webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

16.) Aku Sudah Menikah

Di Kantor Pencatatan Sipil

Aku memarkirkan motor ku, kutanya Saki sekali lagi apa dia benar benar siap.

"Aku siap Haruka kun, kamu jangan tanya tanya terus" ucap Saki

"Saki sebelumnya aku ingin jujur padamu"

"Ada apa memangnya Haruka kun?"

"Aku sudah menikah!!"

"Huh dengan siapa?" Tanya Saki

"Kamu bohong kan Haruka kun?" Tanya Saki lagi

"Maaf Saki chan aku memang sudah menikah"

"Jadi kamu ingin aku menjadikan ku istri kedua begitu?" Tanya Saki tidak senang

"Maaf, tapi dia sudah mati jadi kamu tetap istri pertama"

"Siapa dia Haruka kun"

Kutunjukan fotonya

Bogemm

Bugh

Cetaaak

"Oy berhenti berhenti jangan pukul lagi" teriak ku

"Kamu jahat Haruka kun, kembalikan air mata ku yang berharga sekarang juga"

"Hehehe maaf maaf aku hanya bercanda tadi"

Yang ku tunjukkan di hp ku tadi adalah foto Kaori dari "you lie in april"

"Tapi akan ku tanya dengan sungguh kali ini, kita kan baru bertemu beberapa hari yang lalu kurang dari seminggu malah, apa yang membuat mu mencintai diriku?

"Entah lah, jika aku berkata wajah mu kurasa kurang tepat karena saat kita bertemu kamu masih gemuk, mungkin yang kusuka dari kamu adalah ketika kamu mengatakan untuk tidak tidur dengan sembarang laki laki"

"Hanya itu?" Tanya ku

"Apa kamu lupa juga kamu kan yang telah menyelamatkan aku dari masa depan suram, kamu juga telah membantuku untuk tetap waspada dengan ayah ku"

"Ohhh"

"Lalu kutanya sekarang Haruka kun, apa yang membuat mu menikahi diriku ini?"

"Jujur atau bohong nih" goda ku

"Jujur"

"Kamu menyuruh ku bertanggung jawab jadi aku tanggung jawab sekarang"

Wajah Saki menjadi horor dengan tatapan tajam kepada ku.

"Ok ok aku bercanda, yang kulihat dari kamu adalah kamu cantik dan sangat imut sudah cukup bukan"

"Hanya fisiku yang kamu suka i?" Tanya Saki

"Tentu tidak, Aku juga suka sifat mu"

"Sifat yang mana?"

"Kamu perhatian padaku, membuatkan bekal untuk ku, mencegah ku dari hal hal negatif contohnya kalap saat beli perlengkapan pc, menyuruh ku tidak merokok dan lain lain"

"Uhhhhh" ucap Saki yang malu sendiri

"Sudah sudah lebih baik kita mendaftar sekarang aku masih harus kerja nanti" ucap ku padanya

"Ara ara ternyata kamu malu juga Haruka kun"

Kami berjalan ke salah satu bilik dimana di sana di tunggu seorang bapak bapak tua.

"Sudah bawa formulirnya?" Tanya nya

"Sudah ini dia" kuserah kan formulirnya

Setelah beberapa saat dibacanya formulir itu dia bertanya pada ku.

"Dibawah umur benar?, Jadi apa kamu membawa syarat lain dari persetujuan orang tua bukan?"

"Ini ku bawa juga" lalu kuserahkan Kertas dari Tsukasa itu

"Bisa kalian tunjukan kartu pelajar atau kartu yang dapat menunjukkan bukti identitas diri"

"Saki kamu bawa Id pelajar mu bukan?" Tanya ku padanya

"Tentu ini" serahnya pada ku

Lalu ku serahkan id pelajar miliku dan Saki padanya.

"Oke karena Formulir ini belum memliki foto kalian, apa kalian ingin foto di sini atau mungkin kalian punya foto cadangan berukuran 2*3?"

"Eh harus ada foto ternyata aku tidak tau, tapi untungnya Saki punya"

"Saki darimana kamu dapat foto ku?"

"Dari Pc mu tentunya, apa kamu lupa saat kmu tidur sebelum bekerja kemarin aku pinjam pc mu"

"Oh ternyata saat itu kamu tidak bermain game tapi malah mengorek isi pc ku"

Lalu Saki menyerahkan fotonya pada petugas tadi.

"Silahkan tunggu, akan ku input data ini sebentar dan ku cetak Surat Nikah kalian berdua"

"Oke pak" Jawab ku

Kami menunggu sekitar 30 menit

"Haruka Shinomiya dan Saki Shinomiya, Silahkan ambil surat nikah kalian"

Kami kembali ke sana dan kuambil surat nikahnya.

