webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

17.) Kaget

"Eh Tsukasa san, ada perlu apa hingga bertamu kesini?" Tanya ku

"Oh kamu sudah pulang Haruka kun, aku hanya ingin mengucapkan selamat atas pernikahan mu"

"Oh tentu"

"Kamu kelihatan lelah Haruka kun, apa kamu ingin langsung tidur?" Tanya Saki

"Aku akan mandi dulu"

"Apa perlu aku siapkan airnya?"

"Tidak perlu aku akan mandi air dingin"

"Silahkan lanjutkan Tsukasa saya mungkin akan istirahat terlebih dahulu"

"Tentu Haruka kun, tapi sayang aku sudah mau pamit ini, jadi sampai jumpa"

"Eh sudah mau balik" tanya ku

"Aku sudah di sini sejak jam 8 tadi loh" ucap Tsukasa

"Oh ku kira baru saja, kalau begitu sampai jumpa"

Diapun keluar apartemen ku ditemani Saki chan.

Aku pun mandi lalu tidur di kamar ku, aneh memang sejak pertama menikah kami belum memutuskan kamar siapa yang akan di jadikan kamar bersama.

"Entahlah akan ku pikirkan itu nanti, aku terlalu lelah aku butuh istirahat" pikir ku

Entah berapa lama aku tertidur aku mendengar suara Saki.

"Haruka kun bangun lah" teriak Saki

"Jam berapa ini Saki chan?"

"Jam 2 siang"

"Oh aku tertidur selama 5 jam, jadi mau apa kamu membangun ku sayang ku" tanya ku

"Katanya kamu akan menemani ku pindah sekolah"

"Oh iya aku hampir lupa untungnya kamu mengingatkan ku"

"Lalu segera bersiap lah Haruka kun"

"Baiklah tapi aku perlu doping cinta mu Saki chan"

"Eh apa itu?"

"Berikan aku Ciuman"

"Umm"

"Cepatlah atau aku tidak akan bisa bergerak lebih dari ini" goda ku

"Cuph"

Saki mencium ku tepat di bibir

"Halal bos udah nikah emang nikmat!!!!!" Teriak hati ku

.

Saat aku berjalan ke dapur untuk mencari camilan dulu aku menemukan paket kardus coklat.

"Saki chan apa ini?"

"Apa yang kamu maksud Haruka kun?" Ucapnya dari ruang tamu

"Paket ini"

"Oh aku tidak tau, tapi itu atas nama mu, pengirimnya dari Shou di Daerah mana aku lupa, serta aku sudah memeritahu mu bahwa paket mu datang ketika kamu tidur dan kamu berkata akan membukanya nanti jadi ku simpan di situ, kukira sudah kamu buka"

"Benarkah aku berkata itu?" Tanya ku karena tidak ingat

"Benar Haruka kun, mungkin kamu lupa karena setengah sadar"

"Ok ok ok"

Kubuka kotak itu dengan kater namun tidak dapat ku temukan dimana kater itu.

"Saki dimana Kater ku yang sebelumnya di dapur"

"Kupindahkan di Atk dekat tv disini"

"Kenapa di pindah itu kan pisau masuknya"

"Tidak bisa Haruka kun, besi di kater lebih mudah berkarat jika terkena air jadi tidak baik jika di gunakan untuk memotong sayuran ataupun daging"

Aku pun mengambil kater itu di dekat tv ruang tamu.

Lalu ku buka Kotak itu dengan hati hati agar tidak merusak kartu di dalamnya.

Shou membungkus kartunya di dalam koran lalu di bungkus lagi menggunakan kardus.

Cukup bagus karena dengan itu air tidak akan terjebak di dalamnya dan membuat kartu tetap kering.

"Apa itu Haruka kun?" Tanya Saki dengan apa yang ku buka

"Ini kartu yang ku beli dari seseorang teman ku Shou di SMA dateko"

"Kamu beli kartu untuk apa?"

"Shou butuh uang jadi aku membeli beberapa barangnya yang kurasa bagus jadilah aku beli ini"

"Berapa harganya?"

"Ehh kita tidak usah bicara harga"

"Berapa Haruka kun"

"80rb yen" ucap ku bohong karena aku memberi shou 120rb yen

"Teman mu itu butuh untuk apa?"

