webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

176.) Memberontak

Pergi ke bk untuk ambil surat di spen, lalu ke kelas untuk menaruh kertas di meja guru.

Di perpustakaan.

Belajar dengan siswa siswi olimpiade lainnya.

"Senpai, sudah belajar sampai mana?" tanya Itaki (kandidat ke 3, kelas 1) yang datang menghampiri ku

"Baru mulai, kamu sudah baca semua buku pemberian guru ya pastinya?" tanya ku

"Hahaha, aku sungguh ingin surat rekomendasi, aku berniat kuliah di luar negeri, jadi aku mengejar juara 1 nasional paling tidak"

"Baiklah semoga beruntung, namun jangan lupakan aku lawan mu loh ya"

"Tentu Senpai, mari berjuang dengan adil"

.

Belajar bersama lalu tanya jawab.

"Kamu beneran juara satu seleksi tidak sih Senpai, jawaban mu salah 75% loh" kata Itaki

"Ya benar, soal ini sebenarnya mudah cuma aku salah menyilang saja itu"

"Ini soal esai Senpai"

"Oh maka cara ku mungkin salah" balas ku dengan agak malu

"Hmm, senpai sepertinya merendah untuk meroket"

"Ya tidak juga, itu beneran maksimal otak ku, namun jika saat seleksi kemarin, otak ku menjadi 4kali lipat"

"Bagaimana bisa seperti itu senpai, ini matematika loh, butuh rumus"

"No nono, rumus itu ada dari percobaan rumit, lalu percobaan rumit itu dari pemikiran sederhana" balas ku

Contohnya : hukum Newton 3, benda punya gaya timbal balik yang rumusnya lumayan panjang, dan untuk dapat rumus itu perlu ujicoba rumit, sementara aslinya itu hanya rumus dari kegiatan sederhana contohnya orang yang mendayung.

.

"Aku memilih matematika sebab aku tau prinsipnya, berbeda dengan fisika yang harus memebedah rumus" ucap ku pada Itaki

"Senpai beneran melogika soal saat seleksi?" tanya Itaki tak yakin

"50% ada yang ku logika, khusus untuk jawaban yang pilihannya beda jauh loh ya, jika jawaban bedanya cuma 1 angka, tentunya aku pakai rumus"

"Wow aku sebenarnya kepikiran begitu, tapi apa otak ku mampu ya"

"Ya jika tidak bisa lebih baik jangan, btw lanjut belajar saja, aku rasa perlu memperbaiki nilai ku"

"Baiklah"

.

Belajar sampai jam 3 sore, lalu pulang ke apartemen.

Di luar sudah ada 3 mbak mbak cantik.

"Kalian sales ya?" tanya ku

"Bukan, kami anak magang dari universitas Tokyo, ingin magang di tempat anda Hamiya san" ucap si A

"Oh kenapa tidak masuk?" tanya ku

"Waktunya belum jam 3.30 siang" kata Si A

"Oh baiklah baik, mari masuk jika begitu"

.

Di dalam langsung ku suruh ibuku untuk membuatkan minum dan membawakan sncak ringan.

"Boleh ku lihat biodata kalian?" tanya ku

Mereka menyerahkan biodatanya.

"Sudah bisa menggambar dengan tap?" tanya ku

"Sudah, namun kami terbiasa dengan kertas" kata Si B

"Perkenalan saja dulu ya, nama ku Haruka Hamiya, ibuku namanya Yoshiko Hamiya, kalian tolong sebutkan agar ibuku tau juga sebab kita akan bekerja di sini"

.

"Sachi Ume" kata si A

"Moe Inumaki" kata si B

"Lin Urehara" Kata si C

.

"Baiklah, lalu kalian magang selama, tunggu sebentar kenapa 2 bulan, bukannya 1 bulan?" tanya ku

"2 bulan aturan terbaru dari kampus kami Hamiya san"

"Baiklah, jika begitu, tapi apa kalian di gaji?" tanya ku

"Tidak, namun perusahaan memberikan kami perlengkapan untuk bekerja" kata Moe

"Oh, lalu kalian kerja selama berapa jam sehari?" tanya ku

"Menyesuaikan jam kerja anda Hamiya san, kami di suruh sebagai asisten anda" kata Moe

"Jam kerja ku tidak pasti tapi, aku kadang jam 4 baru mulai, jam 5 kadang, bahkan jam 8 malam, tergantung longgar ku, kalian menginap di mana?" tanya ku

"Di apartemen dekat dengan Minimarket depan"

"Oh dekat, begini saja jam kerja paling hanya 5 jam, namun soal mulainya kalian tolong kosongkan jadwal antara jam 3 sampai jam 12 malam, nantinya aku akan mengabarkan juga kapan mulainya bekerja, kalian bersedia?" tanya ku

Mereka berdiskusi dulu.

