webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

222.) Haruka Saki

Kembali ke tubuh Haruka Shinomiya.

Note : Mari lompat dan mengikuti alur Mieruko chan.

10 November.

Jam 8 pagi.

Berangkat sekolah seperti biasa.

.

Dalam perjalanan menuju restoran wagnaria (tempat parkir mobilnya di sana)

"Haruka kun, kamu baik?" Saki bertanya

"Baik"

"Tapi kenapa wajah mu terlihat linglung seperti itu?"

Note : Efek berpindah tubuh dan penghapusan memori ingatan!!

"Tidak, kamu mungkin salah mengira saja"

"Hmm, ya sudah jika memang tidak apa apa"

.

.

Jam 8.15 sampai di sekolah.

Ku suruh Saki untuk duluan karena perintah peri jahat sudah masuk.

"Bantu mereka yang bisa melihat kami" ucap peri jahat

"Maksud ku ada orang lain yang bisa melihat kamu?" tanya ku

"Mereka tidak beruntung, bantulah mereka" jawabnya lalu menghilang

"Huh, paling malas jika urusan paranormal begini" ucap ku dalam hati

.

Keluar dari mobil tapi sudah ku lihat seorang wanita, siswi Karasuno juga, dengan mata berwarna emas? dan kantung matanya hitam.

Ketika dan depannya ada hantu buruk rupa, ia langsung menghindari.

"Nah langsung ketemu gini kan enak, tapi aku menolongya bagaimana ya?" pikir ku

.

.

Ia masuk ke area sekolah dan aku menyusulnya.

Ku buntuti hingga ia masuk kelasnya.

"Oh kelas dua ternyata" ucap ku

"Oi Haruka ada apa?" ucap Tanaka mengkagetkan ku

"Astaga kamu ini kurang kerjaan saja mengkagetkan ku, btw wanita tadi masuk ke kelas mu, apa ia teman mu?" tanya ku

"Oh si Miko itu, astaga kamu mau selingkuh!"

"Bukan botak tolol, aku cuma tanya saja"

"Wah tidak bisa di biarkan, aku harus telepon Saki ini" ucap Tanaka

"Mau ku pukul kamu?" tawar ku

"Hehehe bercanda bercanda, wanita tadi namanya Miko ia dari kelas ku, rumahnya di kawasan gang nomor 25 kayaknya belakang rumah mu" balas Tanaka

"Oh ok ok, terima kasih atas informasinya" ucap ku

"Kamu mau ngapain sih memangnya?"

"Penyelidikan" ucap ku

Tanaka kaget dan mengira penyelidikan narkoba.

Ku gampar saja karena mulutnya asal nycos saja.

.

Kembali ke kelas ku.

Duduk dan menunggu jam pertama datang.

.

.

.

Waktu istirahat.

"Mau makan?" Saki bertanya tapi aku sudah pergi dari bangku ku.

"Eh kemana perginya?" ucap Saki

"Dia keluar sebelum kamu menoleh" balas Yachi

.

.

Menuju gedung sebelah ke kelas Tanaka.

Sebelum Miko dan temannya berambut pirang keluar kelas ku cegat dulu.

"Shinomiya san ada apa?" Si temannya bertanya (Haruka sudah terkenal di Karasuno jadi semua siswa kemungkinan tau namanya, walaupun tidak tau mukanya)

Tanaka yang di dalam kelas menoleh karena mendengar kata Shinomiya.

"Aku ada perli dengan Miko san" ucap ku secara langsung

"Eh" Tanaka Miko dan Hana kaget

"Sebentar saja" ucap ku lagi

"Tunggu sebentar kamu mau apa, bicara di sini apa tidak bisa?" Miko bertanya

"Emm,.... Tidak, mari ikut aku sejenak" ucap ku

Karena tak kunjung merespon ku tarik tangannya.

Ckrek!

Tanaka memfotonya lalu di kirim ke Saki.

.

.

.

Ku bawa Miko, ke atap gedung.

"Untuk apa anda membawa saya ke sini?" ucap Miko

"Begini jangan salah paham, kamu bisa melihat orang yang di sebut iblis bukan?" tanya ku

Miko kaget.

"Aku tidak tau maksud mu, mungkin kamu sedikit emmm linglung mungkin" ucapnya mencoba mencari alasan

"Baiklah baiklah jika kamu berkata seperti itu" balas ku

Ia tersenyum seakan lepas dari introgasi.

