webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

213.) Konflik?

Jam 6 petang.

Yumi datang membawakan ku makan untuk makan malam.

"Mau langsung kembali atau makan di sini bersama ku?" tanya ku padanya saat menerima makanannya

"Langsung pulang saja, nanti jam 7 aku akan kembali ke sini, kita belajar bersama demi lolos ke nasional, olimpiadenya" ucapnya dengan penuh semangat

"Boleh saja, jika begitu sampai jumpa jam 7 nanti"

"Humm, bye" ia pergi

.

Duduk di kursi, buka kotak bekalnya.

"Gambate" itulah yang tertulis di atas nasinya dengan nori

"Tentu saja aku akan terus berjuang dan bersemangat, hidup mandiri!!!" teriak ku gak jelas

Nyam nyam nyam.

"Walaupun tidak seenak Oono tapi ya biarlah, yang penting kenyang" ucap ku

.

Setelah selesai makan.

Cuci kotak bekalnya lalu tiriskan airnya di rak, mungkin saat Yumi datang akan ku kembalikan.

.

Ku telepon ibu.

"Halo ada apa Haruka?" tanyanya

"Oono chan sudah sampai?" tanya ku

"Sudah memangnya kenapa?"

"Hmm anak itu, padahal sudah ku katakan jika sampai kabari aku, tapi ia malah tak acuh padaku" jawab ku

"Ya itu kesalahan mu"

"Loh loh loh, kenapa aku yang di salahkan?" tanya ku

"Pikirkan saja sendiri"

Telepon di matikan.

"Dasar ibu kejam" gerutu ku

.

Ku telepon lagi.

"Ada apa sih, ibu sedang makan ini" ucap ibuku marah

"Aku masih mendapat kiriman uang kan?" tanya ku memastikan

"Gak lah, kamu sudah bisa cari uang sendiri juga, harusnya kamu yang mengirimi ibu uang"

Telepon ku matikan

"Dasar anak durhaka!" teriak ibuku di sana

.

.

Persiapan buku belajar matematika ku, putar mp3 alunan piano dari Chopin.

Buat teh hangat se teko.

"Belajar memang tenang jika seperti ini" ucap ku

.

Jam 7 Yumi datang dengan tas sekolahnya.

"Lha aku sudah di tinggal" ucapnya

"Belum, aku baru nyeruput teh ini"

Ia duduk di depan ku.

"Kamu sepertinya santai sekali, apa kamu sudah yakin dengan apa yang kamu pelajari?" Yumi bertanya

"Jika aku tau rumusnya aku yakin bisa menjawab soalnya, namun jika tidak tau rumusnya ya sudah aku mundur mungkin nantinya"

"Hmm, ya sudah mari belajar, saling bantu ya jika buntu"

"Baik Yumi chan" balas ku di akhiri dengan senyuman manis

Muka Yumi memerah saat melihat bibir ku, ia teringat ciuman kami mungkin.

"Hentikan itu, kamu membuat ku salting" ucapnya

"Hahaha kamu ini, baiklah mari berjuang agar bisa lolos ke nasional!" teriak ku

.

.

.

.

.

Jam 8 break karena otaknya Yumi sudah panas.

"Kepala mu apa selalu dingin sih Haruka, mengerjakan latihan kok lancar begitu" ucap Yumi saat melihat buku latihan ku yang penuh coretan

"Kurasa aku hanya belum menyentuh limit ku saja, jika kamu mau istirahat, istirahat saja dulu, diinginkan kepala mu, di kulkas ada coklat low fat jika mau" ucap ku

"Boleh ku ambil?"

"Ambil saja, tapi jangan makan semua, soalnya aku juga perlu itu jika aku menggambar manganya buntu"

"Oke aku ambil dulu"

.

3 menit kemudian, Yumi kembali dengan 1/2 coklat silver queen.

"Ku ambil sepruh aman kan? Soalnya di kulkas mu masih banyak"

"Tidak masalah ambil satu pun boleh"

"1/2 cukup"

.

15 menit kemudian Yumi kembali belajar.

"Oono apa akan kembali ke mari?" Yumi bertanya

"Kurasa tidak, ibuku akan kerja di Miyagi dalam waktu lama, di sana pun dekat universitas, jadi mungkin saja setelah lulus Oono akan kuliah di sana" balas ku

"Kamu juga akan kuliah di Miyagi kan?" ia bertanya

"Iya, kamu juga kuliah di sana saja sekalian" ucap ku

"Emm kamu seriusan mau menikahi ku setelah lulus SMA?" Yumi bertanya

Aku menoleh padanya.

