webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

12. Kakak hebat

Masih berduaan dengan Wanqiu di sofa ruang tamu.

"Istri, cium aku" Suruh ku

"Tidak bisa, kamu terlalu rendah aku tak bisa menunduk" Wanqiu menolak dengan malu malu

"Oke aku duduk dulu" Ucap ku, karena Wanqiu bilang tak bisa bukan tak mau

"Jangan, kamu tetap tiduran saja di paha ku, istirahatlah" Wanqiu menahan aku bangun

"Aku tak terlalu lelah untuk hal begini, aku tak lelah"

"Iya tapi simpan tenaga untuk besok, jangan aneh aneh"

"Cukup cium saja tak ada yang lebih" Pinta ku

"Ayolah, apa perlu pindah ke kamar agar kamu tak malu?" Sambung ku

"Haya cium ya, jangan lebih, apalagi tangan mu"

"Aku berjanji"

.

.

Ciuman lembut tepat di bibir...

Sedikit lumatan dan adu lidah hingga akhirnya berpisah.

"Sudah, jangan minta lagi apalagi yang lebih" Wanqiu dengan pipi merahnya

"Iya aku mengerti" Laki laki dipegang omongannya

.

.

Jam 9 malam pindah ke kamar, setelah satu minggu pisah ranjang akhirnya bisa bersama lagi.

Jangan terlalu brutal sebab besok adalah hari yang penting.

.

.

Pagi jam 8 kami berdua datang ke rumah sakit.

Operasi di jadwalkan jam 9 pagi, jadi masih ada 30 menit bagiku dan Wanqiu bertemu dengan Qinqin sebelum masuk ruang operasi.

"Hey adik, apa kamu takut, tenang saja ini hanya operasi kecil dan kamu tak akan meninggal semudah itu" Ku dukung agar Qinqin merasa sedikit lebih tenang

"Kak bisa kamu mengelus rambut ku kak?" Qinqin tanya

"Tentu saja bisa, ada apa memangnya?" Tanya ku sembari melakukan apa yang di inginkan adik ku tercinta

"Dengan begitu, sudah bisa membuat ku tenang"

. ...

Kenangan terlintas di kepala ku.

Sewaktu di umur ku 12 tahun dan Qinqin yang 6 tahun, yang mana kebungkukan Qinqin sudah tampak.

"Tak apa, jangan menangis, mereka yang aneh bukan kamu yang aneh adik, jika mereka mengganggu mu lagi aku akan menghajarnya" Ucap ku pada Qinqin dengan mengelus rambutnya

"Tapi, kakak apa tak sakit?" Qinqin

Wajah Hajin memar dan tubuhnya banyak yang lebam karena pertarungan.

"Ini bahkan tak sesakit kamu ketika mendapatkan penghinaan, jadi tenang saja jangan khawatirkan kakak mu, aku ini kuat"

Ketika di rumah.

"Jika kuat jangan kembali dalam keadaan menangis" Ibu merawat luka ku

"Aduh duh bu!, aku itu tak sampai menangis cuma baru ku tahan"

"Itu sama saja" Ibu

Qinqin tersenyum menahan tawa.

Karena kejadian itu, Qinqin selalu merasa kakaknya lah yang selalu bisa ia andalkan, elusan kepala selalu membuat Qinqin merasa tenang dan nyaman.

"Kamu masih ingat kejadian itu rupanya, Qinqin kamu kuat, kamu harus bertahan dari operasi ini, dan buktikan pada mereka kamu bisa kembali normal" Ucap ku lalu mengecup keningnya dan sedikit menangis

"Ih kak, dilarang mencium kening ku lagi, kakak sudah menikah" Qinqin pura pura marah

"Selama kamu belum di lamar oleh pria, maka kamu tetap jadi adik ku yang perlu ku sayang dan jaga, tak peduli juga aku sudah punya istri atau anak" Ucap ku tertawa

"Qinqin, aku marah padamu loh, tapi khusus untuk hari ini aku berikan kembali kakak mu padamu" Wanqiu

"Tak usah repot repot kakak ipar, aku sudah tak mau di anggap anak kecil lagi, aku sudah dewasa" Qinqin

"Masih pendek bilang sudah dewasa" Ucap ku agak menghina

"Dewasa dalam hal sikap bukan tubuh!!" Qinqin tak terima hinaanku

.

Jam 8.30 Qinqin masuk ruang operasi.

Jam 9 lampu ruang operasi menyala.

