webnovel

episode 8

Percakapan Fitroh dan Kamil lewat whatsapp.

"Assalamu'alaikum a, siap-siap ya sudah di jalan pulang", Kamil memberitahu Fitroh.

"Wa'alaikumussalam, iya mil, Rivan juga lagi kabari Aisyah untuk membawa Titah ke taman pesantren darussalam", Fitroh juga memberitahu Kamil.

"Oke a..", seru Kamil.

"Iya mil, assalamu'alaikum", Fitroh memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam a", Kamil menjawab salam dari Fitroh.

**

Percakapan Rivan dan Aisyah lewat whatsapp.

"Assalamu'alaikum mbak, ajak Titah dhateng taman pesantren darussalam sakmenika nggih"

(Assalamu'alaikum mbak, ajak Titah ke taman pesantren darussalam sekarang ya), kata Rivan.

"Wa'alaikumussalam, inggih van"

(Wa'alaikumussalam iya van), sambung Aisyah.

**

Di kamar santriwati..

"Tah.."

"Inggih mbak, enten menapa?"

(Iya mbak, ada apa?), tanya Titah.

"Ndherek mbak yuk"

(Ikut mbak yuk), jawab Aisyah yang mengajak Titah juga.

"Kemana mbak?", tanya Titah lagi.

"Sampun ndherek kamawon mangke panjenengan ugi tau tah"

(Sudah ikut saja nanti kamu juga tau tah), jawab Aisyah lagi.

"Inggih mbak.."

(Iya mbak..), kata Titah.

Di parkiran mobil pesantren Darussalam lagi..

"Mang bawa barangnya lik jo ya, lik ikut saya yuk", kata Kamil.

"Muhun den"

(Iya den), sambung Asep.

"Inggih den"

(Iya den), sambung Paijo juga.

Di taman pesantren darussalam lagi..

"Kamil kemana ya lama banget keburu Aisah dan Titah kesini", kata Fitroh yang menunggu kedatangan Kamil dan Paijo ke taman pesantren darussalam.

"Assalamu'alaikum", Kamil dan Paijo memberikan salam pada Fitroh.

"Wa'alaikumussalam", Fitroh menjawab salam dari Kamil dan Paijo.

"Eh si Kamil, bikin deg deg an saja kamu", kata Fitroh.

"Hehe..", Kamil hanya tertawa.

"Duh, sebentar mil, ini dari Rivan", kata Fitroh lagi.

"Oh iya, lik siap-siap ya", sambung Kamil.

"Inggih den jene Kamil"

(Iya den mas Kamil), sambung Paijo juga.

**

Percakapan Fitroh dan Rivan lewat whatsapp.

"Assalamu'alaikum a, siap-siap ya", Rivan memberikan salam pada Fitroh dan memberitahu Fitroh.

"Wa'alaikumussalam, oke siap", Fitroh menjawab salam dari Rivan.

**

Masih di taman pesantren darussalam..

"Mil siap-siap gih, dan..", pinta Fitroh.

"Oh ya lupa ini lik jo, a..", sambung Kamil.

"Oh ya, saya Fitroh kakaknya Kamil", kata Fitroh lagi.

"Ya sudah lik jo ikut kakak saya dulu ya", sambung Kamil lagi.

"Inggih den jene Kamil"

(Iya den mas Kamil) , sambung Paijo juga.

"Sekarang aku.., aha menemui Titah", kata Kamil lagi yang akan menemui Titah.

Kamil dan Titah bertemu di tengah-tengah perjalanan menuju ke taman pesantren darussalam.

Lalu mata Titah di tutup kain oleh Kamil, Aisyah menggandeng tangan Titah.

Titah pun senang saat melihat Paijo berada di depannya.

Dan malam harinya Titah dan Kamil datang ke rumah pak kyai Abdullah untuk menjadi saksi ta'aruf Rivan dan Rona.