"Iya, memangnya kenapa?" tanya ku

"Ya bukan kenapa, tapi bukannya menikah itu terlalu cepat dan nantinya saat mendaftar kuliah bakal jadi ribet, maksud ku seperti yang menikah tidak di perbolehkan ikut jalur undangan dan ujian bersama, tapi hanya boleh ikut ujian mandiri dan itu pasti mahal" ucapnya agak khawatir, karena ia belum punya modal menikah dan ia tidak ingin terlalu merepotkan keluarganya.

"Kamu salah, selama kita memegang rekomendasi, kita masih bisa ikut jalur undangan, namun jalur undangan khusus untuk universitas tertentu contohnya Shinomiya, soal biaya biar aku yang tanggung termasuk biaya mu kuliah nantinya, gajiku perbulan sudah cukup untuk biaya dua semester kita berdua"

"Ahhh kamu membuat ku insecure Haruka!!"

"Kamu pasti memikirkan kamu membuat ku repot ya?" tanya ku

Ia mengangguk.

"Jika kamu berpikir seperti itu, makan lakukanlah tugas mu sebagai istri yang baik nantinya, jika kamu mau jadi wanita carir aku tidak mempermasalahkan juga, cuma ku larang kerja di luar daerah tempat ku bekerja"

"Walaupun gajiku lebih tinggi jika di tempat lain?" tanyanya

"Disini yang berkewajiban mencari uang aku bukan dirimu, uang yang kamu cari ya untuku sendiri, tapi uang yang ku cari untuk ku dan kamu"

Muka Yumi merah karena malu dengan kata kata ku yang terlihat seperti bocah namun kenyataannya Haruka mampu mewujudkannya, jadi itu bukan kata kata semata.

"Sudah jam 8.30 malam, kembalilah nanti di cari ayah mu" suruh ku

Yumi melihat jam dinding.

"Sebentar lagi tidak masalah, jam 9 aku akan kembali"

"Baiklah jika begitu maumu"

Lanjut belajar.

Hingga jam 9 ku sudahi.

.

Ku bantu membereskan bukunya Yumi agar ia kembali lebih cepat.

Jalan ke pintu depan.

"Yumi chan" ucap ku

Ia berbalik.

"Ya kenapa?" balasnya

"Boleh ku cium dirimu sekali?" tanya ku

"Eh," ia kaget

"Boleh tidak?" tanya ku lagi

Ia tampak malu malu.

"Boleh saja" ucapnya pelan

Langsung ku cium bibirnya.

Ciuman lembut dan panjang hingga lidah kami bertemu.

Junior ku berdiri.

Tangan ku naik dan memegang oppainya.

"Jangan Haruka, nanti kita kelepasan" ucap Yumi menjauh

"Kamu tidak ingin?" tanya ku

"Tidak untuk sekarang, kamu salah memilih waktunya, ini sudah waktunya aku pulang soalnya, mungkin minggu depan ketika aku datang kita bisa langsung saja" ucapnya dengan muka sangat merah

"Hahaha baiklah, minggu depan akan ku tagih itu"

..

Ku antar dia sampai depan rumahnya.

"Bye" kata ku

"Bye" balasnya lalu masuk ke dalam

.

Kembali ke rumah.

Duduk di ruang tamu sendirian.

Peri jahat muncul

"Mau ngehalu bareng bareng?" tanya Peri jahat

"Elu ngapa dah?" tanya ku

"Habis di putus pacar" balasnya

"Oh sabar bro" ucap ku

Ia memeluk ku.

"Aku sudah berjuang tapi dia tetap milih yang lain" ucapnya sambil menangis

"Cup cup cup, mungkin dia bukan yang terbaik untuk mu" ucap ku

"Padahal semuanya sudah ku berikan padanya breh, waktu uang barang, tapi kenapa dia tetap pilih yang lain!!!" ia tambah menangis

"Sabar sabar, baiklah mari ngehalu" ucap ku

Putar musik Happy, lalu ku dengarkan curhatannya sampai jam 12 malam baru selesai.

