webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

221.) Stronger

Di kamar.

Sedang mengobrol soal masa depan nantinya.

"Sampai hari tua mu kamu apanakan tetap menggambar manga by?" Yumi bertanya

"Yap jika laku, jika tidak ya aku akan putar haluan"

"Berganti apa?"

"Pelukis mungkin"

"Itu lebih tidak menjanjikan"

"Loh kata siapa, banyak tuh pelukis yang kaya karena lukisannya"

Yumi langsung membuka Yell search.

"Di sini bilang dari 10 rb pelukis yang ada, kesempatan untuk membuat maha karya adalah 1/10000 pelukis dan 0,1% dari 100 persen kesempatan"

"Ngaco itu perhitunganya" ucap ku

"Dih ga terima"

"Ya itu memang salah, lagian kan nanti di masa tua masih ada kamu yang akan kerja di perusahaan" ucap ku

"Loh loh, kamu tidak malu membuat tulang rusuk jadi tulang punggung?"

"Ya tulang rusuknya sebesar kamu mungkin kuat" ucap ku bercanda

Yumi langsung memasang wajak marah.

"Berat ku hanya 67 kg ya, tinggi ku juga 176 cm, jadi ideal"

"Aku hanya 72 loh, tinggi ku juga 188,beda 12 cm masa beda berat cuma 5 kg"

"Gak terima ya cari saja sana istri baru" ucap Yumi

"Oke" ucap ku langsung buka ponsel, bukan Instagram dan bersiap nge dm junior ku

Yumi langsung merebut ponsel ku.

"Jangan nakal ya anda wahai Haruka Katakawa" ucap Yumi

"Gak nakal kok, cuma ingin nge dm bagaimana kabarnya saja" ucap ku

"Hilih, alasan"

.

.

..

.

.

25 September hari terakhir Yatora dan Yuka kerja dengan ku, selepas kerja ku ajak mereka makan makan di rumah ku, ku undang pak Maito juga.

Kenangan bersama, mungkin yang akan jadi terakhir kali aku bisa makan makan dengan mereka mungkin juga tidak.

"Ini hadiah karena kalian sudah bisa mulai debut" ucap ku sambil memberikan bingkisan berisikan jam tangan dan syal

"Tidak ada kata perpisahan?" Yatora bertanya

"Tidak ada, kita hanya berpisah secara jarak bukan hubungan, kalian sudah ku anggap sebagai keluarga sendiri sebenarnya, jika kalian gagal debut kembalilah kerja dengan ku" ucap ku

"Dih bos keji ya seperti anda ini, masa bilang jika gagal debut, ya doakan debut kami sukses lah" ucap Yuka

"Hahaha, ya ya namun jika kalian mengalami kesusahan dalam membuat manga, bilang saja padaku, akan ku bantu sebisa ku"

"Tentu"

Yumi dan anak anak ku juga memberikan hadiah, begitu juga pak Maito.

Kenangan selama 6 tahun kurang, mereka jalani bersama ku, dari revisi gak ngotak dari pagi sampai pagi, minum bareng saat target bulanan tercapai, dan yang paling seru adalah liburnya bersama tiap musim panas dan tahun baru.

.

.

.

Tanggal 30 mereka Wisuda, aku dan Yumi beserta anak anak ku juga hadir di sana, sekalian menyapa orang tua mereka.

.

.

Tanggal 3 Mereka bersama keluarga kembali ke Tokyo, itupun juga ku antar, aku ingin memberikan yg terbaik sebelum mereka kembali.

.

.

.

Oktober 31, ku dapat info manga mereka berdua terbit, rating di atas 8 dengan respon pembaca yang baik, aku turut bangga atas kerja mereka dan ku ucapkan selamat lewat telepon.

.

.

.

November tanggal 1.

Kembali ke realita, sekarang aku bekerja dengan asisten baru, seorang laki laki dan dua perempuan.

Mereka masih muda, baru kuliah di semester pertama dan ke tiga.

.

.

.

.

Tanggal 3 Februari.

Rating manga ku sudah tembus 9,2 sekarang, sebab ya manga ku sudah mendekati akhir, hal ini ku sampaikan lewat siaran pers, banyak pembaca ku yang tak suka kabar ini, tapi banyak juga yang paham dan mengerti karena memang sudah waktunya dan cerita mendekati happy end. (Untuk anime masih lanjut, sekarang sudah eps 354, untuk manga sudah terbit di chpter 420)

.

.

.

April tanggal 15, Yumi telah wisuda bersama dengan Oono.