Masih di taman pesantren darussalam..

"Ada bidadari nya aa Kamil, hehe..", kata Kamil.

"Emm jadi nyamuk lagi gue mil, mil..", sambung Rivan yang mengeluh.

"Oh ya Titah ku sayang, bidadari surga ku, calon bini ku, sekarang di tutup dulu ya matanya", kata Kamil lagi.

"Kok di tutup sih mil matanya?", tanya Titah.

"Ada deh..", jawab Kamil.

"Sudah sampai sayang, kain nya mau aa Kamil buka dan mata kamu jangan di buka dulu ya sampai aa Kamil bilang buka", kata Kamil lagi.

"Iya mil..", sambung Titah.

"Van..", Kamil memberi kode pada Rivan.

"Siap mil..", Rivan mengerti kode dari Kamil.

"A.."

"Muhun van, atos?"

(Iya van, sudah?), tanya Fitroh.

"Sampun a"

(Sudah a), jawab Rivan.

"Oke..", seru Fitroh.

"Nah sayang sekarang kamu sudah bisa membuka mata kamu, tapi setelah hitungan ketiga ya", kata Kamil lagi.

"Iya mil..", sambung Titah.

"Oke mulai ya, van hitung", kata Kamil yang tangannya menutup mata Titah.

"Oke mil.., satu, dua, tiga..", Rivan menghitung.

"Sudah buka matanya", kata Kamil lagi yang tangannya sudah tidak menutupi mata Titah.

"Assalamu'alaikum cah ayu"

(Assalamu'alaikum anak cantik), Paijo memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam lik jo", Titah menjawab salam dari Paijo.

"Haa..", Titah terkejut melihat Paijo yang sudah ada di depannya.

"Kunaon calon bini abdi?"

(Kenapa calon istri ku?), tanya Kamil.

"Abdi nuju henteu ngimpi pan, ieu leres lik jo pan mil?"

(Saya sedang tidak mimpi kan, ini benaran lik jo kan mil?), tanya Titah juga.

"Henteu Titah"

(Tidak Titah), jawab semua orang yang ada di taman pesantren darussalam.

"Lik jo..", kata Titah yang kesenangan.

"Inggih cah ayu"

(Iya anak cantik), sambung Paijo.

"Kaliyan sinten lik jo dhateng mriki?"

(Dengan siapa lik jo ke sini?), tanya Titah.

"Piyambak, wingi budhale uga enggal ngantos jam sadasa enjang cah ayu"

(Sendiri, kemarin berangkat nya dan baru sampai jam sepuluh pagi anak cantik), jawab Paijo.

"Oh..", seru Titah.

"Inggih cah ayu"

(Iya anak cantik), sambung Paijo.

"Emm, oh iya tah, aku punya dua buah lagu mau dengar gak?", tanya Kamil.

"Emm, boleh..", jawab Titah.

"Oke..", seru Kamil.

**

Lebih Indah - Adera Ega / Kamil.

"Saat kutenggelam dalam sendu

Waktu pun enggan untuk berlalu

Kuberjanji 'tuk menutup pintu hatiku

Entah untuk siapa pun itu

Semakin kulihat masa lalu

Semakin hatiku tak menentu

Tetapi satu sinar terangi jiwaku

Saat 'ku melihat senyummu

Dan kau hadir

Merubah segalanya

Menjadi lebih indah

Kau bawa cintaku

Setinggi angkasa

Membuatku merasa sempurna

Dan membuatku utuh

'Tuk menjalani hidup

Berdua denganmu selama-lamanya

Kaulah yang terbaik untukku

Hu-u-u-u-u …

Kini kuingin hentikan waktu

Bila kau berada di dekatku

Bunga cinta bermekaran dalam jiwaku

'Kan kupetik satu untukmu

Dan kau hadir

Merubah segalanya (segalanya)

Menjadi lebih indah

Kau bawa cintaku

Setinggi angkasa

Membuatku merasa sempurna

Dan membuatku utuh (membuatku utuh)

'Tuk menjalani hidup

Berdua denganmu..", Kamil menyanyikan lagu pertamanya.

