webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

22.) Main Kemana?

"Ya terserah kamu Saki chan aku hanya memberimu saran" kata ku

"Lalu apa dong?"

"Klub game?"

"Aku tidak suka main game jika kamu tidak bersama ku Haruka kun"

"Klub masakan?"

"Masakan ku sudah enak jadi tidak perlu karena jarang ada lomba memasak"

"Jadi kamu ingin klub yang prospek kedepannya kamu bisa ikut lomba kejuaraan?" Tanya ku

"Benar aku juga ingin berprestasi dan menerima penghargaan ketika upacara di depan para siswa yang lain" kata Saki

"Emmm" pikir ku sebentar

"Aku menunggu Haruka kun" kata Saki

"Kita buat saja klub band musik, kamu vokalis aku gitaris bisa, bass bisa, atau drum juga bisa yang penting kita perlu anggota lagi 2 orang baru kita bisa mendirikan klub"

"Terlalu Ribet kita duet saja Haruka kun dan kamu mengarasemen lagunya"

"Kamu kejam Saki chan masa aku ikut bernyanyi dan juga membuat instrumen"

"Terima atau tidur terpisah dan akan ku beritahu ibumu bahwa kamu bertengkar dengan ku" ancam Saki

"Hey Anda! Anda! Jangan lakukan ancaman seperti itu Saki chan, kamu belum pernah lihat marahnya ibu ku, seram sekali asal kamu tau"

"Memang seramnya seperti apa?"

"Pernah kulihat ayah ku bertengkar dengan ibuku, terjadi lempar barang, vas, piring mangkuk, teflon, panci semua di terbangakan oleh ibuku, lalu di akhiri dengan Ayahku di kancing di kamar mandi"

"Aku tau ibumu galak tapi tidak menyangka galaknya seperti ini, tapi mengapa ibu mu marah saat itu?" Tanya Saki

"Cuma salah paham, ibu mengira ayah selingkuh dengan rekan kerjanya"

"Ibumu lalu minta maaf?"

"Tidak pernah sama sekali"

"Ngeri Haruka kun"

"Memang kan" kata ku

"Jadi jangan buat ibu marah oke? Aku takut diriku atau ayah akan jadi korban"

"Umm baik" balas Saki

"Jika kamu ingin duet ok ok saja sih tapi kita hanya akan fokus pada lomba ok"

"Oke"

"Baik, maka ayo ke ruang guru untuk meminta formulir dan cari guru pembimbing"

"Tentu"

Sesampainya di ruang guru

Ku bertanya pada beberapa guru, Apa ada guru seni musik di sini karena selama aku masuk aku belum pernah di ajar seni musik adanya hanya seni rupa.

Ternyata guru seni musik ada namun dia hanya mengajar di kelas 2&3 jadi kelas 1 tidak kebagian.

Aku dan Saki menghampiri guru Seni musik yang bernama Sakura Khisiki.

"Klub apa yang ingin kalian buat?"

"Klub menyanyi Sensei, Tapi klub kami hanya akan aktif hanya saat akan mendekati lomba"

"Satu lagi Sensei apa kamu bisa membuat pengeculian tentang minimal anggota"

"Memangnya klub mu akan di isi berapa anggota"

"Dua, antara Aku dan Saki Shinomiya ini"

"Aku sebenarnya berminat sebagai pembimbing klub yang akan kalian buat namun itu akan membuat ku juga kesusahan, kalian juga tau kan klub paduan suara dan klub musik ringan yang bubar karena tidak ada anggota baru, aku membimbing klub mereka juga, selama kegiatan aku sudah berusaha sebaik mungkin mengajari mereka dan membuat pengaturan tentang mereka tampil di panggung lomba, namun hasilnya mereka yang gagal, aku tidak menyalahkan mereka juga sih tapi hatiku berkata aku mungkin tidak cocok sebagai pembimbing klub"

"Aku tau Kamu dan Saki adalah penyanyi di depan kamera namun juga perlu di ingat Penyanyi panggung dengan di depan kamera tanpa penonton sangat berbeda" kata Sakura Sensei lagi

"Benar Tapi tidak ada salahnya mencoba bukan Sensei?" Tanya ku

"Kamu hanya perlu meninggalkan namamu Sensei saja, urusan klub biar ku kerjakan dengan Haruka"

"Aduh Saki menginjak ranjaunya" pikir ku

"Oh kalian jadi tidak butuh bimbingan ku?"

