silahkan tunggu sebentar, kami periksa dulu"

"Oke"

.

.

"Baba, air ini boleh ku minum?" Yuan Yuan menunjuk air mineral gelasan plastik.

"Boleh saja, ambil saja"

Yuan langsung mengambil.

Yuan Yuan kesusahan membuka sedotan dari plastik pembungkusnya?

"Bisa sendiri?" Tanya ku

"Bisa bisa"

"Oke"

.

10 menit berlalu.

Servis telah usai dan montirnya konsultasi dulu padaku.

"Ini untuk servis, bagian kampas belakang dan oli perlu di ganti, lalu di bagian gigi ketika saya cek tadi ternyata hanya masalah lumpur, saya punya opsi, mau di bersihkan saja atau sekalian di buatkan pelindung agar lumpur tak masuk lagi"

"Ganti saja kampasnya dan oli, lalu buat pelindung juga"

"Baik pak, lalu kisaran biayanya segini"

Di tunjukan tagihannya.

"Oke"

Ku bayarkan dengan cash.

.

.

30 menit prosesnya dan mobil diberi bonus di isi angin di 4 ban.

.

Jam 12 siang kami pulang.

"Baba, aku lapar"

"Tunggu sebentar, kita makan di rumah bukan di luar, ibumu bisa marah jika makanan yang dia masak tak kita makan"

"Lauknya ayam yang di beli tadi pagi?"

"Tentu saja, jadi tunggu sampai rumah"

"Hmm aku mengerti"

.

.

Di rumah setelah parkir mobil di garasi.

Makan siang yang isinya hanya Aku, Wanqiu, Yuan Yuan, Qinqin dan Jinqi.

3 lainnya kuliah dan belum pulang.

"Mama makanan buatan mu enak" Yuan Yuan berkomentar

"Duhduh sayang, pintarnya memuji, tak seperti ayah dan lainnya, yang taunya hanya makan" Wanqiu

"Ukhmm" Aku, Qinqin, dan Jinqi merasa tersindir

"Umm, masakan mama selalu enak" Yuan Yuan

"Benar istri, masakan mu selalu enak, Yuan Yuan tak berbohong" Ucap ku

"Dah telat mujinya" Wanqiu berkomentar

Qinqin dan Jinqi yang hendak memuji tak jadi, sebab Wanqiu sudah berkata begitu.

.

.

29 Januari.

Aku mulai kerja lagi, karena tak tau bakal menginap atau tidak jadinya aku tak perlu bawa pakaian ganti.

Sebelum berangkat.

Wanqiu membenarkan posisi dasi ku, ini klise seperti di film film, namun kenyataan di benarkan orang lain itu lebih presisi daripada di benarkan sendiri.

"Dah rapi, kamu berangkatnya hati hati"

"Ya, kamu baik baik juga di rumah"

"Jangan khawatirkan aku, aku lebih mengkhawatirkan mu karena jam kerja mu itu, tetap jaga kesehatan, jika menginap jangan lupa telepon"

"Oke"

.

.

Jam 8 berangkat.

Jam 8.30 sampai di kantor.

Drama sudah di eps 17, tinggal 7 eps lagi usai, aku tak terlalu keteteran juga sebab shooting drama juga sudah di tahap akhir, dua sudah di eps 23 dan satunya sudah di eps 24.

Dua minggu shooting ketiga drama kemungkinan bisa selesai.

Rapat dengan 3 sutradara.

"Besok kita akan kembali shooting, ingat jangan sampai terlambat, disiplinkan aktor atau artis yang terlambat ketika aku tak di lokasi, drama kita akan segera usai, lalu kita dapat libur 1 bulan, kalian paham"

"Paham pak, tapi saya punya saran pak"

"Saran apa?"

"Bagaimana jika kita menggunakan sponsor in drama, buat tokoh mengiklankan produk dari sponsor ketika drama berlangsung, kita belum pernah mencoba, namun ku yakin itu bisa menambah profit kita"

"Tidak, cukup dengan membuat tokoh memakai produk dari pihak sponsor, tak sampai mengiklankan lewat peran, ini bukan sinetron yang kekurangan sponsor, kita drama yang mengutamakan alur cerita, sponsor datang sendiri dan mereka harus menyetujui persyaratan dari kita"

"Bagaimana jika kita membuat adegan tambahan? Seperti parodi di akhir drama?"

