webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

204.) Meet

"Terima kasih banyak, tapi hutang Ibu bukan tanggung jawab mu membayarnya, kamu bisa menggap uang mu, hutang ibu padamu" ucap ibu

"Kenapa di anggap hutang, aku tidak masalah memberikannya padamu, uang bisa di cari juga" balas ku

"Ibu juga tau, tapi ibu tak enak, hutang ibu saja sampai 6 juta yen" ucapnya

"Lha kenapa memangnya, uang itu memang banyak, tapi uang ku lebih banyak, sudah ibu jangan memikirkan rasa tidak enak itu, inilah salah satu bentuk bakti ku, ini hanya materi bukan jasa, belum sebanding ketika kamu berjuang saat mengandung dan melahirkan diriku"

Meneteslah air mata ibuku.

"Ibu tidak menyangka anak nakal ibu akan jadi seperti ini" kata ibuku

"Aku hanya bandel sedikit saja"

"Terima kasih untuk semuanya yang telah kamu lakukan,..."

"Sebentar sebentar, ibu tidak mau meninggal kan? Kata katanya seperti perpisahan saja" ucap ku menyelanya

"Tidak lah, ibu bahagia karena kamu bisa berubah jadi seperti sekarang, peduli dengan rumah, bahkan peduli dengan ibu" ucapnya lalu kembali menangis

Ku peluk dirinya.

"Sehat sehatlah untuk mu bu, aku sebagai anak akan merasa bangga jika kamu sudah bisa bergantung padaku, namun terkadang orang tua berpikir lebih baik tidak bergantung pada anak, aku tidak masalah ibu memilih yang mana, namun yang ku ingin ibu harus bisa menikmati hidup ibu, jangan hanya hidup karena ingin diriku bahagia saja, orang bilang kebahagiaan anak adalah yang utama, tapi faktanya orang bisa bahagia ketika keinginannya terpenuhi, aku sudah bisa mandiri jadi ibu penuhi saja keinginan ibu sendiri, biar aku cari kebahagiaan sendiri juga"

"Humm"

.

.

Jam 8 malam

Dokter datang untuk cek kesehatan ibu.

.

Jam 8 juga suster menawarkan makan malam untuk kami.

"Tidak usah" ucap ku karena dari rumah sudah makan

.

Jam 9 malam ibu sudah tidur, namun batuknya masih terdengar walaupun jarang.

.

Ku telepon Yumi.

.

"Malam Yumi" ucap ku duluan

"Ada apa, aku sedang belajar untuk ujian bahasa inggris besok ini" balasnya

"Begini, aku minta tolong izinkan diriku sekolah besok, emm jika bisa buatkan sekalian suratnya" ucap ku malu malu

"Heh memang aku siapa mu, yang izin kamu yang repot aku"

"Begini, hari ini aku di rumah sakit, ibuku sakit, jadi aku tidak bisa masuk sekolah besok kemungkinan, mau titip izin ke kamu juga tidak bisa karena aku menunggu ibuku sendirian di sini"

"Bibi sakit apa?"

"Kemungkinan tbc tapi semoga saja tidak parah"

"Di rumah sakit mana memangnya?"

"Di Rumah Sakit Tokyo"

"Lalu kondisinya sekarang bagaimana?"

"Kondisinya sekarang baik, walaupun terkadang batuk batuk"

"Baiklah akan ku bantu buat izin mu, ku  doakan semoga lekas sembuh ibumu"

"Iya terima kasih atas doanya"

...

Telepon ku tutup.

.

Ku telepon juga ke Yatora bahwa besok aku tidak bisa mengajarkan soal lukisan padanya.

.

Selanjutnya tidur.

Tidur di sofa yang empuk, bahkan lebih empuk daripada kasur ku di rumah.

.

.

Jam 6 pagi bangun.

Ku suruh ibu mandi.

"Mau ku mandikan atau mandi sendiri?" tanya ku

"Mandi sendiri, ibu masih kuat, lagian sakit ibu hanya di pernapasan" jawabnya

"Ya jika begitu aku tidak memaksa"

.

