webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

185. ) DeJaVu

Jam 12 Siang.

Makan siang sendirian di restoran wagnaria depan SMA Karasuno.

"Umiya san, aku punya menu baru di sini, namanya Kare India apa anda ingin mencobanya?" tanya Izumi

"Tidak, aku sudah berumur, jadi lebih baik kurangi makan santan, aku ingin salad dan ayam pedas saja" ucap ku

"Baiklah jika begitu, lalu minumnya mau apa?"

"Jus jeruk saja"

"Oke, tunggu sebentar ya"

"Oke"

..

.

.

Makanan datang

"Silahkan di nikmati Umiya san" ucap Izumi

"Terima kasih"

.

Hari ini masih sesi liburku jadi ya aku bebas.

.

"Umiya san, maukah anda berbagai tempat duduk, ada dua pelangi yang belum mendapat kursi" tanya Shindou

"Silahkan saja" balas ku

"Oke terimakasih"

.

Dua orang wanita berpakaian formal duduk satu meja dengan ku.

"Pak" ucap mereka

"Pak?" tanya ku

"Kami karyawan di Shinomiya group juga, bagian pengarsipan data"

"Oh, di bidang apa" tanya ku

"Teknologi"

"Owh aku tau itu, makan saja tidak perlu formal, kita tidak sedang bekerja jadi jangan malu malu" suruh ku

"Baik pak"

.

Jam 1 siang aku keluar dari restoran.

Pergi menuju ke supermarket untuk belanja perabot rumah.

Note : bisa gawat jika keluarga datang tapi rumah masih kosong mlompong

Beli ranjang besar sebanyak 6 buah seharga 2 juta yen totalnya.

Beli baju (bulan lalu tidak sempat)

Intinya beli perabot rumah, totalnya 4 juta yen.

.

Pulang lalu menunggu barang datang di antarkan.

Jam 4 barang datang.

Langsung ku suruh tukang untuk merapikan sekalian.

.

.

30 menit kemudian.

"Ini komisi untuk kalian" ucap ku sambil menyerahkan uang sebanyak 50 rb yen pada 10 pesuruh itu.

"Cukup tuan terima kasih"

"Sama sama, hari hati kembalinya" ucap ku

.

Semua barang beres tinggal mandi lalu buat makanan untuk makan malam nanti.

.

Skip tanggal 3.

Kemarin aku sudah izin ke Ardian soal diriku yang akan menjemput keluarga di Sendai.

.

Di bandara ku tunggu mereka.

.

.

Sambil mengisi waktu luang.

Bermain game ranking satu jika menang dapat uang 100 rb yen.

Note : game dari perusahaan Shinomiya group dengan aturan perhari dapat kesempatan sekali, perankingan berakhir pukul 00.00 dan yang paling penting ini gratis.

Note : perusahaan dapat untung darimana jika gartis masuknya lalu yang menang dapat hadiah.

Jawabannya adalah dengan sponsor, lalu hadiah bisa cair jika minimal peserta adalah 500 orang.

.

Waktu 30 menit.

.

Sret sret sret

Ranking terbaru 1 untuk Haruka Umiya dengan nilai 754/850

"Yey" ucap ku

.

.

Jam 2 siang.

"Ayah!" teriak Rika dari kejauhan

Ku tengok ke arah sumber suara.

Rika berlari ke arahnya.

"Ayah di sini, kamu salah orang Rika chan" teriak ku

"Oh salah" ucap Rika

"Hmmm"

.

Di mobil menuju rumah.

"Kalian sudah makan" tanya ku

"Sudah tadi sebelum naik pesawat" ucap Yuki

"Rika ingin makan lagi" tanya ku

"Mau"

"Jangan di pancing sayang, Rika sekarang sudah gemukan jadi mari atur pola makannya" ucap Yuki

"Halah ibu, perut ku masih datar" ucap Rika

"Jangan Rika chan, dari kita berlima hanya kamu loh yang sudah tembus 39 kg" kata Mai

"Masa muda itu harus sehat" kata Rika

"Hahaha, ya ya, nanti di rumah kalian boleh makan apa yang ada kok" ucap ku

.

