webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

174.) Berat

Senin, 15 Februari

Masuk sekolah seperti biasa, video sudah ku kirim, tinggal tunggu hasil.

"Haruka kun, mau masuk ke klub game?" tanya Chika

"Tidak, aku sibuk orangnya"

"Langsung di tolak" ucap Chika kaget

.

Jam 2 siang di ruang osis.

Sedang berkumpulan 3 sijoli.

Miyuki, Ishigami, dan Haruka.

"Bagaimana pendapat kalian soal celana dalam wanita?" tanya Ishigami

Shirohige membayangkan kancut adiknya.

"Biasa saja" balas Shirogane

Aku membayangkan kancutnya Saki jika pakai lingerie.

"Tembus pandang" balas ku

Dua orang tadi langsung melotot padaku.

"Punya siapa?" tanya Shirohige

"Cd lingerie semuanya tembus pandang" balas ku

"Tidak, ada yang belah tengah" kata Ishigami

"Tapi menurutku sih lebih bagus yang biasa saja" ucap Shirohige

"Kamu bilang begitu pasti karena belum pernah lihat yang tembus pandang sih, coba saja lihat, tar ketagian" ucap ku

"Lihat apa?" tanya Chika yang baru masuk bersama dengan Kaguya dan Lino

"Lihat kan.." ucap Miyagi tapi langsung ku bungkam dengan tangan

"Jangan di katakan" bisik ku pada Shirohige

"Oh aku lupa, maaf"

.

"Ketua katanya akan ada murid baru lagi apa itu benar?" Kaguya tanya lalu duduk di sofa

"Benar, dia juga dari sekolah mu loh Haruka" uacp Shirohige padaku

"Wanita?" tanya ku langsung

"Iya namanya, Amagi Chika, masuk lewat jalur prestasi juga nilainya 89, sudah cukup untuk memperoleh beasiswa"

"Heh dia lalu jadi osis langsung?" tanya ku

"Tentu saja degozaru" Chika habis nonton One Piece

"Apa ada masalah senpai?" tanya Lino

"Banyak, dia itu penganggu hidup ku"

"Tapi katanya ia mau ditempatkan juga di kelas kita loh" kata Shirohige

"Hahhh pindahkan saja" ucap ku

"Ya mana bisa, keputusannya ada di tangan kepala sekolah bung"

.

Melanjutkan tugas osis yaitu mencatat rancangan dana tiap klub.

"Ketua aku ingin anggaran lebih untuk klub game!" teriak Chika

Shirogane kaget

"Mana bisa Fujiwara senpai, klub mu tidak menghasilkan prestasi, aturan sekolah klub yang tidak punya prestasi tidak boleh minta dana lebih" kata Ishigami

"Tapi di klub ku banyak loh anggaran pembelanjannya"

"Kamu di sini menulis kebanyakan, mana ada orang beli game sebesar 1,4 juta yen" ucap Shirogane

"Tapi di sini kamu hanya memberikan 50 rb yen, tidak sampai 5% nya, jadi tolong di naikan" (Pasang anggaran tidak sesuai kenyataan)

"Tidak bisa Fujiwara, anggaran klub itu terbatas"

"Dasar pelit" teriak Fujiwara

"Andaikan aku Haruka asli, ku kasih dah 400 juta pun tinggal gesek" pikir ku

"Jangan manja begitu Fujiwara, kamu kan osis jadi jangan terlalu memihak klub, biasanya segitu juga" ucap Kaguya

"Tidak bisa begitu juga Kaguya san, aku ini memahak rakyat"

"Hilih Fujiwara senpai hanya ingin bermain saja bilang memahak rakyat" hina Ishigami

"Ini bermain untuk kontes game" ucap Chika

"Jangan debat lagi, kamu masih ada tugas osis kan" tanya Shirogane

"Puuufffttttttt"

.

Duduk berdua dengan Chika, sebab yang lain sedang survey klub.

"Berapa kekayaan keluarga mu Fujiwara san?" Tanya ku memulai percakapan

"Kenapa tanya?"