Mei awal, Utaha, Megumi, dan Rika masuk tk (umur 5 tahun 2 bulan)

,

Yumi langsung melamar pekerjaan di Shinomiya group pusat, ia di terima sebagai asisten Manager Produksi Game, untuk Oono sesuai dengan mimpinya, ia langsung merantau ke Hokkaido, tepatnya di Okinawa dan bekerja sebagai menteri kelautan dan perikanan Jepang.

Ibuku juga menikah lagi, ia menikah dengan kepala klinik Shinomiya group, sebenarnya ku sayangkan, sudah tua kok nikah lagi, tapi ya ibuku itu awat muda tubuh dan mukanya, jadi ia kelihatan seperti wanita perawan berumur 23 daripada nenek nenek berumur 43 tahun.

.

.

Jam 8 pagi.

Ku antar 3 putri kecil ku ke Tk sekalian mengantar Yumi bekerja.

"Pa mampir ke Mini Market beli coklat" Ucap Rika

"Jangan sayang, nanti kalian terlambat ibu juga" ucap Yumi

"Jika mau coklat nanti saja setelah pulang sekolah" ucap ku

"Tidak mau, aku maunya sekarang"

"Utaha, berikan pengertian ke adik mu itu" suruh ku

"Eh lah kok aku pa?" ucap Utaha

"Ya kamu kan kakaknya" ucap ku

"Ma" ucap Utaha

"Apa?" balas Yumi

"Papa nakal"

.

.

.

Jadilah mampir ke mini market dulu, daripada si bungsu gak mau sekolah.

.

.

Jam 8.30 kembali ke rumah.

Bersih bersih dan persiapkan bekal untuk ku kerja nanti jam 10 pagi.

.

.

1 tahun berlalu, 1 Juni 2028, manga ku nyatakan tamat, penutupan dengan rating manga sebesar 9,4/10 membuat manga ku menjadi master piece, mengalahkan manga manga dulu yang sampai sekarang belum tersentuh.

.

.

Minggu.

Di rumah

"Akhirnya longgar" ucap ku

"Kamu mau kerja apa sekarang by?" Yumi bertanya

"Di rumah dulu, mungkin 1-2 bulan, aku butuh refreshing otak dan cerita untuk manga ku selanjutnya" ucap ku

"Hmm, ya terserah kamu jika begitu, yang penting jangan terlalu lama nganggurnya"

"Loh apa gaji istri ku tidak tinggi?" tanya ku pura pura kaget

"800 rb yen, kurasa untuk makan cukup, tapi untuk beli barang barang tidak" (makin ke depan nilai mata uang semakin merendahkan dan harga semakin tinggi, anggap saja umr per jam jadi 2500 yen)

"Hmm 800 rb yen sudah tinggi itu"

"Kan tidak seperti gajimu dulu yang bisa sampai 2-12 juta yen perbulan"

"Tapi aku masih punya cadangan loh ini" ucap ku

"Apa?"

"Ya anime kan masih jalan, pendapat ku juga masih mengalir ini, lagian novel juga masih kok, mungkin masih sisa 2 tahun" ucap ku

"Berapa yang kamu dapat perbulannya?"

"1,3 - 2,6 juta yen" balas ku

"Tinggi sekali" Yumi kaget

"Ya namanya juga kan profesional dalam menghasilkan uang, btw buat anak lagi yuk"

"Gak!! 3 sudah cukup!" balas Yumi

"Ya sudah kita kita lakukan cara buatnya, tapi jangan sampai jadi" saran dari ku

"Gk aku lelah" balas Yumi

"Dih..."

.

.

Seninnya.

Jam 8 pagi.

Seperti biasa, ku antar anak anak ke sekolah dan mengantar Yumi ke perusahaannya.

Sekarang anak anak telah kelas 1 sd, sudah semakin besar dan tidak mungkin ku timang ataupun ku gendong lagi seperti dulu, huhuhu...

"Bye pa ma" ucap ketiganya

"Bye, belajar yang benar" ucap ku

"Apa maksudnya belajar yang benar pa?" Rika bertanya

Aku jadi bingung menjawabnya.

"Ya artinya jangan belajar yang salah, pokoknya segera masuk saja"

.

.

Lanjutkan perjalanan ke perusahaan Shinomiya game.

"Nanti jemput jam berapa?" tanya ku

"Jam 4 sore seperti biasanya saja, tapi jika nanti ada lemburan aku akan bilang"

"Baiklah jika begitu, semangat bekerjanya" ucap ku

Cuph

Yumi mencium ku.