Kami berempat selalu menunggu dan berdoa agar operasinya dilancarkan oleh Tuhan.

.

"Apa kamu haus istri?" Tanya ku pada Wanqiu

"Agak haus"

"Kalau begitu berikan susu ibu hamil mu, biar ku seduhkan"

"Nanti saja saat operasi sudah selesai, tak enak juga minum di sini"

"Tak usah khawatir, di sini tak ada larangan untuk tidak boleh minum, jadi tenang saja, lagian kamu minum lewat botol kan bukan gelas"

"Kalau begitu tolong ya"

Diberikan botol kecil dan susu bubuk ibu hamil.

.

.

"Ayah ibu, aku mau pergi sebentar untuk cari air panas untuk menyeduh susu bumil milik Wanqiu"

"Baiklah nak, jangan lama lama ya tapi, kami bisa kebingungan jika ada perawat atau dokter  yang tanya ini itu" Ibu

"Tenang saja, tak akan lama bu"

.

.

Datangi meja perawat ugd.

"Ada yang bisa kami bantu tuan?"

"Aku mau tanya, dimana aku bisa mendapatkan air panas untuk menyeduh susu yang ku bawa"

"Kafetaria ada di lantai satu tuan, tapi jika hanya untuk menyeduh susu, maka saya bisa memberikannya"

"Benarkah? Kalau begitu maaf merepotkan ya"

"Tidak masalah tuan"

Minta airnya saja lalu seduh sendiri.

Kembali ke ruang tunggu.

.

.

"Masih agak panas, tunggu agak lebih dingin" Ucap ku ke Wanqiu

"Umm"

Susu bumil di tahun sekarang masih tergolong mahal, di harga 20 yuan per 800 gr, maka sebab itu kebanyakan orang di desa enggan beli, walaupun aslinya khasiat nya sangat luar biasa.

Di program ku, aku pernah mewawancarai dokter kandung.

"Perkembangan otak bayi itu paling banyak ketika di kandungan, jadi untuk mencukupi kebutuhannya, ibu perlu minum dan makan makanan yang mengandung zat zat yang di pelukan, contohnya vitamin A, B, C, D dan Yodium, namun cara yang lebih efisien adalah dengan susu bumil, tapi ada cara yang lebih baik lagi yaitu, makanan sehat di tunjang dengan susu bumil"

.

.

Wanqiu minum sekali teguk saat susu agak mulai dingin.

Dia jarang minum susu, namun untungnya dia suka dan tak jijik, jujur saja aku pernah mencobanya, aku suka susu namun ketika mencobanya aku langsung muntah, rasanya terlalu amis dan terlalu padat, tidak seperti susu sapi yang encer dan sedikit amis.

"Sudah habis? Sini biar ku cucikan" Pinta ku botol di tangannya

"Nih"

Wanqiu sebenarnya bisa sendiri namun aku saja yang ingin melakukan, di prinsip hidup ku, selama aku di sampingnya aku akan mencoba melayaninya dengan baik, tapi dalam konteks yang lumrah.

2 jam berlalu dan operasi masih belum selesai.

"Hajin berapa lama lagi operasi akan selesai?" Ayah khawatir

"Entahlah, dokter bilang operasi ini ada 3 tahap, pertama memotong jaringan daging tumbuh, kedua penegakan tulang, ketiga pemasangan pen penahan tulang, mungkin 2 jam lagi"

"Eh, bukannya itu terlalu lama"

"Ya dokter yang bilang perkiraan waktunya segitu, yaitu 4 jam lebih sedikit"

"Sudah jangan berisik, diam dan berdoa saja" Ibu menegur ayah

.

.

2 jam 30 menit berlalu dan akhirnya operasi selesai.

Dokter keluar dan kami langsung menemuinya.

"Operasinya berjalan cukup baik, Pen sudah di pasang, untuk informasi mengenai hasil operasi mari ikuti saya ke ruangan"

Ayah dan ibu senang mendengarnya.

"Apa ada yang salah dok, kenapa anda bilang cukup baik dan bukan baik?" Aku tanya

Ibu dan Ayah saat mendengar pertanyaan ku jadi agak gelisah sebab putranya paham permainan kata dokter.

"Mari kita bicarakan dulu di ruangan saya, namun sebelumnya saya akan membersihkan diri sejenak"

"Baik dokter"

Qinqin keluar dari ruang operasi namun dengan bekas operasi yang masih terbuka.

.

.