"Ya hanya ingin tau"

"Oh,kekayaan keluarga ku mungkin 5 - 10 miliar yen ada"

"Oh ku kira sampai ratusan miliar" ucap ku bahagia karenanya masih ada kesempatan

"Tidak sampai segitu, tapi jika aku jadi istri kedua Haruka Shinomiya mungkin bisa jadi ratusan tapi di angka triliunan"

"Dia kaya?" Tanya ku

"257 triliun yen, itu kekayaaanya yang tercatat di tanggal 24 Desember 2020"

"Uangnya untuk apa ya itu"

"Banyak sih, Haruka itu orangnya gak tanggung jika keluar uang, aku rasa mungkin Tokyo akan kalah dengan Miyagi di tempatnya tunggal, soal industri bisnis maksudku"

"Ia apa juga mendonasikan uangnya?"

"Iya, tapi aku tidak tau berapa jumlahnya"

"Begini Fujiwara san" ucap ku memberanikan diri

"Ya ada apa?"

"Kamu sabtu atau minggu apa ada acara"

"Ara Hamiya kun😗, apa kamu mau mengajak ku jalan?"

"Iya" balas ku

"Maaf aku tidak bisa, aku ada acara jalan jalan waktu itu" (Chika menolak sebab ia punya prinsip tidak akan pacaran saat SMA)

"Oh begitu ya" balas ku

"Maaf ya Hamiya kun kamu ajak saja Ketua, Ishigami, Lino, atau Kaguya saja"

"Ya"

.

Jam 4 sore aku pulang dengan jalan kaki.

"Haruka kun selamat siang" ucap Amagi di depan gerbang masuk gedung apartemen

"Mau apa?" Tanya ku

"Aku masuk SMA yang sama dengan mu loh, beasiswa prestasi juga keren tidak"

"Ya, lalu untuk apa kemari?"

"Aku mau mengajak mu makan malam bersama dengan Ibumu untuk merayakan ini"

"Hmm untuk apa juga jika kamu makan lebih baik makan di apartemen ku sekalian, aku yakin ibuku sudah memasak jadi tidak baik jika aku makan di luar"

"Hmm ya sudah aku ikut saja, tapi besok mari makan malam bersama, aku yang traktir"

"Baiklah itu janji" ucap ku lalu mengajaknya masuk

.

Di dalam apartemen.

Main game berdua dengan ku, sementara ibu hanya menonton sebab ia tak tau caranya main.

"Hey itu curang, mana ada orang main dengan menarik stik lawannya" ucap ku

"Ini aku ada" balas Amagi lalu menjulurkan lidahnya

"Hmmm" balas ku

.

"Ibu apa aku curang?" tanya Amagi ke ibuku

"Tidak Chika chan"

"Heh ibu ini orang tua ku atau dirinya?" tanya ku

"Orang tua mu lah Haruka kun, kalian mandilah dulu, antar Chika pulang Haruka kun, atau Chikanya mau mandi di sini sekalian?" tanya ibu

"Mandi di sini saja bu" ucap Chika

"Eh tunggu sebentar sejak kapan kamu memanggil ibuku dengan sebutan ibu?" tanya ku pada Amagi

"Sejak kemarin, kamu menginap di tempat kerja mu kan, aku menemani ibu di sini" ucap Amagi

"Ih jadi Amagi yang ibu maksud, kenapa di rahasiakan juga" ucap ku pada ibu

"Siapa juga yang merhasiakan, kamu yang tidak tanya namanya bukan"

.

Di kamar ku.

Ganti baju lalu kembali ke ruang keluarga.

Amagi membagi ibu menyiapkan makan malam.

"Ibu, aku mau tanya apa Haruka sudah ada pacar?" tanya Amagi namun tidak keras keras

"Ibu rasa sih tidak ada, tapi kamu cobalah tanya sendiri saja sana" ibu menyuruhnya

"Baiklah nanti akan ku coba tanya"

.

Saat makan malam.

Makan seperti biasa.

.

Mengantar Amagi pulang.

"Haruka, kamu apa sudah ada orang yang di suka?" Amagi bertanya

"Ada"

"Diriku?" tanya Amagi kepd an

"Ya tidak, aku ini bukan penyuka wanita barbar"

"Aku tidak kebanyakan tingkah, eh tapi siapa yang kamu suka?"

