webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

206.) Me Bad boy

Di depan kamar mandi.

"Masuklah, lalu lepaskan pakaian mu dan lempar keluar biar ku masukan ke mesin cuci" ucap ku

"Eh itu tidak perlu, aku bisa menggunakan mesin cuci kok" ucapnya

"Jika begitu ya sudah, nanti jika sudah selesai mandi datanglah ke meja makan"

"Baik"

.

Aku pergi ke dapur untuk membantu ibu memasak.

"Ada yang bisa ku bantu?" tanya ku

"Tolong gorengkan telur gulung saja" balas ibuku

"Oke"

.

Ambil teflon kotak, nyalakan kompor lalu kocok 4 telur dengan micin dan kaldu ayam.

.

Sambil memasak.

"Kamu kenapa sampai berjuang untuk Oono?" ibu bertanya

"Ya tidak ada alasan khusus sih, sebenarnya saat pertama bertemu dengannya di stasiun aku malah berniat memacarinya, namun semenjak aku tau bahwa dia anaknya ayah aku malah kasihan dengannya di tambah ia sudah tidak punya keluarga, walaupun dia bukan bagian dari keluarga ini secara langsung, aku ingin saja ia bisa bergabung, daripada dia bergaul dengan lingkungan yang tidak jelas juga, jadi mari bantu dia hingga ia bisa mandiri, aku yakin kok ibu bisa akrab dengannya" ucap ku

"Ayah mu meninggalkan ibu karena selingkuh, bawa uang dan meninggalkan hutang, hidup kita hancur karenanya, kematian mungkin karma terakhir namun sumpah mati ibu tidak rela jika balasan ayah mu saat di dunia hanya seperti itu" kata ibuku

"Sudahlah bu, tidak baik membicarakan orang yang sudah meninggal"

"Iya ibu tau, namun rasa kesal di dada akan terus ada"

"Relakan saja, memaafkan memang berat, tapi dengan memaafkan yang berat itu, kita bisa berlatih untuk tidak berbuat kesalahan besar agar orang bisa memaafkan kita tanpa berat hati jikalau kita salah, ini di potong jadi 7 potong ya" ucap ku

"Iya terserah kamu saja mau di potong jadi berapa"

Ku potong telur gulungnya lalu membantu menyiapkan makan malam di meja makan.

"Boleh ku bantu?" tanya Oono yang sudah mandi

Ku pandangi mukanya.

Q "Kacamatamu terlalu besar, kamu ini minus berapa memangnya?" tanya ku

"3 kanan 2,5 kiri"

"Besar juga ya, emm lensa mu sedikit buram apa nyaman di pakai?" tanya ku

"Aku menggunakan sisi yang lain untuk melihat biasanya" balasnya

Aku geleng geleng kepala.

"Kamu di Hokkaido sana tercukupi kebutuhannya?" tanya ku

"Jika di bilang tercukupi ya tercukupi, cuma ya karena ayah saja yang bekerja, terkadang kebutuhan kurang di akhir bulan" kata Oono

"Leh uga ayah tilil bisa kerja ternyata" pikir ku

Ku pegang pundaknya.

"Besok ikutlah dengan ku dan ibu" ucap ku

"Eh kemana?"

"Ikut saja"

"Tapi kemana"

"Ikut saja pokoknya, sekarang mari bantu aku persiapkan makan malam dulu"

.

Aku mandi dulu sementara si Oono ku biarkan membantu ibu.

15 menit mandi lalu keluar dari kamar mandi hanya handukan.

"Kya!!" si Oono berteriak

"Haruka, di sini bukan ibu lagi wanitanya, gantilah pakaian di dalam kamar mandi sekalian" kata ibu

"Eh, maaf maaf aku lupa, aku akan segera masuk ke kamar dulu"

..

.

Setelah ganti pakaian gabung makan malam tentunya.

"Kami terbiasa mengambil nasi dan lauk sendiri Oono chan, jadi jangan sungkan ataupun menunggu di ambilkan ya" ucap ku

"Umm" balasnya dengan muka yang masih merah (dia baru melihat tubuh laki laki yang atletis sebabnya, apalagi dada bidang dan perut yang six pack itu)

.

.

Saat makan.