"Selamat untuk kalian pasangan muda, semoga Kalian dapat bersama hinggi maut yang memisahkan kalian berdua, ini ada kenang kenangan dari kami untuk kalian berdua" ucap laki laki tua itu sambil menyerahkan box berisi tanaman palsu sepertinya

"Terimakasih kembali pak"

"Ayo kita kembali nona Shinomiya san" ucap ku pada Saki

"Jangan goda aku Haruka kun" ucap Saki

Sementara itu di Rumah besar keluarga Shinomiya (Keluarga ayah Haruka)

"Cari tau keberadaan orang itu apa benar dia putra ku" Ucap Kiyoko sang ibu Haruka

"Baik bu akan kami laksanakan" ucap bawahan Ibu Haruka

Setelah mereka keluar ruangan sang suami malah datang

"Sayang ada apa ini" tanya Yuiga

"Anak kita berulah lagi kurasa"

"Hiyori Chan?"

"Bukan, tapi Haruka kun sayang"

"Eh memang apa yang terjadi padanya?" Ucap Yuiga agak khawatir

"Kurasa dia Sekarang telah berubah, Sudah setahun aku memantaunya namun baru beberapa minggu yang lalu anak kita melakukan perubahan"

"Ke arah mana?"

"Ka arah positif, kukira dia tidak akan berubah setalah kita pura pura mencoretnya dari keluarga Shinomiya tapi ternyata dia mampu berubah"

"Lalu kita akan menjemput nya lagi?" Tanya Yuiga

"Jangan dulu aku masih mengawasinya apa dia benar benar telah berubah"

"Oke aku mendukung mu sepenuhnya"

Sebenarnya disini Ayah dan Ibu Haruka sangat menyanyangi dia tapi karena sifatnya yang terlalu arogan dan terlalu sombong membuat Haruka diberikan hukuman pengasingannya dengan tujuan akan mengubahnya drinya apa artinya berjuang sendiri.

Yuiga sang ayah sempat menolaknya karena dialah pewaris utama keluarga, tapi dia kalah suara karena istri dan Ayah mertuanya yang dari langsung keluarga Shinomiya sepakat mengasingkan Haruka.

Dia diam diam sempat memberi uang saku lebih pada Haruka namun hanya sekali karena Transfer uang Istrinya harus tau semua dan dia tidak pernah mengetahui dimana keberadaan Haruka, yang ia tahu bahwa sang istri mengawasinya, tetapi juga akhir akhir ini dia agak cuek dan barulah hari ini disinggung lagi anak mereka Haruka.

Bisa di katakan Haruka adalah anak yang sangat cerdas, dalam akademik dan non akademik, Saat sd dia mampu menjuarai lomba tingkat Nasional kadang kalah namun kalahnya juga dari keluarga Shinomiya yang lain.

Kembali ke Haruka

Saat di parkiran Haruka menarima telepon dari Nonaka.

"Halo Haruka kun, gawat pengajuan Manga akan di percepat hari selasa besok, kamu dimana sekarang"

"Aku masih di kantor pencatatan sipil jika memang di percepat besok aku akan izin sekolah saja Nonaka san"

"Eh apa kamu yakin?"

"Tentu saja, ini kan projek mu dan kamu ingin ini segara di publikasikan jadi aku tidak masalah izin sehari"

"Jika seperti itu maka aku mohon bantuannya darimu dan kutunggu di apartemen ku"

"Ada masalah apa Haruka kun?" Tanya Saki

"Ini masalah penerbit manga akan memajukan batas akhir pengumpulan manga menjadi besok dan aku harus segera menyelesaikan pekerjaan ku"

"Yahhh ku kira kamu dapat cuti kerja"

"Hek eh kamu baru menikah udah langsung ingin mesra mesraan ya" tanya ku

"Tentu saja kita kan sudah jadi Suami istri" ucapnya lalu mukanya memerah

Aku pun sama juga memerah

"Ayo kita pulang dulu saja" ucap ku mengalihkan perhatian

"Umm"

Setelah berkendara beberapa saat aku berkata pada Saki.

"Saki chan, mungkin jika Manga Nonaka berhasil di terbitkan aku akan mendapatkan cuti selama 1 minggu yaitu selama penilaian manga, kuharap kamu mendoakan supaya manga ini bisa lolos dan tentunya aku juga akan mendapatkan uang"

"Akan ku doakan selalu untumu, tapi berapa memangnya uang yang akan kamu hasilkan?"

