webnovel

episode 10

Masih di halaman depan pesantren darussalam..

"Sayang ikut dong..", kata Kamil.

"Eeh anjeun hayang kamana mil ?"

(Eeh kamu mau kemana mil ?), tanya Fitroh.

"Hayang menemani calon pamajikan a, Titah, Titah.."

(Mau menemani calon istri a, Titah, Titah..), jawab Kamil.

"Henteu, teu aya Titah, Titah an, anjeun tetap di dieu sareng aa jeung fandi, hayuk kembali ke enggon.."

(Enggak, gak ada Titah, Titah an, kamu tetap di sini dengan aa dan Fandi, hayuk balik ke tempat..), kata Fitroh.

"Muhun, muhun deh a.."

(Iya, iya deh a..), keluh Kamil.

Di halaman belakang pesantren darussalam..

"Duh, mas Rivan mana lagi ya ?", Titah bertanya-tanya sendiri yang mencari Rivan.

"Lah itu kan Titah, tah..", kata Rivan yang melihat Titah yang celingak-celinguk.

"Iya, nah ini dia yang ku cari-cari di sini rupanya, yuk sudah di tunggu a Fitroh tuh..", sambung Titah.

"Oh gitu, ya sudah yuk kita ke halaman depan pesantren darussalam", kata Rivan lagi.

"Yuk mas Rivan..", sambung Titah.

Di halaman depan pesantren darussalam lagi..

"Assalamu'alaikum", Titah dan Rivan memberikan salam pada Fitroh, Kamil, dan Fandi.

"Wa'alaikumussalam", Fitroh, Kamil, dan Fandi menjawab salam dari Titah dan Rivan.

"Nah ini dia ember dan sapu lidinya sudah datang", kata Fitroh.

"Ini a ember dan sapu lidinya", sambung Rivan yang memberikan ember dan sapu lidi pada Fitroh.

"Oke, ini Kamil sapu lidi dan ember nya, Fandi juga sama ini sapu lidi dan ember nya", kata Fitroh lagi yang memberikan ember dan sapu lidi pada Kamil dan Fandi.

"Lalu ?", tanya Fandi.

"Hukuman untuk kita apa, dan kenapa kita di kasih ember dan sapu lidi a ?", tanya Kamil juga.

"Dan hukuman untuk kalian adalah.., oh ya hampir saja lupa, ini untuk hukuman yang sama dulu ya, dan hukuman kalian yang sama adalah menyapu halaman depan pesantren darussalam, lalu hukuman kalian yang berbeda adalah menguras bak air kamar mandi, kemudian mengisinya kembali menggunakan ember, hukuman ini untuk kamu, Kamil dan hukuman menguras kolam ikan dan mengisinya kembali menggunakan ember ini lagi ke kolam ikan yang ada di halaman depan pesantren darussalam, hukuman ini untuk kamu, Fandi, paham !!??", tanya Fitroh.

"Paham..", jawab Kamil dan Fandi.

"Oke van, tolong kamu awasi mereka, dan Titah ikut aa sebentar, aa ada perlu dengan kamu", pinta Fitroh.

"Siap bos..", Rivan dan Titah melaksanakan perintah dari Fitroh.

"Jagain calon istri Kamil loh a..", kata Kamil.

"Aah sudah diam kamu, laksanakan tuh hukuman dari saya", sambung Fitroh.

"Iya a..", seru Kamil.

Kamil dan Fandi pun melaksanakan hukuman dari Fitroh sampai selesai, dan Titah pun di bawa Fitroh untuk membicarakan sesuatu yaitu tentang Fitroh yang meminta bantuan pada Titah, agar Titah berbicara pada pak kyai Abdullah tentang ta'aruf nya dengan sepupu Rivan bisa di segerakan.

Di depan kelas Titah..

"Tah, kamu tau gak kenapa ajak kamu kesini ?", tanya Titah.

"Gak tau a, emang kenapa ?", tanya Titah juga.