Tiba di rumah.

"Rumahnya besar seperti rumah kita yang di Tokyo" komentar dari Ino saat melihat luarnya

"Maklum saja sayang rumahnya mahal, sudah ayo masuk dulu" suruh ku

.

Di rumah.

Ku suruh mereka untuk menaruh barang di kamar masing masing.

"Ini barang ku tidak kamu taruhkan di kamar sayang?" tanya Yuki

"Ya taruh sendiri" balas ku

"Aduh lelahnya, sungguh tega suami ku ini" ia hanya acting

Ku bereskan barang barangnya.

"Ayah ini taruh mana?" tanya Sanae dengan foto keluarga yang ia bawa

"Taruh saja di samping tv Sanae chan"

"Oke"

.

Jam 5 sore.

Aku dan Yuki duduk berdua di lantai dua sambil menunggu waktu malam, alias bersantai.

"Disini ramai orang yang lewat, bahkan lebih ramai dari komplek perumahan di Tokyo" kata Yuki karena melihat banyak orang yang lewat depan rumah

"Di sini sebenarnya sepi juga, namun berhubung ini pulang kerja ya ramai jadinya"

"Oh"

.

"Nanti malam mau makan di luar atau masak sendiri?" tanya ku

"Ke Restoran Wagnaria saja, aku kepo makanan di sana itu se enak apa"

"Boleh saja, nanti jam 7 malam kita berangkatnya"

.

Jam 5 mandi bersama dengan istriku wahahahaha.

Sudah lama tidak ku lihat tubuh mulusnya.

"Jangan melihat seperti itu, kamu seperti harimau yang akan memangsa buruannya saja sayang" ucap Yuki sambil menutupi oppai dan ms v nya dengan tangan

"Jangan di tutupi" suruh ku

"Mana mungkin bisa, aku malu jika kamu melihatnya seperti itu"

"Kamu kan sudah sah jadi istriku, kenapa harus malu" ucap ku

.

"Jangan mendekat" ucap Yuki padaku

"Katakan sekali lagi aku ceraikan kamu" balas ku

"Hehe bercanda bercanda, silahkan ikut berendam" ucap Yuki

.

.

Aku duduk di belakangnya.

"Kamu tau, kamu adalah satu dari 5 juta lebih laki laki yang bisa mandi bersama ku" ucap Yuki sambil bersandar pada dada ku

"Ya aku tau aku laki laki beruntung jika soal kecantikan pasangan, tapi aku ini juga satu dari berjuta juta ayah yang sial dulunya" balas ku

"Yaa maap, kamu juga yang salah karena tidak memberikan izin dan malah menceraikan ku"

.

"Aku mau tanya kenapa dulu kamu menikahi ku" tanya ku

"Ya tentu saja karena kamu itu dulunya ganteng dan keren ketika bekerja, tapi ya aku tidak mau hidup susah, aku punya paras cantik ya ingin ku manfaatkan"

"Jadi kamu menikahi ku karena apa"

"Karena aku suka"

"Lalu saat menikah saat pendeta bilang, akan menemani waktu susah dan senang apa ingat" tanya ku

"Tapi kan ada juga kata-kata, mendukung satu sama lain"

"Aku bukan laki laki bodoh ya mendukung istrinya untuk selingkuh secara tidak langsung walaupun hanya sekedar acting"

"Please lah jangan terlalu over begitu, kamu tau kan hidup itu tidak bisa tanpa uang, kamu dulu kerja apa dapat uang berapa lalu berapa anak mu"

"Lalu kamu meninggalkan keluarga demi mimpi itu apa baik?"

"Ya tidak, aku salah di sini tapi kamu juga salah dan gagal sebagai kepala keluarga,..... "

"Stop jangan bicara lagi, aku bukan laki laki dan suami yang sempurna, maaf jika salah" ucap ku lalu beranjak dari bath up

"Huuu menghindari debat" ucap Yuki

Aku berbalik.

