webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

107.) Bergerak Cepat

Aku berhasil memenangkan lari 800 meter putra!!!

Pembantu ku (Yang mengurus minuman Haruka maksudnya) mendatangi ku memberikan aku minum.

"Selamat Haruka"

"Terima kasih senpai" balas ku

Aku mendatangi tibun dimana klub dari sekolah ku berada, aku melambaikan tanganku pada mereka.

Aku membawa bendera SMA Karasuno yang diberikan oleh sensei agar ku kenakan di pundak.

Aku di wawancara.

"Haruka Shinomiya san, bagaimana perasaan anda setelah memenangkan pertandingan lari cabang 800 putra dan memecahkan rekor nasional walaupun tidak bisa tercatat ini" ucap reporter padaku

"Tentu saja aku senang, memecahkan rekor hanya bonus untuk ku, yang terpenting tetap memenangkan pertandingan"

"Lalu apakah anda berniat untuk mengulangi hal yang sama di nasional agar rekor ini tercatat?"

"Tentu saja jika aku bisa"

"Terima kasih atas waktunya"

"Sama sama"

Ya normallah hanya setingkat provinsi juga, jadi bertanyanya sedikit, itupun dari kantor berita ibuku juga.

.

Jam 2 siang lomba hari ke dua selesai.

Hanya diriku yang berhasil lolos ke nasional, cabang lari menengah yang lain gagal semua di penyisihan dan ada satu yang juara 5.

Aku pergi duluan selepas pertandingan untuk mengambil cincin ku.

Tapi aku izinnya ke sensei adalah untuk pergi ke minimarket.

Di perjalanan aku naik taksi, sebab jaraknya yang lumayan jauh sementara aku sudah lelah sehabis berlari.

Jam 2.30 aku sampai di toko perhiasannya.

Ku serahkan kwitansi ku sebagai bukti pengambilan.

"Ini dia cincin anda Shinomiya san, silahkan di coba dulu" dia menyerahkan cincin beserta kotaknya yang berwarna merah

"Baiklah" balas ku

Ku coba cincin itu ku putar putar tidak ada yang menggesek kulit jari tangan ku, jadi nyaman, lalu ku lepaskan dan ku masukan kembali.

"Hmm nyaman juga" ucap ku

Setelah kurasa baik aku tetap mengenakan cincinnya lalu menerima surat cincin emas itu, aku mendapatkan bonus kotaknya juga.

"Terima kasih telah belanja di toko kami"

"Tentu" balas ku

Aku keluar toko dan langsung di sambut dengan tabrakan hebat antara dua mobil

Blaar

Untung saja jarak ku berdiri dengan tempat tabrakan agak jauh, sehingga material yang terlempar akibat tabrakan tidak sampai padaku.

"Lihat Haruka itu semua karena perbuatan mu sebab telah membohongi Yamato sensei" ucap peri baik

"Kali ini aku setuju denganya" ucap peri jahat

"Cepat selamatkan dia sebelum tuhan melaknat kamu lagi" ucap peri baik

"Aku setuju dengan dia" ucap peri jahat

"Kamu ngajak bergelud ya!" teriak peri baik

"Kita ini sejenis jadi jangan bertengkar" balas peri jahat menghindari pertengkaran

"Kalian ini apa ketuker peran?" tanya ku

.

"Astaga apa benar jika aku berbohong hal buruk pasti akan menimpa ku" pikirku dengan keluh kesah

Orang segera berkerumun untuk melihat kondisi di tempat kejadian, bukannya menolong tapi malah memvideo.

Aku segera menuju salah satu mobil.

Aku sampai di mobil orang orang masih memandangi ku tanpa berniat menolong.

"Inilah yang tidak ku suka dari perkotaan" ucap ku dalam hati

Mobil sudah ringsek ku tengok ke dalam dulu, melihat kondisi korban, jika masih memungkinkan ku selamatkan tentu nya ku selamatkan jika tidak ya sudah ku biarkan, tapi untung saja tidak ada yang terjepit, paling parah hanya kepalanya terkena serpihan kaca.