"Jika tidak salah sebagi asisten manganya dia menawarkan ku 3000 yen untuk yang rumit dan 2500 yen untuk yang sedang dan mudah, jika satu eps ada 50-60 halaman maka uang yang ku dapat minimal 135rb yen per eps, itu juga belum termasuk Sampul halaman jika aku di suruhnya"

"Wow banyak sekali ya"

"Memang banyak tapi apa kamu tau mangaka sebenarnya bisa mendapat 20rb yen perhalaman"

"Astaga kenapa kamu tidak jadi mangaka saja Haruka kun?"

"Aku kurang berminat, kurasa cukup menjadi asisten, waktunya pun tidak seberat mangaka, walaupun gaijnya lumayan terpaut jauh tapi jika kamu hitung perbulan dengan total 4 eps minim uang yang di kumpulan sudah setengah juta yen"

"Owww masih banyak ternyata kukira 1 eps itu perbulan ternyata itu perminggu"

"Mampir ke yakiniku Saki chan?"

"Boleh saja"

Kami mampir ke resto Yakiniku pinggir jalan kurasa resto kalangan menangah kebawah.

Kami pesan tempat dulu

Saat sudah mendapatkan ruangan kami baru memesan daging.

"Mau yang mana Haruka kun biar aku pesankan"

"Aku ingin bagian lidah dan daging lembut serta minum soda"

"No soda Haruka kun kamu masih gemuk katanya mau diet"

"Uh kamu pilihkan saja minumnya kalau begitu"

Saki memesan daging dan lidah sapi, menunggu beberapa menit barulah sebanyak 10 kotak berisi daging itu di antarkan kepada kami bersama dengan Saus kecap, pedas, dan gurih.

Lalu minuman air lemon juga datang.

"Kenapa air lemon?" Tanya ku

"Enak saja"

"Ummn baiklah aku nyarah padamu Saki chan"

Kuambil sumpit laku ku panggang daging lembut itu.

"Coba kamu rasakan ini Haruka kun" suap Saki padaku

"Umm meleleh dimulut Saki rasa daging ini"

"Coba kamu ganti rasakan ini" suapku padanya

"Enak juga dengan saus manis"

10 kotak habis dengan cepat dan kami memesan lagi sebanyak 10 kotak tapi hanya daging.

Kami selesai makan pukul 8 malam.

Ku minta tagihan ke pelayan, tagihan Yakiniku ternyata tidak lumayan mahal, dengan rasa yang enak dan lezat sangat work it dengan harga yang setandar.

Tagihanya yaitu

19 kotak daging 4500 rb yen

1 kotak lidah 500 yen

2 minuman lemon 400 yen

Total 5400 yen atau sekitar 700rb rupiah

"Bayar via Chas saja" ucap ku lalu menyerahkan uang 10rb yen.

"Mau ini Saki Chan?" Ucap ku pada snack salah satu di meja kasir yaitu kerupuk kulit dan dendeng

"Boleh"

"Oke akan ku ambil"

"Sisa kembalian tolong untuk membayar 3 bungkus krupuk kulit dan 5 dendeng ini, apa masih cukup atau kurang" ucap ku pada kasir

"Masih cukup dan sisa 400 yen tuan, silahkan" ucapnya lalu memberiku kembalian dan snack tadi

Kami lantas segera pulang ke apartemen

Kembali ke kediaman Shinomiya

Antek antek ibu Haruka sudah selesai dengan tugasnya lalu menyerahkan dokumen pada Kiyoko samg Ibu Haruka

Disitu tertulis semua informasi diri Haruka dan apa Saja yang ia lakukan terakhir kali.

Mulai dari

Masuk SMA Karasuno

Ikut lomba Perusahaan Nasa electro

Penyelamatan Saki

Penyelamatan Serizawa

Ikut klub voli

Daftar setiap orang yang berhubungan dengan Haruka

Setiap anggota voli

Pelatih

Guru sekolah

Serizawa

Saki Yoshida

Namun Tsukasa dan Nasa tidak ada karena informasi mereka jika Sampai terumbar bisa menimbulkan kegaduhan antara dua perusahaan besar

Tempat mana saja yang ia kunjungi semua nya ada tapi ada satu info yang sangat membuat geram Kiyoko

"Tercatat di pencatatan sipil Haruka menikah dengan Saki Yoshida pada pukul 6.30 petang tadi"

Bamm

Tangan itu membentak meja kerja dan membuat Sang suami datang lagi ke ruangan istrinya.

"Ada apa Sayang?"