"Dengan debat kamu dapat apa" tanya ku

"Tidak dapat apa apa sih"

"Dapat perpecahan adanya, aku tidak ingin itu terjadi lagi, jadi tolong jangan pancing emosi ku, lupakan yang lalu dan jangan pernah membandingkan tapi benahi diri dulu apa sudah pantas" ucap ku

"Kamu menyidir ku?"

"Tidak"

"Lha itu bilang pantaskan diri, kamu merasa aku belum pantas atau tidak pantas"

Huh.

"Baiklah aku menyidir mu, kamu sebagai istri bisa tidak hormati diriku sebagai suami mu, kamu minta ini itu aku bisa turuti, kamu suruh itu aku kerjakan, please aku ini pemimpin mu sekarang, kita berbagi susah berbagi kebahagiaan, kamu jangan mengunggulakan kekayaan mu dan menyepelkan kata kata ku, hari ini jam ini dan detik ini pun aku menceraikan mu aku bisa, jangan kira ya aku tidak bisa hidup tanpa mu, tapi itu tidak ku lakukan karena aku sudah terlanjur suka kembali padamu, aku ingin memulai lagi namun jika begini sifat mu yang selalu menentang..... Sungguh membuat ku kesal... sudahlah, cepat ganti baju, kita berangkat untuk makan malam" ucap ku

"Kamu brengsek Haruka jika kamu berkata seperti itu, aku di sini juga sudah berkorban, ku relakan karir ku hancur dan ku lupakan ketenaran ku hanya untuk bisa kembali.. " Yuki menangis

Huhh

Ku peluk langsung saja.

"Maaf" ucap ku

.

Jam 7 malam ke Restoran Wagnaria.

Di restoran.

"Boleh pesan apapun?" tanya Nana

"Silahkan saja sayang tapi lihat dulu penjelasan makanannya, contohnya tom yam ini, ini makanan pedas untuk lv 3-7 lalu sangat pedas di lv 8-10 jadi hati hati saat memesan" ucap ku

"Oke no problem, aku paham"

.

"Sudah baikan" tanya ku ke Yuki

Dia diam dan bersandar di bahuku saja.

Ku elus rambutnya.

"Ibu sakit?" Rika bertanya

"Tidak sayang, ibu hanya sedang buruk moodnya, jadi hiburlah dia agar kembali gembira" balas ku

Rika mencari ide.

"Aku boleh ke tempat piano itu?" tanya Rika

"Kamu bisa main piano?" tanya ku

"Bisa sedikit sedikit" balasnya

"Silahkan saja ke sana, jam segini piano masih belum ada yang membunyikan juga" ucap ku

Rika ragu ragu

"Ayo ku temani, biar aku yang menyanyi" ucap Sanae

"Nah sana berikan pertunjukan yang bagus" suruh ku

"Jika jelek bagaimana?" tanya Rika

"Ya paling tidak kamu sudah tau pengalamannya kok jadi jelek tidak masalah" ucap ku

"Baiklah, ayo ikut" ucap Rika kepada 4 sodaranya yang lain

"Aku kesana ngapain Rika chan?" tanya Ino

"Main garpu"

"Hah?"

"Ya main musik lah, kamu bisa kan violin"

"Oh tapi lagunya?"

"Pikiran di lokasi"

.

Mereka datang ke tempat musik.

Sebelum naik panggung.

"5 putri manis mau apa ke sini?" tanya Yuiga (bukan ayahnya Haruka Shinomiya tapi Yuiga dari bokutachi)

"Bolehkah kami main musik di sana?" tanya Mai

Yuiga melihat ke kanan kiri karena bingung bilang apa, sebab ia takut juga barang rusak karena itu masuk properti restoran.

Aku melambakan tangan.

Yuiga datang ke meja ku.

"Izinkan saja, mereka anak ku, mereka bisa main" ucap ku

"Oh baiklah Umiya san"

.