"Aa mau minta tolong kamu, tentang ta'aruf aa dan sepupunya Rivan", jawab Fitroh.

"Sepupunya mas Rivan, oh mbak Nuzy ya namanya a Fitroh ?", tanya Titah lagi.

"Iya benar, tolong ya tah, bisa kan ?", tanya Fitroh lagi.

"Bisa, ta'aruf kan ?", tanya Titah juga.

"Cakep..", jawab Fitroh.

"Loh kok cakep sih a ?", tanya Titah lagi.

"Cakep tebakannya maksudnya tah, hehe..", jawab Fitroh lagi.

"Oh oke, gampang, bisa di atur a..", kata Titah.

"Oh ya kamu sudah selesai belum belajar di kelas kamu ?", tanya Fitroh lagi.

"Sudah a, kenapa memangnya ?", tanya Titah juga.

"Gak apa-apa, ya sudah kalau begitu kita ke halaman depan pesantren darussalam lagi yuk, lihat Kamil dan Fandi, apakah hukuman mereka sudah selesai atau belum", jawab Fitroh lagi.

"Oh ya sudah yuk..", seru Titah.

Di kamar mandi pesantren darussalam..

"Akhirnya selesai juga hukuman dari a Fitroh", kata Kamil yang baru saja menyelesaikan hukumannya.

Di halaman belakang pesantren darussalam..

"Huh.., akhirnya selesai juga hukuman dari kak Fitroh..", kata Fandi yang baru saja menyelesaikan hukumannya.

Di halaman depan pesantren darussalam lagi..

"Kok sepi ya di halaman depan pesantren darussalam, loh Rivan kemana ya, kok gak ada juga ?", tanya Fitroh.

"Ini mas Rivan nya, a..", jawab Titah.

"Oh iya benar kamu, oh tidur dia tah, tah..", kata Fitroh.

"Iya a, kenapa ?", tanya Titah.

"Ambil air tuh di ember, buruan ya..", jawab Fitroh.

"Siap a..", seru Titah.

"Emm ini orang ya, di suruh ngawasin Fandi dan juga Kamil malah enak-enakan molor lagi di sini", kata Fitroh dengan kesal.

"Ini a airnya", Titah memberikan ember yang ada airnya pada Fitroh.

"Iya tah, terimakasih ya tah, oh ya tah kamu agak jauhan ya, nanti kalau kamu kena air ini, Kamil marah sama aa", kata Fitroh.

"Oke, segini a ?", tanya Titah.

"Kurang, agak jauh lagi, tiga jengkal", jawab Fitroh.

"Tiga jengkal, oke..", seru Titah.

"Sudah ?", tanya Fitroh lagi.

"Sudah a..", jawab Titah lagi.

"Oke, nih rasain..", seru Fitroh yang menyiram air pada Rivan.

"Hujan, hujan, hujan, banjir, banjir, banjir..", seru Rivan juga yang di siram oleh Fitroh.

"Iya memang hujan, memang banjir..", seru Fitroh lagi.

"Hahaha..", Titah hanya bisa tertawa melihat Fitroh yang marah pada Rivan dan Rivan yang di siram oleh Fitroh.

"Eh a Fitroh..", seru Rivan lagi.

"Kumaha rasana, raos, anjeun teurang teu hujan sarta caah anu anjeun ngomong tadi darimana ?"

(Bagaimana rasanya, enak, kamu tau gak hujan dan banjir yang kamu bilang tadi darimana ?), tanya Fitroh lagi.

"Mboten mangertos, emang e saking pundi ?"

(Gak tau, memangnya dari mana ?), tanya Rivan juga.

"Yeuh ti dieu yeuh, ti ember sarta abdi pair cai na, lagian anjeun ieu pan aa nalatahan ka anjeun supados anjeun ngawaskeun Kamil sarta Fandi anu nuju meunangkeun hukuman ti aa, eh anjeun na malih mondok"

(Nih dari sini nih, dari ember dan saya tuang airnya, lagian kamu ini kan aa berpesan padamu agar kamu mengawasi Kamil dan Fandi yang sedang mendapatkan hukuman dari aa, eh kamu nya malah tidur), jawab Fitroh yang kesal pada Rivan, karena Rivan tertidur.