"Shou kan punya pacar Futaba, Futaba punya ibu yang sedang sakit di rumah sakit, Shou ingin membantu Futaba dengan uang"

"Oh jika seperti itu maka tidak apa"

Kringgg

Suara ponsel ku berbunyi

Kulihat pesan dari Hinata

"Haruka kun kamu mendapat nilai tertinggi di kelas saat ujian matematika terakhir, sensei menawarimu apa mau ikut seleksi untuk olimpiade" ucapnya sambil memfoto kertas ujian dengan nilai 95 itu.

"Eh bukankah itu sub bab mudah, memangnya yang lain dapat berapa Hinata?" Balas ku

"Yang lain tidak lulus kkm"

"Apa? kok bisa?"

"Materinya belum banyak di terangkan jadinya banyak yang tidak tau dan akhirnya di bawah kkm semuanya kecuali kamu"

"Um ok nanti aku akan diskusi dengan Guru mengenai olimpiade itu"

"Baguslah tapi apa kamu juga akan latihan hari ini Haruka kun?"

"Maksud mu voli?"

"Iya aku ingin belajar juga jump servis dari mu"

"Maaf Hinata, mungkin aku akan absen dulu hari ini aku kurang sehat"

"Oh baiklah kukira setelah istirahat kamu akan baikan lagi, nanti akan ku sampaikan pada yang lain, dan titipkan salam ku pada Saki juga"

Kembali lagi ke unboxing kartu pokemon dan Yu-Gi-Oh

Ku sambil Pokemon nya dulu, kulihat setebal 10 cm tumpukan kartu itu.

Kubuka satu persatu banyak kartu yang dapat ku jual kembali dari sekitar 100 kartu ada 20 kartu unix rare yang jika di jual per kartu bisa 1000 yen sampai 5000 yen.

Selanjutnya ada super rare sebanyak 14 kartu dengan harga per kartu bisa 4000 - 8000 yen

Serta jackpot untuk ku ada Ssr sebanyak 5 buah dengan harga masing masing mungkin 10rb -50rb yen

Tapi masih ada lagi yang paling tidak masuk akal disitu ada 1 kartu platinum Ssr + unix dengan karakter fusion antara Pikachu dengan pokemon legendaris.

Kartu mengkilap tajam, aku belum pernah lihat kartu ini sebelumnya, langsung saja ku ambil hp dan ku cari berapa harganya.

Kulihat lihat infonya

Kartu limited hanya ada 5 di dunia dengan setiap kartu memiliki fusion berbeda namun karakter utama tetap Pikachu.

4 telah ditemukan pemiliknya sementara 1 lagi belum ditemukan.

"Astaga jadi satu itu milik Shou?"

Kulihat lagi kartu itu di cetak 10 tahun yang lalu dan khusus kartu itu ada suatu code transparan untuk mengetahui keaslian kartu jika di cek.

Harga lelang terakhir untuk satu kartu platinum itu 1,5 miliar yen.

"Mak deg"

Tangan ku langsung bergetar melihat nilai fantastis itu sementara aku membelinya hanya seharga 120rb yen itupun masih ada yang lain.

"Saki chan kita kayaa" teriak ku

"Apa maksudmu Haruka kun?" Tanya Saki

"Coba kamu baca ini lalu lihat yang ku bawa ini" suruh ku menyerahkan hp ku bekas pencarian tentang kartu platium itu

"Astaga kamu punya salah satu dari 5 kartu ini dan berharga 1,5 mliar yen?"

"Ummm aku beruntung sekali"

"Wow kita kaya dong" tanya Saki

"Benar Saki chan" ucap ku lalu memeluk dirinya

Aku segera membuka website Lelang online ebay, Ku foto kan Kartu itu dan ku Video kan mengenai keaslian kartu itu, caranya yaitu via aplikasi dari pokemon sendiri.

"Fusion Pikachu x Archus" judul ku berikan sesuai dengan nama di kartu, walapun kartu jepang tapi khusus kartu platinum ini dibuat rata berbahasa Inggris

Situs ebay mulai meledak karena ada seorang yang menjual secara lelang kartu itu karena salama 10 tahun belum terlihat.

Serta pula kartu itu adalah kartu paling bagus dari 5 seri kartu platinum karena Pikachu berfusion dengan pokemon yang merupakan nenek moyang pokemon.

Padahal aku membuka bid dari 1 jt yen tapi baru 5 menit harga bid sudah sampai 697 jt yen.

"Rusak lah harga ini"

"Saki chan kita tunda dulu mendaftar Sekolah Sampai jam 3 nanti, aku ingin lihat sampai berapa jauh bid ini berlangsung"

"Tentu memangnya sudah berapa Haruka kun?"

"Sudah tembus 700 jt yen sekarang"

Saki yang lagi memasak gemetaran mendengar 700 jt yen.