Mereka pun manggung, Rika pegang piano, Sanae vokalis, Ino Violin, Nana gitar, dan Mai bassnya.

"Ayah kurang bagian drum" ucap Sanae

"Kamu mau maju?" tanya Yuki padaku

"Tentu saja, kan temanya menghibur mu"

.

Aku maju ke panggung.

"Lagu apa ini" tanya ku

"Happiness" ucap Sanae

"Gak gak gak, itu lagu sedih bukan lagu gembira sayang" ucap ku

"Ya sudah lagunya Uchiage Hanabi saja, ayah sebagai vokal laki lakinya bisa?" tanya Sanae

"Bisa serahkan padaku"

.

Mulailah band amatir kami.

.

.

Ano hi miwatashita nagisa wo ima mo omoidasu n da

Suna no ue ni kizanda kotoba kimi no ushirosugata

Yoridasu nami ga ashimoto wo yogiri nani ka wo sarau

Yūnagi no naka higure dake ga tourisugite iku

(Lanjutannya cari di yt aja)

.

Lagu yang aslinya 5 menit kamu ubah jadi 12 menit.

"Hahahaha kalian hebat" ucap ku

Prok prok prok

Semua pelanggan memberikan tepuk tangan.

.

Kami turun dari panggung lalu Yuiga datang.

"Umiya san ini voucher diskon sebesar 10 rb yen, Shinomiya san sendiri yang memberikan setelah melihat kalian"

"Diamana dia" tanya ku

"Di sana"

Aku melihat ke atah yang di tunjuk.

Shinomiya melambaikan tangan saat ku lihat.

"Terima kasih pak" ucap ku sambil membungkuk

.

.

Kembali ke kursi kami.

"Kalian hebat, ibu jadi terhibur, tapi sejak kapan kalian bisa bermain musik?" tanya Yuki

"Emm, sebenarnya semenjak tinggal dimana rumah ibu, di sana kan ada banyak alat musik, nah kami secara diam diam bermain sekaligus belajar" ucap Mai

"Belajar sendiri?" tanya ku juga kepo

"Yap, belajar dari video"

"Hebat" komentar ku, terutama untuk Rika, sebab belajar piano itu tidak bisa lewat video saja, perlu perasaan dan ingatan kuat, apalagi jika ada nada gabungan dah itu bikin puyeng

.

Makanan datang.

"Aa" ucap Yuki ingin menyuapi ku

Ammm.

"Ayah dan ibu curang, masa mesra mesra di depan anaknya, apa tidak malu" ucap Mai

"Loh ngapain malu, kan ayah dan ibu ini sudah jadi pasangan, kalian saling menyuapi pun boleh" kata Yuki

Mai melihat Rika yang makan dengan lahap.

"Maaf tidak usah"

.

Jam 8.30 malam kembali ke rumah.

"Ayo main ps yah" ajak Sanae

"Boleh saja" balas ku

Aku kena cubit oleh Yuki.

"Aw, Ada apa" tanya ku sambil melepaskan diri dari cubitannya

"Anak anak, tidur sekarang, ayah besok kerja, jika mau main, mainnya besok pagi saja" ucap Yuki

"Iya bu, aku juga sudah mengantuk" ucap Rika

"Jika kamu tidak usah di tanya, kamu kebanyakan makan sih" kata Ino

"Disana makanannya enak, sayang jika tidak di coba semuanya"

Aku tersenyum.

"Orang mencoba itu sedikit sedikit bukan satu piring habis sayang" ucap ku

"Kan sayang juga yah jika harus ku minta yang lain menghabiskan"

"Sudah sudah, kalian masuk ke kamar istirahat dulu, besok pagi bantu ibu masak jam 6 pagi" kata Yuki

"Baik bu"

.

.

Di kamar ku.

Yuki membuka pakaian dan melepaskan pakaian dalamnya lalu berganti baju tidur begitu juga diriku.