"Tidak juga, cukup patuhi saja perintah ku, drama akan sukses"

"Hmmm, baik pak"

.

.

Pak direktur tiba tiba datang ke ruangan ku.

"Eh, pak jika ada urusan dengan saya kenapa tak telepon saja, biarkan saya yang datang"

"Tidak apa aku yang datang, sesekali aku ingin melihat ruangan mu, Oh iya selamat tahun baru, maaf baru bisa di ucapkan sekarang"

"Selamat tahun baru juga pak, harusnya saya yang lebih dulu mengucapkan"

"Hahaha tak perlu canggung begitu, boleh aku duduk?"

"Silahkan pak"

Duduk di sofa.

Ku tawarkan teh, pak direktur tak menolak artinya ini akan jadi obrolan panjang.

Ku buatkan.

.

"Silahkan di minum pak tehnya"

Menyesap teh.

"Ini nikmat, seperti biasanya yang ku buat, kamu ini penjiplak handal soal urusan rasa ya Hajin"

"Kan bapak sendiri yang memberitahu resep tehnya"

"Benar juga, aku lupa itu, lalu tujuan ku menemuimu sebenarnya untuk tanya apa persiapan 3 drama sebelum kamu cuti panjang apa sudah kamu buat?"

"Baru saya buat rancangan kasarnya pak, drama nantinya akan di sesuaikan dengan musim semi dan panas, jadi mari buat drama yang ceria dan sedih" (Sebenarnya aku belum membuat sama sekali rancangannya!, namun aku tak mungkin bilang aku belum membuat nya)

"Hanya dua? Bukan tiga tema?"

"Dua drama dengan tema kebahagiaan dan satu dengan kesedihan"

"Oh begitu rupanya, lalu judulnya dan berikan aku sedikit spoiler soal alurnya"

"Maaf pak apa?"

"Judul dan alurnya sedikit saja"

"Oh benar, judul ya" (Otak langsung mikir keras)

"Kamu sudah membuatnya kan? Apa kamu tulis di kertas rancangan itu?" Pak direktur tanya

"Oh benar pak, saya meninggalkan rancangan saya di rumah, jika saya tau bapak akan berkunjung dan memantau saya pasti membawanya hari ini, jadi bagaimana kalau besok saya tunjukkan saja?" Aku sedikit panik

"Tak perlu, aku hanya ingin tau sedikit saja, apa kamu tak ingat cukup salah satu saja dari 3 drama"

"Mmm, sebentar sebentar saya ingat ingat dulu"

"Kalau tak ingat ya sudah tak perlu memaksa, intinya aku cuma mau memastikan saja, sudah di mulai belum projectnya"

"Tentu saja sudah pak, maaf pak saya lupa namun salah satu drama itu alurnya, seorang dokter gigi perempuan yang terampil pindah ke desa, nah di desa itu ada tokoh pria yang sering mengganggunya, karena ini drama komedi jadi aku akan membuat obrolannya hidup"

"Sepertinya biasa saja, tapi aku akan coba percaya padamu, segera kirimkan dokumen rancangan jika sudah usai kamu buat"

"Baik pak akan saya selesaikan setelah 3 drama yang sekarang selesai shootingnya"

"Oh iya aku hampir lupa, nanti malam kamu harus datang di jamuan makan di resort Vengi, ini jamuan makan antara pimpinan dengan dewan direksi dan pemilik saham utama, jam 7 malam bisa kan?" Nm

Sejujurnya aku benci dengan jamuan makan seperti itu, sebulan sekali dan aku selalu di undang, bukan masalah makanan yang ku benci namun yang ku benci adalah suasana ketika di sana.

Aku di perlakuan seperti anjing penjilat yang harus menuruti apa kata majikan, itu tak menyenangkan namun aku harus menahan.

Apalagi kata kata orang tua itu, dia memuji namun aslinya menghina, ini kembali lagi mengungkit soal keberuntungan yang ku dapat hingga aku bisa sampai di posisi sekarang.