"Terimakasih sudah mau jadi pendengar curhatan ku Haruka"

"Tidak masalah, sekarang kembalilah, tidur dan lupakan mantan mu"

"Umm"

.

Gelar futon lipat di depan tv, nyalakan tv nya dan tidur.

.

.

Jam 7.55

terbangun karena suara telepon masuk.

Ku angkat tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Kamu kenapa belum berangkat sekolah" Yumi bertanya

Ku lihat jam di ponsel.

Aku kaget dong.

"Aku terlambat!" teriak ku

"Kurang 5 menit sebenarnya"

"Aku mandi dulu!!" teriak ku

"Lah nih pacar sepertinya ketiduran" pikir Yumi

.

Whus whus whus mandi ganti makan roti sepeda dan akhirnya sampai sekolah jam 9.30

"Sekali sekali nelat parah tidak masalah lah ya" pikir ku

Ke pos satpam dulu, karena gerbang di tutup.

"Pak izin masuk" ucap ku

"Jam berapa ini kamu baru berangkat" balasnya tegas

"Jam 9.30, saya peserta olimpiade sains yang lolos pak, jadi guru tidak mewajibkan saya untuk ikut kbm jam 1 - 3" balas ku

"Tapi kamu murid sini kan? Tau jam terlambat jam berapa kan?"

"Ya sudah saya bolos sekalian saja pak jika tidak di izinkan masuk" ucap ku lalu berbalik

"Eh eh eh, kembali ke sini" ucap pak satpamnya

.

"Kamu pergi ke bk, minta surat pernyataan bahwa kamu terlambat, lalu bawa kemari"

"Baik pak" balas ku

.

Masuk ke sekolah dan langsung ke perpustakaan, bodo amat soal surat pernyataan.

Kumpul bersama dengan 6 orang yang lolos olimpiade juga.

"Astaga ada Kirin sensei" ucap ku saat melihat Kirin sensei duduk sendiri (ia menunggu Haruka)

.

Aku mendekat.

"Permisi sensei" ucap ku lalu duduk di depannya

"Sudah jenak tidurnya?" Kirin sensei bertanya

"Sudah sensei" balas ku

"Masih berani menjawab?"

Note : yang tadi pertanyaan retoris

"Emm maaf sensei, aku terlambat" ucap ku

"Disiplin waktu adalah prinsip mereka yang ingin sukses, kamu jangan semena mena karena kamu juara satu dan lolos ke Prefektur, mau mengulangi kenakalan mu yang dulu?"

"Tidak sensei"

"Waktu ku terbuang percuma hanya untuk menunggu mu, latihanlah sendiri sensei tidak peduli dengan hasil mu nantinya" ucapnya lalu pergi dari perpustakaan

"Lah lah lah, pembina kok gitu" ucap ku

"Kamu yang di bina juga gitu sih" ucap Yumi yang tiba tiba ada di samping ku

"Kamu kenapa tidak mampir ke rumah ku untuk membangunkan ku Yumi chan!"

"Aku yang salah?" tanyanya

"Tidak, aku yang salah kali ini"

"Lagian kamu juga, jam 8 kurang loh ku telepon, bisa bisanya datang jam 9.45"

"Ya namanya juga ada urusan perut, sudahlah aku akan minat maaf ke sensei nanti, kamu lanjut belajar saja"

.

.

Belajar sendirian sementara yang lain di ajar oleh pembinanya masing masing.

.

Jam 12 bel istirahat.

Ku pergi ke ruang seni.

Ambil pensil dan kertas gambar.

Gambar wajahnya Kirin sensei walaupun masih kasar kurasa tidak masalah.

30 menit berlalu dan gambaran jadi.

Ku gulung lalu ku ikat dengan pita putih, kata orang putih itu bermakna tulus jadi ku harap sensei menerima ketulusan permintaan maaf ku ini.

.

Setelah istirahat aku datang ke ruang guru, kebetulan Kirin sensei belum kembali jadi ku taruh saja permintaan maaf ku di mejanya.

.

Lanjut belajar di perpus.

Sampai jam 3 sore Kirin sensei tidak datang.

"Mungkin dia sedang mens" pikir ku

.

Pulang ke rumah dan jangan sampai wajah ku terlihat pak satpam.

"Nak kamu yang tadi pagi kan!" teriak pak satpam

Langsung kabur saja!!

.

Jam 3.30 sampai rumah.