"Jangan lupa nanti jemput anak anak jam 1 siang"

"Iya aku ingat" balas ku

.

.

Kembali ke rumah dan urus semua pekerjaan rumah seperti bersih bersih dan yang lainnya.

Aku kepikiran sesuatu soal menukang.

Buru buru pergi ke toko bangunan, beli paku dan papan kayu, cat pelapis kayu plus warna.

Ke halaman menuju pohon di pojokan.

Lihat dan amati lalu buat desain rumah pohon.

(Haruka gabut soalnya)

Pertama buat tangganya dulu.

Lalu ukur jarak ruas pohon agar penyangganya nanti pas dan kuat.

Jika sudah di ukur semuanya baru eksekusi buat desain rumah pohonnya.

1 jam kelar untuk desain.

Selanjutnya mulai nukang.

.

..

Potong papan kayunya, angkat ke atas pohon lalu paku.

Lakukan begitu terus hingga pinggang terasa nyeri baru istirahat.

(Sudah 4 jam prosesnya, dan sudah jadi sekitar 70%)

"Istirahat saja dulu lah, lanjut nanti setelah jemput anak anak" ucap ku sendiri

.

.

Jam 12.40 berangkat jemput Utaha, Megumi, dan Rika

.

.

Setelah ketemu orangnya lalu makan siang di restoran, sebab aku tidak masak di rumah.

Di Restoran.

"Papa"

"Apa Uta chan?" tanya ku

"Bukannya itu Mama?" tanyanya sambil menunjuk orang yang berjalan menuju pintu keluar

"Mama bersama siapa itu pa" Rika bertanya

Ku tengok.

"Mungkin bersama bosnya" balas ku

"Eh tapi hanya dua orang itu pa" ucap Megumi

"Lha iya, bosnya kan satu" balas ku

"Oh begitu"

.

.

Setelah pesanan ku bawa ke meja makan, segera ku telepon Yumi.

"Halo by ada apa?" tanyanya

Mencoba kejujuran

"Tadi kamu makan di mana?" tanya ku

"Di Kantin perusahaan, memangnya kenapa?" balasnya

"Yakin di kantin?" tanya ku

"Iya, memangnya ada apa sih?"

"Enggak, tadi ku lihat kamu sepertinya makan di restoran Yuki, ku lihat sepertinya tadi bersama dengan seorang laki laki gitu" balas ku

... Speechless...

"Emm mungkin kamu tadi salah lihat" ucap Yumi

"Katakan saja sejujurnya, kamu makan dengan laki laki yang ku maksud bukan?" tanya ku

"Enggak kok"

"Masih alasan juga, bagus ya sekarang mentang mentang sudah di izinkan bekerja malah berani berbohong dengan ku"

".. (Yumi diam)

"Setelah anak anak makan ini, kamu segera buat surat izin setengah hari kerja" ucap ku dengan tegas

"Eh, tapi emm baiklah aku jujur, tadi memang aku makan bersama dengan bos ku di situ" ucapnya

"Kamu ada hubungan spesial dengannya?" tanya ku

"Tidak ada, tadi ia hanya mengajak ku makan siang saja"

"Huh, kamu ini bisa ku cap berpotensi sebagai istri yang hendak selingkuh loh"

"Ehhh.. Ya jangan, tadi beneran cuma di ajak makan saja beneran suer"

"Ya baiklah, nanti sekitar jam 1.45 aku akan menjemput mu pulang" ucap ku lalu mematikan teleponnya

.

Lanjut makan dengan anak anak (tadi teleponnya di kamar mandi)

.

.

Setelah makan pulang dulu baru ku jemput Yumi di perusahaannya.

Ia sudah menunggu di luar di temani oleh bosnya lagi sepertinya.

Tanpa turun dari mobil, ku suruh Yumi masuk ke dalam mobil.

Yumi menurut, ia pamit ke bosnya lalu masuk ke mobil.

"Ku harap anda jangan kasar kepada Yumi san" ucap bosnya padaku

"Gak, aku selalu lembut dengan istri ku" balas ku

Kaca mobil hendak ku tutup..

"Tch dasar pengangguran tidak tau malu" ucap bos tadi namun sangat pelan

Ku buka kembali Kaca mobilku.

