webnovel

episode 9

Setelah sholat berjamaah Kamil, Rivan, dan mang Udin pergi ke rumah pak kyai Abdullah.

Di masjid pesantren darussalam..

"Van gimana sudah siap belum?", tanya mang Udin.

"Alhamdulillah sudah mang, bismillah", jawab Rivan.

"Elu yang mau ta'arufan kok jadi gue yang deg deg an ya van", kata Kamil.

"Iya ya, mil, kenapa jadi elu yang deg deg an", sambung Rivan bingung.

"Assalamu'alaikum", pak ustaz Ubaidillah, Fitroh, dan pak kyai Abdullah memberikan salam pada Kamil, Rivan, dan mang Udin.

"Wa'alaikumussalam pak ustaz Ubaidillah dan pak kyai Abdullah", mang Udin menjawab salam dari pak ustaz Ubaidillah, Fitroh, dan pak kyai Abdullah mewakili Rivan dan Kamil.

"Mil.."

"Muhun bah.."

(Muhun bah..), jawab Kamil.

"Anjeun ka imah abah wae ti payun,antos abah sarta bapa anjeun nyusul"

(Kamu ke rumah abah saja duluan, nanti abah dan ayah kamu nyusul), kata pak kyai Abdullah yang berpesan pada cucunya.

"Siap bah..", seru Kamil.

"Oh heueuh hilap"

(Oh iya lupa), kata pak ustaz Ubaidillah.

"Hilap kunaon yah?"

(Lupa kenapa yah?), tanya Kamil.

"Calon minantu bapa manten, naha henteu kalawan anjeun, henteu sepertos biasana oge maraneh pisah biasana tepang mulu jegud perangko sarta amplop na?"

(Calon menantu ayah mana, kok tidak dengan kamu, tidak seperti biasanya juga kalian pisah biasanya nempel mulu kaya perangko dan amplopnya?), tanya pak ustaz Ubaidillah juga.

"Heueuh mil, leres naon anu di ngomong bapa anjeun,Titah ke manten?"

(Iya mil, benar apa yang di bilang ayah kamu, Titah kemana?), tanya pak kyai Abdullah.

"Marahan nya atawa Titah ngambek deui nya mil?"

(Marahan ya atau Titah ngambek lagi ya mil?), tanya Fitroh juga.

"Calon pamajikan abdi aya sareng teh Aisyah mapag Rona ka kamar santriwati bapa, sarta kanggo a Fitroh, ulah sok teurang deh, saha anu marahan sarta Titah henteu ngambek deui naha.."

(Calon istri saya ada bersama teh Aisyah menjemput Rona ke kamar santriwati ayah, dan untuk a Fitroh, jangan sok tau deh, siapa yang marahan dan Titah tidak ngambek lagi kok..), jawab Kamil menjelaskan pada pak ustaz Ubaidillah, pak kyai Abdullah, dan Fitroh.

"Oh gitu..", seru Fitroh.

"Iya a..", sambung Kamil.

"Ya sudah kalau begitu saya, ayah mu dan kakak mu mau ke luar pesantren sebentar ya", kata pak kyai Abdullah.

"Heueuh bah.."

(Iya bah..), seru Kamil lagi.

"Assalamu'alaikum", pak ustaz Ubaidillah, Fitroh, dan pak kyai Abdullah memberikan salam pada Kamil, Rivan, dan mang Udin.

"Wa'alaikumussalam pak ustaz Ubaidillah dan pak kyai Abdullah", mang Udin menjawab salam dari pak ustaz Ubaidillah, Fitroh, dan pak kyai Abdullah mewakili Kamil dan Rivan lagi.

Di kamar santriwati..

"Sampun durung tah?"

(Sudah belum tah?), tanya Aisyah.

"Sampun mbak, mangga.."

(Sudah mbak, yuk..), jawab Titah.

"Nggih sumangga.."

(Ya hayuk..)

Di rumah pak kyai Abdullah,

Di ruang tamu..

"Assalamu'alaikum", mang Udin memberikan salam pada semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.

"Wa'alaikumussalam", ustazah Rohayati menjawab salam dari mang Udin mewakili semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.

"Sini masuk mang Udin, mil.."

"Muhun mah, kunaon?"

(Iya mah, kenapa?), tanya Kamil.

"Titah manten?"

(Titah mana?), tanya ustazah Rohayati juga.

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.