2 menit berselang, aku dan Wanqiu menemui dokter Yun, sementara ayah dan ibu menemani Qinqin di UGD

"Jadi apa yang terjadi dengan Qinqin, adik saya dokter?" Aku tanya dan masih tenang

"Menurut diagnosa kami selama di ruang operasi, kami menemukan benjolan tepat di bawah kepala belakang Qinqin, benjolan tersebut adalah tumor ganas atau kita sebut dengan kanker"

Aku dan Wanqiu kaget, sangat kaget.

"Apa kanker itu bisa menyebabkan tak bisa berdiri, karena keseimbangan kurang?" Aku baru teringat jika di umur 30 Qinqin harus mengenakan kursi roda karena tak bisa berdiri lagi, ku kira itu karena bungkuknya yang semakin parah

"Tumor menekan syaraf belakang, kondisi terparah adalah otak belakang tak bekerja dengan baik, efeknya adalah kehilangan keseimbangan ketika berdiri dan fungsi otak kanan dan kiri tak bekerja semestinya" Dokter Yun menjelaskan

"Astaga, ini sangat buruk" Ucap ku hampir ingin menangis, kesembuhan Qinqin ternyata sangat sulit dan tak mudah, bagaimana bisa dia di kehidupan sebelumnya menahan penyakitnya ini tanpa mengeluh padaku

"Apa bisa di sembuhkan dok?" Wanqiu juga sangat prihatin dengan kondisi adik iparnya

"Kami bisa melakukan operasinya, perkiraan masih kanker stadium 2, hanya saja kami tak bisa melakukannya secara langsung tadi, sebab kita harus menunggu ct scan terlebih dahulu, untuk mengetahui kanker sudah menyebar sampai mana"

"Jadi dia akan menjalani operasi dalam waktu dekat dok?" Aku tanya lagi

"5 menit maksimal untuk anda menentukan, setuju operasi di lakukan atau membiarkan sejenak, kami sengaja tak menutup bekas operasi tadi agar kalian membuat keputusan terlebih dahulu"

"Lakukan dok" Ucap ku yakin

"Kalau begitu silahkan tanda tangani formulir operasi yang baru"

.

.

Qinqin kembali masuk ruang operasi setelah ct scan keluar.

"Hajin, kenapa Qinqin kembali di masukan ke ruang operasi, apa ada yang salah?" (Ayah tak bisa tanya pada perawat yang membawa Qinqin karena mereka terlihat sangat sibuk

"Apa yang terjadi nak?" Ibu

Mereka berdua tak bisa lepas dari jantung berdetak hebat, rasa khawatir dan takut menghantui jika terjadi apa apa dengan Qinqin.

"Mari duduk dulu bu, biar ku jelaskan, ini lebih rumit ternyata"

.

.

Setelah duduk.

"Qinqin akan menjalani operasi tambahan bu, tepat di bawah otak belakangnya terdapat benjolan tumor ganas, dokter kata itu Kanker, Qinqin kembali ke ruang operasi untuk mengangkat tumor tersebut"

Keduanya kaget dan lebih syok.

"Kuatkan dirimu bu, ini pasti berat untuk kita, namun lebih berat lagi bagi qinqin jika penyakitnya tak segera sembuh, mari berdoa lagi saja" Ucap ku sembari mencegah ibu jatuh ke lantai

"Tapi, bagaimana jika sesuatu terjadi padanya, operasi Pertama bahkan lebih dari 4 jam, lalu dia akan di operasi lagi" Ibu tak kuasa menahan tangis

"Dokter bilang, selama operasi tak melebihi 6 jam, Qinqin tak dalam bahaya"

.

.

Terus menunggu dan menunggu hingga 1 jam 30 menit.

Operasi selesai dan sukses.

Qinqin di bawa ke UGD dan kami barulah bisa melihatnya, namun terbatas hanya satu orang tiap kali melihat.

Ibu yang pertama.

Qinqin dalam kondisi tengkurap.

Luka jahitan ada di punggung atas dan kepala belakang bagian bawah, karena operasi di kepala, terpaksa rambutnya di pangkas sebagian.

30 menit kemudian dokter menemui Qinqin untuk memantau kondisinya.

"Kapan dia akan siuman dokter?" Ibu tanya setelah dokter keluar dari UGD

"Pasien akan siuman 12 jam sampai 36 jam setelah operasi, ini operasi panjang baginya, jadi kemungkinan siluman juga agak lama baginya, namun doakan saja agar dia segera siuman" Dokter Yun

.

.

Sementara itu aku di bagian administrasi.