"Chika"

"Itu aku" ucap Amagi bahagia

"Bukan, namanya Chika Fujiwara" balas ku

"Hmm kamu ini kenapa pilih yang jauh sementara yang dekat saja ada"

"Ya namanya suka, lagian aku bukan laki laki b aja yang akan baper karena di dekati wanita ya"

"Ya sudahlah"

"Kamu suka padaku memangnya?" tanya ku pada Amagi

"Jujur saja iya, namun kamu suka yang lain apa boleh buat juga, aku terpaksa harus berhenti juga" kata Amagi dengan ekspresi sedih

"Dah ketebak alurnya akan seperti ini" pikir ku

"Tapi tidak masalah aku tidak apa apa" kata Amagi

"Jika ku beri syarat jadi pacar ku harus memberikan uang 500 rb yen mau?" tanya ku

"Tidak, cinta tidak bisa di bayar dengan uang, tapi jika kamu janji bisa menyukai ku menikah dengan ku, tuh rumah ku bakal jadi milikmu juga" ucap Amagi

"Jika rumah aku bisa beli sendiri, aku mau tanya apa kamu mau membeli sebuah hubungan dengan 500 rb yen?" tanya ku

"Tidak ada biaya di tengah kan?" tanya Amagi memastikan

"Tidak"

"Baiklah ku beli 500 rb yen" ucap Amagi

"Hahaha kamu aneh aneh saja, baiklah mari coba hubungan selama 1 minggu, jika cocok lanjutkan jika tidak ya sudahi" ucap ku

"Termasuk melakukan sex tidak di batasi kan?"

"Gak, aku tidak mau terjebak akan kata kata, Haruka Kamu Harus tanggung jawab pokoknya, aku tidak mau itu terjadi"

"Tch" Amagi mendecih

"Hey kamu kepikiran hal itu kan" ucap ku

"Tidak"

"Iya kan!"

"Tidak"

Terus debat sampai kami sampai di rumahnya.

.

Cuph

"Bye Haruka kun" ucap Amagi lalu masuk

"Hehe terima kasih ciumannya, lain kali boleh di bibir" teriak ku (Haruka tidak menolak di cium oleh wanita cantik)

"Tidak akan ku ulangi jika begitu!" teriak Amagi membalas perkataan ku

.

Pergi ke mini market untuk beli rokok dulu.

"Rokok termahal apa ya kak" tanya ku kasir

"Marlboro mau?" tawar kasir

"Gak rasanya pahit, aku cari yang mentol"

"Ya pilih saja Ice bleast"

"Baiklah coba itu, beli 1 yang 20 biji"

"Harganya 560 yen"

Ku serahkan uang, lalu merokok di luar Mini Market.

Seseorang datang padaku saat rokok sudah menyala.

"Hamiya kun, matikan rokok mu" suruh Chika Fujiwara

"Baru juga ku nyalakan, masa ku matikan hemat energi gas di korek" balas ku

"Bukan begitu tapi kamu masih di larang merokok!"

"Kenapa, umur ku sudah 17 tahun"

"Rokok itu untuk 20 tahun asal kamu tau" kata Chika

Huff huuhhh

"Leh malah di hisap" kata Chika

"Kenapa sih memangnya?" tanya ku

"Tidak baik untuk kesehatan mu, aku punya mimpi menghentikan orang untuk menghisap rokok" ucap Chika

"Jangan di hentikan, merokok itu kebiasaan sehat asal tidak berlebihan"

"Kamu dapat info dari mana, setiap sebatang rokok itu minimal merusak satu alveolus"

"Ya ya ya, aku tau sekarang mau apa memangnya?"

"Kamu tidak takut rahasia mu tersebar!" Chika mengancam dengan ponsel di tangan

"Lah emang merokok itu aib? Aku merokok di rumah saja biasa saja" kata ku

"Mouuu ternyata kamu seperti ini orang yang mengajak ku jalan, dasar laki laki keras kepala!" teriak Chika

"Kenapa sih memangnya merokok itu, kan aku yang sakit, kamu khawatir ya padaku"

"Jangan ke gr an, aku memperingatkan mu karena peduli dengan sesama"

"Ok ok, kamu mau kemana biar ku antar"

"Maaf aku tidak mau bersama dengan perokok"

"Hmm, mau ku traktir ramen?" tanya ku

"Mau!!" teriak Chika

"Mari naik ke mobil ku, di dekat sini ada kedai ramen sepertinya"

"Oke, tapi matikan dulu rokok mu"

Ku matikan bara rokoknya, lalu ku masukan kembali ke wadahnya.