"Sayang kamu perokok aktif ya" tanya Yuki saat melihat rokok 19 slop plus slop ke 20 yang sisa 7 bungkus.

"Tidak juga, aku merokok hanya jika ingin saja, tapi ya setiap hari dan setiap malam ingin sih" balas ku

"Ini kebanyakan, kamu sehari merokok berapa batang"

"6-24 batang" balas ku

"Ish ish, kurangi jika bisa hentikan, merokok membunuh mu dan orang di sekitar mu"

"Aku merokok saat sendiri kok"

"Bukan begitu maksud ku, tapi jagalah kesehatan mu juga"

"Aku masih sehat ini"

"Kan sekarang, bagaimana di masa depan, kamu mau penyakitan" kata Yuki

"Ya tidaklah"

"Makanya hentikan"

"Aku bisa kok berhenti tapi aku punya syarat, berikan bibir manis mu untuk rela ku cium setiap saat" ucap ku

"Up kamu mesum"

"Yehh menyuruh tapi tidak ada usahanya" kritik ku

.

Jam 9 malam.

"Uang mu yang di dapat dari judi kamu kemanakan?"

"Ku simpan, jika perlu ku gunakan" balas ku

"Kamu kenapa juga harus judi, kamu tau kan berapa banyak orang di luar sana yang rugi akibat judi, lalu berapa banyak orang yang menang tapi aslinya hanya membuat mereka yang kalah jadi sengsara"

"Judiku bukan yang judi seperti itu, aku hanya bermain slot, itupun hanya bermain di nilai kecil awalnya, hanya keberuntungan semata aku bisa menang sampai sebanyak itu kok" ucap ku lalu memperlihatkan game slot di ponsel ku

"Lalu sekarang uang mu kamu simpan di mana?" tanya Yuki

"Ku simpan dalam bentuk kripto, aku menginvestkan semua hasil sebesar 18 miliar ke bit coin"

"Tunggu, 18 miliar hanya ke koin tanpa fisik, bagaimana jika hilang"

"Ya jika hilang tidak masalah, toh kamu juga tak ingin kan"

"Ya memang, ah aku tidak tau lah jangan main judi lagi pokoknya"

"Iya iya"

Cuph

Ku cium lembut dahinya.

Yuki melihat wajah ku.

Perlahan mendekat dan mendekat dan akhirnya bersatulah dua bibir.

.

.

.

Jam 12 malam.

"Sudah di bilang keluar saja di luar, bagaimana jika aku hamil lagi" ucap Yuki

"Jangan sampai hamil lagi, 5 anak sudah lebih dari cukup alias kebanyakan sebenarnya, cepat minum pil kb" suruh ku

"Aku mana bawa, lagian kamu sih sudah di bilangin juga"

"Keluar di dalam itu kenikmatan tersendiri sayang, jadi jangan terlalu menyalahkan, ayo ke apotek sekarang" ajak ku

"Aku lelah, kamu yang belikan"

"Ya oke, apa mereknya"

Yuki memberitahu merek pilnya, lalu aku gas ke apotek terdekat dari rumah.

Dengan perasaan malu malu sebenarnya saat aku beli, namun demi mencegah punya anak lagi (bukan mencegah buat anak lagi) aku rela dah.

.

Jam 12.20 kembali lalu ku serahkan pilnya.

.

Lalu tidur.

.

.

.

Jumat 4 Juni, jam 6 pagi.

"Hey hey katanya kamu mau memasak" aku membangunkan Yuki yang masih terlelap

"Ugh"

"Anak anak sudah menunggu di dapur" ucap ku sekali lagi

Yuki membuka matanya.

"Sudah sana hampiri mereka" suruh ku

"Sebentar aku mengumpulkan nyawa dulu" balas Yuki

.

Jam 6.10 ia berangkat ke dapur meninggalkan ku sendiri di kamar.

.

