webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

39.) Klub Basket Baik

Pukul 10.10

Aku melanjutkan gambaran ku sambil ngemil donat.

"Nonaka san gambar tangga ini pencahayaan di buat terang atau gelap"

"Buat saja yang terang dan jelas urusan exposure biar penerbit yang urus"

"Oh oke ok"

Jam 11.30 aku menyelesaikan kedua gambaran sekaligus mewarnainya.

"Ahhh lelahnya, Nonaka san tugas ku sudah selesai aku pulang dulu"

"Oke hati hati di jalan"

Aku berjalan turun tangga karena lift sudah di matikan.

Aku berjalan menuju ke apartemen milik ku.

Ku buka pintunya dan ku dapat Saki tertidur di sofa ruang tamu.

"Dasar istriku pasti dia menunggu ku pulang kerja"

Lantas ku gendong tubuhnya, kupindahkan ke kamar tidur, dan kami pun tidur berdua.

Jam 6.00

Seperti biasanya alarm hp berbunyi, membangunkan kami berdua.

"Haruka kun kenapa aku bisa pindah ke sini?" Tanya Saki yang ada di atas ku (dah jadi kegemaran Saki)

"Kamu tidur di sofa jadinya aku memindahkan mu ke sini"

"Kamu gendong?"

"Tidak, aku menyeret mu"

"Hehehe bisa saja kamu ini sayangku" kata Saki

"Kami turun lah Saki, mari turun makan lalu jalan jalan ke taman"

"Ummm"

Saki turun ke bawah dan menyiapkan rendang daging dan nasi, minumnya susu putih dan air meneral.

"Kemana dagingnya Saki chan?"

"Itu sudah hampir melebur bersama kuahnya"

"Heh seperti kare beneran dong"

"Ya menurut ku sih kare ya kare rendang ya rendang, jadi tidak seperti kare"

"Baik baik akan ku coba, kamu juga makanlah"

Rasa rendang ini walaupun hanya terlihat seperti kuah rasanya sangat gurih dan lezat.

"Kita buat promosi dengan rendang ini saja Saki chan"

"Caranya?"

"Setiap pesanan akan kita berikan 1 cup berisi 1 potong daging rendang secara gratis"

"Kamu yakin? Dagingnya lumayan mahal loh"

"Memangnya berapa?" Tanya ku

"5000 yen per kilo itupun belum termasuk bahan pembuatnya"

"Lah tapi sekilo bisa dijadikan berapa potong"

"40 bisa"

"Ya kita buat saja itung itung sedekah"

"Yang buat siapa?" Tanya Saki

"Ya kamu lah"

"Ogah, buat rendang tuh kelamaan 4 jam aja baru jadi"

"Bagimana jika buatnya di restoran, kamu yang buat dagingnya lalu kamu juga yang buat bumbunya, yang menunggu biar Sayu saat kita sekolah nanti"

"Jika seperti itu lebih baik kita bergegas saja ke pasar untuk membeli daging dan bahan nanti kita akan mengabari Sayu agar menunggu lebih cepat di restoran"

"Woke ayo siap siap langsung saja"

Kami mandi lalu berpakaian langsung dengan sragam, tas pelajaran juga kami bawa.

Aku dan Saki pergi menggunakan motor.

"Saki di minimarket apa tidak ada daging?"

"Ada tapi irisannya terlalu kecil untuk di buat rendang"

"Oh begitu toh"

Jam 6.15 kami tiba di pasar dan Saki langsung membeli daging 5 kg tanpa tulang tanpa lemak, bumbu nya sudah ada di restoran.

Jam 6.20 kami tiba di restoran dan Saki langsung memersiapakan bahan dengan cara di blender agar cepat halus.

"Perlu bantuan ku?"

"Kamu bisa menumis bukan?"

"Bisa dong"

"Tumis bumbu ini sampai aroma nya keluar lalu tiriskan dulu, setelah itu masak air dan masukan bumbu ini dan tumisannya"

"Oke"

Ku lakukan apa yang saki perintahkan, kami membuat Rendang dalam wajan besar.

Jam 6.40 bahan dan daging sudah masuk semua tinggal menunggu masakan matang dan di pantau api jangan sampai padam.

Aku menelepon Sayu agar dia menunggu ini.

"Halo Sayu bisa kamu ke restoran sebentar?"

"Untuk apa Haruka san?"