Membayar biaya operasi pertama dan kedua.

Keduanya sudah ku dp di awal dan biayanya sekarang menjadi.

Operasi pertama, melibatkan banyak spesialis dan rumit, operasi penyakit bungkuk pertama di rumah sakit 9000 yuan.

Operasi kedua, operasi otak yang rumit serta butuh kecepatan, 6000 yuan

Total 15 rb yuan, (gaji di kota selama 75 bulan dan gaji di desa selama 300 bulan)

.

.

"Untung tuhan memberikan jalannya" Ucap ku bersyukur

Dulu di kehidupan sebelumnya aku pernah bersumpah ketika menemani Qinqin di akhir hayatnya.

"Jika aku punya kehidupan kedua maka aku akan menyembuhkan adik ku, entah bagaimana pun caranya dan entah dari mana uangnya, kesembuhannya adalah tujuan hidup ku"

.

.

Rasanya sedih saja jika mengingat kehidupan Qinqin dulu.

Umur 27 baru menikah, dimana perempuan lain berumur 20 sudah menikah dia harus menunggu 7 tahun kemudian

Pernikahan karena perjodohan sebab tak ada yang mau dengan Qinqin karena kondisinya.

Mendapatkan suami dengan kelainan Dwarfisme ditambah dia agak sindrom, orang orang bilang mereka cocok karena kekurangan masing masing, namun aku sangat tak setuju!

Di umur 30 hamil sekaligus kehilangan kemampuan berjalan, sehingga harus di kursi roda.

Umur 34 tahun, anak nya di vonis menderita penyakit down sindrom dan Dwarfisme, di saat itu juga ia di ceraikan oleh suaminya karena tak bisa menerima kekurangan lagi

Umur 36 tahun, Qinqin harus merelakan anaknya karena penyakit komplikasi, entah aku tak tau penyebabnya.

Umur 37, Qinqin menghembuskan napas terakhir karena bungkuknya semakin parah hingga menyebabkan organ dalam terhimpit.

Nafas yang sesak serta kesusahan berbicara masih teringat jelas di memori ku, dengan tabahnya dia berkata "Tak apa Kak, jangan menangis untuk diriku", aku di sampingnya waktu itu bagaimana bisa tak sedih ataupun menangis, ku pikir dia terlalu egois namun buka untuknya namun untuk orang di sekitarnya, dia tak bisa berharap lebih karena memang waktu itu tidak ada yang bisa di andalkan bahkan itu suaminya sekalipun.

.

.

Kembali ke UGD.

"Pembayaran sudah ku urus bu, jika nantinya ada pembayaran tambahan yang di minta oleh perawat, katakan saja tunggu aku jika aku tidak ada" Ucap ku

"Nak, berapa biayanya?" Suara kelelahan ibu terasa sangat jelas

"Tak mahal, tak mahal, jangan di pikirkan, selama aku mampu aku tak akan bilang pada kalian, yang penting kalian fokus saja merawat Qinqin, oh iya ini sudah lewat jam makan siang, aku akan membelinya dulu" Aku juga cukup khawatir dengan istri ku jika dia kelaparan terlalu lama.

"Hajin, istirahat saja dulu, biar ayah yang cari makan" Ayah bilang

"Tidak merepotkan?" Balas ku (aku memang lelah harus mondar mandir sejak tadi)

"Tidak"

Ku keluarkan dompet namun segera ayah menolak.

"Pakai uang ku saja, kamu simpan uang mu sendiri"

"Hmmm, baiklah kalau begitu, namun khusus untuk menantu mu tolong belikan paha ayam yang di rebus jangan di goreng ya ayah, di tambah sayur boleh namun jangan terlalu berminyak"

"Oke, lalu untuk mu apa?" Ayah tanya ke ibu

"Terserah dan jangan lupa belikan Qinqin juga, siapa tau dia sadar lebih cepat" ibu menyela

"Oke"

"Jangan, nanti terbuang, Qinqin walaupun sadar lebih cepat dia tak akan bisa makan seperti nasi, dia perlu yang lunak untuk di cerna, biarkan rumah sakit saja yang menyiapkan makannya" Tegur ku

"Makanan rumah sakit itu tak enak, ku pikir qinqin tak akan suka"

"Ibu, lihat posisi qinqin yang masih tengkurap, jika kita memberinya nasi, apa mungkin dia bisa mengunyah dengan benar? Atau apa mungkin dia tak akan tersedak?"

Ibu memikirkan dan itu ada benarnya.

.