"Katakan siapa namamu, ku pastikan besok kamu di pecat dari perusahaan ini anjing!" ucap ku mengolok oloknya

"Sudah by, malu di lihatnya" kata Yumi

"Kamu duluan memang terkenal sebagai Mangaka, tapi lihatlah sekarang, kamu bukan apa apa di perusahaan Shinomiya bung" ucapnya

"Katakan siapa namamu!"

"Sudah by, ayo pulang saja"

"Diam kamu Yumi!" bentak ku

Yumi tentunya kaget, sebab ia belum pernah ku marahi dengan keras

"Biar ku katakan sejenak, istri mu sering curhat padaku, bahwa dirinya jarang mendapatkan waktu darimu dan sekarang aku ada untuk menggantikan mu, jadi jangan halangai hubungan kami" ucap bosnya semakin ngelunjak

"Shino san apa maksud mu, aku hanya curhat dan tidak pernah ada niatan berhubungan dengan mu!" teriak Yumi

"Kamu diam sebentar oke Yumi, biarkan aku yang selesaikan ini" ucap ku

"Tapi aku beneran tidak ada..."

"Diam sebentar!"

Yumi langsung diam tidak melawan lagi.

"Baiklah, nama mu Shino, direktur perusahaan Shinomiya Game bukan, besok silahkan tunggu kabar baik dariku" ucap ku

Ku tutup kaca mobil lalu pergi.

"Aku beneran tidak ada niatan untuk berhubungan dengannya by" ucap Yumi

"Aku percaya, tapi kamu sudah berbuat kesalahan dengan berbohong dan terlalu langah, biar ku katakan laki laki dan perempuan yang dekat dalam jarak itu tidak mungkin tidak ada rasa" ucap ku

"Tapi aku beneran tidak ada rasa pada Shino san"

"Itu kamu tapi bos mu ada dan jika ini terus berlanjut pasti akhirnya akan ada rasa juga darimu"

Yumi melogika dan memang benar apa kata Haruka itu.

"Maaf, mulai besok aku akan mengundurkan diri dari perusahaan itu" Ucap Yumi

"Tidak perlu"

"Tapi katamu nanti bisa ada rasa"

"Biar Bos mu yang keluar dari perusahaan itu" Ucap ku

"Bagaimana mungkin bisa, Shino san itu orang kepercayaan Umiya san" ucap Yumi

"Lalu kenapa, kita lihat saja besok, yang penting sekarang renungkan perbuatan mu, apa kamu tidak malu dengan anak anak, ku tahu kamu tidak niat selingkuh tapi perbuat mu menunjukan orang selingkuh"

"Iya aku minta maaf"

.

.

Sampai rumah ku suruh Yumi untuk mengurus pekerjaan rumah.

"Papa, kamu buat rumah pohon ya, kapan selesainya?" Rika bertanya sangat antusias

"Nanti dulu, papa akan lanjutkan jika papa sudah longgar, mungkin dua jam lagi bakal papa lanjutkan"

"Ish ish, kan aku tanyanya kapan selesainya"

"Ah otak ku ngehang sepertinya" pikir ku

"Mungkin jika di kerjakan bersama sama, besok sudah bisa di gunakan" ucap ku

"Oke, papa segera longgarkan waktu, nanti aku dan Utanee dan Megunee akan membantu"

"Iya iya"

.

.

.

Duduk di teras depan.

Ku telepon Haruka Shinomiya.

"Halo Katakawa san, ada apa?" tanyanya

"Bisakah anda menggunakan kekuasan anda untuk memberhentikan karyawan di perusahaan anda?" tanya ku

"Tentu bisa, tapi atas alasan yang jelas juga tentunya, memangnya siapa yang kamu maksud dan apa alasannya?"

"Shino Rakue, kepala manager produksi game, untuk alasannya ia secara terang terangan mengincar istri ku untuk menjadi pasangannya, saya tidak terlalu berharap anda memberhentikannya, tapi jika memang tidak bisa tolong ia di pindah kerjakan ke pelosok" ucap ku

"Oke, nanti akan ku urus, btw bagaimana perkembangan manga barumu?" tanyanya

"Masih proses"

"Tolong di segerakan jika bisa, kamu tau juga kan, Kido sensei sebentar lagi juga akan menamatkan manganya, sementara Shinomiya manga kekurangan manga yang berkualitas"

"Begini saja, jikalau semisal Kido sensei sudah menamatkan serialnya dan aku belum menerbitkan manga baru, silahkan anda cari mangaka untuk mengilustrasikan LN saya, ini sebagai bentuk rasa terima kasih karena anda telah membantu saya Shinomiya san" ucap ku

"Nah begitu juga bagus, tapi aku akan tetap menunggu manga buatan mu yanh terbaru"

"Tentu Shinomiya san"

.