Jam 3.45 Yumi datang, katanya ia mau jadi Pu dan hal itu sudah ku katakan pada editor ku.

Jam 3.50 Yatora dan Yuka datang.

Jam 4 absen dulu, di berikan pengarahan oleh pak Maito setelahnya.

"Penjualan manga di minggu lalu bisa kukatakan adalah yang terbaik, terima kasih untuk kerja samanya" ucap pak Maito

"Sama sama pak" balas kami

"Sekarang pengerjaan manga chapter ke 17, ku berikan pengarahan dulu, pertama survey yang berhasil ku kumpulkan mengatakan manga ini hampir mendekati kelogisan kehidupan, dimana virus x yang kamu jabarakan di manga itu memang mungkin bisa terjadi, tapi dampak tidak sampai jadi zombie juga, aku tadi juga mengucapkan terima kasih pada ibumu juga yang sudah membantu pengerjaan mu Haruka, kedua lanjut ke cerita, di chpter 17 versi tulisan yang sudah kamu kumpulkan padaku kemarin hari jumat, kurasa lebih emm akan ku kirimkan berkas note saja padamu kamu baca dan pahami nanti akan ku jelaskan juga di sini"

"Baik pak"

.

Jam 4.30 mulai pengerjaan dimana target manga hari ini adalah 16/50.

Note :

Taget:

Senin 23 halaman

Selasa 23 halaman

Rabu 23 halaman

Kamis 16 halaman + revisi nantinya

Jumat pengerjaan alur berikutnya dan revisi jika ada, di tambah pembuatan gambar berwarna untuk sampul depan.

Sabtu jika ada kerjaan terhitung lembur

Minggu jika ada kerjaan terhitung lembur (kerjaan di sini seperti pembuatan gambar untuk iklan, ataupun untuk keperluan lain, namun jika ada revisi halaman, berarti tidak terhitung lembur)

.

Mengerjakan dengan teliti dan jangan buat kesalahan sebisa mungkin, namun imajinasi tetap harus jalan.

Jam 6 istirahat dulu untuk makan malam.

Namun karena kerjaan dua orang asisten ku masih banyak mereka menunda dan memilih tidak istirahat dulu.

Note : istirahat ada dua kali jam 6-7 dan jam 8-8.30.

.

"Mereka berdua tidak ikut makan?" Yumi bertanya

"Gak, mereka kerjanya masih banyak, mereka memilih kehilangan waktu istirahat daripada kelebihan waktu pulang" ucap ku

"Kamu tidak membantu mereka memangnya?"

"Ya ku bantu sedikit, tapi kan di sini tugas mereka yang harus membantu ku, jadi mereka harus bisa tanggung jawab pada tugas mereka dulu"

"Oh begitu rupanya, jika begitu akan ku simpan dulu makanan untuk mereka"

"Nanti saja, kita makan berdua dulu"

"Hanya sebentar, kamu makan saja duluan"

"Duduk dan makan dulu" suruh ku

"Memangnya kenapa sih? Apa ada yang salah?"

"Ya tidak, tapi duduk makan saja dulu"

Ia menurut dan kami makan bersama.

.

Selesai makan aku belajar materi Olimpiade dulu karena waktu istirahat ku masih ada begitu juga si Yumi.

Di kala seperti ini kami memang harus membagi waktu dengan baik, sebab 3 kegiatan penting harus di lakukan setiap hari dari senin sampai jumpat antara sekolah kerja dan belajar untuk olimpiade.

Tapi ini bukan masalah bagi kami, sebab kami percaya bahwa perjuangan itu tidak mengkhianati hasil.

.

Jam 7 aku lanjut bekerja.

Jam 8 Yatora dan Yuka ambil break dulu aku masih menggambar.

Jam 9 semua target sudah ku penuhi tinggal menunggu asisten ku selesai tugasnya.

Aku lanjut belajar lagi.

"Kamu sudah selesai belajarnya?" tanya ku ke Yumi

"Sudah, besok bisa belajar lagi, jadi lebih baik jangan kebanyakan belajar, kamu istirahat saja dulu"

Ku tutup buku.

Lalu tiduran dengan kepalaku di atas pahanya Yumi (ia yang mengode soalnya)

Ku lepaskan lelah dan mencoba tenang dengan memejamkan mata.

Ia mengelus elus rambut ku, hingga aku terlelap.