"Aku sudah mencari tau informasi Haruka coba kamu baca ini" serah Istri nya

Yuiga mengambil dokumen itu dan agak kaget melihat informasi terakhir bahwa anaknya telah menikah dengan Saki Yoshida padahal mereka baru berusia 16-15

"Astaga mereka mba?"

"Aku tidak tau" balas sang istri

"Kita harus segera memastikannya sayang aku juga khawatir dengan pilihan Haruka ini, siapa Saki Yoshida sebenarnya"

"Tidak bisa ini sudah larut, mereka tinggal di Apartemen milik Nasa san"

"Aduh bisa gawat kalau terjadi cek cok kalau begitu" ucap Yuiga

"Kita akan mengunjungi mereka besok tepat pukul 6 setelah Haruka pulang klub" ucap sang istri

"Ok" jawab Yuiga

Kembali ke Haruka dan Saki

Perjalanan pulang tidak lama hanya 5 menit karena resto yakiniku tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Sesampainya di apartemen, kani berdua segera melepaskan penat dengan duduk di sofa bersama.

"Haruka kun mandilah dulu katanya kamu akan bekerja"

"Oh iya hampir lupa aku"

"Akan ku siapkan dulu air panasnya kamu tunggu saja"

"Oke Istri ku tercinta" ucap ku

Saki mempersiapkan Bak mandi dengan air hangat untuk ku mandi.

.

.

.

.

Jam 9 malam baru aku siap untuk berangkat kerja di Apartemen Nonaka san.

"Saki Chan mungkin aku nanti akan pulang pagi mengingat deadline yang mengerikan itu"

"Oke tidak apa, tapi jika kamu lelah istirahat dulu ya"

"Tentu, aku berangkat dulu"

Sebelum aku pergi tangan ku di pegang oleh Saki.

"Ada apa Saki?"

"Kecupanya" ucap Saki pelan

"Huh apa?" Tanya ku tidak dengar

"Kiss" ucapnya lagi

"Ohh" ucapku paham lalu ku kecup keningnya barulah dia melepaskan tangan nya

Aku berjalan agak cepat ke apartemen Nonaka san, ku ketuk pintunya ketika Sampai dan terbuka lah

"Cepat Haruka Kun kamu harus lembur malam ini, Deadline adalah pukul 10 pagi" ucap Nonaka

"Baik Nonaka san"

Aku segera bersiap di meja komputer gambar ku, ku lihat eps 3 yang masih kasar di setiap halamannya.

Aku bekerja selama 3 jam dan baru ku dapat 15 halaman karena Art nya yang agak sudah dan harus detail.

Rata rata manga akan mulai menerangkan konflik cerita pada eps 3 atau paling tidak ketegangan cerita dimulai pada eps 3.

Jadi eps 3 yang sedang ku kerjakan ini merupakan puncak dari keputusan apakah manga ini dapat lolos atau tidak.

Pukul 12 malam dan aku minta istirahat sebentar.

Kulihat kantung mata hitam Nonaka san yang sedang menggambar eps 4 halaman akhir.

Namun aku segera tersadar karena aku merasa ada yang kurang dari manga itu.

"Nonaka san Cover sudah kamu buat?"

Mak deg

"Huh aku lupa Haruka kun bagimana ini" tanya Nonaka

"Aduh bisa bisanya kamu lupa hal terpenting itu, jika tidak ada cover bagaimana kita menarik pihak penerbit"

"Maaf maaf kesalahan ku Haruka kun, akan ku buat sekarang dan kamu harus bantu aku dengan pewarnaan namun selesaikan dulu eps 3 itu"

Akhirnya aku tidak jadi istirahat

Jam menujukan pukul 3 dini hari pekerjaan ku sudah 3/4 jalan tinggal 12 halaman lagi kira kira.

Kulihat Nonaka sudah tertidur dengan pekerjaan yang setengah jadi.

Kuhampiri dia dan ku bangunkan.

"Nonaka san bangun Perkerjaan mu masih setengah jadi itu ucap ku sambil menepuk pundaknya"

"Ukahwjahahshhsh" ucapnya tidak jelas

"Sialan akhirnya aku malah yang akan menyelesaikan tugas ini"

Ku kebut 15 halaman terakhir hingga jam 5 pagi baru selesai lalu ku sambung lagi dengan cover volume 1

Gambaran Nonaka ku haluskan lalu ku buat kontras setiap garis tepi karena Cover membutuhkan kejelasan warna nantinya.

30 ku selesaikan hanya untuk menggambar hitam putihnya saja.

Pewarnaan baru ku lanjutkan setelah aku minum untuk menjernihkan otak ku yang agak mulai konslet karena kurang tidur ini.