"Besok bank daerahnya buka jam berapa bu?" tanya ku

"Jam 8 pagi, maaf ya sudah merepotkan mu untuk membayar hutangnya" kata ibu

"Tidak masalah, besok sekalian aku mau beli mobil saja, uangku masih sisa lumayan banyak soalnya" ucap ku

"Mobil ya, tapi kamu kan belum bisa cari sim bukannya?"

"Kan ibu ada, aku bisa naik mobil, tapi aku naiknya juga saat ada ibu tentunya, jadi ibu wajib punya sim dulu" ucap ku

"Huh, ibu sangat malas sebenarnya cari sim, apalagi pekerja ibu yang adanya pagi terus"

"Berjuang lah, lagian mobil itu kan bisa ibu gunakan juga, atau aku beli motor saja jika tidak mau mobil?"

"Eh mobil saja jika bisa, ibu tidak bisa naik motor"

"Nah begitu dong, untuk mu Oono sudah tau kan kemana ikutnya besok?" tanya ku padanya

"Iya sudah tau"

Ibu tidak komentar jika Oono ikut, sebab daripada di tinggal di rumah sendiri lebih baik ia ikut.

"Bagimana sekolah mu di Hokkaido Oono?" ibu bertanya

"Saya sekolah di sma swasta, saya sudah mengurus surat pengunduran diri, namun suratnya hilang bersama dengan tas saya di stasiun juga" balasnya

Tok tok tok!!

Pintu di ketuk.

"Biar aku saja bu" ucap ku karena ibu berniat membukakan pintu

"Baik"

.

Ku buka pintu dan tampaklah 2 polisi.

"Benar di sini kediamannya Katakawa?" tanyanya

"Benar" balas ku

"Kami mau menyerahkan barang di curi  ketika di stasiun tadi pagi, apa nona Makotonya ada, kami perlu bertemu dengannya untuk beberapa pertanyaan"

"Oh, baiklah tunggu sebentar akan ku panggilkan dia"

.

Masuk kembali ke dalam lalu menyuruh Oono keluar bertemu dengan polisinya.

"Siapa Haruka?" ibu bertanya

"Pak polisi, barangnya Oono chan sudah ketemu, paling ia di tanyai beberapa untuk menguatkan bukti kebersalahan pelaku" balas ku

"Oh begitu rupanya"

Beberapa menit kemudian Oono kembali dengan tas di tangannya.

"Saya mau menaruh ini di kamar dulu" ucapnya

"Taruh saja di situ dulu, makan dulu saja sini" kata ibu

"Umm baiklah"

.

Setelah makan Oono bantu ibu lagi mencuci piring, sementara diriku belajar dong, pts sebentar lagi soalnya tepatnya senin.

.

Oono ikut nimbrung dengan ku.

Ku kira ia mau belajar ternyata bukan.

"Ini uang untuk mengganti cumi yang ku makan tadi pagi Nii san" ucapnya sambil menyerahkan uang 1000 yen

"Apa aku pernah mengatakan bahwa yang ku berikan padamu adalah hutang?" tanya ku

"Tidak, tapi aku tidak enak"

"Tidak enak kenapa, kan sudah ku bilang jika kamu memanggil ku kakak, kamu bisa mengandalkan ku, toh kita juga keluarga kan, simpan saja uang mu untuk keperluan mu" balas ku

Hati Oono bergetar karena ia baru kali ini bertemu dengan orang asing yang bisa sebaik Haruka.

Oono tersenyum kecil lalu meneteskan air mata.

"Sudah jangan menangis, hidup mu perjuangan mu, berterima kasihlah pada tuhan karenanya kita bisa di pertemukan" ucap ku

"Untuk semuanya ku ucapkan terimakasih kak, aku sudah pasrah waktu di stasiun, tapi kamu datang, ini keluarga yang baik, maaf telah datang tanpa di undang" kata Oono

Ku tepuk pelan kepalanya

"Kamu remaja yang kuat, jangan sampai menyerah karena keadaan, tetap berjuang, aku dan ibu akan terus mensupport mu hingga berhasil" ucap ku

"Terima kasih" ucapnya

.

Oono berbicara dengan ibu, sementara aku lanjut belajar.