"Wa'alaikumussalam", ustazah Rohayati menjawab salam dari Titah mewakili semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.

"Eta mah, Titah na"

(Itu mah, Titah nya), jawab Kamil.

"Suruh masuk gih, kasep.."

"Muhun mah.."

(Iya mah..), seru Kamil.

Di depan rumah pak kyai Abdullah..

"Satah.."

"Iya samil.."

"Masuk yuk"

"Iya samil.., yuk mbak Aisyah, mbak Rona masuk"

"Iya..", seru Rona dan Aisyah.

Titah dan Kamil duduk bersebelahan, pak kyai Abdullah, Fitroh, dan pak ustaz Ubaidillah baru datang dari terminal untuk menjemput santri baru.

Masih di ruang tamu..

"Langsung di persilahkan untuk duduk saja mil"

"Muhun mah.."

(Iya mah..)

"Cewek..", Kamil bersiul dan menggoda Titah.

"Apa sih cowok ku", Titah juga menggoda Kamil dan Titah tersenyum manja.

"Hadeh mulai dah Romeo and Juliet nya", keluh Rivan.

"Assalamu'alaikum", pak kyai Abdullah memberikan salam pada semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.

"Wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari pak kyai Abdullah.

"Troh.."

"Muhun abah, aya naon?

(Iya abah, ada apa?), tanya Fitroh.

"Abah nyuhunkeun tulung ya, tulung anjeun antar santri anyar eta ka kamar na jeung anjeun kembali deui ka imah abah, karena ta`aruf Rivan jeung Rona akan segera di ngawitan, abah nyuhunkeun anjeun janten saksi na"

(Abah minta tolong ya, tolong kamu antar santri baru itu ke kamarnya dan kamu kembali lagi ke rumah abah, karena ta'aruf Rivan dan Rona akan segera di mulai abah minta kamu jadi saksi nya), pinta pak kyai Abdullah.

"Muhun abah, mil.."

(Iya abah, mil..)

"Naon a?"

(Apa a?), tanya Kamil.

"Temani aa yuk..", jawab Fitroh.

"Kamana?

(Kemana?), tanya Kamil lagi.

"Antar aa ke kamar santriwan, ada santri baru"

"Terus Titah?", tanya Kamil lagi.

"Ya di sini mil..", jawab Fitroh lagi.

"Tinggalin Titah di sini gitu?", tanya Kamil lagi.

"Muhun mil.."

(Iya mil..), jawab Fitroh lagi.

"Henteu hayang ah a.."

(Tidak mau ah a..), Kamil menolak permintaan kakaknya.

"Hadeh.., kalau sudah bucin susah troh", keluh mang Udin yang melihat Kamil yang tidak mau meninggalkan Titah di rumah pak kyai Abdullah.

"Bucin apa sih mang?", tanya Fitroh.

"Bucin artinya budak cinta, troh", jawab mang Udin.

"Oh.., budak cinta..", seru Fitroh.

"Ya sudah sana troh antar itu santri baru ke kamarnya, nanti ta'aruf Rivan dan Rona tidak mulai-mulai dan lihat jam berapa ini", pinta pak ustaz Ubaidillah.

"Ya sudah yuk samil", Titah mengajak Kamil mengantar santri baru ke kamarnya.

"Kemana satah?", tanya Kamil.

"Ke kamar santriwan, samil..", jawab Titah.

"Ya deh satah, a.."

"Naon mil?"

(Apa mil?), tanya Fitroh lagi.

"Hayuk..", jawab Kamil.

"Muhun atos hayuk, giliran Titah nu ngajakin hayuk wae, doja aa nu ngajak nolak terus"

(Iya sudah hayuk, giliran Titah yanh ngajakin hayuk saja, coba aa yang ngajak nolak terus), Fitroh mengeluh pada Kamil.

"Atos ulah protes"

(Sudah jangan protes), sambung Kamil.

"Nya atos, abah, Fitroh pamit pergi ka kamar santriwan, assalamu`alaikum"

(Ya sudah, abah, Fitroh pamit pergi ke kamar santriwan), Fitroh pamit dan Fitroh memberikan salam pada pak kyai Abdullah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh", pak kyai Abdullah menjawab salam dari Fitroh.

Di kamar santriwan..

"Nah mas ini kamarnya"

"Oh iya, terimakasih, loh Titah.."

"Iya, Fandi"

"Satah kenal?", tanya Kamil.

"Iya samil, satah kenal", jawab Titah.