"Tugas mu untuk saat ini telah selesai Haruka, ingin kembali atau tidak?" tanya peri baik yang tiba tiba muncul (Masih yang versi dua)

"Aku ingin kembali dan tolong hapuskan ingatkan ku saat kehidupan ini, aku tak ingin perasaan ini membekas" balas ku

"Kenapa?" tanya Peri Jahat di sampingnya

"Terkadang kebahagiaan itu bukan karena aku berhasil menaklukkan wanita ataupun punya harta banyak, aku hanya ingin hidup biasa, punya keluarga yang bisa ku lindungi tanpa adanya berpindah dunia lagi" ucap ku

"Soal penghapusan ingatan dari dunia ini bisa terjadi namun untuk pemindahan dunia kamu hanya bisa menurut saja, sebab inilah hukuman sekaligus berkah bagimu dari tuhan" ucap Peri jahat

"Kalian tau, semenjak dari dunia bajak laut, aku merasa hidup ku sudah merasa cukup, aku tidak menginginkan tujuan hidup yang muluk muluk, sederhana tapi nyaman itulah yang membuat perasaan ku tenang, jika memang sudah jadi kehendak tuhan untuk memindahkan ku, tolong hapuskan ingatan ku dari dunia ku sebelumnya, tapi jangan dari dunia tempat ku dan Saki di hilangkan, aku cinta dengannya melebihi wanita lain yang pernah ku temui" ucap ku

"Hiks, baiklah jika memang ini keputusan mu, maaf kami tidak bisa berbuat apa apa soal kepindahanmu"

"Humm, tidak masalah" ucap ku lalu pandangan ku menghitam dan aku merasa ingin tertidur dan tidur hingga akhirnya aku terlelap dan semakin terlelap.

.

11 September pukul 6 pagi (kembali ke dunia Haruka dan Saki)

Cuph.

"Sayangku mari bangun" ucap Saki

"Ugh, aku merasa baru mimpi panjang sekali, jam berapa ini Saki chan" tanya ku masih merem melek

"Jam 6 pagi, mari mandi dulu"

"Kamu duluan saja" balas ku

"Tidak mau, kita bareng saja"

"Jika begitu tunggu sebentar aku mengumpulkan nyawa dulu" ucap ku

"Ya ya"

.

5 menit kemudian mandi bersama.

Di kamar mandi.

"Hey hubby, apa kamu sakit?" Saki bertanya karena aku menaruh kepala di bahunya

"Tidak, aku hanya ingin sejenak seperti ini, aku merasa tenang jika seperti ini" Jawab ku

.

Saki mengelus rambut ku.

"Ada masalah?" Saki bertanya lagi

Note : Haruka sekarang sudah versi dua yang dimana ia sudah melupakan kejadian atau peristiwa saat berpindah tempat.

"Entahlah, aku merasakan hal yang dejavu ketika aku mandi bersama mu, namun rasanya bukan bersama mu dan diriku bukanlah aku" balas ku

"?" Saki bingung apa maksudnya Haruka

"Apa kamu merasa seperti melakukan hal yang sama namun di waktu berbeda tempat beda dengan orang yang berbeda juga?" Saki bertanya

"Seperti itulah maksudku tadi" balas ku

"Mari kita periksakan ke dokter jika begitu, dari informasi yang ku dapat mungkin ada kerusakan di otak jika mengalami dejavu" ucap Saki

"Apa benar" tanya ku agak kaget

"Iya beneran, ayo kita segera ganti baju dan menuju ke rumah sakit" ucap Saki

"Baiklah" balas ku

.

Setelah ganti pakaian Saki langsung menulis surat izin sekolah dulu.

Sarapan dulu jam 6.45.

"Kalian tidak sekolah?" ibu bertanya

"Kami ingin ke rumah sakit dulu bu, Haruka ingin mengecek kesehatannya" ucap Saki

"Memangnya kamu sakit Haruka kun?" Ibu bertanya padaku

"Tidak bu, ibu hanya untuk cek kesehatan rutin kok" balas ku

"Oh hanya memastikan berarti?"

"Benar bu"

.