Note : selain sains (Bio, Fisika, Kimia, Mtk) Haruka tidak tau materi pelajarannya jadi ia harus mengulang, namun untung saja ini pts, yang artinya materi yang keluar 100% materi semester ke 2.

.

Oono menghampiri ku, mungkin ia di suruh ibu untuk belajar juga.

"Aku ikut bergabung ya" kata Oono

"Kamu kan kelas satu bukannya, aku kelas dua, jadi aku tidak bisa mengajari mu" ucap ku

"Eh?" Oono bingung

"Haruka itu ranking 1 dari bawah se sekolah Oono chan" ibu berkata

"Eh" Oono kaget

"Jangan kaget begitu, gini gini aku itu di tawari ikut olimpiade sains loh" ucap ku

"Halah jangan mengada ada, nilai sains mu saja di bawah 4" kata ibu

"Ibu jangan mengumbar aib begitu, Oono chan biasanya kamu ranking berapa di sekolah?" tanya ku

"Ranking 1" balasnya

"Se kelas?" ibu bertanya

"Se sekolah bu" balasnya

"Eh, kamu pintar ternyata" ucap ku

"Kamu yang bodoh Haruka" kata ibu

"Ugh kata kata ibu memang ngena banget!!" teriak ku acting sambil memegang dadaku

"Kamu ajari saja kakak mu itu, Oono chan" ibu menyuruh

"Nii san gagal di pelajaran apa memangnya?" Oono bertanya padaku

"Gak banyak kok, cuma 14 mapel" balas ku

"Semuanya?" Oono bertanya

"Ya mungkin bisa di bilang seperti itu hehe" ucap ku

"Nii san apa berandalan sekolah?" Oono menebak

"Ya tidak juga, aku nakal paling hanya merokok, minum, tapi tidak pernah mengkonsumsi obat" ucap ku

"Eh!!" teriak ibuku dan Oono bersamaan

"Kamu sudah minum Haruka!" ibu marah

"Coba coba saja itu bu" balas ku

"Jadi tiap kamu tidak pulang ke rumah dulu itu, kamu selalu minum!"

"Gak lah, uang siapa jika minum tiap hari begitu"

"Nii san tidak pulang setiap hari?" Oono kaget

"Itu dulu, sekarang tidak"

"Jangan di ulangi lagi, kamu masih belum cukup umur!" ibu membentak ku

"Ya baik" balas ku dengan cepat

"Nii san, merokok dan minum itu sudah kenakalan remaja yang berat" kata Oono

"Iya aku paham, makanya aku berhenti"

"Hmmm, baiklah mari ku bantu kamu belajar dulu saja" ucap Oono

"Apa bisa, ini materi kelas dua loh" ucap ku

"Mungkin di materi sejarah dan bahasa aku bisa" balasnya

"Nah aku lemah di sejarah, kamu ajarkan saja aku itu, tapi sayangnya senin itu materi pts ku pertama adalah matematika, Fisika, dan Kimia" balas ku

"Emm Nii san belajar soal atau apa memangnya?"

"Baru buka materi semester 2" balas ku

Oono melotot padaku.

"Jangan galak seperti ibu, aku sejak januari tidak sempat belajar soalnya" ucap ku

Giliran ibu yang melotot padaku karena kata kata ku tadi.

"Iya iya itu salahku karena tidak pernah belajar dan ikut kelas, aku ini orang yang suka have fun, ku lakukan apa yang ku inginkan"

"Nii san, aku sedikit prihatin dengan kehidupan sekolah mu sebenarnya" kata Oono

"Jangan begitu, aku tidak perlu di kasihani, aku baru menemukan passion ku baru baru ini soalnya, jadi minat ku belajar juga di mulai baru baru ini, oh benar juga, kamu mau sekolah kapan?" tanya ku

"Kata ibu, senin ia akan mendaftarku di sekolah yang sama dengan mu" balasnya

Ku tengok ibu.

"Uangnya ada?" tanya ku

"Ada, ibu mendapatkan pesangon dari kerja ibu yang satunya soalnya" balas ibuku

"Baiklah jika begitu, jika kurang bilang saja padaku"

"Iya iya"

.

.

45 menit belajar hingga otak ku menguap seperti di rebus.