"Itu sudah banyak Sekali Haruka kun"

"Benar oh dan lihat sekarang sudah naik ke 715 jt yen"

Aku mematok waktu selama 24 jam tapi karena aku kepo dengan hasilnya selama 1 jam pertama aku melihat terus hasil bid terlakhir.

Sambil melihat hasil bid Saki sudah siap menyiapkan makan siang.

"Lauknya apa ini Saki chan?"

"Tuna goreng dan salad"

"Jarang jarang kamu masak Tuna"

"Oh tadi saat aku ke supermarket aku melihat ada diskon tuna, jadi aku beli saja karena sudah terlalu banyak makan ayam"

"Oh tapi bukanya aku belum memberimu uang untuk belanja"

"Memang, tapi aku punya uang dari Yt ku yang dapat ku tarik kapan pun aku mau"

"Oh iya juga aku lupa, memangnya sudah berapa uang yang terkumpul di Channel itu Saki chan"

"Sekitar 10,7 juta yen kurasa, dengan 3 video"

"Bukankah hanya 2?"

"Oh ternyata kamu belum tau bahwa aku juga mengupload video ku ketika melawan aoba johsei"

"Belum tau"

"Jika kamu melihat yt kamu mungkin masih akan melihatnya trending di genre Sport Haruka kun"

Lantas saja ku lihat yt dan ku buka trending genre olahraga dan ternyata benar ada di trending no 5.

"Ughh judul yang absud ya Saki chan" ucap ku saat melihat Judulnya

"Hehe judul uniknya membuat penonton menjadi penasaraan"

Kukihat view nya sampai 6,7 jt video berdurasi 10 menit itu memperlihatkan aku servis jumping diperlihatkan juga skor saat itu, video agak sedikit goyang karena direkam dari hp, tapi masih bisa memperlihatkan jelasnya seberapa kerasnya servis ku itu.

"Kamu sudah pintar cari uang Saki chan, maka aku tidak perlu menberimu uang lagi kan" goda ku

"Eh ya tidak boleh dong, kamu masih harus memberiku karena sudah tugas mu jadi seorang suami" balas Saki

"Hmmm baik baik"

Selesai makan aku kembali melihat hp ku, sudah jam 3 tepat 1 jam bid berlangsung,harga terakhir bid sudah sampai 1,6 miliar yen.

"Aku kaya mendadak seperti nya, namun tentu juga akan ku bagi uangnya dengan Shou sebanyak 10 % dari hasil jual" pikir ku

Aku segera berdandan dan Saki juga berdandan tentunya.

"Sudah Siap Saki chan?"

"Siap"

Kami berangkat dulu menuju ke Sekolah Saki untuk mencabut berkas dan urus surat pindah sekolah Saki di SMA nya Fujinkai.

Kugunakan motor ku untuk sampai kesana, tak kurang dari 3 menit kami sampai di depan pintu masuknya.

Siswa masih di sekolah karena ada kegiatan klub, namun jika kalian tau bahwa tadi jam 9 pagi di sini terjadi kegaduhan karena 10 siswa laki-laki dan 5 siswi di tahan oleh polisi setelah laporan pembulian secara berlebih mereka lakukan.

Para guru hanya bisa pasrah karena pembulian itu sudah melampaui batas dan bukti sudah ada terutama ancaman tutup mulut dan silet di sepatu Saki.

"Kami akan membawa mereka semua dulu pak, kami harap anda tidak menghalanginya disini kamu punya perintah penangkapan dan mereka akan di hukum sesuai peraturan pengadilan, jika anda melawan kami akan bersikap tegas dengan sekolah ini" ucap Polisi yang mengurus

"Ok pak tunggu sebantar saya akan memanggilkan 15 siswa siswi tersebut" ucap Sie kesiswaan karena dia tidak ingin sekolah yang jadi korban ketegasan polisi

Di carinya setiap siswa itu di kelas setelahnya 15 siswa siswi itu di kumpulkan dan di berikan informasi mangapa mereka akan di tangkap.

"Kalian ber 15 silahkan ikuti saya menuju kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan tindakan kalian tentang pembulian terhadap Saki Yoshida pada hari senin kemarin"

Mata mereka semua membelak mereka mencari cari alasan untuk tidak mau di bawa ke kantor polisi.