"Kami bersedia Hamiya san"

"Baguslah, kalian kembalilah dulu, nanti mulainya jam 7 malam saja, jika sudah bawa tap menggambar tinggalkan saja di meja itu" suruh ku

.

Mereka pergi.

"Kamu hebat juga Haruka kun, jadi pembimbing magang orang yang lebih tua darimu" ucap ibuku

"Ya namanya juga, perusahaan kreatif itu tidak ada namanya tua atau muda yang ada hanya kamu lebih kreatif dan lebih berpengalaman atau tidak, ibu masak apa hari ini?" tanya ku

"Ibu masa kare, katakan saja pada 3 orang tadi untuk makan malam bersama jika mau"

"Ya nanti jam 6 akan ku kabarkan, aku mau mandi dulu"

.

Note : wa Haruka sudah tidak di block Amagi.

.

Jam 6 petang setalah belajar sedikit soal matematika.

Ku telepon Moe.

"Halo, kamu dan teman mu sudah makan?" tanya ku

"Ini sedang cari makan Hamiya san"

"Panggil aju Haruka san saja, daripada cari lebih baik makan di apartemen ku, datang saja langsung sekakian persiapan untuk bekerja"

"Tidak usah Haruka san, nanti merepotkan"

"Tidak merepotkan, aku suka berbagi, lagipun lebih baik kalian berhemat" balas ku

"Beneran tidak merepotkan?"

"Tidak, datang saja ke sini langsung akan kami tunggu" ucap ku

.

Di lokasi Moe.

"Makan gartis guys, goes ke apartemen Haruka san!!" teriak Moe

"Di undang?" tanya Lin

"Iya di undang, sekalian persiapan barang untuk bekerja" kata Moe

"Baiklah gas, aku sedang kantong tipis sebenarnya juga" kata Sachi

.

Jam 6.20 mereka datang dengan pakaian sopan.

"Lain kali datang dengan pakaian bisa saja jangan seformal ini, kalian kerjanya membuat sesuatu, buat kalian senyuman mungkin" kata ku

"Kaosan tidak masalah Haruka san?" tanya Moe

"Tidak masalah yang penting enak di pandang saja" balas ku

.

Makan bersama dengan kare dan lauk lain.

"Yoshiko san masakan anda sangat enak, boleh saya tambah nasinya?" tanya Moe

"Sini piringmu, biar aku ambulkan" kata ibuku

.

"Masakan kare ini kuncinya apa agar gurih Yoshiko san?" tanya Lin

"Kuncinya ada di parutan kelapanya, Haruka kata sih ini mirip bumbu rendang"

"Rendang?" tanya Sachi

"Jika kalian pernah ke restoran Wagnaria di Oosaki Miyagi, pasti tau" balas ku

"Oh aku ingat, restoran itu kan jadi destinasi wisata juga di Sendai, makanannya sangat enak sih harganya juga bersahabat di kantong wisatawan" kata Moe

"Pernah coba rendangnya?" tanya ku

"Belum, waktu itu rombongan kami tidak terjatah rendang saat memesan di travel, kejatahnya ayam betutu" kata Moe

"Oh menu baru ya" pikir ku

.

Jam 6.30 selesai makan.

Ku persiapkan alat alat untuk bekerja.

"Heh heh jangan mulai dulu, kalian istirahat saja, masih 30 menit lagi" ucap ku

"Tidak masalah Haruka san, kami juga ingin membiasakan diri juga"

Ku biarkan lah akhirnya jika alasannya seperti itu.

.

Jam 7 malam.

Ibu menonton tv di lantai satu, sementara kami ber 4 di lantai dua akan mulai bekerja.

Ku berikan pengarahan dulu.