"Nii san sebenarnya bisa, tapi kenapa nilainya begitu rendah?" Oono berkomentar

"Nilainku rendah karena aku tidak serius mengerjakan, sudahlah mari tidur saja, aku sudah mengantuk" ucap ku

"Baik"

Ku bereskan buku, lalu masuk ke kamar.

Kunci pintu lalu buka baju, nyalakan ac dan rebahan.

Buka ponsel.

Lihat wa.

"Haruka, wanita yang bersama mu tadi siapa?" pesan dari Yumi jam 8 tadi (sekarang jam 9)

"Dia adik ku, namanya Oono" balas ku

Lanjut ke grup bad boy.

"Gasin ga hari ini ke karoke cuk?" tanya si A

"Gas saja" balas ku

"Nah nih bocah akhirnya keluar, skuy di tempat biasa" ajak si C

Yatora si B

"Emak gua gak ngizinin cok, aku sudah persiapan masuk universitas, jadi sudah susah waktunya"

"Yah ga genep dong nantinya" kata siA

"Sewa host saja tar genap" balas ku

"Sewa sejam gitu?" Si C tanya

"Ya begitu boleh juga"

"Ya sudah skuy saja"

.

Ganti pakian lalu keluar rumah lewat jendela.

Menuju tempat karaoke dewasa!!

Tapi msmpir dulu ke mini Market untuk beli rokok dan korek.

Beli juga makanan ringan dan bir, aku ingin sekali sekali yang mentraktir teman ku, sebab biasanya aku yang di traktir soalnya.

"6200 yen totalnya" kata kasirnya

Ku bayarkan sesuai nilainya.

"Ini kembaliannya 800 yen"

"Terima kasih" ucap ku lalu pergi

.

15 menit akhirnya sampai juga.

Dua orang sudah menunggu di posisi, ku datangi mereka.

"Kenapa belum pesan ruangan?" tanya ku

"Kan biasanya masuk bersama sama, skuy segera masuk di sini dingin" ucap si A

"Si Yatora tidak ikut?" tanya ku

"Gak, dia itu takut emaknya soalnya"

.

Masuk ke dalam lalu ke resepsionisnya.

"Paket 3 orang, dengan 3 host, vip" ucap ku

"Oi kamu yakin ada uang?" kata si c sambil berbisik

"Ada tenang saja"

.

"Berapa jam?" tanya pelayannya

"2 jam atau lebih?" tanya ku ke yang lain

"Terserah kamu saja"

"Oke, paket 3 jam saja"

"Silahkan pilih Hostnya tuan"

Ku pilih host yang muda dan bening, setelah oke tagihanya keluar.

"Totalnya 45 rb yen"

Ku bayarkan tagihanya, lalu kami di ajak masuk ke ruangan vip nya.

"Silahkan tunggu hingga hostnya masuk" ucap pelayan tadi

"Baik"

.

Taruh makanan dan jaket, lalu pesan di telepon makanan berat seperti karage dan vodka.

"Malming rusak ini namanya hahahaha" ucap si A

"Have fun saja bung, mumpung beruang juga akunya" ucap ku

"Yoi terima kasih atas traktirannya"

.

Host masuk, pakaian minim dan tentunya bening bening.

Aturan di sini boleh pegang jika host mengizinkan, namun di larang melakukan sex entah apapun alasannya.

"Nama mu siapa tuan muda" ucap host ku

"Haruka dan nama mu?"

"Raiko" balasnya

"Nama yang cantik, baiklah mari mulai musiknya dan buka minumannya"

.

1 jam kemudian.

Dua orang teman ku sudah main panas, mereka berani mencium hostnya sementara diriku masih tahan dong.

"Oi ini lagunya bagaimana?" tanya ku ke mereka

"Lanjutkan saja sendiri, kami sedang sibuk" balas Si A

"Yehh, tapi biarlah"

.

Host ku mendekat padaku.

Ia memegang tangan ku lalu mengarahkannya ke dadanya.

Aku tidak menolak dan yah kelanjutannya sama seperti dua orang teman ku.

.

1 jam 30 menit berlalu, sekarang jam 12 malam.

Paket kami selesai, namun permainan belum.