"Tidak begitu sensei aku hanya...." Ku pegang tangan Saki untuk mengatakan diam dulu biar aku yang bicara

"Begini Saja sensei, aku punya Taruhan demgan mu"

"Oh menarik jadi apa taruhan mu Haruka kun"

"Tiga hari lagi tepatnya hari Sabtu malam akan di adakan lomba penyanyi amatir jalanan di Jalan Shiratorizawa dekat dengan Mall All in one, aku dan Saki akan membuktikan bahwa kami bisa tampil di panggung"

"Tidak tertarik" kata Sakura Sensei

"Kami akan merekrut anggota baru namun dengan persyaratan mereka harus punya band, bernyanyi Solo, duo, duet ataupun trio, boyband ataupun girlband pun oke, jika mereka gabung tanpa satu di atas Sensei boleh menyarankan padanya untuk masuk dalam salah satu kriteria yang mana"

"Nah baru menarik itu, namun pastikanlah bahwa klub yang akan kian buat ini akan terus berlanjut, lalu apa kondisi mu jika kalah?"

"Jika kalah ya tidak ada apa apa dong, taruhannya kan cuma buat klub, jika menang kamu juga untung kan sensei" kata ku

"Benar juga katamu, tapi semoga kamu tidak merusak kepercayaan ku dan tenaga ku untuk sampai di sana Haruka kun Saki chan"

Lalu aku dan Saki keluar ruang guru.

"Haruka bagaimana kamu tau ada lomba seperti itu ?"

"Kita kan pernah belanja di mall all in one, disana tepatnya di bagian promosi aku melihat ada lombanya yang di sponsori langsung oleh Mall mereka, kamu pasti belum tau juga bahwa lomba itu tidak membatasi cara bernyanyi"

"Maksud mu penyanyi solo, duet, duo bisa?" Tanya Saki

"Bukan hanya itu Saki chan, suatu band, girls band, boy band, Beat box, Rap, bermain dengan alat musik pun bisa dilakukan disana"

"Saingannya berat kalau begitu Haruka kun"

"Memang berat namun mari kita buktikan kita bisa Saki chan"

"Apa kamu yakin aku mampu?"

"Lah kok kamu yang jadi pesimis, ingat dulu kata ku tadi lomba itu untuk penyanyi jalanan jadi percaya saja lawannya tidak terlalu berat"

"Umm baiklah, kapan kota pulang" Tanya Saki

"Sekarang pun bisa"

Ringg

Ponsel ku berbunyi

Ku lihat nama di layar ternyata ayah ku yang menelpon.

"Halo Ayah ada apa kamu menelpon?"

"Aku ingin mengatakan bahwa Mobil mu sudah selesai surat suratnya, atas nama mu dan ku buatkan juga SIM untuk mu dan Saki, kamu bisa memgambil mobil dan Suratnya di Gerai cabang dekat SMA mu, katakan saja pada mereka kamu anaknya Yuiga Shinomiya mereka akan paham karena mereka sudah tau foto mu"

"Wow bukankah itu terlalu cepat untuk mengurus surat mobil?" Tanya ku

"Kamu berbicara pada Shinomiya nak, apalagi aku kan juga pemilik merk mobil itu jadi mudah saja bagiku"

"Umm baiklah jadi ini gratis kan?"

"Tentu saja ini Gratis, sudah ku bilang bukan ini hadiah pernikahan mu jangan lupa juga ketika libur berkunjunglah kemari dan ajak juga Saki chan"

"Terimakasih ayah, aku berjanji sabtu minggu ini saat libur aku dan Saki akan berkunjung ke rumah"

"Baik ku nantikan kehadiran mu, akan ku tutup dulu teleponnya ya, aku masih harus membujuk ibumu untuk membukakan pintu rumah" (liat chapter sebelumnya kalo ga tau alasannya)

"Umm selamat berjuang Ayah"

.

"Saki chan ayo ke gerai Honda di timur sekolah"

"Untuk mendapat mobil ?"

"Tingg 100 untuk anda, ayah sudah mengurusnya dan kita bisa mengambilnya sekarang"

"Wow kadang aku suka minder Haruka kun"

"Minder kenapa coba?"

"Ya minder aja bagaimana bisa aku menikah dengan kamu padahal derajat kita ternyata sangat jauh"

"Entahlah mungkin kamu beruntung lagian"

"Ehh" dada Saki langsung mak deg

"Tidak aku hanya bercanda, kamu dan aku Sudah di takdirkan bersama jadi apapun derajat mu apapun kondisimu pasti kita tetap akan bersama dengan syarat aku yang berjuang dulu"

"Saki sakit jangan mencubit ku dengan keras itu berlebihan" kata ku

"Biarlah biar kamu kapok untuk tidak menggoda diriku, kamu bikin aku senam jantung juga Haruka kun"

"Hehe sudah jadi keturunan dari generasi di atas ku"

"Sudah tunda dulu bicaranya mari kita jemput honda Civic kita dulu" kata ku

"Um baiklah"

Bejalan ke gerainya tidak lama hanya butuh waktu 2 menit karena memang beneran dekat.