Haruka ~

Tugas kalian yang ku dapat dari Bu Mina adalah kalian harus membantu ku bekerja, sebab kalian job ku bertambah jadi 8 perbulan, artinya ilustrasi untuk satu novel paling tidak harus jadi dalam waktu 3 hari, namun hal itu tidak mungkin karena pengerjaan tidak bisa sekali jalan seperti itu, paling tidak ada 1 minggu, antara 4 hari menggambar, di tinjau editor, lalu 3 hari untuk revisi jika ada.

Ku tanya dulu, kalian mau aman atau ingin mengembangkan potensi diri?

Mereka berpikir sejenak

"Kami ingin mengembangkan potensi diri"

Note : hasil yang Haruka buat paling revisi sedikit jadi maksudnya aman adalah yang seperti itu, lalu untuk yang potensi diri artinya Haruka akan melepaskan sebagai kerjanya pada 3 orang itu.

.

Soal kerja kalian lihat pekerjaan ku dulu, sekarang aku sedang mengerjakan novel SAO, jujur saja aku tidak akan melepaskan garapan ini pada kalian sebab novel ini sudah on going in manga, jadi tidak bisa sembarang ilustrasi, namun jika kalian ku rasa pantas kalian ku perbolehkan.

Urusan gaji ternyata ada, aku yang menggaji kalian namun dengan sop(aturan) yang berlaku jadi urusan gaji jangan tanya dulu, sebab kalian ini belajar yang utama bukan cari uang, paham?

"Kami paham"

.

Ku mulai trainingan dengan memersilahkan mereka melihat dulu cara kerja ku, sebab tak mungkin juga mereka langsung ku suruh menggambar.

"Ilustrasi apa memang harus sedetail ini Haruka san?" tanya Moe

"Begini filosofinya, ilustrasi itu bayangan pemikiran, seumpama penggambaran di novel tidak jelas, maka tugas illustrator memperjelas, jadi jika gambaran tidak detail ya sama saja kamu gagal karena tidak jelas itu" balas ku

"Tapi bukannya anda terlalu detail?" tanya Sachi

"Ya memang terlalu detail, tapi pasar suka dengan hal begini, kalian jika jadi pegawai harus punya gaya masing masing, aku ahli di detail dan itu poin plus untuk ku, aku kurang bisa membuat tulisan di gambar, alias membuat manga, kalian ku sarankan sih ikuti gaya ku, sedikit improv lalu kalian jadilah illustrator terbaik" kata ku

.

Pelajaran training ku lanjutkan setelah target hari ini ku selesaikan sebanyak 20 gambaran, tentunya ku suruh 3 orang itu membantu juga walaupun masih ku pandu.

"Dengar aku tidak seperti guru yang memberikan tugas untuk di nilai, tapi aku memberikan tugas untuk di jual hasilnya, baca novel ini, ini novel ku yang tidak ku terbitkan, kalian ku tugasi urus volume pertama sampai ke 4 saat di rumah kalian atau setelah pekerjaan di sini selesai boleh langsung membuat ini, ku berikan waktu 2 bulan, gajinya nanti ko tf jika hasil penjualannya bagus" ucap ku sambil memberikan novel berjudul 'Cheating by Boy"

Moe menerimanya.

"Apa ini penentu kelulusan magang kami?" tanya Sachi

"Tidak, ini hanya pekerjaan ku untuk kalian, anggap sebagai nilai plus dariku"

"Baiklah kami paham Haruka san, tapi anda menandu soal penggambaran awalnya kan?" tanya Moe

"Tidaklah, kalian pikirkan sendiri wajahnya, posturnya, dan karakternya, baca sampai habis dulu novel pertama"

.

Mereka menyimpan novel ya dulu.

Lalu ku pandu mereka mengerjakan novel Re life, tinggal melanjutkan dan deadline masih agak lama yaitu tanggal 15.

Jadi aku bisa santai jikalau mereka gagal di uji editor.

Jam 11 malam selesai, sekaligus menata barang barang.

"Terima kasih atas ilmunya Haruka san"

"Sama sama, besok sepertinya agar tidak kemalaman mulainya jam 4 sore saja" ucap ku

"Baiklah Haruka san"

.

Mereka pergi lalu aku pergi ke kamar.

Note : ibu sudah pergi duluan jam 9 tadi.

.

