webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Tingkah Laku

"Mang buburnya dua ya pedes semua tapi yang satu pedes banget yang satu nggak terlalu pedes. Yang pedes banget seledrinya banyakin yang satunya seledrinya dikit aja. Yang pedes banget dikit aja di kasih bawang gorengnya. Kalo yang nggak terlalu pede kasih banyak ya bang bawang gorengnya," pesan Aksara pada bapak bapak penjual bubur.

Pria yang kira kira berusia tiga puluhan itu mengangguk sebelum mengacungkan sebelah ibu jarinya, "Bilang aja kaya biasa Mas Aksa. Saya mah udah apal banget sama pesenannya Mas Aksa sama Mbak Nathalie kalo di sekolah pagi pagi. Katanya nggak kenyang kalo makan di rumah soalnya biasanya buru buru tapi waktu sampe sekolah ternyata bel masih kurang setengah jam,"

"Hahaha Mang Asep mah bisa aja," Aksara terkekeh kecil, mendudukkan diri tak jauh dari gerobak bubur berada, "Ini tendanya lepas pasang gitu mang? Tapi kok waktu di sekolah nggak ya?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com