.

Telepon ku matikan.

Sementara Shinomiya langsung bergerak.

Ia menelepon Ardian untuk segera memecat Si gigolo, hal ini ia lakukan karena Si Haruka sudah banyak berjasa bagi perusahaannya.

Bukan dalam hal manga saja, tapi anime, Live action, movie, game, dan yang lain, sekalian waktu kuliah ia dengan Haruka akrab, bukan sebagai atasan bawahan atau senior junior, melainkan teman..

.

Jam 3 sore, ku sambung pekerjaan membangun rumah pohon bersama tiga putri cantik dan di support si Mama cantik.

.

.

Kerja keras namun tetap safety di utamakan.

Jam 5 sudah jadi cuma tinggal di cat saja.

"Di sambung besok saja by" ucap Yumi

"Iya lagian sudah hampir gelap juga" balas ku

"Kami mandi dulu pa" ucap Utaha

"Oke"

Mereka bertiga masuk rumah duluan.

.

.

"Mari masuk" Yumi mengajak

"Kamu tidak lupa akan hukuman yang akan ku berikan bukan?" tanya ku

"Loh masih di hukum?" ucap Yumi kaget

"Iyalah, yang salah perlu di benarkan, jika sudah benar hukuman pasti datang"

"Duh, masa bokong ku jadi korban"

"Tidak, hukumnya akan ku buat beda"

.

.

After that jam 1 dini hari.

"Duh bagaimana jika aku hamil lagi by!"

"Ya sudah tidak masalah"

"Kamu tidak tau penderitaan wanita hamil huuu"

"Jangan cemberut begitu, lagian kenapa juga tidak mau hamil lagi, keburu tua nanti tambah susah buat anaknya"

"Duh duh punya suami kok pikirannya bikin anak terus"

"Gak masalah hehehe"

.

.

Besoknya ku antar kembali Yumi ke tempat kerjanya.

.

.

Di kantornya.

"Loh Shino san anda mau kemana?" Yumi bertanya

Shino teringat akan kata kata Ardian, bahwa ia di larang keras untuk mengganggu kehidupan keluarga Katakawa lagi.

"Saya di pecat dari sini Yumi san, terima kasih atas bantuan anda selama ini, dan saya mohon maaf jika ada salah" ucapnya

"Oh tentu" balas Yumi dengan enteng

.

.

.

Beberapa menit kemudian Yumi di datangi pak Umiya.

"Yumi san, silahkan tunjuk bawahan kamu yang sekiranya bisa jadi asisten mu" ucap pak Umiya

"Eh saya di pecat pak?" tanya Yumi

"Bukan, mulai hari ini kamu saya angkat sebagai kepala produksi game, hal ini dilakukan untuk mengisi kekosongan jabatan juga"

"Eh tapi saya di sini kan masih baru pak"

"Entah itu baru atau tidak, asal kamu punya potensi perusahaan siap dan tentunya dengan tangan terbuka menyambut, tolong pergunakan kesempatan ini dengan baik"

"Baik pak akan saya laksanakan!"

.

.

Di rumah.

Ku lanjutkan mengecat.

Ringg!!!!

"By, pak Shino beneran di pecat loh, apa kamu beneran melakukannya?" Yumi bertanya

"Iyalah, kan sudah ku bilang, lalu siapa bos baru mu sekarang?"

"Coba tebak"

"Emm senior di perusahaan mu?"

"Bukan"

"Kamu kenal dia?"

"Bisa jadi"

"Teman mu?"

"Bukan"

"Teman ku?"

"Yap"

"Wanita?"

"Benar sekali"

"Si Utaha!"

"Heh siapa itu by"

"Loh bukan memangnya?"

"Yang kamu maksud Utaha dari pencipta LN?"

"Iya"

"Hmmmzzz"

"Salah ya?"

"Ya salahlah"

"Baiklah kita ulangi" ucap ku

"Dah gak bisa, aku keburu kerja ini, mengurus produksi game itu susah" (telepon di matikan)

"Ya siapa suruh kerja di perusahaan game"

.

.

3 minggu kemudian Yumi berkata ia telat mens saat di cek via test pack hasilnya adalah garis dua.

"Tuh hamil lagi kan" ucap Yumi

"No problem, semangat sayang untuk 9 bulan kedepan" ucap ku

.

.

Fin..

~ Lanjut ke kehidupan yang lain lagi