"Oh bagus ya, katanya tidak selingkuh dengan Fujiwara tapi sekarang ada 3 wanita dewasa yang masuk apartemen mu Haruka, aku hari ini berniat minta maaf padamu namun kenapa kamu jadi seperti itu?" ketik pesan dari Amagi jam 9 tadi

"3 orang itu karyawan magang di perusahaan Bu Mina, aku jadi pembimbing mereka, kamu mau minta maaf soal apa?" balas ku

"Dasar laki laki semuanya sama saja buaya!" aku langsung mendapat balasan kasar

"Kamu ini kenapa jika hidup mu susah jangan menyebar kesusahan padaku, namun jika kamu cari jalan keluar aku bantu" ketik ku

Sudah tidak ada balasan lagi.

Lanjut tidur saja.

.

Di sekolah.

"Pagi" ucap ku pada teman teman sekelas

"Pagi Haruka kun" balas yang lain

"Pagi Amagi" ucap ku

"Pagi" balasnya dengan judes

.

Aku duduk si samping Miyuki.

"Kamu tidak balikan saja dengan Amagi, sepertinya ia sangat terguncang kemarin setelah kamu tinggal" kata Miyuki

"Ya untuk apa balikan, orangnya saja cuek, aku harus apa dong, jika di ajak pun aku tidak menolak" balas ku

"Kamu ini kaum opportunities ya" kata Fujiwara yang tiba tiba nongol

"Ya bukan begitu, aku ini kaum yang prioritas, cinta bukan prioritas utama ku, aku harus bekerja untuk hidup ku dan ibuku, belajar agar masa depan ku cerah" balas ku

Mereka yang mendengar jadi terdiam.

"Tolonglah jangan merasa benar karena membela satu orang dari sudut pandangnya, tapi lihatlah dari sudut pandang ku, aku ini anak tunggal, tidak punya ayah yang memberikan uang ketika aku minta, atau minta ibu ketika ayah tidak punya uang, jadi jangan menilai aku ini salah, hidup tidak adil, menn aku sudah merasakan hidup ini lebih tidak adil padaku" ucap ku lagi

"Maafkan aku" ucap Fujiwara

"Aku juga" kata Miyuki

.

Setelah istirahat aku langsung ke perpustakaan untuk belajar lagi.

"Lihat nilai ku kembali ke 90 kan" ucapku pada Itaki

"Hanya beruntung, tapi kenapa ya nilai ku stuck di 80 saja" kata Itaki

"Sadar diri saja" hina ku dengan bercanda

"Huu!"

.

Jam 3 pulang, mandi lalu bekerja jam 4 sore.

Ku training lagi si mahasiswa itu, sebab aku masih malas menggambar.

Ku ajari cara membuat sekali garis berani, namun karena kurang pengalaman mereka tidak bisa bisa.

Jam 5 aku baru mulai menggambar.

.

Jam 6 makan malam bersama lagi.

Jam 6.30 mulai kerja lagi.

"Otak kalian panas?" tanya ku

"Lumayan, susah ternyata jadi illustrator itu" kata Sachi

"Ya namanya juga pekerjaan kreatif, perlu ide dan keahlian, lakukan saja perlahan lahan, serap ilmu dari ku lalu praktekan"

Note : Haruka si mentor

.

"Haruka san, bagaimana menurut mu?" tanya Lin sambil menujukan gambarannya

"Tidak sesuai, baca di bait bukunya, ia sedang apa, kamu buat seperti itu sama saja buat cover buku" balas ku

"Oh lalu kenapa tidak di jadikan cover?" tanya Lin

"Tidak bisa, cover sudah viks ku buat, nih lihat" tunjuk ku

"Astaga bukan main, kenapa bisa sebaik itu?"

"Nah untuk cover perlu imajinasi lagi, warna harus oke, makanya aku suka menggambar di tap sebab jika salah warna bisa ku undo pekerjaannya" balas ku

"Owh, aku merasa kalah jauh dengan anda Haruka san" kata Lin

"Tidak usah merasa kalah, tapi merasalah ingin belajar, mulai besok kalian menerima 1 job novel loh ya, jadi kerjakan bersama tidak masalah, jika salah akan ku revisi langsung"

"Baik Haruka san"

.

.

.

.

.

Jam 9.30 mereka pulang.