"Peri jahat, tolong berubahlah jadi iblis jahat paling menyeramkan untuk menakutinya dan tutup pintu keluar" ucap ku dalam hati

"Dimengerti" balas peri jahatnya

Whoooshhhh

Iblis dengan muka rata dengan tangan banyak yang sangat creepy muncul di belakang ku secara tiba tiba.

Miko langsung kaget.

"Baiklah aku pergi dulu jika begitu" ucap ku

Miko masih mematung di tempat.

Aku jalan menuju pintu keluar.

Sementara si peri jahat mendekat pada Miko.

"Jangan bersikap aneh" ucap Miko dalam hatinya

Ia jalan bersama ku.

Tapi sayangnya rencana sudah ku jalankan, peri jahat membagi tubuhnya untuk mencegat di depan pintu.

"Kamu bisa melihat ku bukan?" tanya peri jahat dengan tingkah yang sangat horor

Mata Miko membelak

.

.

Ia hampir kencing di celana, karena baru kali ini ia menemui makhluk se seram ini dan paling bahaya.

Karena aku tak tega ya sudah ku hentikan rencananya.

"Baiklah kamu bisa melihat mereka bukan?" tanya ku

"Bodoh jangan katakan itu, mereka akan tahu!" gerutu Miko dalam hati

Note : makhluk supranational tidak akan peduli jika manusia tidak bisa melihat mereka.

"Apa yang kamu maksud, aku tidak paham" balas Miko padaku

"Beneran tidak bisa melihat mereka?" tanya ku lagi

"Lihat apa sih aku tidak tau"

Aku menghembuskan napas sejenak.

"Oi" ucap ku pada peri jahat

"Astaga malah di panggil!!!!" teriak Miko dalam hati

"Aku harus lari dari sini" Miko berpikir bagaimana caranya

"Kamu bisa melihat ku" ucap Iblis jahat ternyata masih menjalankan rencana

"Seranglah gadis itu, ia bisa melihat mu" ucap ku

Miko langsung kaget setengah mati, apalagi saat peri jahat menoleh dan mulai jalan ke arahnya.

"Aa....." ucapnya jadi gagap

"Bisa lihat tidak?" tanya ku lagi

Ia masih mematung dengan keringat menetes.

"Bisa lihat tidak?" tanya ku lagi

Peri jahat sudah sampai di depan mukanya.

Ia hendak memegang kepala Miko.

"Tolong hentikan!!!!" teriaknya

"Baiklah acting usai, kembali ke tempat mu" ucap ku pada Peri Jahat

"Baik" balasnya

Peri jahat tenggelam di lantai.

.

.

Dengan detak jantung yang tidak beraturan dan keringat yang masih menetes.

"Kamu juga bisa melihat mereka bukan, bagaimana cara melakukannya tadi" ucap Miko

"Melakukan apa?" tanya ku

"Memerintah mereka untuk pergi"

"Emm, mereka itu bodyguard ku, jadi bebas ku suruh muncul atau tidak, namun jika iblis bebas tentunya tidak bisa ku suruh" ucap ku

"Tunggu mereka? Kamu punya lebih dari satu?"

"Ada dua, baiklah aku di sini punya tanggung jawab membantu mu, jadi sekarang aku punya pilihan untuk mu" ucap ku memulai pembicaraan dengan serius

"Kamu pilih untuk mengusir mereka untuk menjauh darimu atau menghancurkan mereka?" tanya ku secara langsung

"Yang besar bisa di hancurkan?"

"Tentu bisa, mau tau caranya?"

Miko langsung mengangguk.

"Baiklah, pertama, kamu bisa mengerahkan penjaga mu, kedua dengan bantuan dewa kuil, ketiga dengan kekuatan kutukan, ke empat dengan senjata yang di kutuk" ucap ku

Miko tidak mengerti.

"Bagaimana caranya mendapatkan penjaga?" tanyanya

"Emm untuk itu, hanya orang orang yang beruntung saja yang punya, ku sarankan kamu pilih ke 2 sampai ke 4, tapi ingat jika kamu bisa menghancurkan mereka, mereka bisa menghancurkan mu, sama keterbalikan saat kamu pura pura atau tidak bisa melihat mereka, kamu diam, mereka tidak bisa menyerang ku juga, tapi jika mereka tau kamu bisa melihat mereka ya mereka bisa menyerang mu"

"Apa yang kamu maksud dengan kutukan?" Ucap Miko

"Ya benda yang di kutuk, seperti halnya begini, ukhum"

Ku suruh peri baik keluar, lalu ku suruh ia mengutuk pena yang ku pegang.

.

.