"Datang saja dulu dan jika kamu punya sarapan sarapam saja di sini aku punya tugas penting untuk mu"

"Umm baiklah tunggu sebentar"

Jam 6.55 Sayu datang

"Ada apa Haruka san Saki san"

"Ini Sayu kami berdua berniat memberikan Rendang gratis sebagai promosi buka restoran, namun sayangnya kami tidak ada waktu menunggu masakan jadi, nah tugas mu disini cuma menunggu kompor itu tetap menyala sampai jam 11 siang nanti dan setalah matang kamu bisa meng cup i nya per cup 1 potong dan ambil kuahnya sedikit"

"Apa tidak merugi? Rendang nya amat enak loh"

"Tidak apa aku kaya kok"

"Ugghhh baiklah akan ku tunggu"

"Ini upah menunggu mu" kuberi dia 1000 yen

"Eh tidak perlu Haruka san, aku kan cuma menunggu kompor"

"Tidak apa ambil saja"

"Umm baiklah, terima kasih Haruka san Saki san"

"Iya nanti jangan lupa aduk tapi jangan terlalu sering" pesan Saki

"Baik Saki san"

"Sayu aku titipkan motor di sini ini kuncinya jika kamu ingin bepergian dulu gunakan motor ini" ucap ku sambil melemparkan kunci motor padanya

"Eh aku tidak bisa bawa motor"

"Ya suruh saja Shindou mengantar kan mu jika mau"

Aku dan Saki lantas pergi ke sekolah.

Di depan gerbang kami di sambut oleh guru yang sedang mengecek perlengkapan sekolah setiap siswa.

"Nak kamu mau kemana?" Tanya guru itu padaku

"Haruka bodoh" ucap Saki

Aku agak bingung dengan omongan Saki

"Saya mau masuk kelas pak"

"Kamu mau sekolah atau bolos ke sekolah sih"

"Maksudnya?"

"Apa kamu melupakan sesuatu?" Tanya pak guru itu

Ku coba merogoh setiap kantung dengan kedua tangan dan kurasa tidak ada yang tertinggal.

"Tidak ada pak"

"Haduh kamu sekolah untuk belajar bukan?"

"Ummm" balas ku

"Lalu dimana bukumu?"

"Di tas lah pak"

"Lalu dimana tas mu?"

"Di... Saki dimana tas ku?"

"Kamu meninggalkannya di restoran pasti"

"Maaf maaf pak akan ku ambil dulu"

Saki lanjut ke kelas dan aku kembali ke restoran, dan ku temui Sayu keluar restoran dengan membawa tas ku.

"Aduh kamu teledor sekali Haruka san"

"Maaf maaf aku langsung balik ya, terima kasih"

Aku berbalik ke sekolah, guru memperbolehkan aku masuk akhirnya.

Pelajaran jam pertama adalah seni rupa.

"Bayangkan sesuai di otak kalian dan tuangkan bayangan itu dalam kertas gambar kalian, ini hanya bentuk mengekspresikan perasaan jadi buatlah gambar terbaik kalian"

"Baik pak"

Aku sedang mencoba membayangkan sesuatu dan munculah bayangan horizontal lautan di malam bulan purnama dengan tokoh utamanya seorang wanita sedang berdiri di bibir pantai sambil mengadahkan kedua tangan ke langit.

Ku tuangkan bayangan itu pada gambaran ku.

20 menit gambaran ku telah selesai.

Disana tergambar seorang wanita yang berdiri sendiri di tengah malam bulan purnama sambil mengadahkan tanganya ke bulan, bintang bintang belum tampak karena gambaran ini masih hitam putih.

Aku mengeluarkan cat air ku, lalu ku lukis ulang menggunakan cat air.

Sekarang gambarnya sudah jelas.

Ku beri nama "lonely girl in sky" di bawah nya menggunakan cat air warna putih.

Ku kumpulkan gambaran ku ke pak guru.

"Wow gambaran mu sangat bagus Haruka kun, tapi kenapa judulnya gadis di langit"

"Semua yang ada di gambar adalah imajinasi wanita itu, dia sendirian di langit entah di surga atau di tempat mana aku juga tidak tau, jika anda lihat di sekitar gambar gadis ku buat ada sela warna putih yang menandakan ia bisa membayangkan namun tidak bisa bergabung ke imajinasi miliknya"

Guru agak tersentak karena tidak pernah memikirkan alasan itu, namun itu juga masuk akal karena kita di seni.