Sesampainya di sana aku di tanya kedatang ku untuk apa karena aku masih berseragam sekolah.

"Aku ingin mengambil mobil pesanan ku, ayah ku adalah Yuiga Shinomiya"

"Oh ternyata anda Haruka Shinomiya, tunggu sebentar biar ku panggilkan manager dulu"

"Untuk apa kamu bisa bukan?"

"Tidak Shinomiya san, manager sendiri yang meminta jika anda datang, manager sendiri yang akan melayani anda"

"Oh begitu"

"Iya, lalu akan ku panggilkan dulu"

"Oke silahkan"

Selang beberapa detik Manager datang.

"Perkenalkan Haruka San aku adalah Hotaru Tanaka aku adalah manager disini, ayah anda sudah mengkontak saya bahwa anaknya akan datang"

"Perkenalkan juga Aku Haruka dan ini Saki Tanaka San"

"Jadi tidak perlu berlama lama mari saya tunjukan mobil anda"

"Tentu"

Diajaknya kami berdua menuju ke mobil gagah berwarna kuning dengan tampilan depan ada tulisan huruf R.

"Mobil Civic type 2020 limited edition hanya tinggal satu ini"

"Astaga ini keren" kata ku

"Benar bukan? Khusus mobil Civic ini karena limited edition membuatnya lebih mahal dan tentunya lebih bergaya dengan model civic yang lain"

"Jika boleh aku tau berapa harganya?" Tanya Saki

"Harganya sekarang di bandrol 16 juta yen"

"Huh kenapa bisa meningkat begitu tajam? Kulihat hanya 9 juta yen" tanya ku ganti

"Jika 9 juta yen itu pasti yang type r biasa, yang limited edition saja harga awal sudah tembus 11 juta yen, karena permintaan yang amat banyak menyebabkan harga Mobil ini terus melambung terkahir mobil ini di jual seharga 16 juta yen"

"Wow sangat hebat" kata Saki

"Anda boleh mencobaya jika mau"

"Boleh, mana kuncinya"

"Sudah ada di dalam" jawab sang manager

Kubuka pintunya dan ku starter.

Brom brommm

Suara yang amat jantan dan terdengar nyaman.

Kumatikan lagi.

"Baiklah ini bagus jadi mana surat suratnya" tanya ku

"Tunggu sebentar akan ku ambilkan"

Lalu di serahkan surat mobil padaku, STNK atas nama ku, entah kenapa bisa padahal aku belum 17 tahun, serta menyerahkan aku Sim, 4 sim, untuk ku dan Saki masing masing sim motor dan mobil.

Kami pun pamit dari gerai.

Ku setir mobilnya menuju ke apartemen.

"Haruka kun aku juga ingin bisa mengendarai mobil ajari aku"

"Boleh saja namun kamu harus menunggu umurmu 17, untuk sekarang kamu hanya perlu bilang saja padaku jika kamu ingin bepergian maka aku akan mengantarkannya"

"Motor? Boleh?"

"Tidak juga pokoknya umur 17."

"Hmm simnya jadi tidak kepakai dong"

"Tenang saja sim punya masa berlaku 10 tahun jadi 2 tahun terbuang masih ada 8 tahun"

Mobil ku terlihat gagah melaju di jalan raya.

"Astaga apa itu benar Honda Civic yang limited edition, aku tidak menyangka akan melihatnya di sini" salah satu pengendara mobil menbatin padahal mobilnya sendiri adalh ford ranger edisi 2021

Tapi ya normal juga untuk kagum karena Honda Ini adalah type tertinggi dari seri civic dan limited edition pula.

"Langsung pulang?" Tanya Saki

"Lantas mau main? Tapi kemana?" Tanya ku

"Aku punya cerita unik nih Haruka kun, begini ya dulu aku kenal tetangga samping rumah, suaminya sangat culun dan tidak percaya diri saat mengajak istrinya, setiap keluar pasti dia hanya menurut istrinya besoknya dia mati, cerita tamat" Kata Saki

"Salah lagi, Aku kayaknya tempatnya salah Saki chan" Ucap ku

"Baguslah kamu sadar" Kata Saki

"Baik akan ku bawa kamu ke tempat yang bagus untuk kencan"

"Dimana?" Tanya Saki

"Di apartemen kita"

"Tidak lucu Haruka kun!"