"Saya Fandi, mantan pacar Titah.."

"Oh..", seru Kamil.

"Iya, maaf, kamu?", tanya Fandi.

"Saya Kamil, calon suami dari Titah", jawab Kamil.

"Oh, saya pastikan kamu akan kehilangan Titah, dan saya akan merebut dia kembali darimu", kata Fandi dalam hati.

"Samil..", Titah memegang tangan Kamil yang mempunyai firasat buruk.

"Kenapa satah?", tanya Kamil.

"Kembali yuk kerumahnya pak kyai Abdullah", jawab Titah dengan berbisik.

"Iya satah, a.."

"Muhun mil, aya naon?"

(Iya mil, ada apa?), tanya Fitroh.

"Ka imah abah yuk"

(Ke rumah abah yuk), jawab Kamil.

"Hayuk, emm mas, kami tinggal ya"

"Oh iya, terimakasih telah di antar"

"Muhun sami-sami"

(Iya sama-sama)

"Assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam pada Fandi.

"Wa'alaikumussalam", Fandi menjawab salam dari Kamil.

"Karena ada Titah di pesantren ini, saya akan tinggal di sini juga dan akan saya dapatkan kembali dia, saya pastikan calon suaminya itu akan kehilangan Titah, kan ku rebut Titah kembali, lihat saja nanti", kata Fandi dalam hati lagi.

Di rumah pak kyai Abdullah,

Di ruang tamu..

"Kamil kamana da lawas pisan"

(Kamil kemana sih lama banget)

"Sabar umi.."

"Assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam pada semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh", pak kyai Abdullah menjawab salam dari Kamil mewakili semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.

"Lawas pisan mil.."

(Lama banget mil..)

"Maaf mah, ni, ngobrol dulu tadi"

"Pantas.."

Akhirnya ta'aruf Rivan dan Rona pun berjalan dengan lancar, keesokan harinya Rivan mengadakan lamaran di pesantren darussalam.

Di pesantren darussalam Fitroh melihat Nuzy, Fitroh juga bertanya pada Rivan siapa yang ada di sebelah mamanya Rivan tadi.

Rivan pun menggoda Fitroh yang jatuh cinta pada Nuzy, sepupu Rivan.

Keesokan harinya..

Di aula pesantren darussalam..

"Akhirnya acara lamaran Rivan dan Rona berjalan lancar bude"

"Alhamdulillah, iya Nuzy"

"Cantik sekali dia, siapa ya, sudah kah ada yang memiliki nya atau belum"

"Ini dia calon pengantin baru nya, van selamat ya"

"Iya mbak, terimakasih, mbak kapan nyusul?", tanya Rivan.

"Insyaallah kalau sudah ada jodohnya van", jawab Nuzy.

"Amiin ya Allah.."

Di depan aula pesantren darussalam..

"Van, van.."

"Iya a, kenapa?", tanya Rivan.

"Itu tadi siapa?", tanya Fitroh juga.

"Itu mama, a..", jawab Rivan.

"Iya aa tau, yang satunya lagi, siapa?", tanya Fitroh lagi.

"Oh itu kakak sepupu aku, kenapa suka ya?", tanya Rivan.

"Duh ketahuan lagi..", kata Fitroh yang malu dan pipinya merah saat Rivan menggodanya.

Sementara itu Kamil mengajak Titah ke taman pesantren darussalam, tempat yang biasanya mereka berdua menciptakan sebuah lagu atau bernyanyi bersama.

Lalu Rivan pun memperkenalkan Nuzy, sepupu nya pada Fitroh.

Ketika Kamil ingin menyanyikan satu buah lagu untuk Titah, Kamil di tantang oleh Fandi dan yang menang akan mendapatkan Titah, Kamil pun menerima tantangan yang Fandi berikan.

Titah pun pergi ke aula pesantren darussalam untuk memberitahu Fitroh dan Rivan kalau Kamil dan Fandi berkelahi.

Rivan dan Fitroh pun mengikuti Titah, Fitroh juga melerai Kamil dan Fandi yang sedang berkelahi di taman pesantren darussalam.

Akhirnya Fitroh berhasil menghentikan Kamil dan Fandi berkelahi, lalu keduanya memperebutkan Titah di depan Fitroh dan Rivan.

Kamil dan Fandi pun menyanyikan satu buah lagu yang berjudul Dia Milikku dari Yovie and Nuno.