Jam 10.

Yatora dan Yuka keluar ruang kerja.

"Eh malah mesra mesraan nih bos" ucap Yatora

"Shutt biarkan Haruka istirahat, jika kerja kalian sudah selesai, kalian boleh pulang" ucap Yumi

"Baiklah, jika begitu kami pulang dulu" ucap Yuka

"Iya"

.

Jam 11 malam aku terbangun.

"Sudah bangun ternyata" ucap Yumi karena menyadari pergerakan kepala ku

Aku duduk.

"Jam berapa ini?" tanya ku

"Jam 11 lewat 7"

"Kamu tidak pulang?" tanya ku

"Aku tidak enak membangunkan mu"

"Jadi mau menginap di sini?" tanya ku

"Boleh saja"

"Baiklah, kamu ke kamar mandi saja dulu untuk gosok gigi, ambil sikat baru di lemari atas" suruh ku

"Oke"

.

Ku gelar Futon di depan tv lalu ke kamar mandi untuk ikut sikat gigi.

Ku buka pintunya.

Tampaklah Yumi yang sedang melepas atasannya.

"Ah maaf" ucap ku langsung menutup pintu kamar mandi

"Kamu kenapa lepas pakaian begitu" ucap ku

"Aku tidur tanpa dalaman biasanya, jadi aku mau melepasnya"

"Oh ya sudah buruan, aku mau sikat gigi juga"

.

Jam 11.30 rebahan bersama.

Yumi memegang tangan ku lalu mendekat padaku.

"Ada apa ini kok nempel nempel?" tanya ku

"Hanya lagi ingin saja"

"Kamu apa tidak takut jika ku makan jika dekat dekat begini?" tanya ku

"Di bilang takut kurasa tidak, namun aku tidak mau melakukannya, jadi kamu tidak boleh memakan ku"

.

.

"Kamu sudah izin ke orang tua mu kan?" tanya ku

"Sudah mereka mengizinkan asal kita tidak tidur bersama"

"Heh, lalu kenapa kamu tidur bersama ku"

"Ya karena aku ingin dekat dengan mu"

"Dasar anak nakal"

"Kamu yang membuat ku nakal"

"Idih kata katamu seakan akan mengatai aku laki laki yang menyebar keburukan saja"

"Ya gimana loh, aku kenal sex saja juga darimu, pacaran pertama juga darimu"

Ku tatap dirinya.

"Dekatkan bibir mu" suruh ku

"Gak mau, aku mau tidur saja bye selamat malam"

"Yeh, dasar"

.

Skip tanggal 15 Maret.

Jam 7 pagi.

7 orang peserta Olimpiade yang lolos bersiap pergi ke lokasi ujian Prefektur.

Jam 7.30 sampai di lokasi.

Rapat sebentar dulu untuk mendengarkan motivasi dari guru dan kepala sekolah.

Berdoa lalu jam 8 masuk ruangan ujian sesuai nomor peserta yang sudah di tentukan.

Setelah semua peserta masuk pengawas mulai berbicara, menjelaskan tata aturan dan cara mengaplikasikan komputer seperti biasa.

Jam 8.30 tes di mulai.

Pencet tombol start dan mulai bingung together.

Jawab pertanyaan yang mudah dulu lalu yang medium lalu susah dan terakhir yang soal hots.

Jam 9.25

"Astaga kenapa greget seperti ini" ucap ku dalam hati karena soal yang belum ku jawab ada 4 dari 50 soal, soalnya hots semua tai.

Ku logika sebentar

Hingga bel berbunyi pertanda ujian telah usai soal yang belum ku kerjakan ada 2 soal.

Sebenarnya bisa ku jawab dengan tebakan tapi pembobotan soal berbeda saat ujian kota, sekarang pembobotannya soal mudah berniali 1 medium 2 susah & hots 3, jika salah - 3, jika tidak di jawab 0, jadi lebih baik tidak ku jawab.

Note : total nilai adalah 140, 25 soal susah, 10 hots, 15 medium, 5 mudah.

.

Kami menunggu hasil nilai dulu sampai beberapa menit sekalian pemeringkatan.

Note : agar bisa lolos nasional harus peringkat 1 & 2 (total peserta 60)

.

Semua peserta berdoa termasuk aku juga, karena aku sadar lawan ku kali ini bukan ecek ecek, ada akademi Suchiin, Sma Tokyo dan lain lain

20 menit kemudian.