"Hahaha..", Titah masih tertawa lagi.

Di halaman belakang pesantren darussalam lagi..

"Ke halaman depan pesantren darussalam saja deh untuk istirahat bersama temannya Kamil", kata Fandi.

Di kamar mandi pesantren darussalam lagi..

"Waktunya kembali ke halaman depan pesantren darussalam deh..", kata Kamil.

Di halaman depan pesantren darussalam lagi..

"Nuwun apunten, kawula wau mengantuk makannya kawula sare ugi.."

(Ya maaf, saya tadi mengantuk makannya saya tidur dan..), kata Rivan yang di potong perkataannya oleh Fitroh.

"Sarta naon van ?"

(Dan apa van ?), tanya Fitroh yang memotong perkataan dari Rivan.

"Ugi kesel ugi"

(Dan capek juga), jawab Rivan.

"Sudah, sudah, sudah dong ributnya, oh ya Kamil dan Fandi kemana mas ?", tanya Titah.

"Tah heueuh leres naon anu Titah ngomong van, Kamil sarta oge Fandi manten ?"

(Nah iya benar apa yang Titah bilang van, Kamil dan juga Fandi mana ?), tanya Fitroh.

"Wau teng mriki kok, loh kok mboten wonten"

(Tadi di sini kok, loh kok gak ada), jawab Rivan.

"Pasti gara-gara mas Rivan tidur deh, ya kan ?", tanya Titah lagi.

"Emm tangtos na.."

(Emm pastinya..), keluh Fitroh.

"Assalamu'alaikum", Kamil dan Fandi memberikan salam pada Titah, Rivan, dan Fitroh.

"Wa'alaikumussalam", Titah, Rivan, dan Fitroh menjawab salam dari Kamil dan Fandi.

"Tuh a, Kamil dan Fandi nya", seru Titah.

"Van baju kamu kenapa kok basah ?", tanya Kamil.

"Di guyur mil..", jawab Rivan lagi.

"Oh di guyur..", seru Kamil.

"Sudah ah.., aku mau pergi ke kamar", kata Rivan.

"Mau ngapain van, molor lagi ya ?", tanya Fitroh lagi.

"Ganti baju a, ganti baju, gak lihat nih baju ku basah..", jawab Rivan.

"Ya sudah sana, nanti kembali ke sini lagi..", kata Fitroh lagi.

"Siap bos..", seru Rivan.

"Assalamu'alaikum", Rivan memberikan salam pada Titah, Kamil, Fitroh, dan Fandi.

"Wa'alaikumussalam", Titah, Kamil, Fitroh, dan Fandi menjawab salam dari Rivan.

"Dan untuk kalian berdua, hadeh..", keluh Fitroh yang melihat Kamil dan Fandi mulai ribut lagi.

"Eh Titah itu milik saya", kata Kamil.

"Enak saja Titah punya gua, bukan punya elu..", sambung Fandi.

"Milik saya", kata Kamil lagi.

"Punya gua..", sambung Fandi lagi.

"Milik saya", kata Kamil lagi.

"Punya gua", sambung Fandi lagi.

"Eeh.., sudah cukup, stop, stop..", keluh Fitroh lagi.

"Titah sini..", kata Fitroh.

"Iya a..", sambung Titah.

"Sekarang terserah kalian berdua deh mau ngapain, tah pergi dari sini yuk, kita sambung pembicaraan kita yang tadi yuk..", kata Fitroh lagi.

"Ya a..", sambung Titah lagi.

"Kamil, Fandi, saya dan Titah duluan ya", kata Fitroh lagi.

"Iya kak..", sambung Fandi.

"Iya a..", sambung Kamil juga.

"Assalamu'alaikum", Fitroh dan Titah memberikan salam pada Kamil dan Fandi.

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan Fandi menjawab salam dari Titah dan Fitroh.