Jam 7 sarapan, aku juga dapat di sini karena pelayanan vip beda.

Jam 7.30 dokter datang mengecek sekaligus memberikan jadwal ronsen nantinya.

.

Jam 8.30 ibu sudah di ruangan untuk ronsen.

.

20 menit mengecek dan akhirnya memang benar tbc yang di derita ibuku.

Perawatan secara rawat jalan, yaitu ibu harus mengurangi polusi udara, mengkonsumsi obat selama 6 bulan penuh, dilarang berhenti sebelum 6 bulan karena bakteri bisa resisten obat, dan tentunya banyak istirahat agar batuknya tidak sering.

.

Waktunya membayar.

100 rb yen yang ku keluarkan, sebenarnya itu termasuk mahal.

.

Jam 10 keluar dari rumah sakit.

Ku pesan taksi online untuk mengantar kami kerumah.

.

Jam 10.20 sampai rumah.

Ku suruh ibu langsung istirahat saja.

Barang kotor ku cuci semua, setelah selesai barulah masak sesuatu untuk di makan.

"Mau bubur?" tanya ku

"Terserah ibu menurut saja dengan apa yang kamu masak"

"Emm ya sudah nasi liwet saja, aku tidak suka bubur soalnya" balas ku

"Nasi liwet?" ibu bertanya karena tidak tau

"Nasi yang rasanya gurih" balas ku

"Oh"

.

Cuci beras, lalu persiapkan bahan, ada daun salam, sereh, garam, gula, kaldu, bawang boleh juga, lalu tambahkan cumi kering.

Campuran semuanya ke beras lalu masak di race cooker.

.

Selanjutnya untuk lauk, goreng tahu saja.

.

30 menit makanan siap di sajikan.

.

Nasi taruh di piring lalu tahu goreng di sampingnya.

"Silahkan di nikmati" ucap ku

"Baunya harum, ibu coba ya" ucap ibuku

"Silahkan saja, jika mau tambah tinggal bilang, akan ku ambilkan" balas ku

Satu suapan masuk ke mulut ibu.

"Rasanya gurih seperti yang kamu bilang, ini resep dari mana, modelnya sama seperti nasi yang di beri bumbu sebenarnya, tapi ini lebih enak kurasa" ucap ibuki

"Ini resep dari google, mudah buatnya, inilah makanan jika tidak ada lauk sebenarnya, hanya dengan nasi saja makan bisa enak bukan?"

"Kamu benar, ibu mau dong resep ini, mau ibu kombinasi dengan lauk lain apa cocok"

Ku katakan resepnya, karena simpel harusnya ibu bisa ingat dengan mudah.

Setelah makan ibu minum obat, jam 1 siang aku keluar untuk beli peralatan lukis yang bagus.

.

Beli cat minyak dan cat air, beli kanvas ukuran besar dan sedang, beli pensil semua ukuran (Hb - 8b), palet, tatakan kanvas, tas untuk menggendong kanvas dan lain lain lagi, intinya borong semuanya.

400 rb yen habis dalam sekali jalan, tapi ya itu maklum saja sih, aku beli kuas juga tidak sedikit, beli cat juga sampai 4 wadah ukuran besar dengan banyak warna di dalamnya.

.

Pergi ke supermarket, lalu beli koper.

.

Setelahnya kembali ke rumah, menata barang yang tidak di gunakan nantinya, lalu jam 4 sore pamit.

"Aku berangkat bu, aku akan kembali besok, ibu jaga diri baik baik ya" ucap ku

"Kamu tidak takut bepergian jauh sendirian?" tanya ibuku

"Tidak masalah, oh benar juga, ibu hutangnya dimana, biar ku lunasi sekarang juga" balas ku

"Di bank daerah, jika mau membayar harus ibu sendiri yang datang, tapi jika sekarang banknya sudah tidak melayani biasanya"

"Ya sudah, besok saja kalau begitu, aku berangkat sekarang ya, bye" ucap ku lalu mencium pipinya

"Bye, hati hati di jalan"

"Tentu"

.