"Pak saya tidak bersalah saya hanya ikut ikut dia membuli Saki san saya hanya melaksanakan perintah darinya, saya juga... Di ancam olehnya" ucap salah seorang laki laki

"Pak jangan pak saya punya orang tua yang renta jangan bawa saya pak"

"Pak saya melakukan pembulian tapi tidak pernah secara fisik pada Saki"

"Semua perkataan kalian bisa kalian sebutkan nanti saat di kantor polisi nanti, kalian berani berbuat harus berani bertanggung jawab" ucap polisi tersebut

Sebenarnya dia agak menyangkan pembulian siswa terjadi harusnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah, namun jika melihat laporan pembulian itu, hatinya langsung kaget karena siswa zaman sekarang bisa bertindak sembrono seperti itu.

Laporan juga di ajukan oleh Pengacara Top di negeri ini yang membuat dia tak punya pilihan selain mengerjakan tugasnya yaitu menangkap 15 siswa tersebut.

Sekolah juga mendapat surat peringatan dari pusat karena pembulian itu telah sampai di terdengar di pemerintah pusat pendidikan.

"Sial Saki itu sampai melaporkan sekolah ke pusat, siapa sebenarnya pendukungnya hingga sampai bertindak sejauh ini" ucap kepala sekolah

Aku dan Saki saat masuk sekolah dipandangi dengan tatapan sinis dari setiap siswa karenanya teman mereka jadi korban tangkap polisi.

Dunia mengatakan "minoritas akan selalu kalah di hadapan mayoritas, pendapat mu benar tapi kamu tidak punya pendukung, jika masyarakat mengatakan salah maka tindakan mu jadi salah"

"Yah tapi aku tidak peduli, jika kamu merasa hanya di salahkan maka mungkin tempat mu kurang cocok jadi pindah saja" pikir ku

Aku dan Saki masuk ke ruang staf dimana saat itu akan ada rapat mendadak mengingat kejadian tadi pagi dan baru saja surat turun itu.

"Permisi pak saya ingin mengurus surat pencabutan siswi bernama Saki" ucap ku pada salah seorang staf tu

Staf tu kaget dan langsung menelpon kepala sekolah.

Kepala sekolah langsung menuju ke ruang staf untuk bertemu dengan mereka secara langsung.

Aku dan Saki menunggu di ruang tunggu barulah beberapa menit seorang laki tua datang (kepala sekolah)

Aku langsung berdiri

"Perkenalkan pak saya Haruka Shinomiya"

Cetarrr.... rencana mau menekan balik Saki sekarang sirna sudah setelah mendengar anak laki laki itu dari keluarga Shinomiya.

"Astaga derita apa lagi ini dia dari keluarga Shinomiya jika aku menyinggungnya bukan hanya karir ku yang terancam tapi juga nyawa ku bisa jadi taruhannya" ucap Kepala sekolah dalam hati

Saat ku salami tanganya kurasakan tangan nya bergetar dan dingin.

"Oh baik Shinomiya san apa yang bisa saya bantu"

"Ini pak saya ingin mengurus surat pindah sekolah Saki apa bisa diurus sekarang?"

"Tentu saja bisa Shinomiya san, saya juga mampu merekomendasikan Yoshida ke sekolah yang baru, jika saya boleh tau dimana dia akan pindah akan ku siapkan juga surat rekomendasinya"

"Ke SMA Karasuno"

"Baik silahkan tunggu akan ku buat surat itu sekarang"

"Baik"

Kepala sekolah keluar ruangan

"Bagaimana pak apa strategi kita berhasil agar Saki mencabut laporannya" tanya sie kesiswaan

"Kita tidak bisa Hideo San, kubu pendukung Yoshida lebih kuat dari yang kita bayangkan"

"Siapa dia memangnya pak"

"Keluarga Shinoniya"

Dug

Semua yang mendengar langsung pucat karena tidak menyangka pendukung Yoshida adalah keluarga pemegang ekonomi terbesar di Jepang.

"Sudahlah kita hanya bisa pasrah jika seperti ini, segara siapkan surat pindah Yoshida dan siapkan juga surat rekomendasi atas nama ku menuju ke SMA Karasuno, aku ingin mendinginkan kepala ku dulu" ucap Kepala sekolah pada staf lain

Setelah 10 menit kami menunggu akhirnya datang juga Kepala sekolah dengan membawa berkas rapot dan surat rekomendasi nya.

"Silahkan di cek jika ada yang kurang saya akan melengkapinya"

Setelah ku cek dan ku lihat satu persatu

"Semuanya lengkap, jadi terimakasih pak dan saya dan Saki ingin undur diri dulu" ucap ku

"Tentu silahkan mari saya antar anda keluar Shinomiya san"

"Baiklah"

Sesampainya di parkiran Saki dan Aku langsung bergegas menaiki motor untuk menuju ke SMA Karasuno.