"Ku berikan padamu nilai sempuran Haruka kun saat pemberian rapor sekolah"

"Ehh terima kasih pak"

"Umm, kamu boleh kembali ke kelas atau ke tempat duduk mu tadi"

"Baik pak"

Aku pergi ke tempat Saki melukis.

"Astaga kamu melukis diriku Saki chan?"

"Diam jangan ganggu"

"Itu belum mirip loh"

"Aku berusaha semampu ku ini, sudahlah pergi sana saja"

"Baiklah baiklah" aku pergi ke kursi Hinata

.

"Heh kamu hanya menggambar bola voli?" Tanya ku

"Itu yang ku bayangkan"

"Umm ok semoga sukses"

Ku lihat Chika juga hanya menggambar koto nya.

Hozuki juga sama gambar Koto.

Aku bosan jadinya aku izin ke guru untuk kembali ke kelas.

Aku bermain trading dengan ponsel ku.

"Lumayan profit 34 juta yen" kata ku

"Astaga lost 200 juta yen, harus ku kompensasi ini"

"Untunglah bisa kembali ke 600 juta"

Aku main lagi dan lagi hingga saldo ku berubah jadi 3,8 miliar karena menunggu anak lain sangat lama jadilah aku tarding selama 1 jam penuh.

Aku cek internet dan ku buka kurs bit coin.

"Astaga harganya bisa turun jadi 350 rb yen?" Kata ku sendiri

Ku lanjutkan tarding hingga saldo ku sekarang berubah jadi 23 milar yen dan terus  bertambah pada akhirnya kurasa cukup untuk mendongkrak harga Bit coin ke harga yang rusak, aku punya 120 miliar yen disini.

Ku tukarkan semua uang itu menjadi bit coin, bit coin yang ku dapat sekarang ada 343ribu lebih, dan benar saja setelah ku beli dalam jumlah yang tidak masuk akal kurs bit coin langsung naik tajam ke angka 900ribu yen.

"Kurasa ini akan menimbulkan masalah" pikir ku

"Seseorang membeli bit coin dalam jumlah banyak membuat harga bit coin sekarang rusak" satu artikel muncul dari laman berita kantor ibuku

"Siapakah pemilik akun ini yang rela merogoh kocek dalam dan merusak harga bit coin yang semula turun jadi naik lagi?"

Ku lihat lagi kurs nya, baru beberapa menit harganya sudah naik lagi, sekarang tembus 1 juta yen.

Otak ku tidak bisa merespon sekarang, aku butuh uks sekarang.

"Aku izin ke guru untuk ke uks sebentar"

"Guru mnegizinkan ku"

Saat tiba di uks

"Haruka kun kamu sakit apaaan?" Pesan dari Saki

"Aku cuma sedikit pusng Saki chan"

"Jika memang parah pulang saja dulu atau ke lapor ke pengurus uks untuk mengantar ke rumah sakit" balasnya

"Tidak apa Saki nanti saat istirahat aku bisa kembali kok"

"Ya baiklah, istirahat lah apa perlu nanti aku bawakan bekal mu ke uks?"

"Tidak usah, aku akan ke kelas saat istirahat pertama"

"Umm ok"

Istirahat pertama

Aku kembali ke kelas

"Kamu sudah baik? Ini minum dulu" ucap Saki lalu memberiku air mineral botol

"Aku baik aku tadi hanya sedikit pusing"

"Halo mas bro kamu sakit apaan tadi ku lihat agak lemas" kata Hinata

"Tadi hanya sedikit pusing"

"Oh jika masih pusing kembali saja ke uks, pelajarannya kan masih mudah sekarang"

"Tidak aku sudah baik kok" jawab ku

Pintu kelas terbuka dan tampaklah Sora dari kelasnya Kageyama.

Dia mengampiri ku namun ku cegah dan menyuruhnya menunggu di luar.

"Ada apa Sora san"

"Aku perlu bantuan mu Haruka san untuk menarik Momoharu Senpai dan Anteknya agar mau main basket lagi"

"Lalu apa yang harus ku lakukan?"

"Tanding bersama ku, tubuh ku kecil dan mereka menyuruh ku bertanding jika aku bisa memasukan point ke ring mereka akan serius dalam basket lagi"

"Lah itu kan untuk mu kenapa aku juga ikut?"