**

Janji Suci - Yovie and Nuno / Kamil.

"Dengarkanlah wanita pujaanku

Malam ini akan kusampaikan

Hasrat suci kepadamu dewiku

Dengarkanlah kesungguhan ini

Aku ingin mempersuntingmu

Tuk yang pertama

Dan terakhir

Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu

Dengarkanlah wanita impianku

Malam ini akan kusampaikan

Janji suci satu untuk selamanya

Dengarkanlah kesungguhan ini

Aku ingin mempersuntingmu

Tuk yang pertama

Dan terakhir

Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu

Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu

Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu

Akulah yang terbaik untukmu

Oh oh oh oh oh", Kamil menyanyikan lagu ke duanya.

**

Masih di taman pesantren darussalam..

"Titah Kesumawardani"

"Ya Muhammad Kamil Mukhtar"

"Will you marry me?"

(Maukah kau menikah denganku?), tanya Kamil sambil berlutut dan mengeluarkan sebuah cincin dan cincin itu di selipkan ke jari manis Titah.

"Yes I want, I want to marry you"

(Ya aku mau, aku mau menikah denganmu), jawab Titah.

"Really?"

(Benarkah), tanya Kamil lagi.

"Yes right, I want to be your wife and want to spend the rest of my life to always be on your side my dear"

(Ya benar, saya mau menjadi istrimu dan mau menghabiskan di sisa hidupku untuk selalu berada di sisi mu sayangku), jawab Titah lagi.

"So sweet"

(Sangat manis), kata Rivan yang terharu menaruh kepalanya di pundak Fitroh.

"Yes yes, very sweet, emm Rivan"

(Iya ya, sangat romantis sekali, Emm Rivan), sambung Fitroh dan Fitroh kesal saat mengetahui kepalanya berada di pundaknya.

"Why?"

(Kenapa?), tanya Rivan.

"This is your head, why put it on my shoulder, van?"

(Ini kepala kamu, kenapa taruhnya di pundak saya ya van?), tanya Fitroh juga.

"Eh yeah, sorry my brother, hehe.."

(Eh iya ya, maaf kakak ku, hehe..), jawab Rivan.

"Emm..", seru Fitroh dengan ketus.

"Seharusnya mah biarkan saja a seperti itu, kapan lagi ya gak lihat duo cungkring akur seperti ini, hehe..", kata Kamil meledek Fitroh dan Rivan.

"Kalau aa mah gak keberatan mil, asalkan dia cewek, lah dia cowok", sambung Fitroh yang mengeluh saat kepala Rivan berada di pundaknya.

"Emangnya kalau cowok kenapa a?", tanya Titah.

"Nanti di kira aa hombreng lagi", jawab Fitroh.

"Haa.., hombreng apaan tuh ya a?", tanya Titah lagi dengan bingung.

"Biar Kamil jelaskan ya a, jadi gini loh sayang, hombreng itu..", sela Kamil, Kamil membisiki Titah apa yang di maksud dengan Fitroh.

"Gitu sayang..", kata Kamil yang menjelaskannya pada Titah dengan cara membisikinya.

"Oh itu ta maksudnya, ih.., ngilani", kata Titah yang merasa geli setelah mendengar penjelasan dari Kamil.

"Yeah.., gak hombreng juga keles, dan enak saja saya hombreng, saya masih suka cewek tau, ya gak tah?", tanya Rivan.

"Rivan, mulai deh.., ini betina gua juga, stop ya elu ngelirik-ngelirik betina gua, cari sana betina yang lain, jangan betina gua..", Kamil mulai cemburu lagi.