Ku buka pintu mobilnya.

"Astaga macet" ucap ku

.

"Woy bantu anjing, jangan melihat saja, dimana hati kalian!" teriak ku

Akhirnya ada sukarelawan yang membantu, lalu yang lain juga ikut membantu.

Satu persatu korban ku keluarkan dari mobil yang parah dulu, sementara yang masih agak bagus di urus orang lain.

"Hati hati kepalanya" ucap ku saat menyerahkan tubuh korban anak kecilnya

Di mobil yang ku selamatkan ada 4 orang, kurasa satu keluarga, ada ayah ibu, dan kedua anaknya yang masih kecil.

.

Lalu aku pergi ke mobil satunya, ternyata ada korban yang masih sadar namun tangannya terjepit kursi penumpang dan patah, dia menangis kesakitan.

"Astaga kenapa kalian tidak selamatkan!" teriak ku

"Kami tidak berani sebab dia kesakitan" ucap salah seorang relawan

"Huh" aku menarik nafas lalu masuk ke dalam mobil, ku lihat dulu kondisi tangannya

"Ini mengerikan juga, tulangnya bahkan kelihatan" pikir ku saat melihatnya

"Tenang Haruka jangan panik, ingat waktu tk dulu kamu mau jadi dokter! Luka seperti ini biasa saja" ucap ku ngarang pada diriku sendiri

Aku sudah ada ide memikirkan bagaimana caranya, yaitu dengan melongarkan kursinya agar tangannya tidak terjepit lagi.

"Halo nona jangan menangis ok, kamu bisa bergerak bukan?"

Dia menggangguk

"Baiklah pada saat aku melongarkan kursinya kamu tarik tangan kanan mu dengan tangan kirimu ya, agar kondisinya tidak semakin parah, ingat jika sakit katakan ya"

"Umm!"

Karena ku tak tega melihatnya ku tutup matanya dengan selembar kain.

"Kamu tarik perlahan sesuai instruksi ku ok"

Dia mengangguk

Aku berusaha keras menarik kursinya berharap ada ruang yang terbuka.

.

"Ughhh" teriak ku

Kunlihat sudah bisa di tarik.

"Nona segera tarik, tapi perlahan" teriak ku

Dia menariknya dan berhasil.

Langsung ku lepaskan kursinya, dan segera ku lepas jaket ku dan melilit tanganya agar lurus dulu.

Ku pandu dia keluar, mobil.

Yang di luar membantunya duduk, aku pun duduk juga.

"Ini ambilah anak muda, kamu hebat tadi" ucap sesorang pria tua memberikan aku minuman.

"Terima kasih" balas ku

.

Polisi beberapa menit kemudian datang, lalu ambulan datang sebanyak 6 unit.

Semua korban selamat.

"Astaga, apa anda lagi" ucap polisi yang terbiasa melihat ku.

"Halo pak" ucap ku padanya sambil mengoyangkan tangan

"Kamu ada yang terluka?" tanya petugas ambulan

Pak pol jadi diam dulu.

"Aku terluka tolong rawat telapak tangan ku" ucap ku padanya

"Baik silahkan ikuti aku ke dekat ambulan"

"Baik, duluan ya pak pol" ucap ku

"Tentu silahkan"

.

"Anda terlalu berani, tapi sebab anda juga nyawa orang lain tidak terancam" ucap perawat yang mengobati luka ku

"Ya seorang peri kecil berkata itu juga karena kesalahan ku, jadi aku harus tanggung jawab" ucap ku padanya

"Hahaha anda bisa saja, nah sekarang luka mu sudah ku obati apa ada yang sakit lagi?"