"Kenapa tidak di buang!"

"Sayang belum setengah yang habis"

.

Di dalam mobil.

"Ini mobil mu?" tanya Chika

"Tidak, ini mobil kantor, kan aku sudah pernah cerita bukannya"

"Oh, mobil keluarga ya, lumayan juga"

"Lumayan dong gratis sih"

.

Di kedai ramen.

Chika makan barbar dengan memesan ramen porsi jumbo.

"Kamu bisa habis?" tanya ku

"Bisa, aku pakai obat diet setelah ini"

"Hmmm dasar wanita" pikir ku

.

"Pak pesan ramen dengan sayur dan daging sapi yang banyak" ucap ku

"Ramen apa, yang kamu minta banyak itu hanya topping"

"Oh, jika begitu ramen yang menurut paman enak saja, toping itunya yang banyak"

"Oke"

.

Makan bersama hingga jam 8 malam.

"Kamu habis darimana?" tanya ku ke Chika

"Dari tempat karaoke bersama dengan anggota klub ku"

"Oh yang di dekat sekolah itu kah?"

"Iya, makanya aku tau kamu merokok juga tadi" (Karoke dan minimarket bersebelahan)

"Ya sudah ayo pulang, kamu mau ku antar atau jalan kaki?"

"Ini sudah malam, apa kamu tega membiarkan wanita jalan sendirian"

"Bilang saja mau ku antar, tidak perlu di kode seperti itu"

"Hehe mari ke mobil mu"

.

Saat jalan.

"Boleh aku yang menyetir?" tanya Chika

"Kamu ada sim?" tanya ku

"Tidak"

"Ya sudah jangan coba coba, aku pernah ketilang sebabnya"

"Huuu"

.

.

Perjalanan menuju ke rumah Chika.

"Lewat mana?" ucapku

"Gang depan besar itu masuk, rumah ku 100 meter dari sana, kanan jalan"

"Yang besar itu?" tanya ku

"Iya yang besar itu"

"Oke"

.

.

Sampai di depan rumahnya.

"Terima kasih, lain kali boleh mentraktir ku" ucap Chika

"Tidak bisa, aku sudah ada pacar" balas ku

"Huh, kamu mengajak ku jalan tadi kan, sekarang sudah punya pacar!" teriak Chika sebab ia merasa di permainkan

"Ya namanya juga jodoh, ketemu di jalan, lalu langsung di gasak, jadilah aku dan dia pacaran"

"Tapi ya sudah lah, aku juga tidak suka padamu bye aku masuk dulu" (Chika tidak suka di beginikan)

"Bye"

.

Sampai rumah jam 8.20 malam.

Sebelum masuk ke dalam.

Ringgg!!

"Halo ada apa Bu Mina?" ucap ku

"Kamu mau ambil job lagi tidak?" ucapnya

"Job ku bulan ini sudah ada 3 loh" (Jujutsu Kaisen, SAO, Tunes Blue)

"Kan sudah selesai 2 juga, Jujutsu juga sedang menunggu hasilnya kan, ini aku ada job tolong di terima ya, gaji dua kali lipat"

"Kenapa tidak illustrator lain"

"Hanya kamu yang bisa ini, judul novelnya Ultimate dad"

"Slice of life?" tanya ku

"Iya, Fantasi nyata tepatnya"

"Kirimkan dulu novelnya bisa, agar ku baca dulu"

"Yap sudah ku kirimkan sebelum aku menelepon mu, aku tau kamu tidak akan menolaknya hehe"

"Hey aku belum menerima Bu"

"100% aku yakin kamu bisa, besok ku tunggu di kantor Rui, si editor novel itu"

"Hmm, baik baik akan ku usahakan"

.

Ku lihat ibuku sedang menonton televisi sendiri.