"Haruka kun, mau ibu buatan coklat panas?" tanya ibu

"Tidak perlu bu, aku akan ambil sendiri jika ingin"

"Ibu apa bisa ikut kerja dengan mu?" tanya ibu

"Ibu tunggu saja, nanti akan ku bukaan toko untuk ibu urus" balas ku

"Kan masih lama juga, ibu tidak ingin jadi beban terus terusan"

"Lah siapa yang menganggap ibu beban, jika aku menanganggap ibu beban sama saja aku anak durhaka, hidup ku sampai sekarang juga tidak lepas dari peran mu kan" kata ku sambil main ponsel

"Tapi ya bagaimana, ibu tidak suka hidup begini, belum waktunya ibu untuk terus terusan istirahat"

"Tidak masalah, ibu sabar saja tenang selama ada planing diriku, ibu tidak usah khawatir"

"Hmm"

.

.

.

Jam 10 malam masuk kamar.

Bervid call ria dengan Fujiwara, sebab tidak mungkin juga vid call lagi dengan Amagi.

"Ayo minggu depan ku ajak ngecamp" ucap ku

"Mana mungkin ku terima, kamu itu banyak scandal kotor, lupakan saja acara untuk mengajak ku jalan" balas Fujiwara

"Apa masalahnya, scandal belum tentu benar juga kan"

.

Bervidcall sampai jam 11 malam, Fujiwara tidur duluan sebab ia sudah mengantuk.

..

"Jika besok ada waktu aku ingin bertemu dengan mu Haruka kun" pesan dari Amagi, jam 10 tadi

"Bertemu di mana?" balas ku

"Jika mau ke restoran tempat terakhir kita bertemu, kakak ku ingin minta maaf padamu"

"Memang ia salah apa?"

"Karena menyuruh mu putus dengan ku, lagian kenapa kamu dengan mudahnya memutuskan aku padahal aku belum menerimanya, jika boleh aku ingin video call" ketik Amagi

Ku vid call dirinya.

Terlihat mukanya Amagi yang kumuk kumuk, dengan kantung mata yang sembab.

"Kamu baik?" tanya ku

"Tidak, aku merasa kehilangan dirimu Haruka kun"

"Mau balikan?" tanya ku duluan karena jujur saja aku tak tega

Amagi malah jadi menangis.

"Hey kantung mata mu bisa tambah besar nanti, tolong berhenti menangis" ucap ku

"Kamu terlalu baik Haruka kun, maafkan aku karena aku tidak percaya padamu, aku merasa tak pantas untuk mu, pahala dulu kamu berjanji satu hati dan tidak akan berpindah"

"Sudah hentikan tangisan mu, aku tidak enak membuat wanita menangis sebenarnya, jadi kamu mau balikan tidak?" tanya ku

"Mau" balas Amagi

Jadilah vid call lanjut sampai jam 1 dini hari.

Ku tinggalkan ponsel ku sebab aku sudah tak kuat begadang lagi.

"Yah sudah tidur duluan, selama malam Haruka kun" kata Amagi

"Selamat malam" balas ku

.

Besoknya jam 7 pagi berangkat sekolah.

Baikan lagi dengan Amagi, jam 3 pulang sekolah ke restoran.

Kakaknya minta maaf atas kelakuannya padaku dulu.

"Uangnya perlu ku kembalikan?" tanya ku

"Tidak usah, aku tau berita tentang mu di Internet, ku doakan hubungan mu dengan adik ku segera berakhir"

"Kakak!" ucap Amagi di sampingnya

"Iya iya ku doakan semoga lancar hubunganmu, kalian juga masih SMA, kenapa seserius ini juga, seperti bocah saja" kata Hiro

"No comment" balas ku

.

Jam 5 pulang duluan diriku ini karena masih ada kerja.

.

Di apartemen ku lagi.

Rutinitas terus berputar hingga sabtu.

Aku menghadiri acara televisi saat ini.

"The great Young Boy and Girl"

.

Pertama hostnya memperkenalkan ku sejenak, setelah selesai barulah aku bisa duduk.

Haruka ~

"Haruka Hamiya, seorang pemuda yang hebat, menjadi illustrator dari 5 novel terbaik se Tokyo, Hamiya san apa kabar"

Baik

"Sebelumnya saya mau tanya nih Hamiya san, anda bisa mengenal dunia seni, lalu bagian illustrator itu bagaimana, boleh kan menceritakan sedikit di sini?"

Tentu, awalnya itu saya hanya remaja biasa, berangkat sekolah pulang, berangkat sekolah lalu pulang lagi, dan berulang terus.