"Bukan aku sayang, tapi itu tuh, ada betinanya, santriwati baru", kata Titah yang melirik ke arah Rona yang baru saja lewat.

"Oh.., itu ta betina mu, van.., oh iya kan kita ada tugas sayang", kata Kamil memberikan kode pada Titah.

"Oh iya kita ada tugas dari pak kyai", sambung Titah.

"Haa.., tugas dari abah, tugas apaan tah, mil?", tanya Fitroh.

"Ada deh..", seru Kamil.

"Ya sudah yuk kita pergi, a, mbak, lik, dan mas, kita berdua permisi dulu ya", kata Titah yang akan mengejar Rona.

"Mau kemana tah?", tanya Fitroh lagi.

"Ih.., kepo ya anda, yuk sayang", sela Kamil lagi.

"Assalamu'alaikum", Titah dan Kamil memberikan salam pada Aisyah, Fitroh, Paijo, dan juga Rivan.

"Wa'alaikumussalam", Aisyah, Fitroh, Paijo, dan juga Rivan menjawab salam dari Titah dan Kamil.

Di depan pesantren darussalam..

"Mbak Rona..", Titah berteriak memanggil Rona.

"Iya, siapa ya yang panggil saya?", Rona pun berhenti dan bertanya-tanya karena ada yang memanggil nya.

"Assalamu'alaikum", Titah dan Kamil memberikan salam pada Rona.

"Wa'alaikumussalam", Rona menjawab salam dari Titah dan Kamil.

"Eh Titah dan Kamil..", seru Rona ketika melihat Titah dan Kamil menghampirinya.

"Iya, emm.., mbak Rona di minta pak kyai Abdullah untuk menghadap nanti sore di rumahnya", Titah memberitahu Rona.

"Oh iya nanti saya akan ke sana, kira-kira jam berapa ya?", tanya Rona.

"Habis isya", jawab Kamil.

"Ya nanti saya ke sana", kata Rona.

"Jangan lupa ya mbak", sambung Titah mengingatkan Rona kembali.

Titah dan Kamil pun selesai memberitahu Rona untuk datang ke rumah pak kyai Abdullah sehabis isya, untuk membantu proses ta'aruf Rona dan Rivan.

Sementara itu seperti biasa Titah dan Kamil menghabiskan waktu bersama dan membicarakan tentang bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba.

Titah dan Kamil bersepakat untuk penutupan Ramadhan di masjid saja dan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an.

Masih di depan pesantren darussalam..

"Nah sekarang kamu, Titah Kesumawardani nya aku..", kata Kamil.

"Iya Muhammad Kamil Mukhtar nya aku, ada apa?", tanya Titah.

"Sekarang ikut aku, yuk", jawab Kamil mengajak Titah ke sesuatu tempat.

"Kemana?", tanya Titah lagi.

"Ada deh yuk..", jawab Kamil lagi yang masih mengajak Titah dan menggandeng tangan Titah.

"Yuk..", sambung Titah.

Di warung mang Udin..

"Assalamu'alaikum", Kamil dan Titah memberikan salam pada mang Udin.

"Wa'alaikumussalam", mang Udin menjawab salam dari Titah dan Kamil.

"Eh pasangan yang ter, ter, ter, dan ter..", kata mang Udin saat melihat Titah dan Kamil datang ke warungnya.

"Yang ter, apa mang?", tanya Titah.

"Tau nih mang Udin ada-ada saja, pasangan yang ter, apa coba?", tanya Kamil juga.

"Tersweet, hehe..", jawab mang Udin tertawa.

"Haha, mang Udin bisa saja", Kamil dan Titah tertawa bersama saat mendengar jawaban dari mang Udin.

"Ya dah duduk dah, mau pesan makan atau minum juga bisa atau mau ambil jajanan juga bisa, pokoknya mah lengkap di sini", kata mang Udin yang mempromosikan warung kelontong miliknya.

"Oke, kamu mau apa sayang?", tanya Kamil.