Nama : Haruka Katakawa

Nomor : 16637-6652-900

Nilai : 128/140

Peringkat : 1/60

"Hore!!!" teriak ku langsung tanpa peduli yang lain

Peserta yang gugur langsung keluar ruangan sementara yang lolos tetap di ruangan dan di berikan penghargaan dan pengarahan sedikit.

.

Setelahnya keluar ruangan.

Ku peluk Kirin sensei selaku pembina ku.

"Selamat Haruka!" ucap Kirin sensei sambil menangis

"Terima kasih sensei!!" teriak ku

Kepala sekolah memberikan ku selamat juga.

"7 Orang lolos semua sensei?" tanya ku

"Hanya kamu dan Yumi yang lolos, sisanya peringkat 15 untuk Kimia, 19 untuk ekonomi, 25 untuk geografi, 7 untuk sejarah, dan 3 untuk yang komputer"

"Yumi peringkat berapa?" tanya ku snagat kepo karena ia belum keluar ruangan

"Peringkat pertama, mengalahkan Akademi Shuchiin juga sama seperti dirimu" balas Kirin sensei

"Wow hebat juga dia" kata ku

"Dia kan pacar mu seharusnya kamu tau kemampuannya, jangan kaget begitu"

"Kami memang pacaran tapi kami ini jika belajar jarang tanya jawab, sebab materi kami sangat berbeda"

"Bukan begitu seharusnya, yang benar itu pacar penyemangat belajar, jadi mari tunggu dia dan ucapkan selamat saat ia keluar ruangan"

.

10 menit kemudian Yumi keluar ruangan.

"Hore juara satu!!" teriaknya pada Maya sensei sekali pembinanya

"Selamat Yumi chan"

Nama : Yumi Utaze

Nomor : 62625-6252-826

Nilai : 116/140

Peringkat : 1/60

.

"Kamu lolos Haruka kun?" Yumi bertanya

"Lolos peringkat satu" balas ku

"Sudah ku duga, mari berjuang untuk olimpiade nasional nantinya" ucap Yumi dengan berapi api

"Umm, mari berjuang"

.

Olimpiade Nasional akan di adakan tanggal 28 Maret nanti, di Tokyo juga, kami akan melawan 92 peserta dari 46 Prefektur plus 1 peserta dari Tokyo, memperebutkan kursi untuk menuju olimpiade internasional di Australia nantinya.

.

Jam 1 kembali ke sekolah, para guru mengumumkan keberhasilan kami berdua lewat mikrofon sekolah.

Rasa bangga memberontak dari dalam diriku.

.

.

Jam 3 sore pulang.

Sampai rumah aku langsung mengerjakan novel ku, sebab jika aku sudah jadwal ku padat kedepannya jadi lebih baik jika ada yang bisa ku cicil ku cicil dulu.

Jam 4 mulai kerja buat manga, istirahat ku pakai hanya 30 menit itupun hanya untuk makan saja, jam 8 malam pekerjaan ku selesai, lanjut ku kerjakan untuk target besok.

Hal ini ku lakukan karena 4 hari sebelum olimpiade nasional, sekolah akan mengadakan pelatihan intensif, jadi kemungkinan aku tidak bisa bekerja pada waktu itu, padahal target gambar masih ada jadi agar tidak molor terpaksa berjuang lebih keras di awal.

Jam 11 Yatora dan Yuka pulang.

Aku masih fokus ngelembur target hari selasa dan rabu.

Yumi menemani ku dengan duduk di samping ku sambil main laptop lihat anime.

Jam 2 dini hari masih ku push.

"Kapan tidurnya, aku sudah mengantuk ini" Ucap Yumi sudah menjatuhkan kepalanya di atas meja

"Kamu tidurlah dulu, aku mungkin selesainya 2 jam lagi"

"Ish, kamu ini padahal di larang begadang oleh ibumu"

"Ya mau bagaimana lagi, kerja ku di target, aku ada kepentingan lain juga, jadi mau tak mau harus begini dulu"

"Ya ya ya, aku mau tidur duluan kalau begitu, kamu jangan berusaha terlalu keras hingga merusak tubuhmu sendiri"

"Iya aku paham"

Yumi berdiri.

Cuph.

Ia mencium pipiku.