"Mereka mengatakan aku boleh membawa teman maksimal 1"

"Oh begitu rupanya, tapi apa kamu yakin aku mungkin hanya bisa main loh bukan pro"

"Tidak apa, dua orang lebih baik daripada satu"

"Jika begitu yang kamu mau aku akan membantu, jam berapa nanti?"

"Jam 3.30, aku tau itu jadwal klub voli untuk latihan juga tapi aku mohon minta waktunya sedikit saat tanding sudah selesai kamu dapat kembali ke klub voli" kata Sora

"Jangan mau di bodohi mereka, datang saja ke lapangan pukul 4 sore" kata ku

"Eh kenapa?"

"Datang saja pukul 4 jangan kurang, lebih baik jika melebihi waktunya" kata ku

"Ummm baiklah"

"Oh Haruka kamu mau ikut klub basket juga?" Tanya Chika yang kebetulan lewat

"Ya mungkin saja" balas ku

Aku kembali ke kelas

"Saki ayo buka usaha lain lagi" kata ku padanya saat kami hanya berdua tanpa Hinata

"Bisnis maksudnya?"

"Ya bisa dikatakan seperti itu"

"Bisnis apa lagi memangnya?" Tanya Saki

"Saran mu apa?"

"Toko pakaian?"

"Baju?" Tanya ku

"Ya bukan hanya baju, tapi jaket, sepatu, tas, kemeja, kaos, dan lainya"

"Bukanya terlalu sulit?" Tanya ku

"Entahlah aku juga belum tau, tapi dari yang ku lihat kemarin kita bisa membeli barang jadi polosan lalu buat logo kita dengan sablon atau bordir dan jadilah produk itu atas nama brand kita"

"Lah semudah itu rupanya" pikir ku

"Ya itu mudah tapi hanya untuk kaos atau celana, jika untuk sepatu agak susah"

"Mungkin memang susah sih kalau sepatu, tapi untuk baju jaket topi celana masih bisa kita jadikan lahan bisnis"

"Betul kan" kata Saki

"Kamu telepon siapa Haruka kun?" Tanyanya saat melihat aku akan menelpon seseorang

"Aku menelepon ibuku"

"Untuk?"

"Untuk mendiskusikan harga pakaian polos"

"Ibumu jualan pakaian juga?"

"Iya, ibuku juga pemilik salah satu perusahaan pembuat pakaian"

"Ibumu memimpin berapa perusahaan sih" tanya Saki

"Berita, pakaian, sepeda, dan textil jika tidak salah"

"Makanan tidak ada?" Tanya Saki

"Tidak ada" jawab ku

"Lalu penghasilan ibumu?"

"Kurasa 5 milar yen per hari juga bisa"

"Lalu ayah mu?"

"Ayah ku hanya fokus pada satu perusahaan yaitu mobilnya jadi kurasa 1 milar yen perhari"

"Keluarga mu memang kaya raya Haruka kun"

"Itu juga keluarga mu sekarang"

Saki agak minder karena dia berjanji membuktikan sebagai menantu, tapi melihat penghasilan orang tua Haruka saja membuat mentalnya jatuh.

Telepon terhubung

"Halo ibu"

"Halo sayang ada apa menelpon ibu pagi pagi ini apa kamu tidak sekolah?"

"Aku sekolah sekarang tapi sedang istirahat, ini ibu aku mau tanya apa perusahaan pakaian mu menerima pelanggan dengan pesanan sedikit"

"Ya tergantung bahan dan model pakaian yang ingin di pesan, tapi perusahaan ibu mematok nilai minimal pemesanan adalah 10 juta yen"

"Oh pas sekali jika seperti itu bu"

"Kamu mau pesan baju?"

"Iya untuk ku jual lagi, niatnya sih aku mau bikin brand ku sendiri lalu ku jual secara offline dan online"

"Ya silahkan saja kamu pesan tapi ingat jangan sampai merugi karena bisnis pakaian mudah untung dan mudah rugi" kata ibu

"Siap ibu, lalu siapa yang bisa ku hubungi untuk melakukan pemesanan?"

"Ibu akan kirimkan no manager pemasaran padamu"

"Baik ibu" lalu ku tutup teleponnya dan ku terima no hp manager pemasaran

Nanti akan ku hubungi sekarang waktunya belajar lagi.