Dua orang teman ku lanjut bawa host ke motel sementara diriku menolak, karena aku tak ingin sex.

.

Pulang dengan keadaan teler karena mabuk.

"Huhh aku tidak bisa pulang dengan keadaan seperti ini" ucap ku dalam hati

Berhenti dulu di bawah tiang listrik lalu duduk untuk rehat sejenak menyadarkan pikiran ku.

.

1 jam berlalu.

"Nak, jika kamu seperti ini, kamu bisa mati kedinginan" ucap seorang wanita dengan menepuk pelan pundak ku

Aku terbangun.

"Kuro pantsu!" teriak ku

"Hentai!" teriak wanita tadi lalu menampar ku

"Aduh duh, anda kenapa sih nona main tampar saja" ucap ku langsung sadar

"Kamu mengintip bawahan ku ya!"

"Gak"

"Tadi kamu bilang!"

Aku melihat ke bawahnya.

"Kamu pakai pink bukan hitam nona" ucap ku

Plak!!

Aku kena tampar lagi.

"Dasar laki laki sekarang tidak sopan semua" ucapnya lalu pergi

"Dasar tidak beretika, sudah ku katakan pink masih di tampar!!" gerutu ku padanya

.

Lihat ponsel.

"Jam 2 dini hari ya" ucap ku lalu menguap

Jalan lagi menuju rumah.

.

10 menit sampai.

Masuk lewat jendela lagi, ganti pakaian, keluar kamar dan gosok gigi serta kumur kumur agar bau alkohol hilang.

.

"Habis dari mana kamu" ucap ibu tiba tiba muncul di pintu kamar mandi

"Aduh kenapa bisa tau juga" pikir ku

Aku berbalik

"Dari main dengan teman" ucap ku

"Minum lagi??" tanya ibu langsung, mungkin ia sadar baunya

"Hanya bir 0%" balas ku agar berbohong

Ibu menghela napas.

"Ibu tau kamu bisa cari uang sendiri sekarang, tapi bukan seperti ini cara mu menghabiskan uang mu, setidaknya perdulilah dengan hidup mu sendiri, kesehatan mu, jangan lupa setelah bersih matikan lampu" ucap ibu lalu pergi

"Baik bu" balas ku dengan perasaan bersalah

.

Kembali ke kamar lalu tidur.

.

.

.

.

.

Minggu.

Jam 6 bangun, rapikan tempat tidur lalu ke kamar mandi untuk mandi.

"Pagi" ucap ku pada ibu dan Ooni yang sedang memasak

"Pagi, segera mandi sayang" kata ibu

"Baik"

.

Mandi lalu keluar dengan handuk seperti biasanya.

Oono bersiap teriak.

"Stop jangan teriak, its normal" ucap ku lalu bergegas ke kamar

.

Jam 6.30 sarapan, lalu jam 7 persiapan ke bank dulu.

Jam 7 30 berangkat.

Jam 8 sampai banknya.

Ibu membayarnya dengan uang yang ku berikan di teller banknya, sementara aku dan Oono duduk di ruang tunggu.

"Nii san, berapa hutang ibu?" Oono bertanya

"Hanya 6 juta yen" balas ku

"Heh, 6 juta hanya? Sebanyak itu untuk apa memangnya?"

"Itu bukan hutang ibu sebenarnya, itu hutang peninggalan ayah sebelum ia pergi" balas ku

"Ayah?"

"Iya bapak mu itu, ibu yang harus menanggungnya, makanya ibu tidak suka akan keberadaan mu di awal"

Oono jadi diam.

"Ibu sebenarnya tidak menyalahkan mu, cuma ya ia bingung mengungkapkan rasa kesalnya pada siapa, itu saja" kata ku

.

"Nii san bagaimana caramu menghasilkan uang?" Oono bertanya dengan serius sambil menatap muka ku

"Caraku menghasilkan uang ya dengan lukisan, kamu mau coba?" tanya ku

Ia geleng geleng kepala

"Aku tidak bisa menggambar" ucapnya

"Ingatlah, kamu tidak perlu berpikiran kamu berjuang di keluarga ini sehingga kamu harus membayarnya Oono chan, nikmati saja kesempatan mu, lalu jika ada kesempatan cari uang juga yang sesuai passion mu lakukanlah" ucap ku

"Hn"

.