"Ibu mungkin bulan depan kita tidak akan menginap di sini lagi"

"Eh kenapa tidak, bukannya sewanya 200 rb yen untuk 6 bulan?"

"Aku hanya menyewa 2 bulan bu, tapi aku juga sudah punya uang untuk beli rumah sih"

"Kenapa buru buru beli rumah, uang mu sudah terkumpul berapa memangnya?"

"Ya 15 juta yen ada, aku ingin beli rumah tingkat, serta luas, paling harganya paling mahal 10 juta yen, lagian di sini lelah harus naik turun tangga"

"Ibu ikut kamu saja jika begitu, lagian ibu saat ini belum bisa bekerja juga"

"Baiklah tanggal 15 Maret nanti kita pindah"

.

Keesokan harinya saat sekolah.

Amagi Chika datang memperkenalkan diri di depan kelas.

Ia duduk di depan ku.

"Baiklah ujian dadakan matematika akan di adakan, siapkan kertas" ucap guru di depan

Semua murid mengeluarkan kertas.

"Heh apa aku memang tidak terbiasa ya" ucap ku dalam hati

"Hamiya keluarkan kertas" guru tadi menyuruh ku

"Baik bu"

.

Guru membacakan soal, waktu menjawab hanya 2 menit, namun untungnya jawabnya pilihan ganda.

"Tapi unik sih soal matematika di baca wkwkwk" ucap ku dalam hati

.

Ku dengarkan dengan seksama.

"Gilak gak dong aku!" teriak ku dalan hati

"Hamiya jangan tengak tengok, kerjakan sesuai dengan kemampuan mu, kamu anak beasiswa prestasi kan, kurasa soal ini tidak ada apa apanya saat ujian masuk mu"

"Baik bu saya paham, maaf"

"Baiklah Haruka fokus, ini hanya soal matematika, jika tidak tau jawab saja C" ucap ku dalam hati

.

30 menit kemudian soal ganti ke essai, yang artinya jawabannya adalah angka plus caranya.

Ku dengarkan dengan hati hati, untungnya soalnya lumayan mudah untuk yang essai, jadi aku bisa semuanya.

.

1 jam berlalu.

Kertas di kumpulkan.

.

Guru membagikan kertas tadi, yang artinya langsung di cocokan.

"Semoga saja tidak malu maluin" pikir ku

.

"Nice 4 jawab pertama sudah benar" ucap ku (Ngawur 2 soal tapi benar)

.

"Oke 25 soal benar, aku aman"

.

10 menit kemudian ibu guru melakukan penilaian.

Intinya.

Chika Fujiwara 76

Chika Amagi 87

Shirogane 94 (Nomor dua)

Haruka 100 (hanya satu di kelas)

"Whooo 100 men" teriak ku (40 soal ngawur 19 - 25 soal)

"Selamat Haruka Hamiya" ucap ibu guru

"Eh selamat untuk apa bu?" tanya ku

"Kamu berhasil dapat kursi calon untuk olimpiade musim panas nanti" balanya

"Eh kenapa bisa begitu, aku tidak mau lah"

"Harus mau, apa kamu tidak sadar teman teman mu yang sudah berjuang namun gagal, sementara kamu yang berhasil malah menolaknya?"

"Ya tapi aku ini sibuk bu, eh tapi berapa kandidatnya bu?"

"125 paling banyak, namun jika kamu berhasil menduduki posisi pertama lagi di ujian dadakan kamu bisa kok mengurangi jumlah calon"

"Kapan seleksinya?"

"1 Maret, lalu lomba prefecture Tokyo tanggal 15 Maret, lomba nasionalnya 1 April, lalu internasionalnya 1 Juni"

"Jika menang benefitnya?"

"Sertifikat untuk mendaftar universitas terbaik contohnya nih ya, Univ Tokyo, Univ Shuchiin, Univ Shinomiya di Miyagi sana yang di kabarkan akan jadi universitas terbesar se jepang, uang pembinaan selama belajar, dan jika menang di prefecture akan dapat 100 rb dari sekolah, jika menang di nasional 500 rb dari sekolah, lalu di internasional 50 juta langsung dari kepala sekolah, serta pastinya kamu bisa di lirik oleh universitas unggulan dunia"

"Baik bu gas saya terima"

.