Pukul 6.30 aku berhenti sejenak untuk menulis pasan pada Saki bahwa untuk menyiapkan sarapan untuk ku dan antarakan ke apartemen atas.

"Saki chan tolong kamu buatkan sarapan untuk ku makan dan tolong juga antarakan ke apartemen Nonaka san"

Saki yang mendengar hp nya berdering segera membalas pesan Suaminya itu.

"Kamu mau lauk apa Haruka kun?"

"Yang agak manis dan segar aku perlu sesuatu yang segar juga di sini"

"Apa Nonaka sekalian di buatkan?"

"Buatkan saja sekalian dan jika kamu mau kamu bisa juga sarapan di sini"

"Oke" balas Saki

Saki tidak terlalu cemburu perihal Haruka yang bekerja larut malam di Apartemen Nonaka.

Dia dan Nonaka belum terlalu akrab namub karena Tsukasa memastikan padanya bahwa Nonaka adalah orang yang baik,Saki menjadi tidak terlalu waspada padanya.

Yang perlu dia waspadai hanyalah Suaminya saja karena dialah serigalanya

.

.

Hari selasa ini Aku dan Saki akan izin dari Sekolah, aku Izin karena manga dan Saki izin karena dia akan pindah sekolah.

Pukul 7 aku berhenti mewarnai lagi dan ku telepon Takeda sensei bahwa aku izin karena keleahan bekerja.

"Baik akan ku izinkan Nanti kepada Guru yang mengajar di kelas mu Haruka Kun"

"Terimakasih Sensei saya sangat terbantu"

"Tidak apa, kamu sudah bekerja keras kemarin dan katanya kamu menikah selepas pertandingan jadi wajar jika kamu lelah, kuharap kamu segera baikkan" ucap Sensei

"Oke Sensei akan ku tutup kalau begitu"

Ku lanjutkan mewarnai dan ketukan pintu terdengar.

Ku buka pintu dan ku dapati Saki membawa kotak makan besar.

"Ayam Saus manis gurih?" Tanya ku

"Jekpot untuk anda" balas Saki

"Apa kerja mu sudah selesai?"

"Belum tapi tinggal sedikit lagi"

"Kamu mau makan dulu atau selesaikan pekerjaan dulu?" Tanya Saki

"Kurasa aku akan makan dulu, energi ku telah habis kugunaka untuk ide semalam suntuk"

"Baiklah maka mari makan dan kamu bangunkan dulu Nonaka San"

"Oke"

Kubangunkan Nonaka san yang tertidur pulas di lantai samping meja kerjanya lantai bukan dari keramik jadi jika di buat tidur tidak akan dingin.

"Nonaka bangun mari makan dulu"

"Ughhh apa sudah pagi ini?" Tanya Nonaka

"Sudah jam 7 pagi" jawab ku

"Huh jam 7? Cover nya belum siap Haruka kun!!!"

"Tenang lah itu sudah ku atur tinggal finishing warna sedikit nanti" ucap ku

"Huh syukurlah maaf aku kelelahan karean mengebut eps 4 tapi lupa cover belum ku buat"

"Tidak apa tapi sekarang mari makan dulu Nonaka san"

"Apa kamu memasak?"

"Tidak tapi Saki yang memasak"

"Oh baiklah mari sarapan dulu"

Kami ke ruang tamu untuk makan, jam 7.30 selesai makan dan Saki mencuci wadahnya di dapur, sementara Nonaka segera mandi untuk berisap pergi ke Kantor penerbit.

Aku kembali ke meja kerja.

Setelah mencuci Saki pamit padaku dan Nonaka untuk kembali ke apartemen ku.

Jam 8.20 barulah pewarnaan selesai dengan detail yang amat indah seperti cover dari anime "teki no ko"

Pewarnaan dengan degradasi dan pencahayaan yang unik dengan warna gemerlap seperti menembus kaca.

Aku print covernya di kertas foto agar lebih indah warna yang dihasilkan.

"Nonaka san segera berangkat lah, ini sudah siap semuanya"

"Baik Haruka kun, terimakasih atas bantuan mu kuharap manga ini lolos dan membuat kita mendapatkan uang"

"Semoga" ucap ku

"Aku juga ingin pamit untuk pulang ke rumah"

"Silahkan Haruka kun" ucap Nonaka

Aku memberesi perlengkapan kerja ke tempatnya semula.

Aku berjalan keluar apartemen menuju ke apartemen ku sendiri, saat ku buka pintunya Tsukasa san ada di ruang tau bersama dengan Saki.

.

.

.

.

.

.