webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Makan

"Hmm ini kok bisa enak banget gimana sih Mang buburnya? Suka banget deh," ujar Nathalie.

Mang Asep sang penjual bubur hanya terkekeh kecil mendengar hal itu, "Mamang juga nggak tau neng. Padahal itu resep buburnya juga kaya orang kebanyakan. Tapi nggak tau juga kenapa banyak yang bilang enak banget. Ya alhamdulillah sih kalo pada suka bubur buatan mamang,"

"Ya bubur buatan mamang mah emang beda gitu dari yang lain. Yang lain kan dikit gitu mana topingnya juga dikit kalo mamang mah banyak banget. Beli sepuluh ribu juga udah kenyang. Mana enak banget lagi. Yakin itu balik modal mang?" tanya Aksara, mendorong mangkuk buburnya yang sudah tandas setelah isinya ia habiskan beberapa saat yang lalu.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com