.

Pergi ke stasiun, tunjukan tiket yang sudah ku pesan secara online, lalu jam 4.20 kereta jalan langsung menuju Sendai.

Note : tidak jadi naik pesawat karena mahal, lagipula kereta juga oke oke saja.

.

Selama perjalanan ya tidur saja, mau liat pemandangan saja gak jenak karena aku naiknya kereta cepat.

.

2 jam berlalu.

"Jangkrik lelahnya duduk selama 2 jam" keluh kesah ku

Sekarang jam 6.20 malam, karena ini masih winter jadi malam lebih cepat.

Mampir dulu ke 711.

Beli oden.

"Mau cup kecil sedang atau besar?" tanya penjualnya

"Cup besar"

"Komplit?"

"Tidak, aku hanya mau telur 2, lobak satu, kue ikan satu, bakso 3, dan tahunya ada?"

"Ada"

"Tahunya 2" sambung ku

"Mau pangsit juga?" ia menawarkan

"Boleh" balas ku

.

"Totalnya 620 yen"

"Bisa pakai kartu?" tanya ku

"Bisa"

Ku serahkan kartu atm ku.

"Sekalian ambil uang bisa?"

"Bisa, berapa uang yang mau di ambil?"

"50 rb yen" balas ku

"Baik tunggu sebentar"

.

Ku terima odennya dulu, lalu atm terakhir uang ku.

.

Makan di dalam minimarketnya sambil melihat keluar jendela.

Sambil makan main ponsel juga.

Pertama ku beritahu ibuku jika sudah sampai setelahnya cari penginapan secara online yang dekat dengan Mansion Shinomiya.

.

Jam 7 mulai perjalanan naik kereta lagi.

Jam 8.20 sampai di stasiun atea Oosaki.

Langsung pergi ke penginapan yang ku pesan.

"Wahh dinginnya" ucap ku saat keluar dari stasiun

.

Masuk ke penginapan.

Check in dan langsung bayar.

.

"Kamar nomor 24" ucap ku sambil melihat pintu tiap kamar

.

2 menit mencari dan akhirnya ketemu.

Gesek kartu lalu masuk ke dalam.

.

Masukan kartu di tempatnya(dekat pintu nempel di tembok biasanya)

"Mercy lampunya menyala" ucap ku

.

Barang taruh di dekat kasur lalu rebahan.

"Ah nikmatnya" ucap ku

"Oh benar juga, aku masih ada pr 1 lukisan" ucap ku dengan malas

Note : bonus kan dua, satu sudah di req oleh Kiyoko Shinomiya, satunya terserah Haruka.

.

Persiapkan peralatan melukis.

Duduk dengan tenang lalu fokus.

.

1 menit

2 menit

3 menit

"Halo saya Haruka Katakawa dari kamar 24, bisa pesan ramen" ucap ku di telepon pada resepsionis

"Bisa, ramen rasa apa?"

"Ramen yang paket 4, sekalian minumnya kopi hitam dan air putih, apa oden ada?" tanya ku lagi

"Ada, menu oden kami terbatas, hanya ada telur, pangsit, lobak, tahu, dan kue ikan"

"Baiklah pesan telur 12, pangsitnya 5, lobaknya 1, kue ikan 2, tahunya 4 kuahnya yang agak banyak"

Disini resepsionisnya agak bingung.

"Wadahnya tidak muat tuan" ucapnya

"Pesan jadi 4 porsi besar bisa?" tanya ku

"Bisa"

"Ya sudah begitu saja"

"Baik, mohon di tunggu"

.

.

#bingung idenya apa akhirnya makan besar saja dulu

.

5 menit kemudian makanan datang.

Totalnya 4000 yen.

.

Makanan di meja lalu makan sambil memikirkan ide lukisan yang bagus.

Pertama ramen.

Habis namun belum kepikiran ide.

Lanjut oden, dua cup juga belum muncul idenya.

Makanan habis.

"Astaga besok bisa bisulan ini!!" teriak ku dalam hati karena frustrasi tidak bisa menukar ide

.