Suatu hari ada dimana saat aku tidak bisa seperti itu lagi, keluarga ku kekurangan uang, nah karena keadaan mendesak itu aku bekerja, cari lowongan sana sini, namun tidak ada yang menerima juga, dari situ aku coba coba menggambar saja, gambar manga terlalu susah, ya sudah gambar yang penting ada kaitannya dengan cerita, sebab aku suka baca juga.

"Anda latihan juga setiap hari untuk mengasah gambaran anda?"

Tidak terlalu sering juga, aku sudah punya basic sebenarnya soal gambaran, cuma kurang ide saja.

"Tapi menurut tuturan Haruka Shinomiya orang terkaya di Jepang, gambar mu sudah sekelas profesional tidak mungkin bisa hanya 1 atau 2 tahun berlatih, perlu bertahun tahun, katanya lewat akun Instagramnya"

Ya gimana ya, orang itu ada yang dari bakat ada juga dari usaha, aku mungkin sudah berbakat, aku juga lebih suka yang langsung bagus saja, sebab pasar novel sekarang juga sukanya yang pasti pasti.

"Jadi anda tidak terlalu sering latihan tapi tingkatan gambar sudah pro begitu?"

Yap, orang lebih baik jujur daripada merendah untuk meroket.

.

Aku terus di tanyai sial hidup dan pekerjaan ku.

Acara selama 1 jam.

.

Jam 11 pagi baru pulang.

Dari acara itu lumayan aku dapat uang 200 rb yen.

Langsung pergi ke apartemen untuk tidur siang.

.

Tanggal 12 pindahan rumah.

Tanggal 15 ikut olimpiade prefecture.

.

Jam 8 di ruangan.

Aku Miyuki dan Itaki beda semua ruangannya.

"Semoga saja lolos" ucap ku dalam hati

.

Jam 8.30 mulai mengerjakan lewat komputer.

Soalnya 250 soal, semuanya pilihan ganda, benar 3 poin, salah - 2, tidak di jawab - 1.

.

"Hmm soalnya susah lagi" ucap ku setelah membaca soal pertama

Ku coba kerjakan sebisanya.

"Lumayan mudah ternyata"

.

2 jam berlalu, waktu masih 30 menit.

Namun semua soal sudah ku isi dengan jawaban.

30 menit berlalu.

Olimpiade selesai.

Semua peserta keluar ruangan.

.

"Bagaimana Senpai lancar?" tanya Itaki

"Lancar" Balas ku

"Ini buruk, aku lupa semua caranya" kata Miyuki

"Yang sabar" balas ku dan Itaki dengan menepuk pundaknya

.

Menunggu jawaban selama 1 jam.

"Selamat bagi yang saya sebutkan anda lolos mewakili prefecture Tokyo di olimpiade nasional" ucap seseorang lewat speaker

.

Semua peserta langsung diam.

"Juara kedua Oiko Urika, dari SMA Tokyo dengan poin 721"

"Whoooooooo!!!!" teriak siswa yang di panggil tadi

.

"Yah sepertinya hanya ada salah satu dari kita yang lolos" ucap ku

"Semoga itu aku" ucap Itaki dalam hati

Begitu juga dengan peserta lain.

.

"Untuk juara pertama, dengan poin 748"

Semuanya kaget, kerana dengan poin itu sama saja hanya salah satu.

"Selamat untuk Haruka Hamiya, SMA Shuchiin, berikan tepuk tangan yang meriah dengan dua orang itu"

"Yah biasalah kan aku jenius" ucap ku pada Miyuki dan Itaki

"Jangan sombong senpai" kata Itaki menahan air matanya

"Tahun depan ku rebut" kata Miyuki

"Untuk peringkat 3 - terakhir silahkan lihat di papan pengumuman"

.

Semuanya langsung melihat papan pengumuman.

3. Miyuki 720

17. Itakk 654

"Akhh sial satu poin lagi!!" teriak Miyuki

"Susah susah" kata Itaki

"Sabar, masih ada loh perwakilan mimpi kalian" ucap ku

.

Jam 1 siang pulang bersama rombongan sekolah dengan naik bus.

Dengan total ada 15 yang lolos ke nasional, pencapaian yang baik juga sih untuk sekolah Shuchiin.

.

Di bawah kolong jembatan.

Menyendiri.