Jam 7 berangkat ke sekolah dulu.

Saki turun dari mobil dan mendatangi Yachi.

"Kenapa izin?" tanya Yachi yang menerima surat izin

"Haruka sakit, jadi lebih baik ku periksakan dulu, sudah ya nanti sampaikan ke guru"

"Baiklah, ku doakan cepat sembuh jika Haruka sakit"

"Tentu, terima kasih ya"

.

.

Jam 7.30 sampai di rumah sakit Shinomiya.

Di sana aku langsung mendapatkan giliran antrean karena tadi sudah kontak kontakan dengan dokternya.

Di ruangan dokter ku jelaskan semua permasalahan ku.

Tapi dokter hany menyatakan itu hal wajar jikalau dejavu ini tidak terlalu berlebihan, jadi ia mengatakan aman, lalu cara agar dejavu tidak muncul tidak di berikan, cuma jika ingin merasa dejavu segera alihkan perhatian atau pandangan, aku juga tidak di beri obat btw.

"Terima kasih dok" ucap ku

"Sama sama Shinomiya sama, jika ada keluhan lagi segera datang kemari ya"

"Tentu"

.

Aku dan Saki kembali ke rumah saja akhirnya.

Saki yang menyetir.

"Tidak masalah?" Saki bertanya

"Kata dokter tidak masalah jika perasaan dejavu ini tidak terlalu sering ia mengatakan ini hal wajar 80% orang mengalaminya dan hanya beberapa persen saja yang mengalami kerusakan syaraf"

"Syukurlah, aku kira ada masalah padamu sayang, jagalah kesehatan ya, tuhan itu adil yang kaya dapat cobaan yang bisa menguras harta contohnya dengan sakit, jadi kamu harus pintar pintar jaga kesehatan dan bersyukur atas nikmatnya, jangan pernah mengeluh walaupun kamu sakit sekalipun"

"Iya aku paham kok"

.

Jam 8.30 pagi sampai rumah.

"Mau ku buatkan teh hangat?" Saki menawarkan

"Boleh saja" balas ku

.

Saki datang dengan seporsi menu jamuan teh, lengkap dengan kue kering.

"Kamu tidak kembali saja ke sekolah?" aku bertanya

"Tidak perlu, aku akan merawat mu di sini" balas Saki lalu duduk di sofa bersama ku

"Jika ingin bersandar seperti tadi lakukan saja" ucap Saki

"Um"

.

Saki bernyanyi.

"Love of my life, you hurt me, You broken my heart and now you leave me, love of my life can you see.."

"Berhenti, itu lagi yang sedih aslinya jadi jangan nyanyi itu" ucap ku

"Tapi lagunya asik loh"

"Iya aku tau, tapi cari lagu lain saja jika ingin bernyanyi"

Sebelum kembali ke posisi bersandar aku minum teh hangat dulu.

.

"Nikmat, teh mu memang yang terbaik sayang" komentar ku

"Hehe bisa saja kamu ini"

.

Jam 10 aku mulai mengantuk dan tidak di pangkuan Saki.

"Sebentar ku ambilkan bantal dulu untuk lamaran agar leher mu tidak sakit" ucap Saki

"Um"

.

Saki mengelus ngelus rambut ku hingga aku terlelap dan tertidur.

Jam 12 Siang.

"Bangun Haruka kun, aku akan memasak dulu" ucap Saki sambil menyentuh pipiku

Aku terbangun

"Cium aku" suruh ku

Cuph Saki mencium ku

"Sudah sekarang bangun dulu, aku akan masak"

Aku bangun.

"Mau ku masakan apa?"

"Pesan dari Restoran Wagnaria saja, toh hanya kita berdua yang makan" ucap ku

"Tidak masalah, di rumah masih ada nasi tinggal masak lauknya kok"

"Oh, jika begitu aku ingin makan ayam kecap saja"

"Sayurnya?"

"Terserah kamu"

"Oke, tunggu sebentar"

.

Next...