"Tidak ada"

"Baiklah nikmati harimu ya, jika sakit lagi datang saja ke Rumah Sakit Sendai, namamu sudah ada di list korban jadi biaya perawatan mu bisa gratis nantinya"

"Tentu, terima kasih" balas ku lalu pergi kembali ke penginapan

Mobil polisi menghampiri ku saat aku berjalan di trotoar

"Kamu mau kemana, biar kami antar" ucap polisi di dalam mobil

"Tidak perlu pak"

"Sudah naik saja, itung itung tanda terima kasih atas pelayanan masyarakat mu"

"Tapi ini lumayan jauh pak" ucap ku

"Tidak masalah naik saja"

"Baiklah"

Ku beritahu alamat penginapan ku, jaraknya kira kira 9 km dari lokasi ku tadi, selama perjalanan kami ngobrol membicarakan hal hal lucu saat menangkap penjahat.

Jam 4.30 aku tiba di penginapan.

"Terima kasih pak atas tumpangnya"

"Tentu, sampai jumpa ya"

"Sampai jumpa lagi" ucap ku

.

Hari Jumat 10 Juli, pukul 8 pagi.

Aku memulai lari di trek lompat jauh, setelah suara peluit terdengar.

Brug brug brug

Suara langkah kaki ku yang semakin lama semakin keras.

Boom!

Aku melakukan tolakan dengan kaki kanan.

Lalu berjalan di udara, lalu gaya menggantung, tarakhir ku ayunkan ke depan kaki dan tangan ku.

Bruashhhh

Aku jatuh dengan pasir yang bercecer.

Aku jalan keluar tempat pasir, sekaligus membersihkan pasir dari pakaian ku.

Aku berjalan sebentar, lalu wasit menyatakan jarak lompatan ku.

8,35 meter

Aku mengangkat tangan kanan ku sambil menggenggam.

"Yoshaaaa!" teriak pendukung ku

Dari posisi 11, aku langsung melesat ke posisi satu, sementara di posisi kedua masih di angka 6,5 meter.

Lompatan ke 2,3,4,5 aku skip.

Note : pemain boleh skip lompatan, terserah pemainnya sendiri, terkadang skip juga baik di lakukan untuk menghemat tenaga.

Hingga lompat ku yang akan ku lakukan ke 6, ku lihat di posisi sementara, no dua masih di angka 7,2, masih sangat jauh dariku, alhasil lompat ke 6 ku skip juga.

Pukul 11 pagi.

Aku di nyatakan sebagai pemenang lompat jaug putra tanpa kendala sedikitpun.

Klasmen lompatan.

Sma Karasuno 8,35 meter

Sma Date Ko 7,21

Sma Shiratorizawa 7,2

Sma Maru 7,1

Sma Matsuyama 6,9

Sma Miyagi 1, 6,7

Sma Inari 6,68

Sungguh sangat mencolok, namun beginilah keadaannya jika atlet sekelas nasional bermain di tingkat provinsi.

Aku menerima piala dan piagam, lalu uang pembinaan seperti kemarin, namun kali ini tidak ada rekor yang ku raih, sebab rekor terbaik Jepang adalah 8,4 meter lebih.

Jam 3 sore kami kembali ke penginapan.

Seperti yang ku katakan di awal, aku akan kembali duluan.

"Sensei aku pamit ya" ucap ku sambil membawa barang berharga ku, koper dan tentu saja ps 6

"Kamu yakin tidak mau menunggu kami dulu, dan ikut jalan jalan?" tanya Sumire sensei

"Tidak usah, aku sudah belanja kok sewaktu dengan klub voli"

"Baiklah kamu hari hati di jalan kalau begitu"

"Tentu" balas ku

Aku masuk mobil jemputan antek ibuku.

"Nona, tolong naikan suhu acnya dan jangan ganggu aku ketika tidur ya"

"Baik Haruka sama, nikmati waktu anda"

"Hooamm, terima kasih" balas ku lalu tidur sambil duduk.

Jam 3.30 kami baru memulai perjalanan.

Kam 5.30 kami baru sampai, perjalanannya sangat mulus, nona supirnya sangat halus dalam membawa mobil.

Di depan rumah ku.

"Huuufff, huhhhh" aku menarik nafas lalu menghembuskannya

"Bau bau kengen dari istriku sudah tercium di sini" ucap ku

Ku bukan pintu gerbang dari ponsel pintar ku.