"Ya tuhan bolehkah aku meninggal saja" ucap ku dalam hati saat di apartemen sebab mengingat hidupku yang makin hari makin aneh saja

"Ku beri kebebasan menjelajahi dunia luar biasa kamu malah menolak?"

"Bukan menolak tapi ini terlalu aneh, aku ingin hidup normal saja!!!" kata ku

"Berjuanglah, ini hidup mu sekarang, nikmati dan jalani"

"Tidak mungkin!!!" teriak ku

.

Jalan berdua dengan Amagi Chika (Jam 7 malam)

Di dalam mobil.

"Chika chan mau sex?" tanya ku tanpa ragu

"Eh, ano kamu yakin?" tanya Chika balik

"Ayo mampir ke hotel" ajak ku

"Kamu yakin Haruka kun?" tanya Amagi dengan muka memerah

"Iya lakukan"

.

Di depan love hotel.

Kami masuk lalu ke meja respsionis dulu.

"Pilih kamar yang mana tuan?" tanya resepsionisnya

Ku pilih kamar terbagus, harganya 8600 yen.

Dapat kunci kamar nomor 25.

.

Di dalam kamar.

"Kamu suka ML atau FL" tanya ku ke Amagi

"Huh?" Amagi tak paham

"Kamu yang memimpin permainan atau aku" ucap ku

"Ini pengalaman pertama bagiku, sebelum kita mulai aku ingin kamu berjanji dulu padaku" ucap Amagi

"Berjanji apa?"

"Katakan bahwa kamu akan selalu bersama ku, aku tidak menuntut pernikahan, tapi kamu di larang dengan wanita lain sampai kapan pun"

"Turunkan sedikit, ganti dengan tidak ada hubungan yang dekat dengan wanita lain saja" balas ku

"Baiklah ku terima"

.

Mulailah acaranya.

Walaupun tubuh ku lebih kecil dari Amagi, tapi tubuh ku kuat, bahkan ia ku gendong pun tidak jadi masalah berat bagiku.

Ku buka pakaiannya.

Amagi mencegahnya

"Apa ini tidak masalah?" tanya Amagi

"Ya kalau hamil baru masalah, yang penting pakai pengaman" balas ku

"Bukan yang itu, aku malu sepertinya jika kamu lihat"

"Nikmati saja" ucap ku

.

Lanjut ku buka atasan dan bawahan tinggallah pakaian dalamnya.

Amagi masih malu malu.

"Mau ku video?" tawar ku

"Jangan aneh aneh"

"Lha kamu malu begitu, dulu saja kamu yang sering menggoda ku loh"

"Ya dulu kan kamu tidak acuh, sekarang kamu malah yang agresif aku jadi takut"

"Hmmm jangan takut Chika chan"

.

.

.

Aaaaa....

.

.

"Belum ku masukan sayang" ucap ku

"Tapi itu sakit"

"Tahan sebentar oke tahan, punya ku juga ukuran normal kok"

"Pelan pelan saja Haruka kun"

"Iya ini pelan" balas ku

.

Haa ha ha ahh ahh

Ahh

Aw

"Kenapa pipiku kamu cubit?" tanya ku

"Aku ingin, tolong masukan lebih dalam lagi" kata Amagi

"Ya ya ya, tapi kamu masih perawan ya ternyata"

"Tentu saja aku masih"

.

.

.

Jam 9 malam.

"Sudah selesai?" tanya Amagi

"Sebentar istirahat dulu" balas ku

.

Jam 9.30

Lanjut main sampi jam 11 malam.

.

"Ayo mandi Chika chan, jangan pulang pagi, sebab aku ini publik figur"

"Salah mu juga kan, kenapa tidak main saja di rumah ku yang kosong"

"Tidak baik, nanti tetangga curiga aku di rumah mu sampai malam, kan rumah mu kosong juga"

Note : kakaknya dah kembali ke Prefecture Saitama.

"Hmmm"

"Jangan hmm ayo pulang" ajak ku

"Aku sudah lelah, aku mau tiduran di sini saja"

"Sendirian mau?" tanya ku

"Tidak, kamu menginap saja di sini juga, balik jam 4 pagi gitu"

Ku lihat kondisi dulu, Amagi memang kelelahan, aku juga, jadi ya ku setujui ide itu.

.

Mandi dulu, tidur, bangun jam 3.30, pulang jam 4 pagi.

.

.

Next