Pelajaran prakarya

Lalu di lanjutkan pelajaran Mtk lagi seperti kemarin selama 2 jam pelajaran.

Jam 12 siang artinya istirahat makan siang.

"Mau Hinata?" Tanya ku

"Apa itu?"

"Ini rendang yang hampir hancur dagingnya"

"Coba saja Hinata kamu akan suka rasanya ku jamin" kata Saki

"Boleh ku pinta juga?" ucap Yachi

"Boleh ini ku bagi punya ku" kata Saki

Mmmmmmm

"Rasanya amat gurih, umami daging sangat kuat apa ini yang dikatakan daging a5 itu?" Tanya Yachi

"Bukan Yachi san, ini daging Sapi kualitas sedang tanpa lemak dan tanpa tulang hanya daging merah utuh" kata Saki

"Wow masakan ini sangat enak" kata Hinata juga

"Betul bukan rasanya enak, Saki yang memasak ini"

"Waaahhhh ajari aku Saki chan aku juga ingin memamerkannya pada ibuku"

"Boleh saja nanti akan ku share bahannya dan kapan kapan kita masak bersama"

"Okey" balas Yachi

"Eh tapi jika kalian masih kurang maka datanglah ke restoran ku di sebrang sekolah namanya wagnaria, disitu aku mengadak  promo setiap orang akan mendapat rendang 1 cup seharga 900 yen secara gratis"

"Hinata kita harus datang kesana" teriak Yachi

"Umm nanti akan ku ajak Kageyama juga" balas Hinata

"Yang cepat ya, kami hanya menyediakan 175 cup saja" kata ku

"Yachi san amankan posisi kita harus datang sebelum latihan"

"Kamu benar"

"Eh ya jangan dong kalian tetap saja datang latihan dulu dan akan ku pesankan ke karywan ku untuk menyimpannya"

"You is the best Haruka kun" kata mereka berdua

"Hahahah" tawa ku dan Saki

Hozuki dan Chika mendengar percakapan kami.

"Kamu paham?"

"Umm demi diskon 900 yen" kata Hozuki

"Ajak yang lain?" Tanya Chika

"Ajak saja" balas Hozuki

Aku menelepon Sayu untuk menyimpan beberapa cup, kasihkan ke setiap karyawan satu orang satu dan simpan 16 cup untuk teman ku dan Sensei mungkin.

"Baik Haruka san, ini juga baru dingin, Satou dan beberapa pelayan lain ikut membantu"

"Apa di restoran sudah ada pelanggan?"

"Sudah Haruka san, ada ibu ibu dan beberapa anak SMA sekarang"

"Oh baiklah tetap bekerja dengan baik" kata ku

"Siap Haruka san"

Ku telepon Kyouko ganti.

"Kyouko san krimkan aku jawal yang kamu buat dan kamu sudah mengumpulkan rekening karyawan bukan?"

"Ini aku lagi di bank mengurus rekeningnya Shindou, jadi nanti akan ku kirimkan setelah aku sampai di restoran lagi"

"Oh baiklah jika seperti itu" kata ku

Istirahat telah usai dan akhinya tiba untuk kegiatan klub, aku dan Hinata datang ke gedung olahraga sementara Saki pergi menuju ke restoran.

"Berbaris" teriak Daichi

Kami berbaris menurut tinggi badan.

"Beri hormat" teriaknya lagi

Kami menunduk sebagai rasa hormat pada guru.

"Kalian akan berlatih strategi sekarang jadi mari ikut aku ke panggung itu biarakan lapangan ini di pakai yang lain dulu"

"Heh kenapa juga sensei bukankah biasanya pakai papan tulis kecil itu" tanah Nishinoya

"Yang ku ajarkan mungkin bermanfaat bagi kalian yang tingkahnya hanya pakai otot" kata Sensi

"Pufft" tawa Tsukishima

"Aku juga berpikir bodoh" kata Kageyama

"Oh maaf jika kamu merasa terhina" kata Tuskishima

"Sensei aku jam 4 akan izin ke basket dulu untuk tanding sebentar" kata ku

"Ehhhh kamu ikut basket Haruka kun?" Tanya mereka semua

"Belum tapi mungkin, untuk festival musim panas jika aku bergabung keduanya aku aka  memilih voli karena tidak bisa di lakukan bersamaan"

"Owh begitu ku kira kamu akan meninggalkan kami"

"Tidak lah voli adalah passion ku jadi lebih suka voli"

"Baiklah jika sudah jam 4 nanti bilang padaku" kata Ukai Sensei

"Baik sensei"

Di panggung sensei memberikan kami strategi baru yaitu penyerangan sinkron dimana kunci permainan ada di siapa yang melakukan toss, ia juga memberikan kamu pelajaran mengenai blocking yang lebih efisien bagimana dan block yang bagus bagimana.