"Semoga cepat selesai"

"Iya"

.

Jam 4.30 akhirnya target seminggu usai.

Karena sudah lelah dan tak mungkin ku lanjutkan buat kerangka cerita untuk minggu depan ya sudah aku tidur saja dulu.

Gabung bersama Yumi di depan tv.

Ku peluk dirinya.

Note : Yumi malah di suruh menemani Haruka di rumahnya oleh ayah ibunya, mereka sudah percaya pada Haruka dan mereka mendukung hubungan mereka berdua secara penuh, asal jangan sampai hamil di luar nikah.

.

Jam 7 aku baru bangun.

Yumi telah menyiapkan sarapan untuk kami berdua.

"Cuci muka dulu sana, jika perlu mandi sekalian" ucap Yumi dengan apron yang membuat penampilannya seperti istri muda beneran

"Kamu cocok dengan apron itu" Ucap ku saat melihatnya

"Terima kasih, ini punya ibumu kan?"

"Iya kurasa, aku cuci muka dulu"

"Iya sana hus hus"

.

Duduk bersama.

"Bagaimana masakan ku?" ia bertanya

Ku gigit karagenya.

"Untuk karage 10/10" ucap ku karena aku bisa merasakan ayam yang juice, bumbu yang meresap dan tepung luar yang garing

"Coba juga sup dan telurnya"

Ku coba

"Emm rasanya unik, kamu tambah apa ini?" tanya ku

"Ku tambahkan kaldu cumi kering sebagai perasan tambahan, coba coba kata orang sih enak"

"Ini tidak bisa di sebut enak tapi unik, dan aku suka rasa ini"

"Jika begitu aku suka mendengarnya, makan yang banyak, hari ini kamu masih akan melembur pekerjaan kan? Yumi bertanya

"Iya, buat kerangka cerita manga untuk minggu depan dan buat LN volume 15 bab 9 - 23"

"Aku pagi ini tidak bisa menemani maaf ya, aku ada acara soalnya, katanya kakak ku mau memperkenalkan calonnya pada keluargaku"

Bufft

Sup muncrat.

"Kakak mu akan menikah?" tanya ku

"Ya katanya, ini mau memperkenalkan calonya dulu"

"Siapa calonnya?" tanya ku

"Katanya orang yang se kantor dengannya, namanya aku tidak tau"

"Tapi bukannya tanggal 6 minggu lalu kakak mu bilang bahwa ia belum punya calon"

"Halah itu hanya akal akalan kakak ku saja paling"

"Oh begitu rupanya, ya sudah tidak masalah juga jika tanpa kamu"

.

Jam 8 pagi selesai makan.

"Nanti aku mungkin balik jam 4 saat mulai kerja juga tidak masalah kan?" Yumi bertanya

"Tidak masalah"

"Baiklah, bye"

"Bye" balas ku

.

Masuk ke dalam.

Ringgg!!

Telepon dari ibuku.

"Apa?" tanya ku judes

"Jangan judes judes begitu, uang ibu sudah habis ini, tolong kamu kirimkan beberapa uang mu ya Haruka"

"Ini baru tanggal 16 loh bu"

"Ibu kan gajiannya bulan lalu tidak full, jadi sudah habis ini"

"Hmmmm, butuh berapa?" tanya ku

"200 rb yen saja cukup"

"Itu gaji pokok ku selama sebulan ibu!!" teriak ku

"Ya sudah berikan yang sekiranya cukup untuk sampai tanggal 29 saja, tanggal 30nya ibu gajian soalnya"

"Ku kirim 50 rb yen ya"

"Ya tidak masalah, tapi apa kamu tidak kasihan jika adik mu tidak jajan sewaktu di sekolah, maksud ibu 50 rb di sini ya hanya untuk kebutuhan pokok"

"Berikan teleponnya pada Oono bu" suruh ku

"Ia sudah berangkat sekolah"

"Huhh, ya sudah nanti akan ku kirimkan 70 rb yen, ibu di sana jangan lupa menabung, ingat tujuan utama untuk beli rumah dulu"

"Iya iya ibu paham, ibu tunggu transferannya"

"Hmm"

Buka mbanking lalu ku krim uang 70 rb yen ke rekening ibuku.

.

Sisa saldo : ¥18.954.200

"Jadi beli rumah tidak jika begini" pikir ku

Next!!!