"Boleh ku minta nomor mu?" tanya ku

"Sebentar" balasnya

.

Oono menyerahkan ponselnya.

"Silahkan"

Ku terima ponselnya lalu ku simpan nomornya.

"Pagi" pesan ku pertama

Setelahnya ku simpan nomor ku di ponselnya tapi belum ku namai.

"Ini namai sendiri, terserah kamu mau menamai apa" ucap ku

"Baik"

Note : Oono menamai kontak Haruka dengan "Nii San terbaik"

.

Jam 8.30 urusan ibu selesai, hutang telah lunas semua.

"Ayo kembali" ajak ibu

"Tunggu sebentar, kita kan mau beli mobil" balas ku

"Eh hari ini?" ibu bertanya

"Iya hari ini ibu, aku tidak mau kelamaan, besok juga ibu mengurus surat kepindahan Oono dulu kan sebelum mendaftarkannya ke sekolah?" tanya ku

Ibu menatap Oono.

"Kamu mau mengubah nama keluarga atau tetap dengan nama Makoto saja?" ibu bertanya

"Saya pindah saja, agar memudahkan prosesnya"

"Baiklah, Haruka kun, silahkan pilih di mana kamu akan membeli mobil, ingat loh ya ibu tidak ada uang untuk menambahkan jika uang mu kurang" ucap ibu

"Tenang, tidak akan kurang kok"

.

Naik taksi menuju dealer Toyota.

15 menitan sampai lokasi.

"Toyota ya" ucap ibu dalam hati

Pergi ke dalam lalu pelayan datang.

"Pesanan atas nama Haruka Katakawa" ucap ku

"Oh, silahkan ikuti saya tuan" balas pelayannya

"Kamu sudah memesan?" ibu bertanya

"Sudah" balas ku

.

Kami di bawa ke mobil pilihan ku.

Corolla cross hybrid.

Muat sampai 5 orang, mesin 1,8 l dengan 4 silinder dan yang paling ku suka adalah ini menggunakan mesin hybrid yang artinya bisa pakai minyak dan listrik.

"Silahkan di cek, setelah ok dan tidak ada kesalahan akan saya ambilkan berkas berkasnya dan barang lainnya sepeti chasnya" kata pelayannya sambil memberikan kuncinya

"Aku coba naik dulu bu" ucap ku

"Ya"

.

"Pak berapa harga mobil ini?" ibu bertanya ke pelayannya

"3,9 juta yen nyonya" balas pelayannya

Dalam hati ada rasa sayang akan uang yang di belikan dan rasa senang karena punya mobil bagus.

.

Broom!!! Broom!!

"Mantap juga suaranya" ucap ku

.

Turun lalu.

"Ok" ucap ku ke pelayan tadi

"Saya ambilkan dulu berkasnya"

"Baik"

.

Ibu mengurus tanda tangan berkas, mobil punya ku cuma ibu mewakilkan karena aku belum cukup umur.

.

Selanjutnya pergi ke mall untuk beli perlengkapan rumah tangga.

"Kamu beneran bisa naik mobil? Bagaimana bisa?" Ibu bertanya

"Apa susah memangnya? Aku lihat dari yt mudah mudah saja" balas ku

Otomatis ibu dan Oono kaget dong, bagaimana bisa orang yang menyetir sekarang adalah pengalaman pertamanya dalam mengemudi

"Berhenti biar ibu yang menyetir saja" ucap ibu panik

"Loh kenapa, kan aku lancar lancar saja ini"

"Sayang mobil barunya jika kamu goreskan atau kamu tabrakan" kata ibu

"Ibu tenang saja, aku sudah ahli kok"

"Bagaimana bisa pengalaman pertama bisa di sebut ahli!"

"Lha ini bisa, sudah ibu jangan panik begitu" ucap ku

Ibu jadi pegangan sabuk pengaman dengan erat, begitu juga Oono.

.

10 menit kemudian.

Saat di parkiran.

"Lebih kiri Haruka, kamu tidak akan sampai itu" ucap ibu

"Sudah cukup kurasa bu, ibu kenapa sih panik begitu, jika rusak ya tinggal di servis kan" kata ku

"Kan sayang Nii san, ini baru keluar dealer loh"

"Oono kamu juga ikut ikutan panik?"