"Huahahahah apa kamu melihat muka kepala sekolah itu, merah matang seperti babi" ucapnku pada Saki

"Hahahaha tidak kusangka dia akan ketakutan setelah kamu memperkenalkan diri Haruka kun"

"Aku pun tidak menyangka dia akan kaget langsung, taukah kamu saat ku bersalaman dengannya aku bisa merasakan tanganya gemetaran, kutahan tawa ku saat itu"

"Biarlah dia rasakan, kurasa sekolah itu memang busuk dengan menutupi setiap keburukan siswanya yang melakukan pembulian"

"Jika aku tidak bersama mu tadi mungkin aku malah akan di serang balik" sambungnya

"Kamu benar Saki chan tapi tenang saja saat ini kamu punya diriku yang dapat melindungi mu"

"Ihhhh" ucap Saki lalu memeluk ku lebih erat dari belakang

Kami berdua sampai di Sma Karasuno pukul 15.30 yang berarti masih ada sedikit staf yang ada dan hampir pulang.

"Permisi pak Saya Haruka, saya ingin mengajukan permohonan pindah sekolah"

"Kamu yang akan pindah sekolah?"

"Bukan pak tapi Saki Yoshida ini yang akan pindah ke sini"

"Datang lagi besok saya sudah mau pulang ini"

"Pak tapi kalau sekarang ada dana lancar loh" bisiku padanya

"Berapa" tanya nya

"40rb yen cukup?"

"Oke serahkan berkasnya pada saya, mulai besok Saki Yoshida bisa langsung bersekolah dan datang lagi kesini untuk mengambil Seragam dan paket pelajaran"

"Ok ini berkasnya dan Ini uangnya" ucap ku pelan

Mudah jika ada uang memang,

"Tidak semua nya dapat kamu beli dengan uang tapi dengan uang juga kamu dapat membeli banyak hal"

"Jika tidak semua dapat di perolah dengan uang makan gunakan otak mu untuk memperoleh kesenangan dengan uang"

"Dengan uang kita tidak dapat membeli semuanya tapi dengan uang juga kita dapat membeli salag satu dari hal semuanya itu"

Mempermudahkan bukan? jadi kenapa tidak jika bisa.

Setelah selesai aku ingin mengunjungi klub Voli tapi langsung di cegah oleh Saki.

"Haruka kun jangan dulu, aku ingin kamu mengantar ku ke ibu ku, aku ingib memberitahu dia bahwa kita sudah menikah"

"Umm baiklah ayo ke rumah sakit jiwa sekarang"

Kami mengendarai motor ke sana karena rumah sakit jiwa ada di sektiar Shiratorizawa perjalan hampir 20 menit.

Ku parkiran motor di parkiran pengunjung, disini jika pasien tidak menyerang mereka akan di biarkan bermain di area ruang terbuka.

Namun jika menyerang mereka akan di kurung di dalam ruangan tapi ruangan kurungan juga besar sehingga tidak menambah beban mental mereka.

Aku pergi ke resepsionis dulu untuk mengisi daftar hadir dan kami diberikan kalung pengunjung.

Kami meninggalkab id pelajar sebagai jaminan.

"Dimana Saya dapat menemukan Yoshida san?" Tanya saki

"Anda dapat mencari Yoshida san di sekitar taman"

"Baik terima kasih atas infonya" balas Saki

"Permisi Apa juga aku boleh pinjam gitar itu untuk ku mainkan di dalam?" Tanya ku menunjuk gitar di dalam ruangan resepsionis itu

"Tentu silahkan saja" ucapnya lalu diambilkan gitar itu

Kami mencari cari dimana ibu Saki berada dan kutemukan dia melamun duduk di pinggir kolam.

"Itu disana ibumu berada"

"Eh bagaimana kamu tau itu ibuku apa kamu pernah bertemu?"

"Lah jika aku tidak tau bagaimana aku bisa membawanya ke sini Saki chan"

"Kamu yang membawanya kesini?"

"Iya aku yang membawanya karena terpaksa juga alasannya aku jarang di rumah dan mental ibumu sangat terganggu saat itu setelah mengetahui bahwa anaknya selingkuh dengan anaknya" ucap ku

Kami hampiri dia dan Saki langsung memeluknya.

"Ada apa Saki chan kenapa kamu menangis?" Tanya ibunya

.

.

.

.

.