Shirogane merasa terkalahkan.

Jam 9 pagi.

"Haruka, kenapa kamu bisa 100 padahal dari tadi ku lihat kamu sepertinya kesusahan" ucap Shirogane

"Insting jawaban benar, sebetulnya aku ngawur 23 soal, tapi ngawurnya pakai logika, sebab ya aku lupa rumusnya, logika itu seperti rumus singkatnya" balas ku sombong

"Haruka kun ini snack untuk mu" ucap Amagi

"Terimakasih Chika chan" balas ku

Fujiwara menoleh.

"Kamu pacarnya Haruka?" tanya Chika ke Amagi

"Yap, apa ada masalah?" tanya Amagi

"Huh tidak ada apa apa" Chika pergi keluar kelas

.

Skip tanggal 20 Februari.

"Tunggu sebentar, ini time line berbeda?" pikir ku

Alasan :

- Novel terkenal seperti Jujutsu dan Sao sudah ada di tahun 2020, sementara sekarang sudah 2021 dan novel itu masih baru rilis.

- Universitas Shinomiya sudah masuk ke angkatan pertama, artinya universitas itu sudah ada setahun yang lalu, jika ikut time line Haruka Shinomiya asli, harusnya baru tahun 2021 universitasnya jadi, dan di tahun itu juga angkatan pertama baru masuk.

.

"Entahlah, kurasa Haruka itu banyak jenisnya" pikir ku.

.

Tanggal 25 Februari.

Semuanya melihat live YellVid lewat proyektor kelas, sebab kabar video ku masuk final menyebar. (Yellvid adalah website nonton video seperti YouTube namun milik Haruka Shinomiya)

"Selamat Haruka Hamiya mendapatkan juara pertama, kamu berhak mendapatkan hadiah di bawah ini!!!" teriak Hostnya

Hadiah :

Uang 4,5 juta yen plus 5 juta yen dari sponsor Shinomiya group dan Honda Plane.

Sertifikat internasional

Piagam

Surat rekomendasi masuk fakultas, ekonomi bisnis, seni, Informatika, Sosial, dan tentunya Teknik, (keguruan tidak masuk)

"Whooo!!!!!" teriak teman sekelas ku

"Hebat!!!" teriak Chika

"Kamu keren bro" ucap Shirogane padaku

"Yang keren Amagi chan juga" balas ku

.

"Permisi ada satu info lagi, katanya Amagi Chika yang jadi tokoh utama video, selamat anda juga memperoleh surat rekomendasi ke fakultas seni dan Informatika" ucap Host tadi

"Whooooo!!!!!!" teriak Amagi

Semuanya memberikan selamat untuk kami, bahkan guru yang menonton juga ikut memberikan selamat.

"Kalian hebat sudah membanggakan sekolah kita, ambil hadiahnya ku berikan uang transport" ucap Kepala sekolah padaku dan Amagi

"Terima kasih pak"

.

Tanggal 27 Februari ke Universitas Shinomiya.

Perjalanan dengan pesawat.

"Hey Haruka kun, ayo bermain" ajak Amagi

"Tidak, kamu mesum" balas ku

"Mana ada mesum, aku mengajak mu main hago"

"Oh hanya main hago, tapi aku tidak mood sekarang mau tidur dulu, kemarin aku begadang menyelesaikan job ku"

"Hmm ya sudah istirahat saja"

.

Jam 10 malam sampai di Miyagi.

Cari hotel dulu, sebab penyerahan hadiahnya adalah besok jam 8.

.

Datang ke hotel bintang 4 pesan satu kamar dengan 2 kasur.

"Maaf tuan adanya hanya single bed"

"Lah, aku kan pesan dua bed di aplikasi ini"

"Aplikasi sedang eror tuan"

"Hmm aku minta ganti rugi jika begini"

"Shutt Haruka ini sudah malam, jangan mempermasalahkan, pak kita ambil kamarnya" ucap Amagi

Pelayan tadi menyerahkan kunci lalu aku di tarik menjauh dari sana.

"Ini single bed loh Chika" ucap ku

"Kita tidur seranjang kan baik baik saja, asal tidak sex"

"Aku tidak yakin padamu" balas ku

"Kenapa tidak yakin, aku wanita pemalu loh ya"

"Wanita barbar itu lagi ada"

.

