webnovel

Promise to you

2025, tahun awal kehancuran dunia, di mana pulau mengapung mulai bermunculan di seluruh dunia, dan bersamaan dengan itu banyak fenomena aneh dan berbagai bencana lain mengikuti di belakangnya, jim verndarinn, seorang survivor yang telah kehilangan nyawanya saat bertarung dengan monster, menyalakan api keinginan nya yang terakhir, janji yang pernah dia buat dengan seseorang.

Winter_Enfold · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

episode 6

Di sebuah ruangan kecil, di mana hanya ada lampu minyak sebaggai penerangan.

Di sana seorang gadis yang memiliki rambut hitam, duduk di atas bangku, dan menatap buku tebal yang ada di depannya.

Buku itu tampak rapi, dan terlihat sangat terawat, bahkan jika kau membukanya, kau tidak akan menemukan bagian yang terlipat, atau kusut.

Buku ini, adalah benda paling berharga baginya, yang terus menemaninya saat dia merasa kesepian, yang satu-satunya selalu menjadi teman nya saat dia merasa sedih.

Gadis itu terus memandangi bukunya, dengan tampilan mata yang berkaca-kaca, dan juga mulut yang sedikit tersenyum, di tambah dengan bentuk tubuh dan rambutnya yang panjang dan indah, kau akan salah mengira bahwa pemandangan ini adalah sebuah potret lukisan.

Saat gadis itu terus memandangi bukunya, terdengar sebuah langkah kaki, lalu pintu terbuka.

"Arne...kenapa kau belum tidur?"

Dari balik pintu yang sedikit terbuka, terlihat seorang pria muda yang seumuran dengannya, dengan rambut yang sama-sama hitam, dan mata yang bagaikan malam itu sendiri.

Laki-laki itu bertanya dengan Arne, gadis berambut hitam yang memandangi buku di depannya, dengan senyum hangat.

"Ah tidak, maaf, aku baru saja ingin tidur, tapi aku merasa nostalgia saja saat melihat buku ini"

Sambil mengatakan itu, Arne mengambil buku itu, dan menempatkannya di depan dadanya, dan sambil tersenyum, dia menunjukannya pada laki-laki itu.

"Begitukah?, Kalau begitu, kau sebaiknya cepat tidur, karena besok kita akan berangkat pagi-pagi sekali"

Laki-laki itu, tersenyum hangat pada Arne, dari matanya, terpancar rasa kasih sayang yang dalam padanya, dan perasaan itu, dapat dengan mudah tersampaikan pada Arne.

Dan Arne yang merasakan itu, merasakan hatinya, seperti di selimuti oleh kebahagiaan.

"Iya, tentu saja, aku akan tidur sebentar lagi"

Sambil mengatakan itu, Arne menaruh kembali buku nya kedalam sebuah kotak yang ada di sampingnya, lalu menguncinya dan menaruh kuncinya di saku bajunya.

Laki-laki itu yang melihat betapa hati-hatinya Arne dalam memperlakukan buku nya, merasa penasaran, jadi dia mulai bertanya.

"Apa buku itu sangat berharga?"

Arne, yang tidak menduga bahwa laki-laki di depannya akan bertanya, sedikit kaget untuk sesaat, tapi segera kembali pada senyuman nya yang biasa.

"Ya, buku ini sangat berharga bagiku, karena buku ini..."

Dia menutup mata dan memberi sedikit jeda pada kalimat berikut nya.

"...buku ini, adalah satu-satunya temanku, dan juga satu-satunya yang menemaniku di saat aku sedih"

"Apapun keadaanya, buku ini selalu ada, apapun yang kurasakan buku ini selalu mendengarkan, dia mengingat segalanya, membuatku merasa tidak sendiri"

"Bagiku...buku ini, adalah teman pertama, dan juga teman terbaik sepanjang hidupku"

"Buku ini, sangat berharga bagiku..."

Saat Arne menyelesaikan kalimatnya, sebuah senyuman, muncul di bibirnya, senyuman lebih manis dari sebelumnya.

Bahkan, laki-laki di depannya merasa sedikit iri, bahwa senyuman itu bukan di sebabkan oleh nya, tapi oleh sebuah buku.

Tapi, di saat bersamaan, laki-laki ini juga bersyukur, bahwa buku itu ada di saat dirinya tidak ada di sampingnya waktu itu.

Dulu, waktu itu...jika saja sejak dulu dia sudah berada di sisinya.

Arne, pasti tidak akan menderita sejak lama...

Dia merasa menyesal...

Dan tiba-tiba, Arne yang baru sadar bahwa apa yang di katakanya, dan senyuman yang dia tunjukan akan membuat iri laki-laki di depannya, segera panik.

"Ahh, tapi, tapi kau adalah yang terbaik kok, kau juga sangat berharga bagiku

Arne yang panik menjelaskan, segera memerah dengan wajah merah seperti tomat, dia masih sangat polos.

Dan laki-laki itu, yang melihat tingkah lucu Arne, tertawa dengan keras.

"Hahaha, aku tau, aku tau, aku tau kalau aku sangat berharga bagimu, dan juga..."

Dia mendekat ke arah Arne, lalu berlutut di depannya, dan menggenggam tangan Arne dengan erat.

"Dan juga, maafkan aku Arne, aku...sangat terlambat untuk berada di sisimu, aku...sangat menyesal, jika saja waktu dapat di putar kembali, aku janji, aku akan melindungi mu"

Wajah laki-laki itu saat mengatakannya, terlihat sangat serius, mata yang tajam seperti kegelapan malam itu sendiri, dan juga rambut halus hitam yang indah.

Membuat Arne yang melihat wajahnya dari dekat, memerah seperti tomat.

Tapi, dia tidak panik, karena dia sudah cukup terbiasa di perlakukan seperti ini. Tapi tetap saja, ini masih memalukan baginya.

Tersenyum, Arne membalas kalimat laki-laki itu.

"Ya, aku tau, kau akan melakukan itu, karena aku tau, kau adalah laki-laki yang seperti itu"

Setelah dia mengatakan itu, dia sedikit menoleh ke arah kotak yang berisi buku yang dia simpan, lalu kembali menatap ke arah laki-laki di depannya

"Dan lagi pula, kau tidak perlu cemburu pada buku harian ku, karena bagiku, kaulah yang paling berharga bagiku di seluruh dunia ini...JIM"

End of flashback