"Hehe lupakan lupakan, kita mengunjungi Hiyori saja apa kamu mau?"

"Adik mu?" Tanya Saki

"Iya adik ku"

"Boleh saja tapi dimana kita bertemu denganya"

"Sebentar biar ku telepon"

Hanya berdering

"Lupakan dia sedang di klub kayaknya" Kata ku

"Ke toko alat musik apa kamu mau?" Tanya ku

"Kamu mau beli apa lagi?"

"Kurasa gitar akustik dan piano"

"Tunggu aku setuju untuk gitar namun jika piano kamu akan taruh dimana? Apartemen sudah tidak ada ruang loh jika di tambah piano"

"Kamar mu saja yang dirombak jadi ruang piano"

"Tidak kamar mu saja"

"Kamar ku terlalu berharga untuk di ubah dan ribet ngurus Komputernya"

"Aku tidak peduli, jika ingin mengubah fungsi kamar maka kamar mu yang jadi korban, kamar ku sudah jadi tempat tidur kita berdua ingat Haruka kun!"

"Huh ok lah tidak jadi saja pianonya"

Aku menjalankan mobil menuju ke toko alat musik.

Sesampainya di sana sudah bisa terlihat alat musik yang terpajang di dalam namun bisa di lihat dati balik kaca tembus pandang itu.

"Kamu ada uang cash Saki chan?" Tanya ku

"Ada kamu butuhnya berapa?"

"200rb yen"

"Tidak ada jika segitu ada nya cuma 60rb yen"

"Berikan padaku dulu"

"Tunggu sebentar kamu ingin beli gitar apa yang harganya 200rb yen?" Tanya Saki

"Ish kamu tidak tau harga gitar akustik itu mahal" Kata ku

"Benarkah?"

"Iya benar, kamu tunggu saja di sini aku akan segera kembali setalah membelinya"

"Tidak! Aku mau ikut untuk memastikan harga"

"Jangan kamu disini saja"

Lantas Saki langsung turun dari mobil dan berjalan ke toko.

"Waduh gawat ini" Pikir ku

Setelah masuk Saki langsung di sambut promo murah

"Gitar Akustik 50% off, hanya  10rb yen"

Aku yang masih di dalam mobil menerima foto dari Saki tentang promo itu.

"Apa itu 200rb yen?" Tanya Saki

"Apa mata mu tidak bisa melihat itu tertulis 10rb yen" ketik ku

"Lalu mana katamu yang 200rb yen Haruka kun!!!'

"Tunggu sebentar aku akan masuk kedalam dulu"

Aku berjalan masuk toko lalu ku ajak Saki ke meja Pemilik toko.

"Pak apa kamu masih ada Gitar akustik merk Ard musc versi Drew Pinc " tanya ku

"Sudah habis aku hanya menstok 1 waktu itu karena harganya mahal, sekarang sudah di beli orang lain"

"Berapa Harganya memangnya pak" Tanya Saki

"1 juta yen dengan full set" (full set sarung, senar cadangan, dudukan gitar, engualizer di dalamnya)

"Kenapa bisa semahal itu?" Tanya Saki lagi

"Merk Ard musc memang manjadi merk gitar yang terkenal akan kualitas dan hasil suara yang sangat bagus, gitar itu pun juga bisa jadi gitar listrik (maksudnya bisa di colok ke speaker), jadi tak heran harganya mahal"

"Lihat kan mahal harganya" kata ku

"Humph"

"Jika kamu mau aku ada yang versi lain tidak jauh beda dengan Drew pinc, Namun jika selera mu tetap jatuh ke Drew pinc maaf saja aku tidak akan menstok itu lagi"

"Versi yang mana?" Tanya ku

"Ard musc versi Young Husband"

"Seperti apa itu?" Tanya ku

"Kamu bisa lihat di kanan itu ku pajang di rak kaca terpisah"

Aku dan Saki mencoba melihat dari dekat, Harga tertulis 250rb yen (full set).

"Namanya unik dan bentuknya pas sekali untuk mereka yang masih muda namun sudah menikah, tak heran namanya suami muda" pikir ku

"Pilih ini Haruka kun?"