"Aku mau nama panggilan untuk kamu", jawab Titah.

"Nama panggilan, panggilan kesayangan gitu maksud kamu?", tanya Kamil lagi.

"Iya.., boleh ya..", jawab Titah yang memohon pada Kamil.

"Boleh dong, apa sih yang enggak untuk kamu sayang, hehe..", kata Kamil.

"Aku mau panggil kamu, samil", sambung Titah.

"Samil, apa itu samil?", tanya Kamil lagi.

"Artinya sayang Kamil", jawab Titah lagi.

"Oh sayang Kamil.."

"Iya samil.."

"Tapi kan aku maunya di panggil abi dan aku juga maunya anak-anak kita nanti umi", kata Kamil lagi.

"Iya sih, tapi untuk sekarang samil saja ya", sambung Titah lagi dengan manja.

"Oke, berarti aku panggil kamu, satah ya", kata Kamil.

"Iya, aku tau artinya pasti satah kan?", tanya Titah.

"Iya kok kamu tau sih?", tanya Kamil juga.

"Ya tau dong, hehe..", jawab Titah lagi.

"Oh oke, berarti mulai sekarang panggilnya samil dan satah ya?", tanya Kamil lagi.

"Iya samil..", jawab Titah lagi.

"Ini neng, mil, es teh manisnya", kata mang Udin menyuguhkan es teh manis pada Titah dan Kamil.

"Es teh, kan kita gak pesan mang", sambung Titah.

"Benar tuh mang", sambung Kamil juga.

"Yang nyuruh kalian bayar siapa, kan gak ada lagian juga kan kalian berdua itu sudah mamang anggap keponakan mamang sendiri", kata mang Udin lagi.

"Oh gitu..", seru Titah.

"Berarti Kamil dan Titah minum ya", sambung Kamil lagi.

"Iya minum dah..", kata mang Udin lagi.

"Oke, oh ya sayang, kira-kira penutupan untuk menyambut bulan suci Ramadhan mau di adakan seperti apa sih?", tanya Kamil lagi.

"Aku ingin acaranya sederhana saja, seperti merenungkan kembali apa yang kita perbuat sebelum bulan suci Ramadhan, terus membaca ayat-ayat Al-Qur'an gitu deh, gimana menurut kamu?", tanya Titah juga.

"Bagus tuh sayang, oh ya mang Udin bisa kan bantu umumkan ke para warga biasa tradisi di sini untuk menyambut bulan suci Ramadhan, mang?", tanya Kamil lagi.

"Bisa dong mil, apa sih yang gak untuk kalian..", jawab mang Udin.

"Oke, berarti rencana yang pertama dan kedua sudah ya tinggal yang ke tiga nih saksi ta'aruf mas Rivan dan mbak Rona", kata Titah.

"Sebentar sayang, mang Udin..", sambung Kamil yang akan meminta tolong mang Udin untuk menjadi saksi ta'aruf Rivan dan Rona.

"Siap.., kapan?", tanya mang Udin.

"Sekarang..", jawab Kamil.

"Habis isya mang..", jawab Titah juga.

"Hayuk saja mamang, ta'aruf Rivan dan Rona, kan?", tanya mang Udin lagi.

"Iya mang..", jawab Kamil lagi.

"Ya sudah yuk sekarang kita siap-siap ke masjid sebentar lagi kan isya", kata mang Udin mengajak Titah dan Kamil ke masjid untuk melaksanakan ibadah sholat isya berjama'ah.

"Siapa mang?", tanya Titah.

"Istri yang baru, neng..", jawab mang Udin lagi.

"Istri baru, oh pantesan kemarin gak buka warung, ternyata, hehe..", kata Kamil tertawa meledek mang Udin yang baru saja menikah lagi.

Mang Udin, Kamil, dan Titah pun akhirnya ke masjid untuk sholat isya berjama'ah.