Note : Haruka baru tau juga fitur ini dari Saki kemarin, ia mengira hanya dengan remot dan tombol di dalam yang bisa membukanya.

Asal ada koneksi internet ke mesin gerbang, akses buka tutup gerbang bisa di lakukan via smartphone, bukan hanya gerbang, tapi air di taman, lampu pencahayaan, kuras kolam renang dan lain lain(Makanya mahal rumahnya, rumah pintar ternyata)

Aku masuk ke dalam namun suasana rumah sangat sepi.

"Erere kemana semua orang" pikir ku

Aku masuk ke rumah, pintunya tidak terkunci.

"Pertanda buruk ini Haruka" ucap peri baik

"Belum tentu, bisa saja Saki lupa mengunci pintu" ucap peri jahat

"Diamlah wahai kalian peran yang tertukar" ucapku pada mereka

Mereka diam lalu menghilang.

.

Aku berjalan masuk rumah.

Kondisi suasana gelap, aku berjalan menuju saklar lampu.

Ctar

Lampu menyala.

!!!!

!!

"Selamat ulang tahun Haruka!!" teriak mereka semua yang ada.

"Astaga" teriak ku kaget dan menjatuhkan ps 6 ku

"Yah yah kok di jauhkan Haruka kun" ucap Yachi

"Kalian mengkagetkan ku asal kalian tau!"

"Sudah sudah, ini sayang tiup lilinya" ucap Saki yang membawakan roti ulang tahun bertuliskan "forever for you and me"

"Kamu juga ikut ulang tahun Saki?" tanya ku sambil tertawa

"Sudah tiup saja lilinya"

"Baik baik"

"Jangan lupa berdoa dulu harapkan sesuatu" ucap Tanaka

"Baik baik" balas ku lagi

"Jangan lupa doanya yang banyak" teriak Hinata

"Iya Hinata" balas ku

"Aku boleh di doakan juga?" tanya Nishinoya

"Kalian diam dulu lah, kapan ini aku mau berdoa" teriak ku

"Hahahahaha" mereka tertawa

.

"Harapan ku adalah aku bisa punya anak 5 kembar esok nanti, eh tidak jadi doaku kemungkinan akan terkabul, jadi ku ganti saja semoga hidup ku bisa makin indah dan dimudahkan rencana dalam hidup ku" ucap ku dalam hati

Lalu kutiup lilinya

Teman teman dan keluarga ku yang hadir bertepuk tangan.

Ku cium bibir manisnya Saki

"Uhumm, yah kok terasa panas ya di sini" ucap Suga

"Benar lah, apa ac nya kurang dingin" balas Asahi

"Ini sudah dingin" ucap Hinata yang tidak tau suasana

Ku hentikan ciuman ku.

"Yang iri segera punya pasangan hidup ya" ucap ku

"Huuu!" sorak mereka

Saki jadi malu.

.

Kami makan makan bersama dan malamnya bbq nan di luar, semua biaya di tanggung oleh Saki, sepertinya dia sudah rela keluar uang banyak untuk ku.

Pesta yang di hadiri oleh orang tua ku, kakek nenek ku, orang tuanya Saki, teman klub voli, teman klub basket, dan beberapa teman sekelas, tapi tentunya teman sekelas pkk ku ikut semua.

Katanya Saki sih, ia bahkan membeli daging sebanyak 50 kg, demi jamuan bbq dan masakan lainnya, namun hanya kualitas A4 bukan A5.

Jam 9 malam acaranya selesai, teman teman ku pamit pulang.

"Terima kasih atas undangannya dan selamat ulang tahun Haruka kun" ucap tiap orang

.

Jam 9.10 malam sudah sepi, hanya tersisa keluarga ku.

Lalu yang membereskan sisa pesta ye tentu saja diriku, namun untungnya ibu masih marah pada Hiyori, jadi ibu menyuruh Hiyori membantuku.

Jam 9.20 bersih bersih selesai, kami berdua masuk dan berkumpul bersama di ruang keluarga.