Jam 12 malam.

Lanjut rebahan saja.

Mendengarkan musik dari Haruka dan Saki lilium, sedih tapi bisa bikin tenang.

.

.

.

Tidur perlahan lahan dan akhirnya jam 2 dini hari dapat ide.

Langsung kembali ke posisi melukis.

Tiang cat di palet, ambil kuas dan mulai melukis.

.

Ambil garis dan garis lagi hingga terbentuk kumpulan garis berwarna warni.

.

Pelangi, mungkin itu ide yang ada di pikiran ku saat ini.

3 jam berlalu.

"Baiklah ini cukup, waktunya tidur" ucap ku

Note : lukisan yang ada sekarang adalah pelangi di luar angkasa, nyleneh namun dengan seni itu di anggap karya indah.

.

Buka ponsel dulu, lalu pasang alarm jam 7 pagi.

Zzzzzz

Zzz

Z

.

Jam 8.15 pagi.

"Ringg!!!"

"Halo halo dengan Haruka di sini" ucap ku di telepon karena tiba-tiba panggilan masuk saat tidur

"Saya Kiyoko Shinomiya, mau tanya sekarang anda ada di mana?"

Aku langsung melek.

"Saya ada di penginapan dekat rumah anda" balas ku

"Segera datang, ini sudah telat 15 menit, waktu saya berharga"

Ku lihat jam di ponsel.

"Jam 8.15!!"teriak ku dalam hati

"Baik saya segara datang"

.

Mandi, ganti pakian sopan lalu lari menuju mansion Shinomiya.

.

Jam 8.20 sampai lokasi.

"Ada urusan apa?" satpamnya tanya padaku

"Saya Haruka Katakawa ada janji bertemu dengan nyonya Shinomiya Sama" balas ku

"Silahkan tunggu dulu di dalam" ucap satpam menyuruh ku masuk ke ruangan satpam

"Baik"

...

Satpam tadi menelepon lalu memeriksa ku, mungkin pencegahan kejahatan.

Setelah aku di bawa masuk ke dalam, tepatnya di ruang tamunya.

Ku lihat di sana banyak orang yang berkumpul, keluarga Haruka pun ada.

.

"Perkenalan, nama ku Haruka Katakawa" ucap ku

"Anda telat 25 menit" ucap Kiyoko Shinomiya

"Sudahlah bu jangan membahas itu, mungkin ia ada keperluan dulu" ucap Haruka (anaknya)

"Tidak bisa di tolelir, katakan kenapa kamu bisa terlambat" tanya Kiyoko padaku

"Karena ini Shinomiya sama" ucap ku sambil menujukan lukisan ku yang ku buat tadi malam

"Cantiknya" ucap Hiyori

"Ini buatan tangan?" Saki bertanya karena lukisannya sangat indah

"Benar buatan tangan, saya buat selama 5 jam lebih" balas ku

"Hanya 5 jam?" kata Haruka tidak percaya

"5 jam lebih sayang" kata Saki

"Oh benar juga ada lebihnya"

.

Karena alasan ku bisa di terima akhirnya aku aman.

Ku serahkan dua lukisan, satu yang di lelang satunya yang ku buat tadi itu.

.

.

"Baiklah, selanjutnya anda lukis keluarga ku bisa kan?" tanya Kiyoko padaku

"Eh bukan satu orang?" tanya ku

"Bukan, tapi sekeluarga, bisa kan?"

"Bisa bisa" balas ku karena takut nyawa ku terancam

.

Aku jalan menuju taman di samping mansionnya, bersama keluarganya tentunya.

Mereka memilih background alam sebabnya.

.

Sampai di lokasi.

"Silahkan pilih gaya sesuka kalian" ucap ku

"Sebentar, ini jadinya berapa lama?" Hiyori bertanya

"25 menit paling lama"

"Eh secepat itu, apa bisa detail mukanya?" Kiyoko bertanya

"Tentu tidak bisa, canvas ku cuma ukuran segini, paling tidak wajah terlihat serupa bagimana?" tanya ku

"Boleh juga, segera mulai saja aku ada metting jam 1 siang nanti soalnya" ucap Yuiga (bapaknya Haruka)

"Baiklah, silakan bergaya, tapi saya sarankan formal saja"

Mereka bergaya secara formal.