"Ku sarankan untuk mb kita Tsukishima, Kazuhito, Hinata dan siapa pun yang bagian block depan lihatlah lawannya, jika di rasa terlalu kuat pantulkan saja ke atas bolanya jangan di paksa menghadang dan berusah mendapatkan poin, takutnya tangan kalian sendiri yang cidera"

"Jika Tsukishima ingat Haruka pernah melakukan spike keras dan coba kamu tahan buka  Tsukishima?"

"Benar Sensei"

"Ketika itu pula setelah bola keluar tangan mu menjadi sakit kan?"

"Benar sensei tepatnya di jari ku"

"Nah seperti itu contohnya, jika di paksa block kamu malah yang rugi sendiri apalagi menghadapi spike ace yang tinggi"

"Sensei maaf menyela ini sudah jam 4 aku izin ke lapangan basket dulu" kata ku

"Silahkan Haruka"

Aku pergi ke lapangan basket dan ku lihat Sora sudah di sana sambil berlatih memasukan bola ke ring dari luar zona atau tembakan 3 poin.

Dia melempar, ku lihat posisi tubuhnya memang bagus sayangnya hanya tubuhnya saja yang kecil membuatnya mungkin akan kalah jika sudah di block pemain tinggi.

"Plung"

Bola masuk dengan sempurna dan bola menggelinding padaku, dia mengikuti bolanya.

"Eh Haruka sudah sampai"

"Dimana para senpai yang menjanjikan jam 3.30 itu ini sudah jam 4 kan?"

"Mereka belum datang"

"Oh begitu rupanya, memang mereka sampah" kata ku dengan keras

"Anak kelas satu jangan berlagak sombong di depan ku" kata Momoharu

"Oh Momoharu san kamu sudah datang" teriak Hinata

"Jangan panggil dia dengan sopan Sora san, panggilan saja mereka sampah, laki laki menjanjikan suatu hal malah mereka sendiri yang mengingkari"

"Sudah sudah Haruka kun jangan bertengkar"

"Oy oy lihat itu ada yang bertarung lagi" bisik anak basket Cewek

"Astaga mereka lagi dan siapa itu?" Tanay Madoka

"Ku lihat dia adalah anak klub voli kita"

"Lalu untuk apa dia bermain di lapangan basket?" Tanya Madoka

"Ya aku tidak tau"

Kembali ke Momoharu dan anteknya.

"Bangsat kami mengatakan jam 4 tapi dia menyuruh setengah jam lebih awal" teriak Momoharu

"Apa benar Sora?"

Sora di lema sekarang karena dia tidak pernah mengatakan setengah jam lebih awal, mereka sendirilah yang mengatakan 3.30 waktu itu

"Benar Haruka san aku yang meminta mereka setengah jam lebih awal"

"Baiklah jika seperti itu adanya, atas nama ku aku minta maaf pada kalian" kata ku pada Momoharu dan senpai yang lain

"Tch langsung saja main" kata Momoharu

"Boleh ku buat seru?" Tanya ku

"Katakan"

"Kita 2 v berapa pun yang kamu punya"

"Lalu taruhannya?"

"Jika kamu menang 100 ribu yen milik mu jika kalah menunduk dengan hormat ke kaki sora bahwa kamu telah berbohong"

"Hey Haruka san tidak perlu seperti itu" kata Haruka

"Oh menarik makan itu akan menjadi keuntungan untuk kami"

"Aku ikut, taruhan ku tambahkan jika kalian berdua menang kalian boleh meremas dada Madoka dan, Madoka san gantikan aku" teriak Chiaki

"Eh kenapa aku harus?" Kata Madoka

"Sudahlah jika dapat uang kita akan membaginya dan jika kalah kamu nanti di remas olehnya loh"

"Eh eh"

"Ku ambil, satu set dengan poin 15 oke?"

"Astaga dada Madoka senpai" pikir Sora

"Terserah kata mu" ucap Momoharu

2 vs 5 di mulai..