"Haruka kun, kami akan menginap di sini ya malam ini" ucap Ayah

"Ya menginap saja yah, kamar masih banyak, sudah kamu atur kan Saki chan?" tanya ku

Saki mengacungkan jempolnya.

Rin chan sudah terbiasa dengan ayah ibuku, apalagi dengan kakek nenek, namun untuk Hiyori kurang akrab, ia mengira Hiyori adalah wanita yang galak.

Suaranya pun saat ku dengar juga sudah membaik, walaupun masih terdengar agak melesat sedikit jika ia berbicara panjang.

Note : Kondisi ps 6 Haruka rusak.

"Ushijima tidak kamu ajak kemari?" tanya ku pada Hiyori

"Dia tidak mau, katanya dia belum akrab padamu jadi dia sungkan untuk datang" balas Hiyori

"Oh ya sudah"

.

"Hachan mau coklat?" tawar Rin chan pada Hachan

"Rin chan, jangan berikan coklat pada kucing" ucap Hiyori

"Kenapa? coklat kan enak" balasnya

"Kak jelaskan pada Rin chan kenapa tidak boleh"

"Lah kamu melarang tapi tidak tau juga alasannya"

"Aku lupa hehe"

"Hachan jika makan coklat akan mati, jadi jangan beri ia coklat ya Rin chan" ucap ku

"Ehhh, maka Hachan jangan makan coklatnya kalau begitu"

"Meow" (Berikan berikan) Hachan mencoba meraih coklat yang di pegang Rinko

"Hachan, jangan nakal" ucap ku

Hachan langsung diam lalu duduk.

"Eh dia paham?" ucap Ayah

"Kucing akan lebih penurut pada pemiliknya, walaupun dia tidak tau bahasa kita tapi ia bisa tau dari perasaan kita" ucap Nenek

"Wow nek dapat ilmu seperti itu dari mana?" tanya ku

"Nenek kan petualangan sejati, urusan begituan nenek paham"

Kami bertepuk tangan.

"Nihara san, apa Rinko sudah kamu rencanakan sekolah?" tanya ibuku

"Masih belum, ia masih dalam proses terapi bicara, dia juga masih baru juga di sini"

"Umurnya berapa?" tanya ayah

"5 tahun lebih 4 bulan"

"Oh masih kecil ya rupanya" ucap nenek

"Ya bukannya umur segitu sudah cocok masuk taman kanak kanak?" tanya ibu

"Memang benar, tapi biarlah dulu, jika Rin channya sendiri sudah siap aku pasti akan menyekolahkannya"

.

Jam 11 malam, kami masuk kamar masing masing.

Hiyori tidur sendirian di kamar tamu.

Ibu dan Rin chan di kamar atas, ibu ayah di kamar atas juga, nenek kakek di bawah, aku dan Saki tidur berdua lagi setelah 10 hari ku tinggal dia.

"Saki chan" kode dariku

"Maaf Haruka kun, aku sedang mens"

"Yah gagal silaturahmi" pikir ku

.

Ya sudahlah, yang penting bisa tidur bersama dengan istriku kembali, aku colokan ps 6 ku yang baru saja ku perbaiki, ku mainkan di tv kamar, mumpung besok libur juga.

Aku main berdua dengan Saki, main game balap untuk ps 5.

Note : kaset ps 5, ps 4, ps 3, ps 2, atau bahkan ps 1, bisa di mainkan di ps 6 ini.

"Saki chan, kamu agak jauhan dikit, tangan ku terhalang tubuhmu" ucapku padanya

"Tidak mau, aku maunya bersandar padamu"

"Bagimana bisa menikmati gamenya kalau begini"

"Ya inikan main suka suka, jadi tidak ada menang dan kalah"

"Hufff baiklah kamu benar"

.

Jam 12 malam kami masih main game.

"Haruka kun ayo tidur, aku sudah mengantuk"

"Sebentar dulu"

"Mau main sampai kapan?"