"Keluarga kerajaan kalah wibawanya mungkin dengan mereka" pikir ku karena gaya mereka formal tapi aku bisa merasakan tiap orang itu berkharisma tinggi

Note : maksudnya tiap orang kan seperti punya daya tariknya masing masing, anggap saja orang biasa di tingkat D nah keluarga Shinomiya itu tingkat S.

Mulai melukis langsung ke tiap orangnya.

1 orang 2 menit, di keluarga ini ada (kakek nenek, ayah ibu Haruka, ibu Saki, Haruka Saki, Hiyori, dan Maika Rinko.

20 menit berlalu gambar tiap orang sudah ok.

"Silahkan boleh bubar, lukisan ku tinggal backgroundnya saja soalnya" ucap ku pada mereka

"Kenapa tidak sekalian saja?" Saki bertanya

"Tidak perlu sih menurut ku, aku sudah bisa membayangkan kedepannya soalnya"

"Baiklah bubar semuanya" ucap Yuiga

Mereka bubar namun kembali bergerombol ke belakang ku.

"Wow bung, kamu pintar main pesisi bentuk, apa kamu pakai sketsa tadi?" Haruka bertanya padaku

"Tidak, aku hanya pakai insting saja" balas ku sambil tetap melukis backgroundnya

"Wah kepang dua ku kelihatan" ucap Maika

"Baju princess ku juga bagus" kata Rinko

"Sudah jangan ganggu kakak yang sedang melukis" kata ibunya Saki

"Ambil waktumu semaumu, tapi aku ingin lukisan ini bagus" kata Kiyoko

"Baik Shinomiya sama" balas ku

"Ibuku galak ya, tolong di maklumi, ia orangnya memang keras" ucap Hiyori sambil berbisik padaku

"Ibu bisa mendengar itu sayang" kata Kiyoko

"Eh!!"

.

.

"Kamu katanya masih sekolah, semester berapa?" nenek bertanya

"Saya masih SMA nek, baru juga kelas dua" balas ku dengan sopan

"Eh semuran dengan Haruka juga, eh aku baru sadar juga nama depan mu sama dengan anak ku" kata Yuiga

"Benarkah? Saya baru berumur 16 tahun"

"Sama juga, cuma ya anak ku itu gila uang, uangnya saja ribuan triliun" ucap Yuiga

"Ayah jangan katakan hal pribadi!" tegur Haruka

"Hehe maaf maaf, lalu Nak Katakawa, sejak kapan kamu menggeluti lukis hingga ke jalan profesional saat ini" tanya Yuiga

"Saya sebenarnya baru mulai tahun ini, saya coba coba melukis di kelas seni, guru mengatakan lukisan saya bisa dikatakan master piece, bukan dari gambarnya yang bagus melakukan cerita yang saya tuangkan di dalamnya, nah mulai saat itu saya coba dan coba, hasilnya lukisan yang saya lelang itu karya terbagus saya, sebenarnya sih itu untuk portfolio masuk universitas Shinomiya juga" jawab ku

"Kamu mau masuk ke jurusan seni?" Saki bertanya

"Iya, saya tertarik dengan promosi universitasnya, beasiswa dengan uang banyak, saya sebenarnya ini bukan orang yang kaya jadi saya bergantung pada beasiswa jika ingin kuliah" balas ku

"Bukannya uangnya sudah ku transfer?" tanya ibunya Haruka

"Sudah tapi juga sudah terpakai untuk bayar rumah sakit ibuku, sekaligus bayar hutang yang di tinggalkan ayah ku"

"Kamu hebat, anak laki laki memang harusnya begitu, bantu orang tuanya, andaikan orang tua ku tidak mampu saja akan ku bantu, tapi sayangnya ya pemilik honda, honda plane, tv 2, Shinomiya clothes, Miyagi News, kosmetik dan lain lain" ucap Haruka