"Gak juga sebenarnya"

.

Mobil ku matikan dan parkir dengan aman.

"Lihat bisa kan" ucap ku dengan sombong ke ibuku

"Pulang biar ibu saja yang menyetir!"

"Ya baiklah ibu yang menyetir, biar aku tidurnya di belakang nanti" balas ku

.

.

Masuk ke mall, ambil troli.

"Haruka gantikan Oono chan, masa dia yang harus bawa trolinya" ucap ibu

"Tidak apa bu, nanti saja gantiannya" kata Oono

"Kamu memang adik terbaik Oono chan, boleh ku cium?" tanya ku

"Tidak!" teriak ibu dan Oono

"Yah mungkin lain waktu" balas ku

"Tidak ada lain waktu!" ucap mereka bersamaan lagi

"Ciuman itu bentuk kasih sayang kakak ke adik loh" ucap ku

"Gak ada yang begituan Haruka" ucap ibu

.

Beli sembako dan beberapa menu makanan, dengan uang ku tentunya.

1 jam berlalu.

Sekarang mengantri di kasir.

"Ibu antri sendiri dulu ya, aku mau membelikan sesuatu untuk Oono chan" bisik ku

"Beli apa?" ibu bertanya

"Beli kacamata"

"Oh, ya sudah sana belikan"

.

"Ayo Oono chan, ikut dengan ku" ucap ku padanya

"Kemana?"

"Akan ku belikan kamu kacamata, ayo"

"Eh tidak usah, kacamata ku sudah bagus ini"

"Bagus apanya, sudah buram begitu, sekalian kita cek kesehatan mata mu"

Ku tarik saja tangannya untuk ikut dengan ku.

Pergi ke lantai 3, sebab toko optik ada di sana.

"Tolong cek kesehatan matanya dan berikan kacamata yang pas untuknya" ucap ku menyuruh pelayannya

"Baik tuan, nona silahkan ikuti kami"

"Nii san, ini tidak perlu beneran suer"

"Sudah ikut saja sana" suruh ku

.

15 menit mengecek kesehatan matanya.

Hasil yang keluar adalah 3 1/4 kanan, 3 kiri.

"Bertambah ya, apa ada terapi kesehatan mata untuk mengurangi minusnya?" tanya ku

"Ada, pilih dengan obat atau bantuan alat saja, tapi saya sarankan keduanya di aplikasikan secara langsung saja, 1 bulan bisa langsung di lihat perubahannya biasanya" ucap pelayannya

"Berapa harganya?" tanya ku

"Kacamatnya ikut di ganti atau tidak?"

"Di ganti sekalian saja, yang modelnya ramping jangan lebar seperti dulu"

Note : kacamata seperti milik Kiyoko Shimizu.

"Pilih yang mana nona?" pelayannya bertanya sambil menujukan beberapa model kacamata ramping dengan bezel ringan.

"Yang termurah saja" balas Oono

"Yang ini saja, kamu mau?" tanya ku ke Oono

"Emmm biasanya yang model seperti itu lumayan mahal" ucap Oono

"Berapa memangnya?" tanya ku ke pelayannya

"Untuk model yang seperti itu 12 rb yen, itu model terbaik, lalu jika di custom lensanya bisa sampai 20-30 rb yen" balas pelayanannya

"Lumayan juga ya, tapi tidak masalah, anggap saja ini hadiah untuk mu Oono chan" ucap ku

"Pak kami ambil yang ini, custom lensanya juga" ucap ku

"Mau sekalian yang anti radiasi?"

"Ya sekalian saja"

Note : Oono hanya bisa diam saja.

.

Setelah lensa di custom, kacamata pun jadi.

Ku suruh Oono langsung memakainya saja.

"Cocok dan terlihat cantik" ucap ku yang malah membuat mukanya Oono memerah

.

Saatnya penotalan

Kacamata ~ 26 rb yen

Obat mata ~ 12 rb yen

Alat anti minus ~ 36 rb yen

Pembersih lensa ~ 1000 yen

Diskon 5%

Total ~ 71.250 yen.

Pakai atm dan semuanya beres.

Next!!!