Seperti keberuntungan soal pendidikan ku yang hanya setingkat SMP tapi berhasil memimpin projek besar yang stafnya punya pendidikan S1 atau bahkan S2.

Lalu tak punya pengalaman panjang tapi memimpin orang dengan pengalaman lebih lama dariku. (Ini tak sopan karena senioritas sebenarnya sangat kental di sini)

.

Mau ku tolak namun tak mungkin, aku tak bisa.

"Baik pak saya bisa datang, jam 7 kan"

"Tentu, jangan sampai terlambat"

"Baik pak"

Sejujurnya mereka juga membantu ku, contohnya memperkenalkan ku dengan tokoh penting seperti Profesor dari tiap universitas, artis top (jika bukan karena relasi ku kemungkinan aku tak akan di hormati oleh para artis dan aktor), namun tetap saja mereka membantu tapi mengharap imbalan!!

.

Pak direktur pergi.

Sekarang aku bingung, harus fokus ke drama yang shooting besok, buat rancangan drama, atau menyiapkan sekenario ketika jamuan makan nanti.

Itu membuat ku tertekan dan sedikit pusing.

Aku tak ingin jadi orang besar seperti sekarang awalnya, ku pikir kerja di kota punya kios dengan penghasilan 200 yuan sebulan itu cukup, namun sekarang target ku melenceng jauh, walaupun melencengnya ke arah yang baik namun ini bukan keinginan ku.

Ingin ku berhenti, namun aku sadar aku punya tanggungan besar.

Ku rasa aku perlu besandar sejenak di dada istri ku.

.

Jalan menuju kantin

"Pak Hajin, selamat tahun baru" Shuqi dan aku berpapasan

"Selamat tahun baru juga, kamu membawa apa itu?" Ku lihat dia membawa dokumen tebal

"Ini dokumen rancangan projek yang sedang ku kerjakan"

"Whoo kamu akan memulai debut dan tak jadi humas lagi?"

"Aku sebenarnya dari perencanaan juga pak, namun karena kinerja ku buruk dan projek ku selalu gagal, aku di pindahkan sementara ke humas"

"Astaga sebentar katamu? Bukannya 2 tahun sejak aku kerja di sini kamu selalu jadi humas?"

"Sebenarnya 3 tahun pak" Bisik Shuqi

"Gila, itu bukan lagi sebentar itu sangat lama, jadi kamu berniat berkompetisi di jam tayang berapa?"

"Minggu pagi jam 6-7"

"Eh, bukannya itu program untuk anak anak?"

"Benar, program yang sekarang yaitu jelajah cilik kurang laku, jadi 2 bulan lagi acaranya akan di hentikan"

"Bagus jika kamu mau berkompetisi, kalau begitu semangat ya" Aku jalan kembali

"Pak pak, tunggu sebentar"

"Ada apa?"

"Saya sebenarnya ingin menemui anda, saya ingin konsultasi dengan anda masalah projek saya ini, apa sudah bagus atau perlu di revisi"

Ku lihat jam.

12.17

"Nanti saja, mari makan siang dulu, otak ku akan lebih lancar kerjanya jika setelah makan"

"Anda setuju pak!" Shuqi senang

"Tentu saja, kenapa tidak, kamu sudah membantu ku jadi hanya konsultasi kenapa aku harus menolak, jika saran dariku bisa membantu mu maka akan ku berikan saran terbaik ku"

"Uwaaa, Terima kasih pak Hajin" Shuqi hendak Memeluk ku

Ku tahan karena aku sudah terbiasa dengan sifatnya ini.

"Jangan peluk oke, aku sudah punya istri cantik di rumah"

"Maaf pak saya terlalu senang"

.

.

Shuqi wanita cantik, tubuh proporsional, mudah bergaul namun sayangnya dia bukan pemimpin yang ideal.

Mungkin wakil ketua atau sekretaris adalah posisi yang cocok untuknya.

Jika di ibaratkan nilai kecantikan dia hanya di bawah 1 dari kecantikannya Wanqiu, jika aku tak waspada kemungkinan aku akan jatuh hati padanya.

.