"Mau pamer atau memuji itu" Saki berkomentar

"Keduanya itu, huuu!!" sorak Hiyori

"Ayah sudah merasa terbantu dengan kamu berinvest di perusahaan ayah" kata Yuiga ke anaknya

"Ibu juga, dengan kamu bekerja sama dengan perusahaan ibu apalagi Amazon itu, produk perusahaan ibu lancar jaya jika mau ekspor" ucap Kiyoko

"Nah tinggal Hiyori chan yang belum sukses, jadi kapan kamu mau menyusul kakak mu" kata kakek

"Ya nanti ada waktunya, maksud ku tunggu ayah ibu pensiun saja hehe"

.

"Seru ternyata keluarga ini, have fun walaupun mereka itu keluarga terkaya" pikir ku

.

20 menit berlalu dan lukisan ku sudah jadi.

"Sudah selesai?" Kiyoko memastikan

"Sudah Shinomiya sama, jika ada yang kurang tinggal bilang saja" ucap ku

Kiyoko dan yang lain melihat dengan lebih dekat.

"Ini keren banget" Hiyori berkomentar

"Ok ini sudah bagus, terima kasih banyak telah meluangkan waktu, silahkan nikmati dulu camilannya sebelum kembali" kata Kiyoko

"Em, saya langsung balik saja Shinomiya sama, ibu saya sendirian di rumah sedang sakit soalnya" balas ku

"Eh kamu meninggalkan ibumu sendirian, bagaimana jika terjadi apa apa dengannya" kata Ibunya Saki

"Sakitnya sudah membaik sejak dari rumah sakit kok" balas ku

"Oh ku kira sakitnya belum membaik"

"Jika begitu tolong bawa ini" kata ibunya Haruka sambil memberikan ku kartu namanya

"Ini punya ku juga" kata ayahnya Haruka

"Kalian ini memberikan kok kartu nama, nih ku berikan akses lowongan kerja jika kamu masuk universitas, itupun jika kamu mau, kamu akan ku tempatkan di bagian ilustrator AGC dan LN" ucap Haruka sambil memberikan ku kertas pernyataan yang isinya dengan persetujuannya jika aku melamar di perusahaan, maka aku harus di terima

"Eh benarkan ini?" tanya ku

"Iya benar"

"Aku berikan kartu nama ku juga akan mempermudah mu ketika melamar di perusahaan ku, jadi manfaatkan dan jangan di jual ya" kata Yuiga

"Hahaha baik Shinomiya sama, jika begitu saya pamit dulu, sebelumnya boleh saya tanya dimana kran airnya?"

"Langsung saja ke kamar mandi, bi antarkan dia" suruh Kiyoko

.

Aku di antar ke kamar mandi, cuci tangan dan wajah lalu kembali ke penginapan dulu untuk ambil barang dan check out.

.

Di pintu masuk penginapan.

Whoos

Angin wangi berhembus saat aku berpapasan dengan seorang wanita.

"Wangi wangi" pikir ku

"Andaikan pacar ku seperti itu aku bakalan happy sih"

.

Pergi ke kamar, tata barang lalu turun ke respsionis.

Serahkan kunci lalu pergi.

.

Ke stasiun naik kereta ke Sendai, lalu naik kereta lagi ke Tokyo.

Tidur dan tidur saja saat perjalanan pulang.

.

Sampai stasiun Tokyo, naik kereta lagi ke stasiun dekat rumah ku.

Di kereta.

"Haruka" ucap Yatora menyapa ku

"Halo bung" balas ku

Ia menghampiri ku, dia datang bersama dengan seorang wanita berambut pirang.

Tapi sepertinya ia bukan wanita karena depanya rata pikir ku.