Di taman pesantren darussalam lagi..

"Satah.."

"Iya samil.."

"Aku sudah bawa gitarnya nih"

"Terus lagu apa yang mau kamu persembahkan untuk ku samil?", tanya Titah.

"Emm apa ya, tunggu samil fikirkan dulu ya satah", jawab Kamil.

"Iya samil ku, hehe.."

"Titah dan calon suaminya, saatnya.."

"Sudah belum samil?", tanya Titah.

"Sudah satah..", jawab Kamil.

"Ya sudah yuk mulai"

"Oke.., mus.."

"Assalamu'alaikum", Fandi memberikan salam pada Kamil dan Titah.

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan Titah menjawab salam dari Fandi.

"Samil..", Titah berlari ke belakang Kamil.

"Kamu kenapa satah?", tanya Kamil.

"Takut samil, kita kembali ke aula saja yuk", jawab Titah.

"Tunggu.."

"Samil..", Titah memegang tangan Kamil dengan kuat seakan-akan takut kehilangan Kamil.

"Tenang satah", Kamil menenangkan rasa takut hati Titah.

"Iya samil.."

"Oh ya kamu, calon suaminya Titah kan?", tanya Fandi.

"Iya, kenapa?", tanya Kamil juga.

"Saya mantan pacarnya"

"Iya saya tau kok, terus?", tanya Kamil lagi.

"Saya masih cinta dengan Titah, dan saya akan mengambil Titah lagi dari kamu"

"Enggak, enggak bisa, enak saja, saya sayang sekali dengan Titah"

"Saya juga gak mau lagi balik sama kamu"

"Oh ya, saya akan melakukan apapun dan bagaimana pun caranya mendapatkan kamu lagi.."

"Saya tidak akan membiarkan itu terjadi, saya akan mempertahankan Titah"

"Oh oke, asalkan kamu terima tantangan dari saya"

"Oke.."

"Siapa yang menang dia lah yang akan mendapatkan Titah"

"Oke saya terima tantangan darimu"

"Oke kita mulai sekarang"

"Oke siapa takut.."

"Samil.."

"Satah duduk dulu ya di sini"

"Iya samil.."

"Hayuk kita duel"

"Hayuk.., siapa takut.."

"Haduh bagaimana ini, aku ke aula saja, siapa tau aa Fitroh dan mas Rivan masih ada di sana", kata Titah dalam hati.

Di aula pesantren darussalam..

"A.."

"Naon van?"

(Apa van?), tanya Fitroh.

"Ikut aku yuk sebentar", jawab Rivan.

"Kamanten?"

(Kemana?), tanya Fitroh lagi.

"Sudah ikut saja", jawab Rivan lagi.

"Iya deh.."

"Assalamu'alaikum mbak Nuzy", Rivan memberikan salam pada Nuzy.

"Wa'alaikumussalam van..", Nuzy menjawab salam dari Rivan.

"Aku mau mengenalkan mbak Nuzy dengan cucu pak kyai Abdullah, boleh gak?", tanya Rivan.

"Boleh dong van", jawab Nuzy.

"A.., ini sepupunya Rivan namanya mbak Nuzy, dan mbak Nuzy Ini Fitroh cucu dari pak kyai Abdullah", Rivan memperkenalkan Nuzy kepada Fitroh dan sebaliknya.

"Nuzy..", keduanya saling berkenalan.

"Fitroh..", keduanya saling berkenalan.

"Itu dia mas Rivan dan aa Fitroh, assalamu'alaikum", Titah berlari ke arah Fitroh, Nuzy, dan Rivan, dan kemudian Titah memberikan salam pada Fitroh, Nuzy dan Rivan.

"Wa'alaikumussalam", Rivan, Nuzy, dan Fitroh menjawab salam dari Titah.

"Ada apa tah?", tanya Fitroh.

"Mas, aa, tolong..", jawab Titah yang meminta pertolongan pada Rivan dan juga Fitroh.

"Tarik nafas dulu tah.."

"Oke, huh..", Titah menghela nafas.

"Nah gitu, sekarang cerita..", pinta Fitroh.

"Jadi gini a, mas..", Titah menceritakan semuanya pada Fitroh dan Rivan.

"Van.."

"Apa a?", tanya Rivan.

"Adik saya", jawab Fitroh.

"Ya sudah yuk kesana", ajak Rivan.