Ku cari om om kecil (iblis) yang ada di pojokan

"Baiklah, ini aman di pegang asal jangan sampai kamu terluka olehnya" ucap ku

Ku praktekan dengan menusuk om om tadi dengan pena biasa.

Jleb!!

"Lihat tidak mati bukan?" ucap ku

Miko menggangguk

Lalu ku tusuk dengan pena yang sudah di kutuk.

Belum menyentuh tapi iblisnya sudah menghilang terbakar jadi abu.

"Inilah yang di sebut kutukan, benda yang di kutuk oleh emmm entah siapa yang mengkutuknya" ucap ku

Miko langsung paham.

"Aku punya Channel di Tokyo, di SMA Jujutsu jika kamu mau kamu bisa pindah ke sana dan jadilah pembasmi iblis" ucap ku

"Apa berbahaya?"

"Tentu saja dan nyawa mu jadi taruhannya" balas ku

"Bagini saja, ini pena kamu bawa, kamu cobalah menghancurkan yang lemah lemah dulu, jika kamu mampu kurasa lebih baik kamu pilih menghancurkan mereka saja, sebab jika kamu usir pun mereka akan kembali dan hidup mu tidak akan tenang" ucap ku sambil menyerahkan pena yang telah di kutuk tadi

"Bisakah aku memilih untuk tidak melihat mereka saja?" tanyanya

"Bisa" balas ku

"Bagaimana caranya?"

"Gunakan kacamata minus, tapi itu hanya kata orang sih, aku belum mencobanya soalnya"

Harapan Miko sirna.

"Aku sudah pernah mencobanya dengan kacamata renang, tapi aku masih bisa melihatnya" ucap Miko

"Ya sudah jika begitu, kamu belum beruntung" ucap ku

Harapan Miko tambah hilang.

.

Pena ku berikan dan nomor wa juga ku berikan, lalu kembali ke kelas.

Duduk seperti biasa di samping Hinata.

"Oi Haruka apa kamu ada masalah?" Hinata berbisik

"Masalah apa?" tanya ku balik

"Lihat tuh Saki" ucap Hinata

Ku lihat Saki di bangkunya.

Ia menatap ku dengan pandangan membunuh.

"Khiii, dia kenapa oi" ucap ku

"Cepat jelaskan dan minta maaf" ucap Hinata

"Soal apa"

"Entahlah, ku dengar kamu selingkuh begitu"

"Matanya, selingkuh dengan siapa"

Ku pikirkan ulang dan belum menemukan jawaban dengan siapa aku selingkuh.

.

.

Ku datangi mejanya Saki.

"Ada masalah apa?" tanya ku

Saki tidak menjawab.

"Dia kenapa?" tanya ku ke Yachi

"Entahlah, kamu masa tidak paham atas kesalahan mu sendiri Haruka" balasnya

"Ya apa memangnya kesalahan ku?"

Tettt!!

Bel masuk keburu berbunyi.

Aku kembali ke tempat duduk dan Fokus ke pelajaran dulu.

.

.

Jam 12 Siang.

Akira mengantarkan makan siang untuk ku dan Saki.

#Semoga pembaca gak lupa siapa itu Akira

.

Diung..

Notifikasi wa masuk

Ku lihat.

"Tolong bantu aku, aku tidak ingin melihat mereka lagi dan aku tidak ingin membunuh mereka"

~Miko

.

Langsung ku balas.

"Nanti dulu ya, aku mau makan siang sebentar, pulang sekolah aku akan membantu mu"

"Baiklah" balasnya

.

Kembali fokus ke Saki yang sekarang di depan ku.

"Mari makan" ucap ku

Wajah Saki berubah jadi tidak senang, ia berdiri lalu pindah tempat makan.

"Mau kemana?" tanya ku

"Pindah tempat"

"Oh, baiklah"

"Kamu tidak perlu ikut, kamu tetap di sini"

"Eh, kenapa memangnya?"

Tidak di balas..

.

.

.

Jadilah makan sendirian..

.

.

.

Jam 3 pulang sekolah.

"Aku pulang sendiri" ucap Saki saat mau ku tegur

"Emm baiklah"

"Mana kunci mobilnya" pintanya

"Aku pulangnya naik apa?"

"Sudah berikan saja dulu"

Ku berikan kunci mobil Nsx nya.

"Kamu pulang jalan kaki saja!" ucapnya lalu menginjak kaki ku lalu kabur

"Duhh kamu kenapa sih oi!" teriak ku

"Ara ara, Bos Haruka seperti terkena masalah ini" kata Chika

"Jijik aku saat kamu bilang ara ara begitu tai!"