"Kamu tampan, mari kencan besok" kata Yuka padaku

"Eh" aku kaget

"Jangan tertipu dia ini laki laki" kata Yatora

"Woi jangan begitu!" teriak Yuka dengan suara jantannya

"Eh!" aku kaget lagi

"Eh maaf, jadi bagaimana mau kencan besok Tehe" ucapnya sok imut

"Gak, aku gak mau yang berbatang" balas ku

"Batangku kecil kok, jadi gak ngaruh" ucapnya

"Gak, lagian kenapa juga kamu berdandan seperti wanita begitu" ucap ku

"Ini Jepang, tidak ada batasan berpenampilan ataupun mengubah kepribadian" balasnya

"Ya benar sih, tapi bukannya ngeri ya jika di tusbol begitu" kata ku

"Sudah jangan hiraukan dia, btw kamu habis dari mana?" Yatora bertanya

"Dari Miyagi, aku ada kerja di sana" balas ku

"Kerja apaan?" tanyanya

"Melukis" balas ku

"Eh kamu melukis juga?kamu biasa melukis apa" Yuka bertanya

"Iya aku melukis, jika tanya apa yang biasa ku lukis maka akan ku jawab melukis gedung dengan total lukisan ada dua" balas ku

"Emm sedikit ya" ucapnya jadi tidak semangat

"Oi, dia itu manusia berbakat, apa kamu tidak tau lukisannya?" Yatora bertanya

"Yang mana memangnya?" Yuka tanya balik

"Cewek yang duduk di bangku yang di pajang di ruang seni itu adalah gambaranya" ucap Yatora

"Eh jadi ini orang yang masuk klub juga?" tanya Yuka

"Iya, aku masuk klub, kurasa saat selasa kamu tidak hadir ya di klub" ucap ku

"Tidak, aku ada urusan keluarga waktu itu"

"Oh"

.

"Kalian mau kemana?" tanya ku

"Mau ke tempat les melukis, jika kamu mau ikut mari ikut saja" balas Yatora

"Bayar?" tanya ku

"Ya bayar, tapi cuma sedikit, 10 rb yen perbulan, ada 8 kali pertemuan"

"Murah ya, baiklah aku ikut tapi aku mau pulang dulu bisa?" tanya ku sambil melihat koper ku

"Bawa saja dulu" kata Yuka

"Boleh memangnya?"

"Boleh, nanti di sana titipkan"

"Baiklah gas kalau begitu"

.

Di stasiun kedua aku turun bersama mereka (rumah Haruka dekat stasiun ke 4 dan Yuka dan Yatora itu habis dari toko peralatan seni di Tokyo)

.

Berjalan kira kira 5 menit hingga sampai di gedung lesnya.

"Seni Yu"

"Namanya cukup unik" komentar ku

"Ayo masuk saja, gurunya ramah ramah loh, tapi kamu harus registrasi dulu" kata Yatora

"Baiklah"

.

Ku daftaran nama ku, lalu langsung ku bayar 10 rb yen.

Titipkan koper dan hanya bawa perlengkapan lukis.

Masuk kelas yang di tunjuk, yaitu kelasnya milik Ooba sensei.

"Permisi" ucap ku

Setelah mendapat respon aku masuk.

"Salam, aku Haruka Katakawa sensei" ucap ku

"Baik, kamu duduklah di tempat yang kosong, kenalan dengan yang lainnya nanti dulu"

"Baik sensei"

Aku duduk di samping Yatora.

"Baiklah untuk Haruka ku ucapkan selamat datang, jadi tugas kalian kali ini, cobalah gunakan cat minyak, lukislah sesuatu yang menurut mu menarik, lalu di akhir mari kita menilai bersama, jika ada yang ingin di tanyakan langsung tanya saja"

"Baik sensei" balas kami

"Dan untuk Haruka, kamu boleh konsultasi soal pemilihan universitas yang akan kamu tuju, datang saja ke ruangan ku dengan gambaran mu nanti"

"Baik sensei" balas ku

.

"Mau melukis apa kamu?" Yatora bertanya

"Buah mungkin" balas ku

"Kusarankan jangan, sensei itu bukan orang yang suka hal yang sederhana, tapi ia suka hal yang kompleks dan mengandung sesuatu di dalam lukisan mu" kata Yatora

"Oh sebenarnya aku tak paham tapi baiklah" balas ku

Next..