"Ya sampai ngantuk" balas ku

"Baiklah, aku tidur duluan ya" ucapnya lalu tertidur di menyandar pada bahu ku

.

10 menit kemudian

"Ini tidak seru" ucap ku karena sudah tidak ada teman ngobro

Ku matikan ps dan tvnya, ku taruh stik ps di atas meja samping.

Aku melihat muka istriku yang manis sedang tertidur pulas sekarang.

Ku benarkan dulu posisi tidurnya dulu

Lalu kumainkan pipinya, hidungnya dan bibirnya, ku mainkan dengan bibir juga tentunya.

Saki terbangun.

Dia memegang muka ku, lalu mendorongku manjauh.

"Dasar mesum" ucap Saki

"Hehe aku sudah kangen pada kamu Saki chan"

"Tapi aku sedang haid"

"Iya tidak sampai main kok"

Bahasa gaulnya "No penetration"

.

Jam 6 pagi, aku bangun bersamaan dengan Saki.

"Haruka kun, jadi kah hari ini kita jalan keluar?"

"Nanti malam jika jadi, jika tidak ya sudah ya, kita ganti di lain hari"

"Umm baiklah, Ayo segera mandi, aku mau masak"

"Baik"

.

Jam 7 pagi, kami semua duduk bersama di meja makan, makanan ada yang sisa tadi malam yang di hangatkan, lalu ada masakan dari ibuku ibunya Saki, Saki sendiri, Hiyori baru bangun jam 6.45.

Makan formal namun sesekali bicara.

Jam 9 pagi, keluarga ku kembali ke rumah.

Tinggallah hanya kami bertempat.

.

Aku pamit keluar pada ibu dan Saki, aku mau mengecek restoran dan toko pakaian ku dulu.

"Hati hati di jalan" ucap Saki

"Cepat kembali kak" ucap Rin chan

.

Di restoran yang masih baru buka.

"Selamat ulang tahun Haruka san" ucap Akira

"Terima kasih" balas ku

Pegawai yang lain juga mengucap selamat ulang tahun padaku.

Penjualan di restoran meningkat ke angka 5 juta yen bersihnya untuk tiap hari.

Di ruang Manager.

"Kyouko san ini nilai yang valid?" tanya ku padanya

"Tentu saja, banyak pelanggan yang ingin mencoba tom yum dan ice cream mochi, jadi nilainya melesat tajam, lalu pesanan tiap hari tembus 3000 box"

"Kamu melakukan kerja rodi ya?" tanya ku

"Tidak lah, ini juga keputusan bersama, pegawai tidak keberatan jika jatah lembur mereka naik 2 jam seminggu, jadi 8 jam lembur perminggu, namun jika ada yang tidak bisa maka akan ku ancam dia di keluarkan"

"Astaga kamu serius?" tanya ku kaget

"Hahaha tentu saja tidak, suasana di restoran ini nyaman jadi kebanyakan pegawai betah di sini, apalagi Shindou dan Toki itu"

"Ya itu sebab rumahnya tidak senyaman di sini" pikir ku

"Haruka san, kamu apa ada rencana pengembangan restoran agar jadi lebih besar?" tanya Kyouko

"Tidak ada, restoran ini sudah besar"

"Tapi terkadang kita mendapatkan komplain tidak dapat meja dari pelanggan yang datang, apalagi di hari libur seperti sekarang"

"Pemberlakuan 1 jam selebihnya bayar tidak berhasil?"

"Berhasil, tapi pelanggan kita yang terlalu banyak"

"Hmm bagaimana ya, sebenarnya aku tidak berniat menambah ukuran restoran ini"

"Saran ku sih tambahkan saja di samping kanan itu, yang mengarah ke garasi, tempatnya masih luas bukan"

"Ya memang tapi sayang juga sebenarnya"

"Ya itu terserah kamu saja kalau begitu, aku hanya menyarankan"

"Emm bagimana pendapatan karyawan lain?" tanya ku

"Mereka setuju kok, lagian jika perluasan menganan masih dekat dengan area keluar pelayanan dari dalam"

"Baiklah jika begitu akan ku bangunan di samping kanan itu, katakan ke pelanggan jika mengganggu sesi makan mereka saat pembangunan di mulai" ucap ku

"Oke, itu bisa di atur, jadi kita akan menambah karyawan lagi?"