"Yuk van, tah tunjukkan ya kamu kan tadi bersama Kamil, yayang mu disana", pinta Fitroh lagi.

"Iya a..", seru Titah.

"Tunggu a, tah.., mbak aku pamit ke taman pesantren darussalam dulu ya, bilang mama kalau mama mencari Rivan ya mbak.."

"Iya van.."

"Assalamu'alaikum", Rivan memberikan salam pada Nuzy.

"Wa'alaikumussalam van..", Nuzy menjawab salam dari Rivan.

Di taman pesantren darussalam lagi..

"Itu mas, a..", Titah memberitahu Kamil dan Fandi yang sedang berkelahi.

"Astaghfirullahalazim"

"Kamil, Fandi, cukup dan berhenti, haduh kalau abah tau kalian berdua bisa di hukum", Fitroh mencoba melerai pertengkaran antara Kamil dan Fandi.

"Dia duluan a yang mulai"

"Sudah, sudah, stop, haduh.."

"Kenapa a?", tanya Rivan.

"Pusing aa, van..", jawab Fitroh.

"Titah untuk saya"

"Enak saja Titah milik saya"

Dia milikku - Yovie & Nuno / Kamil & Fandi.

"Semula ku tak tahu

Engkau juga kan ingin memilikinya", bagian Kamil.

"Bukankah ku lebih dulu

Bila engkau temanku

Sebaiknya tak mengganggu", bagian Fandi.

"Dia untukku

Bukan untukmu

Dia milikku

Bukan milikmu", duet.

"Pergilah kamu

Jangan kau ganggu

Biarkan aku

Mendekatinya", bagian Kamil.

"Kamu

Tak akan mungkin

Mendapatkannya

Karena dia

Berikan aku

Pertanda cinta

Janganlah kamu banyak bermimpi, oh

Dia Untuk aku", bagian Fandi.

"Bukankah belum pasti

Kamu juga kan jadi

Dengan dirinya", bagian Fandi.

"Dia yang menentukan

Apa yang kan terjadi

Tak usah mengaturku", bagian Kamil.

"Dia untukku

Bukan untukmu

Dia milikku

Bukan milikmu", bagian Kamil.

"Lihatlah nanti

Lihatlah saja

Biarkan aku

Mendekatinya", bagian Fandi.

"Kamu

Tak akan mungkin

Mendapatkannya

Karena dia

Berikan aku

Pertanda juga", bagian Kamil.

"Janganlah kamu banyak bermimpi ooh

Kusarankan engkau mundur saja, ooh", bagian Fandi.

"Dia untukku

Bukan untukmu

Dia milikku

Bukan milikmu", bagian Kamil.

"Pergilah kamu

Jangan kau ganggu

Biarkan aku

Mendekatinya", bagian Fandi.

"Dia untuk aku", bagian Kamil.

"Bukan dia untuk aku", bagian Fandi.

Masih di taman pesantren darussalam..

"Berhenti aa bilang, haduh kalian berdua ini ya, kalian berdua aa hukum"

"Tapi a.."

"Keputusan aa sudah bulat, kalian aa hukum, masalah hukuman nanti aa fikirkan dulu, dan kalian berdua ikut aa ke halaman depan pesantren darussalam"

"Iih..", Kamil mengeluh saat diberi hukuman.

"Van.."

"Iya a.."

"Kamu ambil sapu lidi ya, terus bawa ke halaman depan pesantren darussalam, oh ya satu lagi sekalian ember"

"Oke siap bos.."

Kamil dan Fandi mendapatkan hukuman dari Fitroh, Fitroh memberikan hukuman untuk Kamil dan Fandi dengan cara menyapu semua halaman depan pesantren darussalam dan menguras semua kolam ikan dan kamar mandi lalu kemudian mengisinya kembali dengan ember yang di berikan Rivan.

Di halaman depan pesantren darussalam..

"Rivan mana ya, kok lama ya.."

"Masih lama kan a, Titah yuk.."

"Eeh mau kemana kamu?", tanya Fitroh.

"Mau ke taman, mau berduaan sama Titah sekalian duet alias menyanyikan sebuah lagu, masih lama ini kan..", jawab Kamil.

"Enggak bisa.., Titah.."

"Iya a.."

"Sini, pindah.."

"Iya.."

"Sayang sini dekat Kamil"

"Tah.."

"Ya sudah gini saja deh, daripada saya bingung lebih baik saya nyusul mas Rivan saja"

"Sayang ikut dong.."