Masuk ke kamar nomor 120, di lantai 3.

.

"Jauh jauh, kita belum menikah" suruh ku

"Kamu ini memang laki laki aneh loh, biasanya saat pacarnya menggodanya si laki laki akan tertarik"

"Tolonglah kamu jaga tubuh mu, kamu wanita kan jangan terlalu mudah memberikan kesucianmu"

"Kan kamu masa depan ku"

"Huek jangan katakan itu aku mau muntah jadinya"

"Ihh jahat!"

.

"Kamu apa setuju aku punya pacar lain?" tanya ku

"Siapa? Chika Fujiwara?"

"Iya"

"Boleh saja silahkan, tapi aku akan memberikan mu hukumnya dulu, yaitu ku kuliti penis mu sampai pangkal"

"Sekata kata saja kalau ngomong"

"Ya kamu aneh aneh saja, satu apa tidak cukup"

"Begini ceritanya, aku awalnya suka Chika Fujiwara, tapi kamu datang, anggap saja hatiku 5 bagian, kamu ambil satu Fujiwara satu"

"Itu masih sisa 3 mau untuk siapa lagi"

"Satu untuk ku, satu untuk ibuku, satunya jika ada yang baik lagi"

"Aku tidak mengizinkan, kamu memilih kehilangan ku atau mencoba mendapatkan Fujiwara yang belum tentu dapat?"

"Kenapa kamu menolak kata di madu?"

"Ya wanita mana yang mau berbagi batang yang sama, jangan gila, membayangkannya saja aku mual"

"Ya jangan di bayangkan" suruh ku

"Pokoknya tidak Haruka"

"Ya jika seperti itu maka lebih baik kita sudahi hubungan ini, daripada kamu cemburu nantinya" kata ku

"Lah kenapa aku harus yang mengalah, kamu juga tidak ada niat memperjuangkanku, apa katamu dulu huh!!" teriak Amagi marah

"Aku ingin kamu dan dia, daripada tersakiti lebih baik ku lepaskan"

"Salah jika caramu begitu Haruka, kamu menyakiti ku dan aku yakin 100% Fujiwara tidak akan mau dengan mu jika sikap mu padaku seperti ini"

"Huh kenapa ngeharem susah" ucap ku dalam hati

.

Ku tinggal tidur saja.

"Hey aku yang marah kenapa sikap mu begitu" ucap Amagi padaku

"Aku harus apa memangnya"

"Respon yang baik kek jangan cuek begitu"

"Baiklah aku terima kamu tidak jadi cari yang lain, dah tidur" balas ku lalu memeluk Amagi

"Lepaskan!" teriak Amagi

"Kamu mau tidur di mana memangnya?" tanya ku

"Terserah akulah"

"Baiklah, jika ku lepaskan pelukan ku dan kamu pergi berarti itu keputusan mu untuk menjauh loh ya"

Ku lepaskan, tapi Amagi tidak pindah.

"Kenapa?" tanya ku

"Kamu licik Haruka kun"

"Ya sudah terima saja, kan aku sudah bilang juga aku ini bukan orang baik, jelek lagi"

.

.

.

Jam 8 pagi berangkat bersama ke universitas.

Note : sudah tidak marahan.

.

Kami berdua menerima penghargaan bersama dengan kontestan lain yang menang di juara 2-6.

Jam 9 acaranya selesai, kami berdua langsung kembali ke Tokyo, sebab tanggal 1 aku lomba.

.

Di pesawat.

"Masih marah?" tanya ku lewat selembar kertas

"Bodo" balasnya

"Kan tadi pagi sudah ku minta maaf"

"Hmm"

"Baiklah"

.

Sampai di bandara Tokyo.

Naik bus, ke apartemen ku.

Sampai sana ku antar Amagi pulang ke rumahnya.

"Maaf jika sudah melukai hatimu, bye" ucap ku

"Tidak, aku baik baik saja, jadi tolong jangan putuskan hubungan ini"

"Aku mau pulang bukan memutuskan hubungan"

"Oh, ya sudah bye"

.

Next