"Tidak, Aku hanya akan membeli yang versi Drew pinc"

"Kenapa tidak ini, ini bagus dan namanya err sedikit nakal" kata Saki

"Ya bagaimana ya, aku sudah jatuh hati pada drew pinc"

"Pilih saja yang ini" saran Saki lagi

"Memangnya kenapa sih kan aku yang beli bukan kamu Saki chan"

"Pokonya beli yang ini saja"

"Huh ribet dah ribet kalau belanja sama cewek"

"Pak bungkus yang ini" kata Saki tunjuk ke gitar itu

"Anda yakin?"

"Ti.."

"Sudah bungkus saja yang ini" kata Saki

"Baiklah"

Aku lantas keluar saja dari toko karena kesal dengan tingkah Saki.

Di dalam Saki membayarkan gitar itu.

Lalu kembali ke mobil.

"Ini Haruka kun"

"Sudah ku bilang aku tidak mau.." kata ku berhenti karena di sarungnya tertulis happy birthday

"Aku tau ini terlambat sangat lama, tapi karena aku belum pernah memberimu hadiah ini sekalian saja hadiah mu untuk ulang tahun mu yang sudah lewat"

"😭 Aku sudah berprasangka buruk pada Saki ternyata" pikir ku

"Kamu kenapa menangis" tanya Saki

"Saki tolong peluk aku" ucap ku sambil meregangkan kedua tangan

"Eh umum baiklah" lalu dia memeluk ku lalu ku peluk juga dirinya

"Terima kasih atas hadiah mu kuterima dengan senang hati, maafkan aku sudah berprasangka buruk padamu tadi, ku kira dirimu hanya ingin membuat ku marah"

"Mana mungkin aku ingin membuat dirimu marah Haruka kun, kamu sudah baik padaku pada ibuku juga, jadi tidak ada alasan untuk membuatmu menjauh dari ku"

"Ahhh jadi tambah sayang" kata ku

"Sudah lepaskan Haruka kun malu jika di lihat dari luar"

"Tenang saja kok kacanya kan gelap dan dari luar terlihat seperti cermin"

"Benarkah?"

"Iya bahkan jika kita bermain kuda kudaan di sini tidak akan ketahuan"

"Dasar Haruka mesum"

Kulepaskan pelukannya namun sebelum tubuh Saki menjauh ku pegang kepalanya lagi dan ku dekatkan bibirnya.

Cuph

Kucium karena sudah tidak tahan.

"Ih curang" kata Saki

"Tidak"

"Curang lah tidak memberi kode dulu"

"Ya suka suka aku dong kamu kan milik ku bwek"

"Bisa lakukan lagi tapi sedikit lebih lama Haruka kun?"

"Eih,umm" kudekat kan lagi kepala ku dan Saki juga mendekat

Cuph

Bibir kami bertemu lalu lepas lagi dan ku cium lagi kali ini dengan lumatan, bisa ku rasakan bibir lembutnya dengan bibir ku.

Ku masukan lidahku dan Saki malah menjulurkan lidah juga akhirnya pergulatan lidan terjadi.

1 menit berlalu bisa ku rasakan setiap hembusan nafas dari hidungnya.

"Sudah cukup Haruka kun kamu terlalu lama cepat kita kembali" kata Saki lalu mendorong ku menjauh

"Hehe maaf maaf keterusan mari lanjutkan di rumah nanti" kata ku

"Umm boleh saja" ucap Saki sambil malu malu

"Istriku sangat imut" pikir ku saat melihatnya

Jam 6 sore kami tiba di apartemen.

"Haruka kun Apa kamu tidak mau memindahkan barang mu ke kamar ku?" Tanya Saki

"Barang yang mana?"

"Ya baju mu itu"

"Oh baju ku kira pc ku"

"Tidak ada pc di kamar pokoknya"

"Kalau begitu mari bantu aku memindahkannya"

"Tidak kamu pindahkan sendiri aku akan memasak dulu"

"Apa kamu tidak takut nanti saat aku menata baju aku melihat pakaian dalam mu?"

"Ya lihat saja, Jika kamu bisa lihat isinya kenapa cuma liat yang menutupinya Haruka kun"

"Err Saki kamu liar" kata Ku

"Loh ya benar dong, gitar mu kamu taruh mana nanti?" Tanya Saki

"Ku taruh di samping pc ku saja"

"Baik, sana segera pindahkan bajumu ke lemari ku"

"Yes mam"

Saat aku akan berangkat menjalankan tugasnya.

"Haruka kun kamu ingin makan apa?"

"Kita punyanya apa?"

"Ada daging sapi, ayam, bunga kol, sayur lainya dan Telur"

"Bikin sup telur dan ikan goreng"

"Gaya jepang?" Tanya Saki

"Iya"

"Oke"

.

.

.

.