"Jika kamu ada masalah dengan bos Saki, segera selesaikan jangan buat karyawan mu jadi korbannya oke" ucap Hozuki

"Ya mana mungkin ku buat begitu, sudah ah aku duluan ada acara penting"

.

.

.

Di atap gedung sekolah.

Bertemu dengan Miko lagi.

"Baiklah Miko san, akan ku katakan padamu, tidak ada cara untuk mu agar tidak bisa melihat hantu itu, itu berkah sekaligus bencana" ucap ku

"Tapi aku tidak ingin hal itu ada lagi, aku sudah muak dengan mereka, aku tidak ingin merasakan rasa tertekan saat melihat hantu itu!!" teriaknya jadi histeris

"Tenang tenang, jangan baper begitu, begini saja, kamu carilah kuil lalu carilah roh pelindung mu, walaupun roh itu berbayar" (tiap datang ke kuil perlu menyumbangkan uang, agar para dewa bisa membangun kuil agar mereka bisa pergi ke bumi dan Surga ~kata Yaboku, Noragami)

"Maksud mu seperti rubah yang berwarna emas?"

"Huh?" aku tidak paham

"Dulu aku pernah berdoa di kuil, waktu itu aku di ikuti oleh hantu, lalu aku berdoa agar menjauhkan makhluk itu, akhirnya rubah berwarna emas datang dan membasminya, ia juga membantuku beberapa kali, hingga akhirnya tidak di bantu lagi diriku ini"

"Emm ya mungkin begitu, pokoknya jika kamu berdoa di kuil roh pelindung akan mengikuti mu, mungkin 1 kesempatan membantu ataupun beberapa kali" ucap ku

"Ada nominalnya?"

"Makin banyak makin lama durasinya mungkin" balas ku

"Jangan katakan dengan kata mungkin aku perlu kepastian!"

Brak!!

"Haruka kun!" teriak Saki yang tiba tiba datang

Note : Saki hanya mendengar percakapan saya Miko meminta kepastian, ia mengira Haruka akan selingkuh.

"Saki chan, kenapa di sini?" tanya ku

Saki tak peduli akan kata kata ku dan malah langsung melabrak Miko.

"Dia ini suami ku, apa maksud anda minta kepastian huh!!" teriak Saki sambil mencengkram kerah Miko

"Ano kam.."

"Katakan, apa kamu ini pelakor!" teriak Saki

"Ano kamu.."

"Dasar jalang, tidak tau malu!!"

Miko malah tersulut emosinya saat Saki memakinya.

Miko menarik kerahnya Saki.

"Baiklah, kalian berhenti jangan di lanjutkan, akan ku jelaskan situasinya Saki chan" ucap ku sambil melerai mereka

"Kamu masih membela wanita ini!" teriak Saki padaku

"Hey aku bukan perebut suami orang asal kamu tau!" teriak Miko

"Diam kamu lacur!"

"Saki dan Miko diamlah dulu kalian" ucap ku

"Kamu diamlah!" teriak mereka berdua padaku

Aku tidak jadi melerai mereka karena takut.

Aksi pertempuran wanita pun terjadi.

Tarik menarik rambut dan kerah baju.

"Ayo terus ribut, lanjutan terus" ucap ku mengkompori

Mereka malah jadi diam tidak jadi ribut, mereka sepertinya paham karena ku sindir.

.

"Saki biar ku jelaskan dulu, dia ini Miko, dia Indigo sama seperti ku, ku berniat membantunya cara mengatasi rasa takutnya, dan Miko saya mohon maaf karena istri saya memaki anda tadi" ucap ku

"Dia tidak ingin merebut mu dan kamu tidak selingkuh?" Saki bertanya

"Tentu saja tidak, satu saja bikin pusing, masa mau nambah lagi, sekarang minta maaflah pada Miko dan Miko saya harap anda bisa menerima permintaan maaf istri saya"

.

.

Saki menurut dan minta maaf...

Ku jelaskan kepada Saki apa itu Indigo dan kenapa aku bertemu dengan Miko, serta alasan ku membantunya, ia paham dan ia tak tertarik atau lebih tepatnya ia tidak ingin mendengar hal yang berbau hantu, jadi ia skip dulu dan kembali duluan. (Saki kembali ke sekolah karena ia khawatir lakinya berbuat yang aneh aneh)

.

.

Setelah Saki pergi.

Ku lanjutkan obrolan dengan Miko...

Next!!!