"Ya tambahkan saja, tapi yang full time ya, kita sudah kebangakan yang part time"

"Umm oke bisa ku atur itu"

.

Jam 10 aku giliran pergi ke toko pakaian ku.

Gaji pegawai pertama masih sedikit sebab terhitung dari mulai tanggal 23 masuknya mereka.

Jadi rata rata pekerjaan baru mendapat gaji antara 80 - 90 rb yen, tergantung pangkat dan bagian apa mereka, namun khusus atasan seperti Ryu san, Hori, Ikuma, Takumi, dan Monata, mereka sudah bisa mengkantongi gaji 150 rb yen lebih.

Penghasilan bersih dari penjualan untuk bulan kemarin 4 miliar yen lebih, lalu tanggal 1 - 10 kemarin adalah 7 miliar yen.

Aku sampai di sana langsung di ajak ikut rapat dadakan.

Rapat ini membasuh tentang keluhanan pelanggan yang ingin di kotanya ada toko Haruka Saki juga, sebab mereka ingin belanja secara langsung bukan online terus.

Aku di sini hanya mendengarkan, aku sungguh mengkutuk Ryu san, kenapa juga bikin rapat di hari sabtu.

"Haruka sama bagimana pendapat anda?" tanya Ryu san

"Aku menyarankan sih Tokyo wilayah terakhir yang kita dirikan toko, sebab di sana jarang ada lahan jikalau ada harganya pasti sangat mahal"

Mereka setuju akan pendapatan ku, sebab aku bossnya di sini san aku pemegang kekuasaan utama dalam keuangan.

.

Aku bertanya mengenai prospek dari tiap lahan yang di pilih apa strategis dan cocok untuk tempat belanja dulu, sebab produk ku ini untuk kalangan menengah ke atas.

Setelah semuanya di pastikan baik.

"Saya mohon Haruka sama, tanda tangani surat pernyataan ini" ucap Ryu san

Aku bingung kenapa harus pakai surat pernyataan segala.

Ku ambil surat pernyataan itu lalu ku baca.

Perizinan ceo toko Haruka Saki untuk meminjam di bank sebesar 20 miliar yen, uang akan di tanggung oleh Ryunosuke, namun ia tidak boleh di keluarkan dan harus tetap jadi manager utama sampai hutang lunas.

Aku menggaruk kepala belakang ku, berpikir sungguh sembrononya orang ini.

"Kamu yakin Ryu san ingin menanggung hutang perusahaan ini?" tanya ku

"Aku bersunguh sunggu Haruka san, aku merasa disinilah passion hidup ku dan aku berniat memajukan perusahaan dan toko"

Jujur aku suka sifat seperti itu, namun aku berniat main santai dan tidak cepat seperti ini, sebab bisnis itu mudah bikin kaya dan mudah bikin sengsara.

.

"Begini saja, aku tidak ingin membebani kamu, urusan modal aku yang tanggung, kalian bekerja saja dengan baik, usahakan perusahaan ini makin berkembang dan punya banyak toko cabang" ucap ku lalu mengakhiri rapat

Aku mendatangi bagian keuangan bersama dengan Ryu san.

"Akan ku investasikan uang ku di perusahaan ku sendiri sebanyak 30 miliar yen, ku harap kalian tidak mengecewakan ku" ucap ku

"Kami paham Haruka sama" balas Ryu dan Ikuma

Ku transfer uang ku di bank ke rekening perusahaan, aku pergi ke bank sebab tidak bisa jika di transfer secara langsung lewat mbanking, harus dengan persetujuan Ikuma, Ryu dan teller bank.

Note : uang yang masuk dari pembelian barang, di tampung dulu di rekening lain, setelah satu minggu barulah Ikuma dan timnya menyetorkan di bank.

Next...